Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS
Peta konsep MODUL 4

NAMA : NENENG KHOSYATILLAH


NIM : 857188847
KELAS : B (BI/SEMESTER 2)
MODUL: 4

PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA


KB: 1 DEFINISI, KLARIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA

Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni (2004) mendifinisikan ketunanetraan sebagai berikut. Orang


tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih
memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa
berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas).
Terdapat sejenis konsesus internasional untuk menggunakan dua jenis definisi sehubungan dengan
kehilangan penglihatan yakni,:
1. Definisi legal (definisi berdasarkan peraturan perundang-undangan)
2. Definisi edukasional (definisi untuk tujuan pendidikan) atau definisi fungsional, yaitu yang difokuskan
pada seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsiannya sehari-hari.
B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN

Sebab-sebab ketunanetraan itu kompleks, bervariasi, dan selalu berubah-ubah. Sebagaimana halnya dengan
kecacatan lainnya, sebab-sebab ketunanetraan dapat bersifat genetic dan/atau berkaitan dengan lingkunga.
Berikut ini adalah beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan ketunanetraan, yang diurut secara
alfabrtis:
1. Albinisme 18. trakhoma
2. Amblyopia 19. tumor
3. Buta warna 20. uveitis
4. Cedera (Trauma) dan radiasi
5. Defisiensi vitamin A- Xerophthalmia
6. Glaukoma
7. Katarak
8. Kelainan mata bawaan
9. Myopia (Penglihatan dekat)
10.Nistagmus
11.Ophthalmia neonatorum
12.Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
13.Retinitis pigmentosa (RP)
14.Retinopati diabetika
15.Retinopathy of prematurity
16.Sobeknya dan lepasmya retina
17.Strabismus
C. PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN
Lembaran fakta WHO nomor 213, “Global Initiative for the Elimination of Avoidable Blindness” (Prakarsa
Global untuk Penghapusan kebutuhan yang dapat dihindari), Februari 1999, menyatakan antara lain
sevagai berikut: Menurut kalkulasi WHO, sekitar 80% kebutuhan sedunia dapat dihindari karena
diakibatkan oleh kondisi-kondisi yang sesungguhnya dapat dicegah atau diobati jika pengetahuan dan
cara penanggulangan yang telah ada diterapkan pada waktunya (misalnya trachoma dan kebutuhan
sungai”); atau sesungguhnya dapat berhasil diobati sehingga penglihatannya dapat pulih (misalnya
cataract).

KB: 2 DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU


A. Proses Pengindraan
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan mengirimkannya ke otak
untuk di proses, disimpan, dan ditindaklanjuti.

B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN

Latihan keterampilan pengindraan terbagi 4 yakni:


1. Indra Pendengaran
2. Indra Peraba
3. Indra Penciuman
4. Sisa indra Penglihatan
C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
Memahami kemampuan orang untuk memvisualisasikan lingkungannya, memanfaatkan persepsi obyek, dan
menggunakan ingatan kinestetik, akan membantu anda lebih memahami bagaimana individu tunanetra
dapat berfungsi dengan baik di dalam lingkungannya. Terbagi 3 jenis yakni:
1. Visualisasi
2. Ingatan kinestetik
3. Persepsi obyek

D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA

Disini akan diberikan ide tentang cara menuntun seorang tunanetra jika anda perlu mendampinginya
untuk berpergian, dan cara mengorientasikan seorang tunanetra pada lingkungan baru ada 2 yakni:
1. Cara menuntun orang tunanetra
2. Cara mengorientasikan

KB: 3 PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING PENDIDIKAN
INKLUSIF
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA TERBAGI 5 YAKNI:
1. Pengembangan konsep
2. Teknik alternative dan alat bantu belajar khusus
3. Keterampilan social/emosional
4. Keterampilan orinetasi dan mobilitas
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua
komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pembelajaran, media,
metode, siswa, guru, lingkungan belajar, dan evaluasi sehingga proses pembelajaran tersebut berjalan
dengan efektif dan efisien.
2. Media pembelajaran merupakan komponen yang tidak dapat dilepaskan dari suatu proses pembelajaran
karena keberhasilan proses pembelajaran tersebut, salah satunya ditentukan oleh penggunaan
komponen ini. Fungsi media dalam pembelajaran, antara lain untuk memperlancar proses pembelajaran
itu sendiri, memperjelas sebuah konsep (termasuk menghindarkan verbalisme), serta membangkitkan
minat dan perhatian terhadap pembelajaran.

C. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada siswa tunanetra, pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan terhadap siswa awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan teknik
pelaksanaan tes. Materi tes atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tunanetra, tidak mengandung
unsur-unsur yang memerlukan persepsi visual. Contoh: anda tidak dapat menanyakan tentang warna kepada
siswa tunanetra karena warna hanya dapat diperbolehkan melalui persepsi visual. Kegiatan evaluasi dapat
dilaksanakan melalui tes lisan, tertulis, dan perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai