Dosen pengampu
Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia menuntut kemajuan dan kehidupan, maka sejak itu timbul
gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan
melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan
senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi
generasi sejalan dengan tuntunan kemajuan masyarakatnya.
1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 9
ii
dan pelestarian agama Islam. Oleh karena itu Ilmu Pendidikan Islam sebagai cara/alat
juga harus bersifat dinamis.2 Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terjadi
perpacuan (kompetisi) untuk maju. Itulah salah satu ciri dari masyarakat yang dinamis di
mana pendidikan menjadi tumpuan kemajuan perkembangan hidupnya.3
Dari sini, proses belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Proses belajar ini
terjadi sepanjang hidup manusia; semenjak dari bayi hingga meninggal dunia. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja; ada yang mengajar atau tidak.
B. Rumusan Masalah
a. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam pembelajaran
b. Untuk mengetahui evaluasi apa yang digunakan dalam suatu
pembekajaran
c. Untuk mengetahui pengembangan metode pembelajaran dalam
penididikan Islam
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm vii
3
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 11
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iv
1. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran ......................................................10
A. Kesimpulan ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan islam
Jika pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang
menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan
tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamb Allah, maka pendidikan berarti
menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha
pendidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi
pertumbuhan manusia.
Artinya; “sesungguhnya Islam itu adalah agama yang benar di sisi Allah”.4
Oleh karena itu, bila manusia berpredikat Muslim, benar-benar menjadi penganut
agama yang baik ia harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap
berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajarannya yang didorong oleh iman sesuai dengan akidah Islamiah.
Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islamiah.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang
dapat memberikan kemampuan sesorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan
cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya. Dengan istilah lain, manusia Muslim yang tel;ah mendapatkan
pendidikan Islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai
yang telah diharapkan oleh cita-cita Islam.
4
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 12
Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan
yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Denagn
demikian jelaslah bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang secara materiil bukan
Islamis, termasuk ruang lingkup pendidikan Islam juga, sekurang-kurangnya menjadi
bagian yang menunjang.5
5
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm 13
2
واVVُا لَ ْم تَ ُكونVV ةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َمVاب َو ْال ِح ْك َمV
َ Vَزَ ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِكتVVُا َويVVَو َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِنVVُوال ِم ْن ُك ْم يَ ْتلV ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسV ا أَرْ َسVVَك َم
)١٥١( َتَ ْعلَ ُمون
ِ َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر
َ ُِوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئ
)١٠٤( َك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”.
Dari kedua firman Alalh tersebut, Jalaluddin Rakhmat (1979:117-119) dan Zainal
Abidin Ahmad (1979:138-140) merumuskan pendekatan pendidikan Islam dalam enam
kategori, yaitu sebagai berikut:
Aplikasinya:
3
Pendekatan ini meliputi menyuvikan diri denganupaya Amar Ma’ruf nahi
munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk
memelihara kebersihan diri dan lingkungannya, memelihara dan mengembangkan
akhlak yang baik. Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis dan social.
Aplikasinya:
Aplikasinya:
4
Mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu
kehidupan manusia sehari-hari.
Aplikasinya:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan peserta didik.
Metode ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang serius dari peserta
didik, disajikan secara sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada
peserta didik merespon serta motivasi belajar yang kuat dari peserta didik.
Kekurangan metode ini antara lain: cenderung membuat peserta didik kurang
kreatif, materi yang disampaikan hanya menghandalkan ingatan guru, cenderung
verbalisme dan kurang meransang.
5
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan,
yang dikemukakan oleh guru yang harus dijawab oleh siswa. Metode ini banyak
digunakan karena dapat menarik perhatian, merangsang daya pikir, membangun
keberanian, melatih kemampuan berbicara dan berpikir secara teratur, serta sebagai
alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara objektif.
Namun demikian, metode tanya jawab ini sering menimbulkan rasa takut kepada
peserta didik, sulitnya membuat pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik, banyak membuang waktu, tidak tersedianya waktu yang cukup untuk
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik.
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Karyawisata
5. Metode Penugasan
6
Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Kelebihan
metode ini antara lain sebagai bentuk pengajaran modern, dapat lebih meransang dan
menumbuhkan kreatifitas para peserta didik, mengembangkan kemandirian,
memberikan keyakinan tentang apa yang dipelajari di kelas, membina kebiasaan
siswa untuk selalu mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi, membuat
peserta didik lebih bergairah dalam belajar, membina tanggung jawab dan disiplin
para peserta didik.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain kesulitan dalam mengontrol para
peserta didik, apalagi yang jumlahnya banyak, pelaksanaan tugas kelompok terkadang
hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja, kesulitan dalam memberikan tugas kepada
pada siswa yang berbeda-beda kemampuannya.
7. Metode Diskusi
7
Metode diskusi adalah salah satu cara penyajian pelajaran dengan cara
menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah yang dapat berbentuk pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Dilihat dari segi sifat dan bentuknya, metode diskusi ini dapat dibagi menjadi
diskusi kuliah, kelas, kelompok kecil, simposium, diskusi panel, seminar, sarasehan,
lokakarya, dan brainstorming (sumbang saran).
8. Metode Simulasi
Agar pelaksanaan metode ini dapat berjalan dengan baik, maka perlu
dilakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan persiapan yang meliputi penetapan
topik atau masalah pokok dan tujuannya, peranan yang harus dimainkan oleh masing-
masing siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sedangkan
pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok siswa yang memerankan permainan,
mengikuti dengan penuh perhatian, memberikan bantuan, dorongan, serta diskusi
tentang pelaksanaan simulasi untuk dilakukan perbaikan, laporan, kritik, saran dan
sebagainya untuk kemudian disimpulkan.
9. Metode Eksprimen
8
Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan
siswa dalam proses-proses mental dalam rangka menemukan sesuatu yang diperlukan
untuk pengembangan, penyempurnaan dan perbaikan konsep.
Kelebihan metode ini hampir sama dengan metode diskusi, simulasi dan
lainnya. Namun metode ini juga dapat memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi
guru dan peserta didik, karena telah menemukan sesuatu yang dapat disumbangkan
bagi kepentingan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang berarti menilai. Istilah nilai atau
value pada mulanya populer dikalangan filosof. Plato yang mula-mula
mengemukakannya. Kata nilai menurut filosof pengertiannya adalah “idea of worth”
selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan menjadi istilah yang baku di dalam
dunia ekonomi kata nilai dapat dipautkan dengan harga. Nilai artinya power in
exchange dan harga atau price artinya give much in exchange.
9
dengan 10 indikator. Dari hasil testing yang dilakukan peserta didik tersebut dapat
menjawab 6 pertanyaan (tugas).
6
Ramayulis, metodologi pendidikan agama islam, (jakarta, kalam mulia, 2005), hlm 399
10
g. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan
teratur.
2. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk
menunjang keefektifan keefesienan dalam peoses pembelajaran materi tertentu.
pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan,
yang urutan selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya
dijabarkan dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
13