Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

EVALUASI PEBELAJARAN DI SD

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


Diah Ayu Erymawati NIM 857805881
Esthi Setyarini NIM 857805907
Feri Kurniawan NIM 857806844

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA


2020
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Kegiatan Penilaian memerlukan
instrumen penilaian dan teknik penilaian. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.
Evaluasi merupakan suatu komponen yang sangat erat berkaitan dengan
komponen-komponen lain dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa evaluasi dan
pembelajaran itu saling membantu. Evaluasi haruslah membantu pembelajaran dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pembelajaran yang baik akan
menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil
penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar
yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan
perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa sebagai
akibat banyaknya kritik terhadap asessmen tradisional yang hanya menggunakan tes
tertulis ( paper and pencil test), karena tes tertulis hanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana. Pada umumnya tes yang
dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran, dilakukan dengan menggunakan
mekanisme skema pembelajaran konvensional. skema dijelaskan bahwa tes dapat dibuat
tanpa memperhatikan proses pembelajaran, orang tersebut mengetahui kompetensi dasar
yang akan dicapai dan menguasai materi dan keterampilan dalam membuat test. Asumsi
yang digunakan dalam model ini adalah proses.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah ini
sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah konsep dasar asesmen alternatif ?
2.      Bagaimana teori belajar yang digunakan dalam asesmen alternatif ?
3.      Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif ?

C. Tujuan
Setelah meihat rumusan diatas, maka kita disuruh untuk:
1.      Mengetahui konsep dasar asesmen alternatif?
2.      Memahami teori belajar yang digunakan dalam asesmen alternatif?
3.      Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan
oleh Kumano (2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the
development of learning”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan
istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar
siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap
tidak dikesampingkan.
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara
kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka Popham (1995)
menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan
merupakan hal yang terpisahkan. Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya
asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal
tersebut, Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep
siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga
tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini
asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga
kemajuan belajarnya.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program
kegiatan belajar.
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang
dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi,
pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki
pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat
pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan
dengan keputusan nilai (value judgement).
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan
dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi
yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan
kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan
peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu
sendiri. Authentic assessment, merupakan yang asesmen yang menunutut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dn keterampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah.
Portofolio assessment, merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu. Achievement assessment, merupakan pengertian terhadap
semua usaha untuk mengukur, mengetahui,dan mendeskripsikan hasil belajar siswa,baik
dilakukan dengan tes tertulis, asesmen kerja, porto folio, dan semua usaha untuk
memperoleh informasi hasil dan kemajuan belajar siswa. Alternatve assessment,
merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis, pada dasarnya
mencakup pada semua asesmen.

B. Teori Belajar dalam Asesmen Alternatif


Asesmen alternatif tidk hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat memberikan informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran. Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan
teori belajar khususnya dari aliran psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang
digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asemen alternatf adalah :
1. Teori fleksibilitasi kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
Teori ini menjelaskan bahwa belajar akan menghasilkan kemepuan secara
spontanlam melakukan retrukrisasi pengetahuan yang telah dimiliki untuk
merespon kenyataan atau situasi yang dihadapi.
2. Teori belajar Bruner (1996) Menurut Bruner
Belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa dengan cara
mengkonstruksikan sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar konsep,
pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki.
3. Generative Learning model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Inti dari generative learning model adalah bahwa otak tidak hanya pasif menerima
informasi tetapi aktif membentuk dan menginterprestasikan informasi sefta menarik
kesimpulan dari informasi – inromasi tersebut.
4. Experiental learning Theory dari C.Rogers (1969)
Teori ini membedakan dua jenis cognitive learning yang berhubungan dengan
pengertahuan dan experiental learning yang behubungan dengan pengalaman
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gradner (1983)
Teori ini mulai diperkenalkan oleh Gardner pada tahun 1983, menurut Gardner
intelegensia didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang yang digunakan
untuk memecahkan masalah atau kemamuan untuk menunjukkan suatu produk
yang dihargai oleh satu atau lebih budaya. Menurut Gradner ada 8 kemampuan
pada setiap individu yaitu:
a. Linguistic intelegrence adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata
secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
b. Logical – mathematic intelegernce adalah kemampuan seseorang dalam
memecahkan masalah, serta mampu menyusun solusi dengan runtut dan logis.
c. Spatial intelegence adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia
visual dan spasial secara akurat dan cermat.
d. Musical intelegence adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati,
membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan musik.
e. Bodily- kinesthetic intelegence adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh
kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.
f. Interpersonal intelligence adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti
maksud motivasi dan perasaan orang lain.
g. Intrapersonal intelligence adalah kemampuan yang berhubungan dengan
kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri.
h. Naturalist intelligence adalah kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi
aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan.
C. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif
1. Keunggulan asesmen alternatif antara lain :
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keteramiplan-keterampilan
yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
b. Menyajikan hasil penelian yang lebih hakiki , langsung, dan lengkap.
c. Meninghkatkan motivasi siswa
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation ( evaluasi diri)
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.
2. Kelemahan Asesmen Alternatif antara lain :
a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsur subjectivitas dalam penskoran
c. Ketetapan pensekoran rendah
d. Tidak dapat untuk kelas dasar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asesmen alternatif digunakan karena banyaknya kekurangan pada sistem asesmen
tradisional yang digunakan pada masa itu. Asesmen tradisional yang hanya menekankan
pada penilaian kognitif dan keterampilan sederhana, sedangkan asesmen alternatif mampu
mencakup penilaian keseluruhan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotor secara mendalam. Dalam asesmen alternatif mengunakan
banyak jenis dan bentuk penilaian antara lain tugas tertulis, lembar pengamatan, lembar
penilaian, asesmen kinerja, asesmen otentik, dan portofolio. Asesmen alternatif memiliki
banyak keuntungan yang dapat diambil dan ketika perencanaan dan pelaksanaannya
mempertimbangkan juga kelemahan maka akan mendapatkan hasil yang maksimal
terhadap penilaian siswa.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan asesmen alternatif ketika digunakan
dalam pembelajaran kepada siswa dalam suatu sekolah yakni :
1. Dalam melaksanakan asesmen alternatif harus memiliki perencanaan yang matang
agar asesmen dapat runtut dan terukur.
2. Pendokumentasian administrasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan
asesmen alternatif.
3. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen alternatif harus mempertimbangkan kondisi
dan keadaan kelas untuk meminimalkan kelemahan yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi 2019. Evaluasi Pembelajaran di SD, Tanggeran Selatan : Universitas


Terbuka

Anda mungkin juga menyukai