Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN, EVALUASI DAN

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

Dosen pengampu

Ust. Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd

Oleh :

SAIFUL ANWAR NIM. 16112063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak manusia menuntut kemajuan dan kehidupan, maka sejak itu timbul
gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan
melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan
senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi
generasi sejalan dengan tuntunan kemajuan masyarakatnya.

Menurut keyakinan kita, sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga


Adam dan Hawa sebagai unit terkecil dari masyarakat besar umat manusia di muka bumi
ini. Dalam keluarga adam itulah telah dimulai proses pendidikan umat manusia,
meskipun dalam ruang lingkup terbatas sesuai dengan kebutuhan untuk mempertahankan
hidup.1

Manusia sebagai makhluk Tuhan, telah dikaruniai Allah kemampuan-kemampuan


dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah, agar dengan-Nya manusian mampu
mepertahankan hidup serta memajukan kesejahteraannya. Sarana utama yang dibutuhkan
untuk mengembangkan kehidupan manusia tidak lain adalah pendidkan, dalam dimensi
yang setara dengan tingkat daya cipta, daya rasa dan daya karsa masyarakat beserta
anggota-anggotanya.

Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitif), yang berlangsung dalam


zaman dimana manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba
sederhana. Akan tetapi seiring dengan kemajuan zaman dengan tuntutan hidup yang
makin tinggi, pendidikan ditujukan bukan hanya pada pembinaan sederhana, melainkan
kepada pengembangan kemampuan-kemampuan teoritis dan praktis.

Sebagaimana dimaklumi, bahwa agama Islam adalah agama yang dinamis.


Agama yang dinamis tidak bisa dikembangkan dan dilestarikan kecuali dengan cara/alat
yang dinamis pula. Ilmu Pendidikan Islam adalah salah satu cara untuk pengembangan

1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 9

ii
dan pelestarian agama Islam. Oleh karena itu Ilmu Pendidikan Islam sebagai cara/alat
juga harus bersifat dinamis.2 Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terjadi
perpacuan (kompetisi) untuk maju. Itulah salah satu ciri dari masyarakat yang dinamis di
mana pendidikan menjadi tumpuan kemajuan perkembangan hidupnya.3

Hergenhahn, dalam bukunya Theories of Learning menyebutkan, "Belajar


adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari
pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporery body states (keadaan tubuh
temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan."

Dari sini, proses belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Proses belajar ini
terjadi sepanjang hidup manusia; semenjak dari bayi hingga meninggal dunia. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja; ada yang mengajar atau tidak.

Proses pembelajaran formil, seharus mampu mendorong terciptanya masyarakat


belajar (learning society), yang tidak tergantung pada ruang dan waktu; harus mampu
mencetak insan-insan yang mau dan siap belajar di mana pun dan kapan pun.

Untuk mencapai tujuan ini, komponen pendidikan harus dirancang sedemikian


mungkin. Diantara komponen pendidikan yang harus menjadi perhatian para guru dan
lembaga pendidikan adalah strategi, metode dan media pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
a. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam pembelajaran
b. Untuk mengetahui evaluasi apa yang digunakan dalam suatu
pembekajaran
c. Untuk mengetahui pengembangan metode pembelajaran dalam
penididikan Islam

2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm vii

3
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 11

iii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................ii

B. Rumusan Masalah .......................................................iii

C. Daftar Isi ....................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan Islam ..............................................................................1

B. Pendekatan dalam pendidikan Islam ................................................................2

1. Macam-macam Pendekatan dalam Pendidikan Islam ...............................2

C. Metode pembelajaran pendidikan Islam ...........................................................5

1. Metode Ceramah ..........................................................................................5

2. Metode Tanya Jawab ...................................................................................5

3. Metode Demonstrasi .....................................................................................6

4. Metode Karyawisata .....................................................................................6

5. Metode Penugasan ........................................................................................6

6. Metode Pemecahan Masalah .......................................................................7

7. Metode Diskusi ..............................................................................................7

8. Metode Simulasi ............................................................................................8

9. Metode Eksprimen ........................................................................................8

10. Metode Penemuan ........................................................................................8

D. Evaluasi dan pengembangan pendidikan Islam ...............................................9

iv
1. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran ......................................................10

2. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran .............................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan islam

Jika pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang
menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan
tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamb Allah, maka pendidikan berarti
menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha
pendidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi
pertumbuhan manusia.

Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-


masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya maka perlu dirumuskan
pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan Islam.

Sebagai landasan pandangan seorang muslim disebutkan dalam ayat Al-Qur’an;

١٩ ......‫إِ َّن ٱل ِّدينَ ِعن َد ٱهَّلل ِ ٱإۡل ِ ۡس ٰلَ ۗ ُم‬

Artinya; “sesungguhnya Islam itu adalah agama yang benar di sisi Allah”.4

Oleh karena itu, bila manusia berpredikat Muslim, benar-benar menjadi penganut
agama yang baik ia harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap
berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajarannya yang didorong oleh iman sesuai dengan akidah Islamiah.

Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islamiah.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang
dapat memberikan kemampuan sesorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan
cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya. Dengan istilah lain, manusia Muslim yang tel;ah mendapatkan
pendidikan Islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai
yang telah diharapkan oleh cita-cita Islam.

4
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 12
Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan
yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Denagn
demikian jelaslah bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang secara materiil bukan
Islamis, termasuk ruang lingkup pendidikan Islam juga, sekurang-kurangnya menjadi
bagian yang menunjang.5

B. Pendekatan dalam pendidikan Islam

Pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach”, dalam bahasa Iggris


diartikan dengan come near(menghampiri) go to (jalan ke) dan way path (arti jalan)
dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approachadalah cara menghampiri atau
mendatangi sesuatu. HM. Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara
permrosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara
pandang terhadap suatu objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah cara pandang
dalam konteks yang lebih luas.

Lawson dalam konteks belajar, mendefinisikan pendekatan adalah segala cara


atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan keefesienan
dalam peoses pembelajaran materi tertentu. Dalam hal ini seperangkat langkah
operasional yang direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan
memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan, yang urutan
selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam
bentuk teknik penyajian pembelajaran.

1. Macam-macam Pendekatan dalam Pendidikan Islam

Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalm bentuk


metode pendidikan yan glebih luasnya mmencakup pendekatan (approach). Untuk
pendekatan pendidikan islam, dapat berpijak pada firman Allah swt. Sebagai berikut:

1. QS. Al-Baqarah ayat 151

5
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 13

2
‫وا‬VVُ‫ا لَ ْم تَ ُكون‬VV‫ ةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َم‬V‫اب َو ْال ِح ْك َم‬V
َ Vَ‫زَ ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت‬VVُ‫ا َوي‬VVَ‫و َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِن‬VVُ‫وال ِم ْن ُك ْم يَ ْتل‬V ‫ ْلنَا فِي ُك ْم َر ُس‬V ‫ا أَرْ َس‬VV‫َك َم‬
)١٥١( َ‫تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami


kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui”.

2. QS. Al-Imran ayat 104

ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئ‬
)١٠٤( َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”.

Dari kedua firman Alalh tersebut, Jalaluddin Rakhmat (1979:117-119) dan Zainal
Abidin Ahmad (1979:138-140) merumuskan pendekatan pendidikan Islam dalam enam
kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Tilawah (Pengajaran)

Pendekatan ini meliputi membacakan ayat-ayat allah yang bertujuan


memandang fenomena alam seagai ayat-Nya, mempunyai keyakinan bahwa semua
ciftaan Allah memiliki keteraturan yang bersumber dari Rabb Al-Alamin, serte
memandang bahwa segala yang ada tidak diciftakan-Nya secara sia-sia belaka.
Bentuk tilawah mempunyai indikasi Tafakkur (berpikir) dan Tadzakkur (berdikir).

Aplikasinya:

Pembentukan kelompok ilmiah, bimbingan akhli, kompetisi ilmiah dengan


landasan akhlak Islam, dan kegiatan lainnya seperti penelitian, pengkajian, seminar
dan lainnya

2. Pendekatan Tazkiyah (Penyucian)

3
Pendekatan ini meliputi menyuvikan diri denganupaya Amar Ma’ruf nahi
munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk
memelihara kebersihan diri dan lingkungannya, memelihara dan mengembangkan
akhlak yang baik. Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis dan social.

Aplikasinya:

Gerakan kebersihan, kelompok-keloompok usrah, riyadhah keagamaan,


ceramah, tablig, pemeliharaan syiar islam, kepemimpinan terbuka, teladan pendidikan
serta pengembangan kontrol sosial.

3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab

Mengajarkan Al-Qur’an dengan menjelaskan hukum halal dan haram.


Pendekaatan inni bertujuan untuk membaca, memahami dan merenungkan Al-Qur’an
dan As-sunah sebagai keterangannya.

Aplikasinya: Pembelajaran membaca Al-qur’an, diskusi tentang Al-Qur’an


dibawah bimbingan para akhli, memonotoring pengajian islam, kelmpok diskusi dan
lomba kreativis islam.

4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah

Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan ta’lim al-kitab

Aplikasinya: Mengadakan perenungan (reflective thinking), reinovasi, studi


banding antarlembaga pendidikan, antarlembaga pengkajian, antarlembaga penelitian
dan sebagainya.

5. Yu’alim-kum ma lam Takunu Ta’limun

Suatu pendekatan yang mengajarkan suatu hal yang memang benar-benar


asing dan belum diketahui, sehingga pendekatanm ini membawa peserta didik pada
suatu alam pikiran yang bbenar-benar luar biasa. Indikatornya penemuan teknologi
canggih yang membawa manusia ke luar angkasa.

Aplikasinya:

4
Mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu
kehidupan manusia sehari-hari.

6. Pendekatan Islah (Perbaiakan)

Pelepasan beban dan belenggu-belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan


terhadap penderiataan orang lain, sanggup menganalisis kepincangan-kepincangan
yang lemah, dan berupaya menjembatani perbedaaan paham.

Aplikasinya:

Kunjungan ke kelompok dhuafa’ kampanye amal soleh, kebiasaan bersedekah,


dan proyek-proyek sosial serta mengembangkan Badan Amil Zakat Infak dan
Sedekah (BAZIS).

C. Metode pembelajaran pendidikan Islam

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan peserta didik.
Metode ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang serius dari peserta
didik, disajikan secara sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada
peserta didik merespon serta motivasi belajar yang kuat dari peserta didik.

Metode ceramah termasuk yang paling banyak digunakan, karena biayanya


cukup murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyaknya materi yang dapat
disampaikan, adanya kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting,
dan pengaturan kelas dapat dilakukan dengan cara sederhana.

Kekurangan metode ini antara lain: cenderung membuat peserta didik kurang
kreatif, materi yang disampaikan hanya menghandalkan ingatan guru, cenderung
verbalisme dan kurang meransang.

2. Metode Tanya Jawab

5
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan,
yang dikemukakan oleh guru yang harus dijawab oleh siswa. Metode ini banyak
digunakan karena dapat menarik perhatian, merangsang daya pikir, membangun
keberanian, melatih kemampuan berbicara dan berpikir secara teratur, serta sebagai
alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara objektif.

Namun demikian, metode tanya jawab ini sering menimbulkan rasa takut kepada
peserta didik, sulitnya membuat pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik, banyak membuang waktu, tidak tersedianya waktu yang cukup untuk
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau


mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya. Dengan
metode ini pengajaran menjadi semakin jelas, mudah diingat dan dipahami, proses
belajar lebih menarik, mendorong kreativitas peserta didik, dll.

Namun demikian, metode ini memiliki kekurangan antara lain memerlukan


keterampilan khusus guru, keterbatasan peralatan, tempat, waktu, dan biaya yang
terbatas, serta adanya persiapan yang lebih matang dan terencana.

4. Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara penyajian pelajaran, dengan membawa siswa


keluar untuk mempelajari pelbagai sumber belajar yang terdapat di luar kelas. Istilah
lain metode ini dengan study tour.

Metode ini memiliki banyak kelebihan, antara lain menerapkan prinsip


pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran,
menjadikan apa yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan, dapat merangsang
kreatifitas peserta didik, memperluas informasi sebagai bahan pengajaran, serta
mendorong siswa untuk mencari dan mengolah sendiri bahan pengajaran.

5. Metode Penugasan

6
Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Kelebihan
metode ini antara lain sebagai bentuk pengajaran modern, dapat lebih meransang dan
menumbuhkan kreatifitas para peserta didik, mengembangkan kemandirian,
memberikan keyakinan tentang apa yang dipelajari di kelas, membina kebiasaan
siswa untuk selalu mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi, membuat
peserta didik lebih bergairah dalam belajar, membina tanggung jawab dan disiplin
para peserta didik.

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain kesulitan dalam mengontrol para
peserta didik, apalagi yang jumlahnya banyak, pelaksanaan tugas kelompok terkadang
hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja, kesulitan dalam memberikan tugas kepada
pada siswa yang berbeda-beda kemampuannya.

6. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan


menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan,
dan disimpulkan dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh peserta
didik.

Kelebihan motode ini diantaranya, dapat membuat situasi pengajaran di


sekolah menjadi relevan dengan kehidupan, khususnya yang berkaitan dengan dunia
kerja, dapat membiasakan peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil, serta dapat merangsang kemampuan berpikir secara kreatif, dan menyeluruh.

Sedangkan kekurangannya antara lain terkadang masalah yang diajukan topik


pembahasan tidak sesuai dengan tingkat kesulitannya dengan tingkat berpikir para
peserta didik, memerlukan waktu dan sumber belajar yang lebih banyak, serta
ketidaksiapan para peserta didik untuk mengubah kebiasaan belajar dengan cara
mendengarkan menjadi cara belajar dengan berpikir dan memecahkan masalah.

7. Metode Diskusi

7
Metode diskusi adalah salah satu cara penyajian pelajaran dengan cara
menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah yang dapat berbentuk pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

Dilihat dari segi sifat dan bentuknya, metode diskusi ini dapat dibagi menjadi
diskusi kuliah, kelas, kelompok kecil, simposium, diskusi panel, seminar, sarasehan,
lokakarya, dan brainstorming (sumbang saran).

8. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi


tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar, dengan tujuan untuk memperoleh suatu
pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Agar pelaksanaan metode ini dapat berjalan dengan baik, maka perlu
dilakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan persiapan yang meliputi penetapan
topik atau masalah pokok dan tujuannya, peranan yang harus dimainkan oleh masing-
masing siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sedangkan
pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok siswa yang memerankan permainan,
mengikuti dengan penuh perhatian, memberikan bantuan, dorongan, serta diskusi
tentang pelaksanaan simulasi untuk dilakukan perbaikan, laporan, kritik, saran dan
sebagainya untuk kemudian disimpulkan.

9. Metode Eksprimen

Metode eksprimen adalah cara penyajian pelajaran dengan cara menugaskan


siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
tentang sesuatu yang dipelajari. Melalui metode ini, para siswa diberikan kesempatan
untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengamati proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,
keadaan, atau proses sesuatu.

10. Metode Penemuan

8
Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan
siswa dalam proses-proses mental dalam rangka menemukan sesuatu yang diperlukan
untuk pengembangan, penyempurnaan dan perbaikan konsep.

Kelebihan metode ini hampir sama dengan metode diskusi, simulasi dan
lainnya. Namun metode ini juga dapat memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi
guru dan peserta didik, karena telah menemukan sesuatu yang dapat disumbangkan
bagi kepentingan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Sedangkan kelemahannya antara lain adanya kekurangsiapan pada guru dan


peserta didik, peralatan yang terbatas, biaya yang besar, waktu yang panjang, serta
kemampuan teknis lainnya.

D. Evaluasi dan pengembangan pendidikan Islam

Evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang berarti menilai. Istilah nilai atau
value pada mulanya populer dikalangan filosof. Plato yang mula-mula
mengemukakannya. Kata nilai menurut filosof pengertiannya adalah “idea of worth”
selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan menjadi istilah yang baku di dalam
dunia ekonomi kata nilai dapat dipautkan dengan harga. Nilai artinya power in
exchange dan harga atau price artinya give much in exchange.

Evaluasi adalah kata Indonesia dari kata evaluation (Inggris) yang


diterjemahkan menjadi penilaian. Evaluasi pembelajaran mengandung dua makna,
yaitu:(1) measurement, dan (2) evaluation.

Measurement ( pengukuran) merupakan suatu proses untuk memperoleh


gambaran beberapa angka dan tingkatan ciri yang dimiliki individu. Evaluasi
(penilaian) merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh
individu.

Pengukuran menjawab pertanyaan “how much”sedangkan penilaian


menjawab pertanyaan “what value”. Kedua makna tersebut dapat dipahami dari
contoh berikut misalnya dalam mata pekajaran tafsir, kompetensi yang diharapkan
adalah peserta didik mampu menghafal, menterjemah dan menuliskan ayat tertentu

9
dengan 10 indikator. Dari hasil testing yang dilakukan peserta didik tersebut dapat
menjawab 6 pertanyaan (tugas).

Bila peserta didik tersebut dapat menjawab 6 pertanyaan (dapat menyelesaikan


6 tugas) dengan benar, ia diberi skor 6 atau 60. Angak 6 atau 60 ini namanya hasil
pengukuran. Kemudian kemampuan peserta didik tersebut diklasifikasikan dengan
sebutan “sedang” (atau c) atau yang bersangkutan belum dapat diikutsertakan dalam
musabaqah tahfizul Qur’an. Sebuatan “sedang” (atau c) disebut penilaian. Evaluation
(penilaian) salah atu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pendidik akan mengetahui perkembangan
proses dan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian peserta didik.6

1. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai


dasar pelaksanaan penilaian. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif


(menyeluruh). Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik.
b. Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan.
c. Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu
d. untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga
kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau
e. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
f. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan
objektifitas pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis,
budaya, dan berbagai hal yang memberikan konstribusi pada pembelajaran.
Sebab ketidakadilan dalam penilaian dapat menyebabkan menurunnya
motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa dianaktirikan.

6
Ramayulis, metodologi pendidikan agama islam, (jakarta, kalam mulia, 2005), hlm 399

10
g. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan
teratur.
2. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:

a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang


dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program
pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir
tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.
c. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk
kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi
atau kemampuan yang dimiliki peserta didik.
d. Evaluasi Diagnostik, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan
latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang
mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan –kesuliatan tersebut. Evaluasi
jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk
menunjang keefektifan keefesienan dalam peoses pembelajaran materi tertentu.
pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan,
yang urutan selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya
dijabarkan dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.

Beberapa metode pembelajaran pendidikan Islam yaitu,, Meode Ceramah,


Metode Tanya Jawab, Metode Demonstrasi, Metode Karyawisata, Metode Penugasan,
Metode Pemecahan Masalah, Metode Diskusi, Metode Simulasi, Metode Eksprimen,
Metode Penemuan

Terdapat dua definisi evaluasi yaitu, Measurement ( pengukuran) merupakan


suatu proses untuk memperoleh gambaran beberapa angka dan tingkatan ciri yang
dimiliki individu. Evaluasi (penilaian) merupakan suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan pencapaian
tujuan oleh individu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam II Bandung: Pustaka Setia.

Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Bukhari, Umar. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

13

Anda mungkin juga menyukai