OLEH:
KELOMPOK 2
1. ANDI SAHDAM SAPUTRO_857812579
2. ANNISA YULIUS_857807498
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan
hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan
pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka
yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945
pasal 31 (1). Namun sayangnya sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi
keberagaman, sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar
pada perbedaan agama, etnis, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang
dimiliki oleh siswa. Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah menghambat para siswa untuk
dapat belajar menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat.
Selama itu anak-anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas
pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah
Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok
eksklusifisme bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Tembok eksklusifisme tersebut selama
ini tidak disadari telah menghambat proses saling mengenal antara anak-anak difabel dengan
anak-anak non-difabel. Akibatnya dalam interaksi sosial di masyarakat kelompok difabel
menjadi komunitas yang teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat. Masyarakat menjadi
tidak akrab dengan kehidupan kelompok difabel. Sementara kelompok difabel sendiri merasa
keberadaannya bukan menjadi bagian yang integral dari kehidupan masyarakat di sekitarnya.
2. Rumusan Masalah
1) Apakah makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus?
2) Bagaimanakah sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus?
3) Bagaimanakah pelayanan pendidikan segregasi, integrasi dan inklusi?
4) Bagaimanakah jenis pelayanan pendidikan khusus?
3. Tujuan
1) Menjelaskan makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
2) Menjelaskan sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus.
3) Mengidentifikasi pelayanan pendidikan segregasi, integrasi dan inklusi.
4) Mengidentifikasi jenis pelayanan pendidikan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan para ABK , sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya. Kebutuhan
tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan yang berkaitan dengan emosional-
sosial dan kebutuhan pendidikan.
Dalam pendidikan khusus dikenal tiga bentuk layanan pendidikan yaitu layanan pendidikan
terpisah (segregasi), layanan pendidikan terpadu (integrasi) dan layanan pendidikan terpadu
penuh (inklusi). Ada 7 model atau jenis pelayanan pendidikan yang dapat disediakan bagi ABK
adalah (1) sekolah biasa, (2) sekolah biasa dengan guru konsultan, (3) sekolah biasa dengan guru
kunjung, (4) sekolah biasa dengan ruang sumber, (5) model kelas khusus, (6) model sekolah
khusus dan (7) model panti asuhan/rehabilitasi.