Anda di halaman 1dari 13

Pengantar Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus

Modul 2
Hakikat Pendidikan Bagi Anak
Bekebutuhan Khusus (ABK)

Kelompok 2 :
• Dini Dianita Fazria
• Elisa
• Reni Susilawati
• Siti Aisyah
2
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan Khusus
di Indonesia

A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan bagi ABK


1. Makna Pelayanan Pendidikan
Pelayanan merupakan suatu jasa yang diberikan oleh seseorang atau suatu Lembaga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelayanan di artikan sebagai :
• Perihal atau cara melayani
• Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang)
• Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual-beli barang atau jasa

Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. Pada tahun 2003 Pemerintah mengeluarkan UU No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN).
3

Dalam Undang – Undang tersebut dikemukakan hal-hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak
dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut :

• BAB 1 (Pasal 1 Ayat 18) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

• BAB II (Pasal 4 Ayat 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM, agama,
kultural, dan kemajemukan bangsa.

• BAB IV (Pasal 5 Ayat 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik emosional, mental, intelektual atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.

• BAB V Bagian 11 Pendidikan Khusus (Pasal 32 Ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial
atau memiliki potensi kecerdasan.
4
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus

a) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli
terapi fisik)
b) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial
(psikolog dan tenaga sosial)
c) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan
beberapa ahli dibidang Pendidikan dan psikolog)

B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak
membutuhkan sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat
mengembangkan potensi mereka.
Akar dari kesadaran ini dapat ditelusuri di Eropa pada tahun 1700-an ketika para
pionir tertentu mulai membuat upaya-upaya terpisah
untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.
5

Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan lembaga-lembaga residensial yang didirikan di Amerika
Serikat untuk mengajar penyandang cacat terbanyak di awal 1800-an. Hal ini membuat Amerika Serikat menjadi
negara yang memimpin negara-negara lain dalam pengembangan pendidikan khusus di seluruh dunia.

o Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang dalam mengolah system maupun
cara bergaul dengan orang lain. Selain itu lembaga pendidikan tidak hanya sebatas untuk system bekal ilmu
pengetahuan, namun juga memberi skill hidup yang diharapkan bermanfaat di masyarakat.

o Lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang normal saja, tapi juga anak-anak
keterbelakangan mental.
6

Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus di Indonesia

Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke UU tersebut menyebutkan pendidikan dan


Indonesia (1596-1942), dimana dengan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus
memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2)
barat, untuk pendidikan bagi anak penyandang cacat dan untuk itu anak-anak tersebut berhak dan
dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga pertama diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun
untuk anak tunanetra, tunagrahita tahun 1927 dan untuk (pasal 8). Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya
tunarungu tahun 1930 yang ketiganya terletak di Kota UU tersebut maka sekolah-sekolah baru yang
Bandung. 7 tahun setelah proklamasi kemerdekaan, khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk
Pemerintah RI mengundang-undangkan tentang untuk anak tunadaksa dan tunalaras yang disebut
pendidikan. dengan
Sekolah Luar Biasa (SLB).
7

Sekolah Luar Biasa (SLB)

Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB
dikelompokkan menjadi:
1.      SLB A untuk anak tunanetra
2.      SLB B untuk anak tunarungu
3.      SLB C untuk anak tunagrahita
4.      SLB D untuk anak tunadaksa
5.      SLB E untuk anak tunalaras
6.      SLB F untuk anak tunaganda
8

Jumlah Sekolah dan Siswa Berkebutuhan Khusus di Indonesia (1993-1994


dan 1998-1999)

Jumlah Sekolah Jumlah Siswa


No Jenis Sekolah
1993-1994 1998-1999 1993-1994 1998-1999

1 SLB Negeri 23 35 2055 2875

2 SLB Swasta 583 811 27930 33974

3 SDLB Negeri 209 218 8385 9135

4 Pend Terpadu Negeri 64 184 246 961

Jumlah 899 1248 38616 46945


9
Kegiatan Belajar 2

Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan


Khusus (ABK)

Pelayanan

Segresi Integrasi Inklusi


10

a) Sistem Pendidikan Segregasi


Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem Pendidikan anak normal.
Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.

b) Sistem Pendidikan Integrasi


o Keuntungan Sistem Integrasi
o Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan
o Dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuan secara optimal Lebih banyak mengenal
kehidupan orang normal

c) Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik
bersama-sama anak lainnya(normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
11

B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


1. Layanan di Sekolah Biasa
2. Sekolah Biasa dengan Guru
Konsultan
3. Sekolah Biasa dengan Guru
Kunjung
4. Model Ruang sumber
5. Model Kelas Khusus
6. Model Sekolah Khusus Siang Hari
7. Model Sekolah dalam Panti
Asuhan/Rumah Sakit
12
C. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan ABK
a) Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan banyak pihak.
b) Anggota team mencakup para pakar sebagai berikut :
1. Guru sekolah biasa
2. Ahli terapi fisik
3. Guru Pendidikan khusus
4. Guru bina wicara
5. Kepala sekolah
6. Pekerja social
7. Pengawas sekolah
8. Guru penjas
9. Orang tua ABK
10. ABK sendiri
11. Psikolog sekolah
12. Dokter dari beberapa spesialis
13. Perawat sekolah
Sekian dan Terima Kasih
Mohon maaf dengan segala kekurangannya

13

Anda mungkin juga menyukai