Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama : Fitriyana Yuliawati


NIM : 857816741
Kelas : PGSD 1B
Mata Kuliah : Pembelajaran PKn untuk SD
Dosen : Muh. Alfian, S.H., M.Hum.

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI?

1. Bagaimanakah Pendekatan Pembelajaran PKn sebagai tujuan Mata


pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Menurut anda,
a. Sudah efisien dan efektifkah Pembelajaran PKn untuk SD?
b. Bagaimanakah jalan keluar (solusi) atas permasalahan
Pembelajaran PKn untuk SD di sekolah anda?
Jelaskan keduanya..
3. Mengapa sikap moral dan tingkah laku anak (khususnya di usia SD) di
Indonesia saat ini lebih banyak melanggar norma atau kaidah, misalnya
norma kesusilaan dan norma kesopanan yang tumbuh dan berkembang
di Indonesia? Sesungguhnya apa yang terjadi di negeri ini?
4. Mengapa proses pendidikan di sekolah juga mempunyai peranan yang
penting di samping pendidikan di keluarga, khususnya untuk tumbuh
kembang anak?

JAWAB :

1. Hakikat PKn di SD adalah memfokuskan pada pembentukan warga negara


yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Hakikat
bidang studi pendidikan kewarganegaraan program pendidikan
berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
prilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu, sebagai calon
guru/pendidik, anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Dengan demikian diharapkan kemerosotan moral yang
mengakibatkan banyak kenakalan remaja yang disebabkan oleh beberapa hal
antara lain kesalahan sistem pengajaran di sekolah yang kurang
menanamkan sistem nilai, transisi kultural, kurangnya perhatian orang tua,
dan kurangnya kepedulian masyarakat pada masalah remaja. Untuk
mengatasi permasalahan peserta didik tersebut perlu dilakukan secara
sistemik dan komprehensif melalui lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan melalui kebijakan pemerintah. Hal ini dapat dapat juga
dikaji dan dilakukan melalui berbagai disiplin ilmu (interdisipliner) yaitu
agama, moral (PKn), olahraga kesehatan, biologi, Psikologi, sosial, hukum,
dan politik. Paling penting adalah pemberian contoh nyata dan konkret oleh
guru kepada peserta didik agar mereka selalu berbuat baik sedemikian rupa
yang telah dicontohkan oleh gurunya di sekolah. Pendidik tidak hanya
memberikan penjelasan dalam teori kepada peserta didik, tidak hanya
dilakukan di kelas melalui penjelasan-penjelasan dari sang pendidik namun
juga diterapkanya atau dicontohkanya ilmu-ilmu pendidikan
kewarganegaraan itu dalam lingkungan masyarakat, dan kehidupan sehari-
hari. Sebagai contoh di sekolah dasar terdapat materi pendidikan
kewarganegaraan tentang perilaku-perilaku baik dalam masyarakat.
2. Menurut saya,
a) Sesungguhnya PKn adalah mata pelajaran yang penting untuk
dipelajari. Pkn sarat dengan nilai-nilai moral yang penting
untuk ditanamkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tak
ada satupun aktivitas kehidupan manusia yang lepas dari aturan nilai
dan moral. Adapun nilai-nilai moral yang ingin ditanamkan dalam mata
pelajaran PKn adalah nilai-nilai moral yang sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945. Nilai-nilai moral tersebut adalah penting ditanamkan untuk
menjadi pedoman berpikir, bersikap dan bertingkah laku. Akan tetapi
minat peserta didik terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ini terlihat kurang diminati bahkan ada yang menggap
sepele mata pelajaran ini. Sepengalaman saya, mata pelajaran PKn ini
sangatlah membosankan dengan cakupan bahasan yang terlalu serius
b) Agar peserta didik tertarik untuk belajar, perlu lah membuat proses
belajar mengajar dengan menggunakan strategi yang menyenangkan.
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasisan isi
pembelajaran, penyampaian pembelajaran , dan pengelolaan kegiatan
belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat
dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Dapat disimpulkan strategi pembelajaran
merupakaan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan cara
meningkatakan daya tarik pembelajaran melalui bahan ajar yang
disajikan ,media pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan
pengalokasian pengajaran yang di organisasikan. Strategi itu dapat
diciptakan melalui :
1. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat memengaruhi
kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi
2. Meningkatkan pemahamaan melalui gamabar poster ikon yang dapat
menampilkan isi pelajaran secara visual
3. Menggunakan poster animasi lucu dan mengandung humor yang
dapat menguatkan dialog internal siswa
4. Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun
dan karikatur yang dapat menghidupakan gagasan abstrak dan
mengikut sertakan pelajar kinestetik
5. Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang
menyenangkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor,
penjelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat
mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada setiap pelajaran.

3. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh negatif dari lingkungan tempat
individu tinggal. Pengaruh negatif dari lingkungan lokalisasi membuat
individu melakukan tindakan yang melanggar norma sosial yang dianut
masyarakat. Bisa jadi karena akibat masuknya sisi negatif dari globalisasi,
yaitu masuknya budaya barat ke Indonesia tidak diimbangi pemahaman
dampak negatif dari globalisasi.
4. Pembentukan karakter anak di mulai dari sejak di rumah sampai disekolah
tentang religious, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, mandiri.
Pembentukan karakter tidak bisa hanya di lakukan di sekolah, peran orang
tua juga sangat berpengaruh, karena di sini peran guru dan orang tua sangat
berpengaruh dan berkesinambungan dalam pembentukan karakter. Anak
sudah di ajarkan untuk mengaji dan disiplin di rumah di sekolah juga di ajari
mengaji, sholat, tanggung jawab dan sebagainya dan bagaimana orang tua
mengerti dan bisa menerapkan apa yang telah di ajarkan di sekolah juga di
ajarkan di rumah. Dalam disiplin di sekolah juga orang tua harus bisa
membantu, agar supaya si anak juga terbiasa untuk disiplin. Dalam
pembentukan karakter anak memang butuh waktu tidaak bisa instan dan di
paksakan, semua harus di lakukan dengan pembiasaan, karena kalau anak
terbiasa melakukan akan menjadikan anak yang berkarakter, juga bisa di
lakukan dengan keteladanan , karena dengan melihat anak akan meniru apa
di lakukan. Sekolah merupakan banteng kedua setelah rumah untuk menjadi
wadah terpenting tumbuh kembang anak. Pembelajaran akan didapatkan
secara kompleks di sekolah dan di rumah peran orang tua menguatkan
pendidikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai