Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu

menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama. Bagi sebagian besar pendidik, istilah pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen adalah istilah yang sering digunakan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Menentukan ha sil pembelajaran diupayakan untuk berlaku objektif, adil, dan menyeluruh, Oleh karena itu penggunaan alat ukur yang handal dan terpercaya mutlak untuk dilaksanakan dengan caracara yang tepat. Dalam melakukan evaluasi terdapat subjek dan sasaran evaluasi, dimana subjek evaluasi merupakan orang yang melakukan pekerjaan evaluasi yang ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Sedangkan sasaran evaluasi merupakan segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Semuanya itu sebagai satu kesatuan yang akan menentukan kualitas pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik masing-masing berupaya mensukseskan tugas utama. Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

1|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

PEMBAHASAN A. Pengertian dan Konsep Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen Pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen merupakan istilah-istilah yang sangat akrab dengan han evaluasi. Hal tersebut disebabkan karena adanya tes prestasi belajar seringkali dijadikan sebagai satu-satunya alat untuk menilai hasil belajar. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk memperkenalkan tentang pengertian dan konsep pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen. 1. Konsep Pengukuran (zainul & Noehi, 1971) mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif juga dikemukakan oleh (Gronlund, 1971) yang menyatakan Measurement is limited to quantitative descriptions of pupil behavior Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. 2. Konsep Penilaian Pengertian penilaian ditekankan pada penentuan nilai suatu obyek dikemukakan oleh Nana Sudjana. Ia menyatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik , Sedang, Jelek. Seperti juga halnya yang dikemukakan oleh (Lindeman, 1967)The assignment of one or a set of numbers to each of a set of person or objects according to certain established rules Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian pada hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. 3. Konsep Evaluasi Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran ( (Echols & Hasan, 1983). Menurut (Stufflebeam & dkk,
2|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

1971) mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. (viviane & lansheere, 1984)menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran. 4. Konsep Asesmen Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh (stiggins, 1994) sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh (Kumano, 2001) sebagai The process of collengting data which shows the development of learning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, factor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan. (Gabel, 1992) mengkategorikan asesmen kedalam dua kelompok besar, asesmen tradisional dan asesmen alternative. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benarsalah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong kedalam asesmen alternative (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), pertofolio, observasi, diskusi dan interviu (wawancara). (Wiggins, 1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka (Popham, 1995) menyatakn bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. (Resnick, 1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, (al, 1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap konsep yang telah dicapai , akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh.Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya. B. Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Prinsip Evaluasi Dalam melakukan evaluasi terdapat subjek dan sasaran evaluasi, dimana subjek evaluasi merupakan orang yang melakukan pekerjaan evaluasi yang ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Sedangkan sasaran evaluasi merupakan segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentangsesuatu tersebut. Oleh karena itu untuk melakukan suatu evaluasi maka kita harus mengetahui apa saja tujuan dari evaluasi, baik tujuan secara umum ataupun khusus. Kita juga harus mengetahui fungsi, manfaat serta prinsip evaluasi, agar evaluasi hasil belajar yang akan kita laksanakan bisa berjalan dengan baik dan benar 1. Tujuan Evaluasi Evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
3|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa. mengetahui tingkat keberhasilan PBM (proses belajar mengajar) menentukan tindak lanjut hasil penilaian memberikan pertanggung jawaban (accountability)

2. Fungsi Evaluasi (Zainul & Noehi, fungsi evaluasi, 1971) menyatakan fungsi-fungsi dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi: Remedial Umpan balik Memotivasi dan membimbing anak Perbaikan kurikulum dan program pendidikan Pengembangan ilmu 1. Manfaat Evaluasi Dalam dunia pendidikan kususnya dunia persekolahan, evaluasi mempunyai manfaat di tinjau dari berbagai segi: Manfaatnya Bagi Siswa Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengtahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada dua kemungkinan: Memuaskan

jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, siswa akan mempunyai motifasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat untuk mendapat hasil yang lebih memuskan lagi. Tidak memuaskan

jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu belajar giat namun demikian keadaan sebaliknya akan terjadi. Manfaat Bagi Guru Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa yang belum berhasil menguasai bahan. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang,Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Manfaat Bagi Sekolah Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan dikatahia bagaimana hasil balajar siswasiswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.

4|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

Informasi dari guru tentang tepat tidak nya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang diperoleh siswa. 4. Prinsip Evaluasi Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi, agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya: Dirancang secara jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. patokan : Kurikulum/silabi. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar. Agar hasil penilaian obyektif, gunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut. C. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif. Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masingmasing: Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

D. Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi (Rustaman, 2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penialain proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak pada kepentingan siswa.Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.
5|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh.Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran. Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubungannya lebih pada peserta didik.Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan. Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi organisasi, dll.

6|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

PENUTUP KESIMPULAN 1. perbedaan evaluasi,penilaian dan pengukuran : Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

2. Tujuan Evaluasi Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa. mengetahui tingkat keberhasilan PBM (proses belajar mengajar) menentukan tindak lanjut hasil penilaian memberikan pertanggung jawaban (accountability)

7|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

DAFTAR PUSTAKA
Echols, J. M., & Hasan, S. (1983). pengertian bahasa evaluasi. bandung: alfabeta. Gabel. (1992). pengertian assessment. jakarta: 388-390. Gronlund, N. E. (1971). perbedaan evaluasi,assement dan pengukuran. Jakarta: erlangga. Kumano. (2001). pengertian assessment. jakarta: bumi aksara. Lindeman, R. H. (1967). pengertian penilaian. bandung: alfabeta. Popham. (1995). pengertian assessment. jakarta: bumi aksara. Resnick. ( 1985). pengertian assessment. jakarta: bumi aksara. Rustaman. ( 2003). persamaan dan perbedaan assessment dan evaluasi. bandung : alfabeta. stiggins. (1994). pengertian assessment. jakarta: bumi aksara. Stufflebeam, & dkk. (1971). pengertian evaluasi. bandung : alfabeta. viviane, & lansheere, G. d. (1984). pengertian evaluasi. jakarta: bumi aksara. Wiggins. (1984). pengertian assessment. jakarta: bumi aksara. Zainul, A., & Noehi, N. (1971). fungsi evaluasi. jakarta: erlangga. zainul, a., & Noehi, N. (1971). pengertian pengukuran. jakarta: erlangga.

8|Perbedaan Evaluasi, Asesment dan pengukuran

Anda mungkin juga menyukai