Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Metode Ceramah


2.1.1 Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui
penerangan dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik
materi. Dalam ceramahnya guru dapat menggunakan alat bantu/alat peraga seperti
gambar, peta, benda, barang tiruan dan lain-lain. Peran siswa dalam metode
ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan mencatat pokok-pokok
penting yang dikemukakan oleh guru.
Menurut Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran
yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung
dihadapan peserta didik.” Sedangkan menurut Sholeh Hamid dalam bukunnya
Edutaiment mengatakan bahwa “metode ceramah adalah metode yang memang
sudah ada sejak adannya pendidikan.”

2.1.2 Tujuan Metode Ceramah


Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan metode ceramah adalah
menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip-
prinsip) yang banyak serta luas. Menurut Abdul Majid secara spesifik metode
ceramah bertujuan untuk:
1. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu
bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan
tertulis hasil ceramah
2. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang terdapat
dalam isi pelajaran
3. Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan rasa ingin
tahu melalui pemerkayaan belajar
4. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang
5. Sebagi langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan
prosedur-prosedur yang harus ditempuh peserta didik. Alasan guru
menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah


a. Kelebihan metode ceramah:
1. Praktis dari sisi persiapan
2. Efisien dari sisi waktu dan biaya.
3. Dapat menyampaikan materi yang banyak
4. Mendorong guru untuk menguasai materi
5. Lebih mudah mengontrol kelas
6. Peserta didik tidak perlu persiapan
7. Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan.

b. Kelemahan model ceramah


1. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
guru
2. Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
3. Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini,
hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan para peserta
didik hanya duduk diam mendengarkan penjalasan yang telah diberikan oleh
guru.

2.1.4 Langkah-langkah Metode Ceramah


1. Merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas,
2. Mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa,
3. Menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance
organizer),
4. Menyampaikan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan
menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan
memberikan umpan balik (feedback), memberikan rangkuman setiap akhir
pembahasan materi,
5. Merencanakan evaluasi secara terprogram. Metode retitasi adalah metode
pembelajaran yang lebih dikenal dengan istilah pekerjaan rumah, meskipun
sebutan ini tidak seluruhnya benar.

2.2 Metode Ekspositori


2.2.1 Pengertian Metode Ekspositori
Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti memberi penjelasan.
Dalam konteks pembelajran, eksposisi merupakan strategi yang dilakukan guru
untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-fakta, gagasangagasan dan informasi-
informasi penting lainnya kepada para pembelajar. Roy Killen (1998),
menamakan metode ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung
(direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang
telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal
menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk
menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut. Menurut David P. Ausubel
dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6-7),pendekatan ekspositori ini merupakan
cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar
bermakna. Sejalan dengan itu Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan”
metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai kepada siswa”.

Kemudian Suherman, dkk. (2001) menjelaskan metode ekspositori adalah


“metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-
contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya
jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara
cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran
mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung”.
Lebih jauh digambarkan penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan
menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara
jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori
cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau
informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran.

2.2.2 Langkah Pembelajaran dengan Metode Ekspositori


a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah
yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan, di antaranya
adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.

Pada tahan persiapan, memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam
melakukan persiapan, antara lain:
1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
2) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:
1) Penggunaan bahasa.
2) Intonasi suara.
3) Menjaga kontak mata dengan siswa, dan
4) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir
dan kemampuan motorik siswa
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang
telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat
penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa
akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru
akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman
materi pelajaran oleh siswa.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ekspositori


a. Kelebihan pembelajaran ekspositori
1. Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran, dengan demikian
ia dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta didik menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
2. Merupakan strategi pembelajaran yang efektif apaabila materi pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
untuk belajar sangat terbatas.
3. Bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar.
4. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa
bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

b. Kekurangan pembelajaran ekspositori


1. Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa
yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2. Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3. Metode lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-
way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa
akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
5. Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa
akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

2.3 Metode Demonstrasi


2.3.1 Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kata lain dari metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam cara-cara
guru mengajar dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik
dalam bentuk benda asli maupun tiruan sehingga siswa – siswi dapat mengamati
dengan jelas dan pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan
(Sudirman,1991:133).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000).

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi


a. Kelebihan metode demonstrasi
1. Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan pada pelajaran yang sedang
2. diberikan.
3. Kesalahan–kesalahan yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan dapat diatasi
melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya.
4. Konsep yang diterima siswa lebih mendalam sehingga lebih lama dalam
jiwanya.
5. Memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar lebih giat belajar karena
siswa dilibatkan dengan pelajaran.
6. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta
dapat memperoleh kecakapan
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karena ikut serta berperan secara langsung.

b. Kekurangan Metode Demonstrasi


1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya.
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstransi menjadi tidak efektif.

2.3.3 Langkah-langkah Metode Demonstrasi


1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperoleh untuk demonstrasi.
2. Memberikan pengantar demontrasi untuk mempersiapkan siswa mengikuti
demonstrasi yang berisikan pelajaran tentang prosedur dan instruksi keamanan
3. Memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan
tentang prosedur, ilustrasi, dan pertanyaan.
4. Untuk menghindari ketegangan, ciptakanlah suasana-suasana harmonis.

Farozin. M. 2011. Pengembangan Model Bimbingan Klasikal Untuk Meningatkan


Motivasi Belajar Siswa SMP di kabupaten Kulon Progo. Bandung: UPI
Disertasi.
Bany ZU., Sunnati, dan Winda D. 2014. Perbandingan Efektivitas Penyuluhan
Metode Ceramah dan Demonstrasi terhadap Pengetahuan Kesehatan
terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD.
Http://jurnal.unsyiah.ac.id/ CDJ/article/ view/ 10408/ 8188. Diakses pada
23 April 2022
Hanani, S. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori untuk
Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS bagi Peserta Didik. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang.

Anda mungkin juga menyukai