Oleh
Om Swastyastu,
Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, penulis dapat menyelesaikan ringkasan materi Modul 6 pada mata kuliah Pengantar
disebabkan keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ……….................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan Peulisan …....................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2. Sosial/Emosional
Dampak ini berasal dari ketidakmampuannya dalam menerima dan
melaksanakan norma sosial (seperti aturan keluarga, sekolah serta masyarakat)
dan pandangan masyarakat yang mengganggap anak tunagrahita tidak dapat
berbuat sesuatu. Dalam pergaulan anak tunagrahita tidak dapat mengurus diri,
memelihara, dan memimpin diri. Mereka cenderung bergaul dengan anak yang
lebih muda darinya. Meraka tidak mampu menyatakan rasa bangga dan kagum.
Kepribadiannya kurang dinamis, mudah goyah, kurang menawan, dan tidak
berpandangan luas. Namun, sebenarnya mereka menunjukkan ketekunan dan
rasa empati yang baik asalkan mereka mendapatkan layanan atau perlakukan
dan lingkungan yang kondusif.
3. Fisik/Kesehatan
Kelainan terjadi pada pusat pengolahan di otak, sehingga anak tunagrahita
melihat dan mendengar tetapi tidak memahaminya. Kurangnya kemampuan
bina diri, seperti: merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi,
adaptasi sosial, dan okupasi. Sehingga mereka tidak tampak sehat, tidak segar
dan mudah terserang penyakit.
3. Materi
Lebih mengutamakan materi yang mengandung kecepatan motorik / unsur praktik.
4. Strategi Pembelajaran
Dalam menentukan strategi pembelajaran, harus memperhatikan tujuan pembelajaran,
karakteristik murid dan ketersediaan sumber (fasilitas). Beberapa strategi yang cocok
untuk anak tunagrahita, diantaranya:
a. Strategi pengajaran yang diindividualisasikan
Materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Dalam
pelaksanaannya guru perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Pengelompokan murid disesuaikan dengan minat dan kemampuan belajar
yang memungkinkan dapat berinteraksi dan bekerja sama.
2. Pengaturan lingkungan belajar yang memungkinkan murid melakukan
kegiatan yang beraneka ragam.
3. Mengadakan pusat belajar (learning center), dilakuakn di sudut-sudut ruang
kelas dengan pelajaran yang berbeda dan disediakan bahan yang dapat dipilih
dan bernuansa aplikasi.
b. Strategi kooperatif
Efektif diterapkan pada kelompok murid yang heterogen, Karena semangat
kerjanya adalah yang lebih pandai membantu yang lemah (mengalami kesulitan)
dalam suasana keakraban. Jonshon D.W (1984) menyatakan bahwa guru harus
mampu merancang bahan pelajaran dan peran tiap anak yang adapat menunjang
terciptanya ketergantuang positif antara anak tunagrahita ringan dengan anak
normal.
c. Strategi modifikasi tingkah laku
Tujuannya mengubah, menghilangkan, atau mengurangi tingkah laku yang tidak
baik. Guru harus terampil memilih tingkah laku yang harus dihilangkan dan
ditambahkan teknik reinforcement. (hadiah penguatan)
5. Media
Diperlukan media khusus seperti: media untuk latihan motorik, latihan keseimbangan,
dan latihan konsentrasi dengan ketentuan: (1) bahan tidak berbahaya, (2) warna tidak
mencolok, (3) ukuran harus sesuai.
6. Sarana
Sarana sama dengan anak normal, hanya ukuran, bentuk, dan warna perlu dimodufikasi
sesuai keadaan anak tunagrahita.
7. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung seperti: alat terapi wicara, alat permaianan, miniatur yang
berkaitan dengan pelajaran.
8. Evaluasi
Evaluasi sama dengan anak biasa, dengan ketentuan khusus, diantaranya:
a. Waktu mengadakan evaluasi: dilakukan selama proses belajar. Dilihat juga
bagaimana reaksi anak, sikap anak, kecepatan atau kelambatan setiap anak.
b. Alat evaluasi: alat yang digunakan untuk menilai hasil belajar anak tunagrahita
sama dengan anak normal, hanya berbeda pada urutan dan penggunaan.
c. Kriteria keberhasilan : keberhasilan belajar dibandingkan dengan kemajuan anak itu
sendiri dari waktu ke waktu.
d. Pencatatan hasil evaluasi: berbentuk kuantitatif dan kualitatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Seseorang dikatakan tunagrahita selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi
kecerdasan secara umum berada dibawah usia kronologinya secara meyakinkan sehingga
membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Ketunagrahitaan dapat disebabkan oleh factor
perkelahiran, saat lahir, dan factor yang terjadi selama masa perkembangan anak-anak dan
remaja. Alternative pencegahannya yaitu dengan mengadakan penyuluhan genetic,
pemeriksaan kesehatan terutama pada saat ibi hamil, sanitasi lingkungan, imunisasi,
intervensi dini dan diet sesuai petunjuk ahli kesehatan.
Secara umum dampak anak tunagrahita ditinjau dari segi akademik,
social/emosional, fisik/kesehatan. Tingkat/berat dan ringannya ketunagrahitaan juga
menimbulkan dampak yang spesifik. Anak tunagrahita memiliki kebutuhan khusus seperti
kebutuhan pendidikan, kebutuhan social emosional, hdan kebutuhan fisik dan kesehatan.
Tempat pendidikan anak tunagrahita ialah ditempat khusus terutama bagi anak tunagrahita
yang kelainnya sedang dan berat, sedangkan tunagrahita ringan dspst ditempatkan
disekolah umum.
3.2 SARAN
Dengan adanya modul ini diharapkan semua pihak memiliki pengetahuan tentang
Anak Tunagrahita, Dan bagi para pendidik agar dapat memberikan layanan pendidikan
yang baik dan tepat bagi Anak Tunagrahita.
DAFTAR PUSTAKA