Anda di halaman 1dari 50

PDGK4104 perspektif Pendidikan SD

MODUL 3 Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar


Dan
MODUL 4 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah
Dasar
Dosen Pengampu:
Kelompok 2
Cahya Febianto NIM 856979247
Pipin Arisanti NIM 856979523
Auli Zikrotun NH NIM 856979319
Bagus Hidayatullah NIM 856989334
MODUL 3
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR
KB 1 Perkembangan Pendidikan Sekolah di Era
Orde Baru
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar
di Era Orde Baru
Era orde baru berawal dari pemerintahan orde lama dibawah
kepemimpinan Ir. Soekarno (1945-1965), yang kemudian dilanjutkan
pada pemerintahan sorharto (1967-1998) atau lebih dikenal dengan era
orde baru. Orde baru berakhir pada masa kepemimpinan BH habibie
(21 mei 1998) yang merupakan simbol dari reformasi.
Ada 3 hal penting dalam perkembangan pendidikan sekolah dasar pada era
orde baru yaitu
A. Ketentuan Perundang-undangan terkait
pendidikan SD
Semua ketentuam perundang-undangan berdasar pada pasal 31
UUD 1945 jadi pendidikan nasional merupakan produk sejarah
dalam pemikiran bangsa Indonesia untuk mewujudkan salah
satu tujuan pemerintahan Negara Indonesia seperti yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem
pendidikan nasional sesuai pasal 31 UUD 1945 adalah :
1. Surat keputusan Menteri pendidikan dan pengajaran
nomor 104 tanggal 1 maret 1946 tentang pembentukan
pengajaran penyelidik pengajaran RI dibawah KI Hajar
Dewantara
2. UU NO 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan (PKK)
3. UU No 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan (PKK) yang merupakan
pembelakuan UU no. 4tahun 1950 tentang Dasar-dasar
pendidikan, pengajaran dan kebudayaan (PKK)
diseluruh RI bekas RIS
4. Keputusan Presiden No 145 tahun 1965 tentang perumusan tujuan
pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK
5. Ketetapan MPRS No. XXVII?MPRS?1966 tentang agama,
Pendidikan dan Kebudayaan yang mengganti rumusan tujuan
pendidikan Nasional menurut keputusan presiden No. 145 tahun
1965 tentang perumusan tujuan pendidikan sesuai dengan Manipol-
USDEK
6. UU No.22 tahun 1961 khusus mengatur tentang perguruan tinggi
7. UU No. Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) yang mengatur pendidikan nasional dalam satu
sistemm SISDIKNAS
B. Berbagai Kebijakan Strategis terkait
dan/aatau tentang pendidikan SD
 Kebijakan strategis artinya keputusan manajemen yang bersifat mendasar dan menyeluruh dari
sebuah organisasi, dalam hal ini negara merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan
dan alat-alat untuk memaksa warganya.
 Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupanbermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial,budaya, pertahanan, dan keamanan,
dan agama.
 Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara keseluruhan,
didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara RI diharapkan "...memperoleh
sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca,
menulis, dan behitung, serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga
negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Isi dan Proses Pendidikan SD

Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan
lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keselurahan.
a. Kurikulum dan perangkat pendidikan
Isi pendidikan dasar diterapkan sekurang-kurangnya 13 bidang kajian, yaitu ; Pendidikan
Pancasila,Agama, Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Membaca dan Menulis,
Matematika, Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi, SNSU, KTK, Penjaskes,
Menggambar dan Bahasa Inggris
b. .Pengolahan
Dengan melaksanakan program perluasan dan pemerataan kesempatan belajar yang kita
kenal Wajib Belajar SD, yaitu :
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain dan
komunikasi yang sulit, SD yang terdiri atas dua atau tiga guru untuk melayani
murid pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran kelas rangkap melalui program
satuan bakti guru. daerah terpencil seperti di Kepulauan Riau
2. Daerah dengan penduduk yang padat, daerah perkotaandikembangkan gedung
bertingkat dengan ruang belajar lebih dari 6 ruangan agar dapat menampung murid
lebih dari 300 orang
3. Daerah normal, daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di bawah 1000
orang per kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD dengan enam ruangan
untuk enam kelas. Melalui SD Tradisional ( Konvensional), SD Pamong, Program
Kejar Paket A, SLB, SDLB, Sekolah Terpadu.
MODUL 3
KB 2 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR di ERA
REFORMASIA.

A. Ketentuan Perundang-undangan Terkait Pendidikan SD


Perkembangan Pendididkan nasional pada Era Reformasi tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan pendidikan masa Orde Baru (ORBA). Pada masa ORBA dibingkai
secara komprehensif dalam Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I) 1969/1970 -
1993/1994 dan bagian awal dari PJP II tahun 1994/1995-2018/2019.Perundangan yang
mengatur SISDIKNAS pada Era Reformasiadalah pasal 31 UUD 45 sebelum dan
sesudah diamandemen yangdijelaskan dalam UU No. 2 Tahun 1989UU No. 20 Tahun
2003 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI No. 19Tahun 2005)
Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
B. Berbagai Kebijakan Strategi Terkait Dan Atau Tentang Pendidikan SD Dalam
konteks Pembangunan Pendidikan Nasional.
 Pembangunan Pendidikan Nasional berdasarkan GBHN yang tertuang dalam Tap
MPR No II/MPR/1998. GBHN memeuat tentang kerangka nasional tentang (PJP II)
(1998-2023) sektor pendidikan digariskan sbb:11/48"Terwujudnya masyarakat yang
makin sejahtera lahir batin secara adil dan merata, terselenggaraanya pendidikan
nasional dan pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan meratayang mampu
mewujudkan yang beiman dan bertakwa tentang Tuhan YM,berbudi luhur, sehat,
cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif produktif dan profesioanal; makin mantapnya
budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya peradapan, harkat martabat
manusia Indonesia dan memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa".
 Untuk sektor Pendidikan digariskan sejumlah prinsip pembangunan, (GBHN,1998:
124-128) yang secara singkat dapat dikemukakan bahwa pendidikan nasional:
 Berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasrkan Pancasila dan
UUD 45
 Diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas
sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berakhlak
musia berbudu pekerti luhur,memiliki pengetahuan keahlian dan
ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap dan
mandiri.
 Harus menumbuhakan dan mempertebal rasa cinta tanah air,meningkatnya
semnagat kebagsaa, wawasann keunggulan ,kesetiakawanan sosial dan
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan dan
berorientasi masa depan.
 Perlu ditata dan dikembangkan dimantapkan secara terpadu dan serasi baik
antar berbagai jalur,jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pendikan
atau sektor pembangunan lainya serta antar daerah dengan menggunakan
menejemen yang mutakhir efektif dan efisien..
 Mengutamakan pemerarataan dan peningkatan pendidikan dasar ,kualitas
pendidikan kejuruan, pendidikan profesional serta meningkatkan wajib
belajar sembilan tahun.Memberi kesempatan pada masyarakat seluas-
luasnya berperan setta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional sesuai
dengan perundang-undangan.
 Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan
tuntutan kebutuhan serta perkembangan pembangunan.
 Memperluas dan meningkatkan pendidikan pancasila termasuk P4, PMP,
pendidikan agama dan PKN di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
termasuk prasekolah sampai terbentuk karakter bangsa yang kuat
Semua ketentuan perundang undangan yang menjadi turunan dari UU No 2
Tahun 1989 yang tidak bertentangandengan UU No 20 tahun 2003 masih
berlaku. Pada tahun 2004 di undangkan UU RI No 25 Tahun 2004.yang
mencakup Rencana Pembanguann jangka panjang (RPJP) (20 tahun) dan
menengah (5 tahun). Untuk pelaksanaannya di undangkan Perpres RI No 7
Tahun 2005 tentang (RPJM) .Peningkatan relevansi pendidikan cirinya:
● Meningkatkan proporsi pendidik formal dan non formal yang memiliki
kualifikasi minimum dan sertiikasi sesuai dengan jenjang
kewenanganmengajar
● Meningkatnya kualitas hasil belajar yang diukur dengan meningkatnya
presentasi siswa yang lulus evaluasi hasil belajar.
● Meningkatnya hasil penelitian,pengembangan dan penciptaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi oleh PT dan lembaga Litbang serta
penyebarluasan dan penerapanya pada masyarakat.
Untuk SD sesuai UU No 4 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Rincian prioritas
yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut;
● Penyelenggara Wajar Dikdas 9 tahun termasuk didalamnya SD/MI 6 tahun
● Penyelenggara pendidikan non formal yang bermutu dalam hal ini pendidikan kesetaraan Paket A yang setara
SD,bagi masyarakat yang akses pendidikannya tidak terpenuhi oleh pendidikan
● Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi,
perkembangan global.nasional dan lokal.
● Perkembangan pendidikan kewarganegaraan pendidikan multikultural dan pendidikan budipekerti termasuk
pendidikan kesenian kebbudayaan dan lingkungan hidup.Penyedia pendidik dan tenaga pendidikanSD/MI yang
profesional.
● Penyedia sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
● Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik SD/ML.
● Mengembangkan tehnologi komunikasi dan informasi dalm pendidikan.
● Mengembangkan sistem evalusi.akroditasi dan sertifikasi guru SD/MI.
● Menyempurnakan manejemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan desentralisasipendiddikan.
● Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembnagunan pendidikan.
● Menata sistem pembiayaan pendidikan yang bersifat adil efisien dan efektif ,tranfaran dan akuntabel.termasuk
penerapan pembiayaan pendidikan berbasis jumlah siswa.Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20 % dari APBN
danAPBD. •
● Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun.
Ketentuan perundangan yang merupakan turunan dari UU No 20 tentang Tahun 2003
yang terkait pendidikan Dasar yakni PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP. Sistem
dalam desentralisasi pemeritah di undangkan UU NO 22 tahun 2002 tentang
pemerintah daerah kemudian di ganti UU No 32 Tahun 2004 pemerintah daerah yang
dilengkapi PP No 38 tahun 2007. Yang menjadi kewenagan pemerintah daerah
● Pemerintah daerah Provinsi m3miliki kewenangan atas urusan wajib mengenaipendidikan SD sebagai
berikut:
 Perencanaan strategis
 Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Pemantauan dan evalusi Satuan Pendidikan Dasar bertaraf internasional pembiayaan penjaminan mutu
satuan pendidikan sesuai dengan kewenagannya.
 Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar.
 Pengawasan pendayagunaan bantuan dan sarana dan prasarana pendidikan.
 Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga pendidikan Satuan pendididkanDasar bartaraf internasional.
Sesuai denagn kewenanganya.
 Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan antar kabupaten/kota.
 Peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan hukum pendidik
dan tenaga pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan PNS
pada Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Membantu pelaksanaan ujian nasional.
 Penyedian biaya ujian sekolah sekala provinsi.
 Pelaksana evaluasi pengelola Satuan pendidikan Satuan pendididkan Dasar
bartaraf internasional.pelaksana evalusi pencapaian standar nasional.
 Membantu pemerintah dalam pelaksanaan akriditasi.
 Supervisi dan fasilitasi Satuan pendididkan Dasar bartaraf
internasional.Dalam penjaminan mutu standar internasional.
 Evaluasi pelaksanaan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala
provinsi.
 Pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki kewenangan atas
urusan wajib mengenai pendidikan SD/MI sebagai berikut
 Penetapan kebijakan operasional pendiddikan dikabupaten kota.
 Perencanaan operasioanl pendidikan SD sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan
nasioanl.
 Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tinglat kabupaten.Pengelolaan dan
penyelenggara pendiddikan
 Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendiddikan.
 Penyelengaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidik SD bartaraf internasional.
 Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendidikan berbasis local
keunggulan
 Penyelenggara dan/atau pengelola pendidikan berbasis keunggulan lokal.
 Peremajaan data dalam sistem informasimanejemen pendiddikan nasional untuk tingkat
kabupaten/kota
 Penyediaaan bantuan biaya penyelenggara pendidikan sesuai denagn kewenangannya.
 Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendiddikan sesuai denag kewenagannya
 Koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
 Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum
 Sosialisasi standar isi dan standar kompetensi lulusan.
 Sosialisasi dan implementasi KTSP.
 Pengawasan pelaksanaan KTSP
 Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional.
 Pengawasan terhadap bantuan sarana dan prasarana
 Pengawasan penggunaan buku teks.pendiddikan.Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependiddikan.
 Pengangkatan dana peempatan pendidikan dan tenaga pendidikan PNS.
 Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS.
 Meningkatkan kesejahteraan, pengakuan dan perlindungan hukum pendidik dan tenaga kependidikan.
 Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan dan pemberhentian pendidik dan tenaga
pendidikan PNS.
 Membantu pelaksanaan ujian nasional.
 Koordinasi,fasilitas, monitoring dan evaluasipelaksanaan ujian sekolah pada skala kabupaten.•
 Penyediaan biaya ujian sekolah.
 Melaksanakan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan
 Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional.
 Membantu pemerintahdalam akreditasi sekolah.
 Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional.
 Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu pada skala kabupaten/kota.
C. Mengapa diperlukan Standar Nasional Pendidikan

 Perwujudan desentralisasi pendidikan Nasional memerlukan adanya Standar


Nasional Pendidikan sebagai sarana penjaminan mutu, yang pengembangannya
dan pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan.
(BSNP)
 Mulai dari kurikulum 1946 s/d kurikulum 1994 sarat isi dan hanya menekankan
pengusaan pengetahuan. Agar lebih fleksibel sesuai UU No 20 Tahun 2003,
diperlukan strategi pengembangan kurikulum yang bersifat sistemik atas dasar
kajian komprehensif mengenai kebutuhan kehidupan masyarakat Indones
tututan kehidupan global
 Untuk menghasilkan lulusan yang cerdas dan baik dikembangkan, Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses Pembelajaran,
Standar Tendik, Standar Sarpras. Proses Pembelajaran yang mendidik dan
mencerdaskan menjadituntutan baru.
Pendidikan Era Reformasi menekankan

 Mengembangkan potensi peserta didik dalam bentuk


kemampuanmencari ilmu ( learning to know) misal membaca
pengetahuan,penelitian dll
 Kemampuan untuk mengunakan kemampuan untuk bekerja
(learning to do), misal bekerja secara mandiri menghasilkan
produk.
 Kemampuan untuk hidup harmonis (learning to live)
 Kemampuan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat (learning to
be) termasuk di dalamnya mampu hidup melalui kehidupan itu
sendiri (learning through life), misal jadi petani/pedagang.
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan Nasional

Pada Penjelasan UU Sisdiknas 20/2003, pendidikan nasional mempunyai visi


"terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah."Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dijabarkan
misi pendidikan nasional yaitu:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
4. Meningkatkan kemfesionalan dan akuntabilas lembaga pendidikan
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pedidikan
E. Apakah Esensi dari Sisdiknas

Ada empat prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional yang digariskan


dalam Pasal 4 UU Sisdiknas 20/2003, antara lain:
1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multimakna
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan. dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran
F. Bagaimana Hak dan Kewajiban warga negara, orang tua,
masyarakat dan pemerintah
● UU Sisdiknas 20/2003 (Pasal 6 ayat 2) menegaskan bahwa Setiap warganegara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung
jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaran pendidikan.
● Dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan
pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, dan orang tua dari
anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.
● Pasal 8 dinyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalamperencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
● dandalam Pasal 9 digariskan bahwa masyarakat berkewajiban memberikandukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sementara itu dalam
● Pasal 10 diatur tegas bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi dan dalam
● Pasal 11, pemerintah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap
warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
G. Bagaimana Kelembagaan Sistem
Pendidikan Nasional di Era Reformasi
Menurut pasal 13 bahwa dalam struktur pendidikan
yang bersifat nasional-sistemik tercakup dalam
jalur,jenjang, dan jenis pendidikan. Secara
konstitusional menurut pasal 16 yaitu jalur, jenjang dan
jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
satuan pendidikan yangdiselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintahdaerah, dan/atau masyarakat
JENJANG
PENDIDIKAN JENIS
FORMAL PENNDIDIKAN

JALUR PENDIDIKAN

PEND.
UMUM
DASAR

PEND.
KEJURUAN
PEND. MENENGAH
FORMAL

PEND.
AKADEMIK
NON TINGGI
FORMAL

PROFESI
INFORMAL

VOKASI

Jalur, jenjang, dan jenis KEAGAMAA


N

pendidikam
KHUSUS
H. Isi dan proses pendidikan SD
1. Kerangka Dasar Kurikulum

 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa
kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
 kelompok mata pelajaran agama dan moral;
 kewarganegaraan dan kelompok mata pelajarankepribadian;
 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
 kelompok mata pelajaran estetika;
 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya
 Beragam dan terpadu
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi,
dan seni
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan
 Menyeluruh dan berkesinabungan
 Belajar sepanjang hayat
 Keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

● Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi


pesertadidik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya
● Kurikulum dilaksanakan dengan menjunjung tinggi lima pilar pembelajaran
● Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar
● Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
● Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan antara peserta didik dan
pendidiksaling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
● Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi
danmultimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkanlingkungan sekitar sebagai sumber belajar
● Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
sertakekayaan daerah
● Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri
Struktur Kurikulum SD/MI
● Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri
● Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan "IPA Terpadu"
dan "IPS Terpadu".
● Pembelajaran di Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan subjek.
● Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menam-
bah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan
● Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
● Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-38 minggu.
Dapat dilihat pada modol halm 3.48
MODUL 4 KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH
DASAR
KB 1: Karakteristik Perkembangan Fisik,
Motorik, Emosi, dan Sosial anak.
A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
FISIK Ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak
:
1. Pengaruh Keluarga/Keturunan
2. Gizi
3. Tingkat Sosial Ekonomi
4. Faktor ekonomi
5. Jenis Kelamin
6. Kesehatan
7. Suku bangsa/Ras
B. KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN MOTORIK•

 Motorik merupakan gerakan-


gerakan tubuh yang terkoordinasi
karena adanya kerja sama antara
otot, otak dan saraf.
 Keterampilan motorik akan
berkembang dengan baik bila
dipelajari dan adanya bimbingan.
 Motorik anak ada 2 macam yaitu
motorik halus dan motoric kasar
Semakin bertambah usia anak,
maka semakin sempurna gerakan
motoriknya, seperti gerakan
gerakan berikut :
1. Cara memegang
2. Cara berjalan
3. Cara menendang
C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI
 Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan
menunjang ekspresi emosi yang menyenangkan. Anak akan lebih terbuka,
santai, dan mudah bergaul. Usia Sekolah Dasar merupakan masa
peralihan antara masa anak dan menjelang remaja, sehingga emosi anak
kadang-kadang kurang stabil.
 Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang
sangat berlebihan. Hal tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri
maupun orang lain. Melalui bimbingan tersebut, emosi anak bisa
terkendali.
D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL
 Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku
anak dalam kehidupan sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar
perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia
berkelompok.
 Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan
bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu
kelompok tersebut. Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik,
perlu belajar mengenal, menafsirkan dan melakukan reaksi secara
tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi.
Motivasi berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam
beberapa tahap
● Tahap Pemenuhan Kebutuhan
● Tahap Balas Jasa
● Teman Akrab
Perkembangan sosial anak usia SD merupakan suatu tahapan yang
dapat menentukan kualitas sosial mereka setelah dewasa.
 Guru memegang peran untuk membangun kehidupan sosial
siswanya. Untuk mengetahui hubungan antar siswa dalam satu
kelas, guru dapat mempergunakan teknik sosiometri.
 Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik sosiometri untuk
mengetahui hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik
untuk menggambarkan struktur hubungan yang ada dalam bentuk
sosiogram.
 Adapun kegunaan sosiometri bagi guru atau konselor adalah dengan
sosiometri tersebut dapat di identifikasi siswa mana yang
memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya terhadap
kelompok.
KB.2 KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL, BAHASA,
MORAL DAN SPIRITUAL
ANAK
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
● Perkembangan intelektual disebut juga perkembangan intelegensi
● Pada anak usia SD, perkembangan intektualnya berada dalam tahap
operasional konkret dimana pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
● Pada tahap ini, interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang
tuanya sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya
sudah semakin berkurang.
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
● Anak sudah dapat mengamati, menimbang,mengevaluasi, dan
menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang
egosentris dan lebih objektif
● Pada tahap ini, kemampuan intelektual anakmeliputi:
1. Desentrasi dan Konservasi
2. Seriasi
3. Pemikiran Rasional
4. Inklusi Kelas
PERKEMBANGAN BAHASA
 Tahap-tahap bicara:
a. Menangisb.
b. Berceloteh
c. Holofrased.
d. Mengobrol
 Faktor-faktor yang memacu anak cepat bicara
a. Keluarga
b. Media elektronik
c. Sekolah
PERKEMBANGAN BAHASA
● Tiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan menyatakan atau
mengekspresikan pikirannya dan menangkap pemikiran orang lain
melalui bahasa, sehinggakomunikasi menjadi efektif
● Anak-anak lebih dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain
daripada mengutarakan pikiran dan perasaan merekadengan kata-kata.
● Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara
seperti alat bicara dan pertumbuhan atau perkembangan otak, anak
semakin jelas dalam mengutarakan kemauan, pikiran maupun
perasaannya melalui ucapan atau bahasa
PERKEMBANGAN BAHASA
● Fungsi bahasa antara lain:
a. Untuk mengekspresikan perasaan
b. Merupakan kalimat spontan yang terucap tanpa ada tujuan apapun dan
kepada siapapun
c. Untuk mempengaruhi orang lain
d. Merupakan kalimat atau isyarat yang dapat menyebabkan orang lain
terpengaruh
e. Untuk menyampaikan informasi
f. Merupakan kalimat untuk menyampaikan informasi atau
pemberitahuan kepada orang lain
PERKEMBANGAN MORAL
● Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai dengan
nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau
masyarakat.
● Nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir, melainkan
sesuatu yang diperoleh dari luar.
● Pada mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang berlaku di
rumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya setelah mereka bergaul
dan menyesuaikan dengan dengan norma kelompoknya
PERKEMBANGAN
MORAL

Menurut Piaget:
Anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa
benar salah masih dipahami dengan kaku.
Tetapi pada anak usia 11 tahun, proses
berpikirnya sudah mulai berkembang,
banyak bergaul dengan teman sebayanya dan
adanya pengaruh dari lingkungan, kadang-
kadang mengangggap bahwa berbohong
tidak selalu buruk.
.
PERKEMBANGAN MORAL
Menurut Kohlberg :• Kohlberg menamakan "moralitas anak
baik" untuk tingkat pertama pekembangan moral anak-anak.
Pada tahap ini anak mengikuti semua peratutan yang telah
diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain
dan berharap dapat diterima dalam kelompok..
Sedangkan pada tingkat kedua tingkat perkembangan anak,
ia sebut dengan "morallitas konvensional atau moralitas dari
aturan-aturan". Pada tahap ini anak menyesuaikan diri pada
aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati
bersama oleh kelompok tersebut.
PERKEMBANGAN
MORAL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Moral


a. Lingkungan rumah
b. Lingkungan sekolah
c. Teman sebaya dan aktivitasnya
d. Intelegensi dan jenis kelamin.
TERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai