Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
1.      Latar belakang masalah
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dari suatu pembelajaran.
Hal ini merupakan hal  utama yang diperhatikan oleh berbagai pihak dalam
rangka mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
Masalah yang dihadapi dalam kenyataan adalah adanya hasil
pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas III
di SDN Sidomulyo 1, belum mencapai nilai yang maksimal. Hal ini bisa dilihat
dari dari nilai rata-rata ulangan harian yang masih di bawah KKM, yaitu KKM
75, nilai rata-rata yang diperoleh 65.
Masalah ini disebabkan guru dalam menggunakan metode yang kurang
sesuai. Kebiasaan guru hanya menggunakan metode ceramah dan  Tanya jawab.
Kemampuan guru dalam menggunakan metode demonstrasi masih kurang,
sehingga dalam proses pembelajaran terkesan monoton dan kurang menarik.
Di samping penggunakan metode yang kurang sesuai, juga karena alat
peraga yang digunakan masih terbatas. Hal ini bisa dilihat dalam proses
pembelajaran alat peraga yang digunakan seadanya, guru tidak menyiapkan alat
peraga secara matang.
Dengan melihat keadaan seperti ini, otomatis siswa tidak tertarik dalam
mengikuti pelajaran, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran.
Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, ada siswa yang bercanda, ada
yang berlarian ke sana ke mari, ada yang bermain sendiri dan sebagainya.

2.      Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1.      Kemampuan guru dalam menggunakan metode yang sesuai masih kurang

1
2.      Alat  peraga yang digunakan masih terbatas
3.      Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran
4.      Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA rendah

3.      Analisa masalah
Dengan memperhatikan paparan tersebut perlu adanya terobosan baru
untuk mengatasi masalah tersebut. Maka diusulkan agar menerapkan metode
demonstrasi untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Diharapkan dengan penggunaan metode demonstrasi dapat mengatasi masalah
tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan hasil belajar siswa?
2.      Bagaimana menerapkan metode demonstrasi pada mata pelaajaran IPA
untuk meningkatkan aktifitas siswa?

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA  melalui
penerapan metode demonstrasi.
2.      Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran melalui penerapan
metode demonstrasi.

D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      Siswa
a.       Meningkatkan pemahaman siswa

2
b.      Meningkatkan hasil belajar siswa
c.       Siswa lebih termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran
2.      Guru
a.       Memperbaiki tindakan dalam kegiatan pembelajaran
b.      Mengembangkan potensi pembelajaran
3.      Sekolah
a.       Tercipta suasana kelas yang efektif dan menyenangkan
b.      Meningkatkan kualitas pendidikan

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    DESKRIPSI TEORI
1.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a.      Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan
obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Nash dalam bukunya , The
Nature of Sciencies menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Selain itu Nash juga menjelaskan , bahwa cara IPA mengamati
alam ini bersifat analisis, lengkap, cermat dan menghubungkan antara satu
fenomena dengan fenomena yang lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu
perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya (Darmodjo, 1992 : 3).
Menurut Suyoso (1998:23), IPA berasal dari kata sains yang berarti alam.
IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh  melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobyek, bermetode dan berlaku secara universal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-
gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk
kepribadian atau tingkah laku siswa dapat memahami proses IPA dan dapat
dikembangkan di masyarakat.
b.      Perlunya IPA diajarkan di SD
IPA perlu diajarkan di SD karena termasuk dalam kurikulum suatu sekolah
( Samatowa, 2006 : 4 ). Ada beberapaalasan mengapa IPA diajarkan di SD yaitu :
1.         IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar
teknologi sebagai tulang punggung  pembangunan dan pengetahuan.
2.        IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan konsep berpikir
kritis.

4
3.         Apabila IPA diajarkan dengan demonstrasi dan percobaan, maka IPA bukan
pelajaran hafalan, melainkan pelajaran ketrampilan secara menyeluruh
baikfisik maupun psikis.
4.         IPA memiliki nilai-nilai dan potensi pendidikan yang dapat membentuk
kepribadian secara menyeluruh.
           
B.     METODE DEMONSTRASI
1.      Pengertian
Sanjaya (2006), dan Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan
bahwa demonstrasi adalah cara menyajikan pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam
topic bahasan yang harus didemonstrasikan.
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses
menggunakan sesuatu, membandingkan sustu cara dengan cara lain, atau untuk
mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.
2.      Tujuan
Apa tujuan digunakannya metode demonstrasi ? Metode demonstrasi digunakan
dengan tujuan sebagai berikut :
a.       Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
b.      Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
c.       Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara bersama-
sama.
3.      Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi
Kapan guru menggunakan metode demonstrasi ? Guru menggunakan metode
demonstrasi apabila :
a.       Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gambling dan konkrit melalui
penjelasan atau diskusi.

5
b.      Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan
berupa demonstrasi.
c.       Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah
dalam auditif dan motorik, maupun sebaliknya.
d.      Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
e.       Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase
operasional konkrit.
4.      Kekuatan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
a.      Kekuatan Metode demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi adalah :
1)      Pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme.
2)      Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemonstrasikan
itu.
3)       Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
4)      Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri.
5)      Menyajikan materi yang tidak bias disajikan oleh metode lain.
b.      Kelemahan Metode Demonstrasi
Beberapa kelemahan metode demonstrasi adalah :
1)   Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik.
2)    Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang
sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu.
3)     Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
4)    Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang.
5.      Cara Mengatasi Keterbatasan Metode Dmonstrasi
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
a.      Guru harus terampil melakukan demonstrasi.

6
b.      Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan untuk
demonstrasi.
c.      Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin.

C.    AKTIVITAS SISWA
1.      Pengertian Aktivitas
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas
siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah
pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-
tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bias bekerjasama dengan siswa lain,
serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Trinandita (1984) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang
dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa”. Keaktivan siswa
dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru
dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari
siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan
yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
2.      Aktivitas Siswa Bertanya Dalam Pembelajaran
Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga siswa yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik
yang merencanakan, dan ia sendiri yang seharusnya melaksanakan belajar.
Namun realitasnya, siswa masih cenderung pasif dan pembelajaran lebih
berpusat kepada guru. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih terbatas
pada mendengar penjelasan guru, mencatat, kemudian dilanjutkan dengan latihan
soal.

7
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subyek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada :
Nama Sekolah : SDN SIDOMULYO 1
Kelas/Semester : III/I
Jumlah siswa : 35 ( 16 putra dan 19 putri )
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
N Siklus Hari / Tanggal Waktu
O
1 I Kamis, 11 April 09.00-10.10 (2 x 35
2019 menit)
2 II Kamis, 18 April 09.00-10.10 (2 x 35
2019 menit)

B.     Deskripsi Pelaksanaan Perbaikan


Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran ini menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1.      Siklus I
a.    Perencanaan
Setelah melihat kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran di  SDN
Sidomulyo 1 khususnya kelas III, siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, serta rendahnya hasil belajar
siswa, maka penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a)      Mengadakan koordinasi dan kolaborasi dengan Kepala Sekolah, teman
sejawat dan pembimbing untuk menetukan perbaikan.
b)     Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) yang sesuai dengan
materi.
c)     Mempersiapakan sarana, media dan fasilitas yang diperlukan.

8
d)     Memilih metode yang tepat.
e)      Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah dalam
proses pembelajaran.
f)      Mempersiapkan lembar observasi.
b.   Pelaksanaan
        Pada kegiatan pembelajaran ini guru dibantu oleh teman sejawat. Untuk
mengamati jalannya proses belajar mengajar. Adapun pelaksanaannya adalah
sebagai berikut :
1)      Kegiatan awal
a) Guru menanyakan tentang  benda-benda langit.
b) Guru dan siswa menyanyikan lagu “Bintang Kecil”bersama-sama.
2)      Kegiatan inti
a) Guru memberi penjelasan tentang benda-benda langit.
b) Guru mendemonstrasikan tentang benda-benda langit yang meliputi
matahari bersinar dengan menggunakan senter, cahaya bulan yang
berasal dari pantulan sinar matahari dan bintang terlihat kecil karena
letaknya sangat jauh.
c) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok.
d) Setiap kelompok mengerjakan tugasnya masing-masing.
e) Guru dan siswa membahas hasil tugas hasil tugas kelompok.
f) Guru menyimpulkan hasil belajar.
3)      Kegiatan akhir
a) Guru memberikan soal evaluasi
b) Guru dan siswa membahas soal evaluasi.
c) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah.
d) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.
e) Guru bersama-sama siswa menyanyikan lagu ”Matahari terbenam”.
c.    Observasi   
        Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati keaktifan  siswa
di dalam kelas.Pengamat mencatat keaktifan siswa dengan menggunakan lembar

9
observasi terstruktur, pengamat membubuhkan tanda (√) pada lembar observasi
sesuai pengamatannya.
        Dari hasil pengamatan guru selama proses perbaikan pembelajaran Siklus I
ini masih ditemukan masalah-masalah sebagai berikut :
1)      Beberapa siswa  belum semuanya terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
2)      Dalam mengerjakan tugas kelompok tidak semua siswa ikut  secara aktif
mengerjakannya.
3)      Hasil evaluasi menunjukkan belum secara keseluruhan siswa mencapai
standar ketuntasan.
d.   Refleksi
Kegiatan refleksi ini bertolak dari hasil observasi yang dilakukan guru
selama proses pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan perbaikan siklus I tingkat
keaktifan siswa masih kurang yaitu baru 48% dan peningkatan hasil belajar
masih kurang memuaskan yaitu 71,66.
Agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan harapan maka solusi yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
1)      Guru harus lebih banyak mendorong siswa untuk aktif dalam belajar.
2)      Dalam mengerjakan tugas kelompok guru  mengelilingi semua kelompok
dan memotivasi semua anggota kelompok untuk aktif mengerjakan tugasnya.
3)      Guru lebih banyak memotivasi siswa dalam belajar.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka dilakukan perbaikan
pembelajaran siklus II.
2.      Siklus II
a.       Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi tindakan I, maka  diambil langkah-langkah sebagai
berikut :
1)      Mengadakan koordinasi dan kolaborasi dengan Kepala Sekolah, teman
sejawat dan pembimbing untuk menentukan perbaikan.
2)      Menyusun RPP siklus II
3)      Mempersiapkan sarana/media dan fasilitas yang diperlukan.

10
4)      Memilih metode yang tepat.
5)      Membuat skenario pembelajarn yang berisi langkah-langkah dalam proses
pembelajaran.
6)      Mempersiapkan lembar observasi.
b.      Pelaksanaan
Pada siklus II ini guru berusaha menyempurnakan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media yang lebih lengkap
yaitu gambar suasana siang dan malam, serta tiruan atau model bulan, bintang
dan matahari.
1). Kegiatan awal
a) Pada apersepsi guru menanyakan tentang benda-benda langit.
b) Guru dan siswa menyanyikan lagu “Bintang Kecil”.
2). Kegiatan inti
a. Guru  memberi contoh menempelkan model benda langit yang cocok
ditempelkan pada gambar yang sesuai.
b. Beberapa  anak diminta menempelkan model benda langit pada gambar
yang sesuai secara bergiliran.
c. Siswa dibentuk menjadi 7 kelompok setiap kelompok terdiri atas 5 anak.
d. Setiap kelompok diberi tugas untuk menggambar benda langit yang
sesuai dengan perintahnya kemudian mewarnai gambar tersebut.
e. Setiap  kelompok memajangkan hasil tugasnya.
f. Pembahasan hasil kerja tiap kelompok.
g. Guru menyimpulkan hasil belajar, siswa mencatatnya.
3). Kegiatan akhir
a. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.
b. Guru membahas hasil evaluasi bersama siswa.
c. Guru  memotivasi siswa agar rajin belajar.
d. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “ Matahari Terbenam”.

11
c.   Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung guru mengamati keaktifan siswa di
dalam kelas. Pengamat mencatat keaktifan siswa dengan menggunakan lembar
observasi terstruktur, pengamat membubuhkan tanda (√) pada lembar observasi
sesuai pengamatannya.
Dari pengamatan teman sejawat pada siklus II ini keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran telah meningkat dengan baik. Hal tersebut ditandai
dengan besarnya partisipasi dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran
yaitu 78% sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai maksimal.
d.   Refleksi
Berdasarkan hasil observasi bahwa dalam pembelajaran siklus II ini siswa
tampak aktif mengikuti pembelajaran. Motivasi dan hasil belajar siswa pada
siklus II ini telah meningkat dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
82,63 dengan KKM 75. Oleh karena itu tidak diupayakan lagi perbaikan
pembelajaran.

12
BAB IV
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.   Diskripsi Per Siklus


PTK ini dilaksanakan dengan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas :
1.      Perencanaan
2.      Pelaksanaan
3.      Observasi
4.      Refleksi
Siklus I pada bagian perencanaan menghasilkan Rencana Perbaikan
Pembelajaran I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran I guru menjelaskan
tentang benda-benda langit, kemudian memberikan lembar tugas kelompok.
Setelah selesai, dilanjutkan pembahasan hasil kerja kelompok. Lalu guru
menyimpulkan hasil belajar. Pada kegiatan penutup guru memberikan tugas
evaluasi.Setelah selesai, dibahas bersama-sama.
Dari hasil pengamatan pada Siklus I ini pembelajaran masih berpusat
pada guru dan tidak semua siswa tersentuh oleh guru, sehingga siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dilihat dari lembar observasi
keaktifan siswa dari 35 siswa terdapat 7 siswa yang tidak aktif, 12 siswa yang
kurang aktif dan 16 siswa yang aktif. Di samping itu pencapaian nilai evaluasi
juga masih rendah yaitu nilai tertinggi 85, nilai terendah 50, nilai rata-rata 71,66
dengan KKM 75, kenaikan 10% dari nilai awal.
Berdasarkan refleksi maka pembelajaran diperbaiki dengan Rencana
Perbaikan Pembelajaran siklus II. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II ini guru lebih banyak memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran, yaitu dengan menempelkan model benda-benda langit
pada gambar yang sesuai, disamping itu dalam tugas kelompok siswa
menggambar benda-benda langit yang sesuai dengan perintahnya serta
mewarnainyanya. Kemudian siswa memajangkan hasil tugas kelompoknya,

13
dilanjutkan pembahasan. Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal-soal
evaluasi.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II keaktifan dan prestasi
siswa semakin meningkat. Dari 35 siswa terdapat 3 siswa yang tidak aktif, 7
siswa yang kurang aktif dan 25 siswa yang aktif. Dari banyaknya siswa yang
meningkat motivasi belajarnya, hasil evaluasi belajar siswa juga meningkat
dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 75, nilai rata-rata 82,63 dengan KKM 75.
Dengan demikian hasil evaluasi meningkat 27% dari nilai rata-rata awal.
 Dengan melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus II, maka tidak
diupayakan lagi perbaikan pembelajaran.
B.   Pembahasan
Berdasarkan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari awal hingga
pelaksanaan perbaikan pembelajaran Pra siklus dan siklus I telah menunjukkan
adanya peningkatan. Peningkatan data dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh
siswa dalam evaluasi yang dilaksanakan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa
selalu meningkat dari Siklus I dan siklus II. Namun belum semua siswa
memahami materi  dengan baik, terbukti masih ada beberapa anak yang belum
mencapai ketuntasan yang diharapkan.
Pada Siklus I nilai rata-rata yang didapat 71,66 dengan KKM 75.
Sedangkan keaktifan siswa 48%. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan
pembelajaran Siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan. Dari hasil
observasi hal ini karena perhatian guru pada siswa belum menyeluruh dan bagi
siswa yang berprestasi tidak diberi hadiah misalnya pujian.
Hasil refleksi yang dilakukan guru pada siklus II guru berupaya
memperbaiki pembelajaran dengan meningkatkan perhatian dan memotivasi
siswa dengan menyempurnakan metode dan menggunakan media yang lebih
bervariasi. Siswa menempelkan model benda-benda langit pada gambar yang
sesuai. Siswa menggambar dan mewarnai. Dengan demikian siswa termotivasi
untuk belajar. Siswa terlihat lebih berpartisipasi dalam pembelajaran. Hasil
evaluasi pada siklus I cukup memuaskan. Nilai rata-rata yang diperoleh sudah

14
mencapai ketuntasan yaitu 82,63 dengan KKM 75 atau meningkat 27% dari nilai
awal.
Adapun data yang telah diperoleh dari perbaikan pembelajaran untuk IPA
dengan 2 siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Rerata Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA di kelas I SDN
Sidomulyo 1
Nilai Awal Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 65,00 71,66 82,63
Kenaikan - 6,66 17,63
Prosentase - 10% 27%
Penjelasan tabel :
1.      Nilai awal digunakan sebagai patokan pelaksanaan siklus I dan siklus II.
2.      Nilai rata-rata dihitung dari jumlah nilai yang diperoleh siswa dibagi
jumlah siswa.
3.      Kenaikan ditentukan dari nilai rata-rata siklus dikurangi nilai awal.
4.      Prosentase dihitung : kenaikan    x 100%
      Nilai Awal  

Tabel Keaktifan Belajar Siswa  dalam Pembelajaran IPA Kelas I SDN


Sidomulyo 1
Keaktifan Siklus I Siklus II
Tidak Aktif 7 3
Kurang Aktif 12 7
Aktif 16 25
                                                                                            

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

15
A.    Kesimpulan
1. Cara menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
a.       Guru harus menguasai materi pelajaran.
b.      Guru harus menguasai langkah-langkah demonstrasi dalam pembelajaran.
c.       Guru harus dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya.
2. Cara menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan aktifitas siswa
berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
a.       Guru harus memperhatikan semua siswa.
b.      Bagi siswa yang berprestasi diberi hadiah.
c.       Guru harus lebih banyak mendorong siswa untuk aktif dalam belajar.
d.      Menggunakan media yang lebih vareasi.

B.     Saran
Untuk mengoptimalkan hasil belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
guru dalam pembelajaran, antara lain:
1.       Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.
2.        Mengalokasikan waktu dan memanfaatkan waktu dalam pembelajaran
dengan baik, mulai kegiatan awal sampai akhir sesuai proporsi masing-
masing.
3.        Dalam melaksanakan pembelajaran IPA, hendaknya menjadikan metode
demonstrasi sebagai cara dalam penyampaian pembelajaran, sehingga
pembelajaran akan lebih konkrit dan bermakna bagi siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral


Pendidikan Nasional.
Anitah W, Sri dkk (2012). Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Darmodjo, Hendro (1992). Pendidikan IPA. Jakarta : BP2 GSD – Dirjen Dikti.
Samatowa, Usman (2006). Bagaimana Mmbelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit (2019). Penelitian Tindakan Kelas.
Tanggerang Selatan : Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

17
LAMPIRAN - LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai