(Sutra Intang)
METODE CERAMAH
A. Pengertian
1
B. Prinsip-Prinsip Metode Ceramah
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran Ceramah melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik
memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
Memang benar, strategi pembelajaran Ceramah tidak mungkin dapat mengejar
tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis,
mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan
kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang
harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi Ceramah (Suprihadi Saputro,
2004: 89).
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan
tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan
(informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan
efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh.
Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan
tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan
2
itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran
proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan
(siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin
disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting
untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru
dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
c. Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih
dahulu, kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun
psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala
siswa belum siap untuk menerimanya (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
Dalam hal ini, ada beberapa cara dan strategi guru sehingga siswa siap menerima
pelajaran. Pertama kita ciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga siswa tidak
merasa tertekan dan merasa diwajibkan untuk menghadapi pelajaran; kedua, dalam
memberikan apersepsi, guru menyiapkan materi apersipsi yang menarik dan kontekstual
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar siswa; ketiga, guru meminta siswa untuk
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam bentuk tugas mandiri
yang dapat dikerjakan siswa di rumah dengan mencari informasi dari lingkungan sekitar.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran Ceramah harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada
saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ceramah yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan
penggunaan strategi Ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur
atau menyampaikan materi pelajaran (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
3
C. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik
pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah :
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
1) Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang
menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukanoleh langkah ini.
2) Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan
cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarahpada materi pembelajaran yang
sedan g disampaikan.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi
pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali.
Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswatetap mengingat
materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramahakan berhasil baik, bila
didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab,tugas, latihan dan
lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik
baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah
siswa yang cukup banyak.
4
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbataspada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik
5
siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberikesempatan
untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya,semua itu tidak menjamin
siswa seluruhnya sudah paham.
6
METODE DISKUSI
A. Pengertian
Secara umum, ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas.
Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara
keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai
dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok
memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan
setiap kelompok.
Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar
secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam
pemecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan diskusi
antara lain:
a. Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.
b. Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara
bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator.
7
c. Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan
anak.
d. Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakukan atau
mengeluarkan pendapatnya.
e. Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau
menentang pendapat.
f. Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang masih
belum mengenal tatacara berdiskusi agar mereka dapat secara lancer
mengikutinya.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua persoalan dapat didiskusikan, persoalan
yang layak didiskusikan ialah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Menarik minat sisa yang sesuai dengan tarafnya.
b. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat
dipertahankan kebenarannya.
c. Pada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih
mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan.
C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Langkah Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan khusus.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujua yang ingin
dicapai.
2. Pelaksanaan Diskusi
8
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran
diskusi.
3. Menutup Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi yang diterapakn dalam kegiatan belajar
mengajar :
a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuik dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal.
Kelemahan metode diskusi diantaranya:
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
9
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
d. Dalam kondisi sering terjadi kondisi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
yang tidak terkontrol, akibatnya kadang-kadang ada piahak yang merasa tersinggung
sehingga dapat mengganggu iklim pemblajaran.
10
METODE DEMONSTRASI
A. Pengertian
11
Aspek penting dalam metode demonstrasi:
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk
mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa
sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai
pengalaman yang berharga;
c. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan
didemonstrasikan.
f. Persiapan dan perencanaan yang matang.
g. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapatlepas dari filosofi
yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas
manusia sebagai pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik.
Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta
didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya,
aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil
Allah di muka bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam
kehidupan dunia di muka bumi ini. Untuk dapat memerankannya manusia harus
mengembangkan potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun
profesionalnya. Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan.
12
1) Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, di antaranya :
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
13
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
a. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
b. Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
c. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang
dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
d. Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca
atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil
pengamatannya.
e. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak.
f. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas
waktu proses demonstrasi.
14
METODE TANYA JAWAB
A. Pengertian
15
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode
ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah
anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan
dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar
pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan
yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.
16
yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi
kesempatan pada yang lain.
h. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja.
i. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan
mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap, serta
pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
a. Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup.
b. Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat.
c. Dengarkan baik-baik jawaban anak-anak.
d. Sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak
dan mengarahkannya kembali.
e. Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana.
f. Mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid.
g. Akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan
jawabannya.
h. Angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban.
i. Berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu tertentu.
j. Waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang ”tidak
tepat” dan usahakan untuk meredamnya.
k. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
l. Jagalah agar pertanyaan itu singkat.
17
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya
ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode tanya jawab ini adalah:
a. Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa.
18
METODE SIMULASI
A. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip, atau keterampilan tertentu.
Proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang
harus dipegang oleh fasilitator/guru, yakni sebagai berikut:
1. Penjelasan : Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami
aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan
19
dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut
konsekuensi-konsekuensinya.
2. Mengawasi (refereeing): Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan
dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu guru/fasilitator harus mengawasi
jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.
3. Melatih (coaching) : Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan.
Oleh karena itu guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan
sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang, sama.
4. Diskusi : Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu,
setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain:
kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki
kekurangan simulasi dan sebagainya. (Hamzah B Uno,2007:29)
20
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskan kesimpulan
a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
21
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
A. Pengertian
Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa
murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata =
pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar
mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat
mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa
jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Metode ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas
untuk bersenang-senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar
sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan tahunan.
Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak terbebas
dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan. Namun, terkadang
karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru,
dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Tetapi pelaksanaan karya wisata yang
dilakukan sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata
yang efektif. Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai
pelaku perjalanan wisata (turis).
Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan
karya wisata sebagai media pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi
selama karya wisata. Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang
apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi
22
karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan
tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu
bersenang-senang.
Contoh dari penggunaan metode karya wisata : Mengajak siswa ke gedung
pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam
pelajaran. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karya wisata, guru perlu menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi
pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,
penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan
ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke
obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data
tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang
ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b. Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka
menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai
dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
1) Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
2) Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara,
pengamatan langsung, dokumentasi.
3) Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa
harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah
23
direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
4) Mengurus perizinan.
5) Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
c. Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan
dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu
menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata
tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta
memberi petunjuk bila perlu.
d. Pembuatan Laporan
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan
yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang
diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya
telah disepakati bersama.
24
iklim yang kondusif.
g. Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah
terdapat kesulitan- kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat
ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan
karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
25
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik
di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
g. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
h. Terkadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan
dikunjungi.
26
METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)
A. Pengertian
Pada dasarnya, bermain memiliki dua pengertian yang harus dibedakan. Bermain
menurut pengertian yang pertama dapat bermakna sebagai sebuah aktifitas bermain yang
murni mencari kesenangan tanpa mencari “menangkalah”(play). Sedangkan yang kedua
disebut sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenanga dan
kepuasan, namun ditandai dengan adanya pencarian”menang-kalah” (game). Dengan
demikian, pada dasarnya setiap aktifitas bermain selalu didasarkan pada perolehan
kesenangan dan kepuasan. Sebab, fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan
menyegarkan (refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada di ambang ketegangan.
Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisidan
situasi tertentu. Dalam ilmu manajerial, ketidaksesuaian dalam pengenalan peran
ditunjukkan sebagai "role conflict" (konflik peran) saran yang tidak konsisten, yang
diberikan kepada seseorang oleh dirinya sendiri atau orang lain. Role playing sebagai
suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan diskusi
tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara
singkat sehingga murid-murid bisa mengenali tokohnya.
Bermain peran memiliki empat macam arti, yaitu: (1) sesuatu yang besifat
sandiwara, dimana pemain memainkan peranan tertentu, sesuai dengan lakon yang sudah
27
ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan; (2) sesuatu yang bersifat sosiologis,
atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial; (3) suatu perilaku
tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan
jalan berperilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya diharapkan, dirasakan
dan diinginkan; (4) sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dimana individu
memerankan situasi yang imajinatif.
Prinsip dasar metode pembelajaran bermain peran. Menurut Nur (200), prinsip
dasar dalam pembelajaran bermain sebagai berikut :
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota adalah
tim.
c. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok bermai
28
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing
individu.
Kelebihannya :
a. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan
diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara
keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian,
daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran
para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu
yang tersedia.
29
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah
dipahami orang lain.
Kekurangannya :
a. Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas.
d. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan
penonton/pengamat.
30
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING METHOD)
A. Pengertian
31
a. Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan
lain – lain.
b. Bersifat familiar dengan siswa.
c. Berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
d. Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang
berlaku.
e. Sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajari.
Suatu soal dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat
relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain
mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-
hati dalam menentukan soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi
sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan
merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan
tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal
yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan
intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.
32
dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang
berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek
yang ada di lingkungannya.
2. Menelaah masalah
4. Pembuktian hipotesis
33
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan,
memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.
34
METODE EKSPERIMEN
A. Pengertian
35
Metode eksperimen dilakukan dengan memberikan treatment (perlakuan) yang
berbeda pada setiap grup sampel. Dengan adanya treatment yang berbeda, maka reaksi
yang terjadi akan berbeda. Jadi inti dari metode eksperimen adalah “what if”= apa yang
terjadi apabila dilakukan perubahan pada setiap grup sampe.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat
dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan,
atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan
lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang dikemukakan Ramyulis (2005 :
250) sebagai berikut :
36
6. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen.
7. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan
eksperimen.
8. Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
a. Alat-alat apa yang diperlukan.
b. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.
c. Hal-hal apa yang harus dicatat.
d. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
4. Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak
lanjut) eksperimen contohnya :
a. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
b. Mengadakan tanya jawab tentang proses
c. Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa
37
d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan
percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat
diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.
e. Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara
tertulis
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku.
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
5. Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk
percobaan.
7. Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat
objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
38
9. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya
melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
10. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
3. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam
bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.
5. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam
bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
7. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya.
Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan
memberatkan.
39
METODE PENUGASAN
A. Pengertian
Yang dimaksud dengan metode tugas ( Resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “
cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas
yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di
Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan.
Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas dari pada
pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama
Guru memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan ketiga siswa
mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan.
40
Dengan cara ini diharapkan agar siswa dapat belajar bebas tetapi bertanggung
jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi
kesulitan itu, karena dengan tugas maka siswa memiliki kesempatan untuk saling
membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang siswa agar lebih giat belajar,
memupuk inisiatif bertanggung jawab dan mandiri, memperkaya kegiatan belajar di luar,
memperkuat pemahamanSelain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu
senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan
yang kurang berguna.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran atau meteri terlalu banyak
sementara waktu sedikit dalam kegiatan belajar di kelas. Artinya, banyaknya materi ajar
yang tersedia dengan waktu kurang. Agar materi ajar dapat dimengerti, dipahami oleh
siswa dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini sangat
membantu.
Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan (soal) atau
perintah melakukan pendataan, mencari penyelesaian dalam buku pelajaran. Dapat juga
mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Guru memberikan tugas
kepada siswa madiri atau kelompok dengan waktu yang ditentukan dan disepakati siswa
dan guru harus membahas, menilai hasil tugas madiri atau kelompok. Guru juga memberi
motivasi agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik kemudian guru menghimbau
siswa untuk menyusun hasil tugas baik mandiri atau kelompok. Dengan demikian siswa
dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi lebih paham materi
ajar.
B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan
Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga
metode ini,
a. Kelebihan
1. Siswa dapat lebih memahami sendiri materi ajar sesuai dengan pengetahuan
yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan.
2. Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung jawab
dan melatih mandiri.
41
3. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun
kelompok.
b. Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
1. Siswa sulit dikontrol aktifitasnya dalam mengerjakan tugas, apakah benar
mengerjakan dengan kemampuan dan usahanya atau hanya meniru pekerjaan
temannya
2. Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain
tidak ikut berpartisipasi dengan baik.
3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa. Sering memberikan tugas yang monoton sehingga dapat menimbulkan
kebosanan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/metode-karyawisata.html
http://id.shvoong.com/pengertian-metode-karya-wisata.html
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-problem.html
42
43