Anda di halaman 1dari 14

Pendekatan Pengelolaan

Kelas
Otoriter dan Intimidasi

Kelompok 2
1. Alipah Chaerani NPM 1810631130019
2. Dinda Aisah Putri Hidayat NPM
1810631130017
3. Gita Dewi Rasari NPM 1810631130012
4. Siti Fitriasari NPM 1810631130050
Pengertian pendekatan dan manajemen
pengeolaan kelas

Kata pendekatan sering disinonimkan dengan kata approach


yang berasal dari bahasa Inggris. Pendekatan sendiri secara
bahasa berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh,
hampir, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan secara
bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan
mendekati. Memang secara bahasa, pendekatan merupakan
proses atau cara perbuatan mendekati.

Tetapi secara istilah, pendekatan bersifat aksiomatis dan


menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan, atau
paradigma terhadap subject matter.Jadi, pada dasarnya dapat
dikatakan bahwa pendekatan merupakan cara pandang
seseorang terhadap suatu subjek.
Dari deskripsi di atas, pendekatan
dalam manajemen kelas dapat
diartikan sebagai cara pandang
seorang guru dalam kegiatan
pengelolaan kelas. Cara pandang
tersebut kemudian menjadi
semacam guideline bagi seorang
guru dalam mengelola kelas.
Pendekatan Intimidasi dalam Manajemen
Pengelolaan Kelas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


intimidasi merupakan tindakan menakut-nakuti
(terutama untuk memaksa orang atau pihak lain
berbuat sesuatu); gertakan;
ancaman.Mengintimidasi merupakan tindakan
menakut-nakuti; menggertak; meng-ancam: alat
negara tidak dibenarkan.
Pendekatan Intimidasi dalam Erwin (2018: 32) disebut dengan
Pendekatan Ancaman.

Menurut pendekatan ini, pengelolaan kelas adalah sebagai


suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik.
Namun, kontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan
cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran,
dan memaksa. Pendekatan ini sebisa mungkin tidak
digunakan oleh guru dalam pengelolaan kelas. Pemberian
ancaman, larangan, ejekan, sindiran, dan paksaan justru akan
membuat peserta didik merasa tidak nyaman karena
terkekang. Hal tersebut dapat berakibat peserta didik tidak
memiliki kreativitas, inovasi, bahkan tidak memiliki keberanian
untuk bereksplorasi mengembangkan rasa ingin tahunya.
Mereka mengikutikegiatan pembelajaran di kelas karena
terpaksa dan merasa takut mendapat hukuman.
Ancaman berasal dari kata ancam, kata kerjanya adalah
ancaman. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengancam
diartikan sebagai menyatakan maksud, niat, rencana untuk
melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan,
menyusahkan, dan mencelakakan pihak lain serta memberikan
pertanda atau peringatan kemungkinan malapetaka atau akibat
yang dapat terjadi. Sementara ancaman berarti perbuatan
mengancam. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pendekatan
ancaman dapat didefinisikan sebagai cara pandang guru bahwa
perbuatan mengancam dapat dijadikan sebagai metode atau
cara untuk menciptakan kelas yang kondusif (Novan. 2014: 107).
Kelebihan pendekatan intimidasi

1. Pendekatan intimidasi berguna dalam


situasi tertentu dengan menggunakan
teguran keras.
2. Perlakuan yang menggunakan pendekatan
ini akan menjadikan siswa tidak
mengulangi perbuatannya lagi (siswa
akan merasa jera) dan sebagai suatu
proses untuk mengontrol tingkah laku
anak didik.
Kelemahan pendekatan
intimidasi
1) Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan
masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-
gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri.
2) Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini
adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya
hubungan antara guru dan peserta didik.
3) Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru,
pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh
atau ramai keseluruhan karena bersifat individu.
Pendekatan Otoriter dalam Manajemen
Pengelolaan Kelas

Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia Otoriter /otoritér
merupakan tindakan berkuasa
sendiri; sewenang-wenang
Pendekatan Otoriter (Authority Approach)
Menurut Weber

Pendekatan otoriter memandang bahwa


pengelolaan kelas adalah kegiatan guru
untuk mengontrol tingkah laku peserta didik.
Dalam hal ini, guru berperan menciptakan
dan memelihara aturan kelas melalui
penerapan disiplin secara ketat. Adanya
sanksi di setiap pelanggaran yang terjadi
merupakan salah satu cara untuk
mendisiplinkan peserta didik. Tata tertib
dalam kelas membuat peserta didik harus
taat dan mematuhinya. Jika melanggar maka
secara otomatis akan mendapatkan sanksi.
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi
yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas

● Menciptakan dan
menegakkan peraturan
● Memberikan perintah,
pengarahan, dan pesan
● Menggunakan teguran
ramah
● Menggunakan
pengendalian dengan
mendekati
● Menggunakan pemisahan
dan pengucilan
Kelebihan pendekatan otoriter

● Terciptanya suatu disiplin tinggi dalam bentuk


peraturan atau norma-norma yang harus ditaati
sehingga terciptanya suatu ketertiban di kelas.
● Pemeliharaan tata tertib dan menjaga atau
mengawasi peraturan-peraturan didalam kelas
dipatuhi oleh siswa.
● Siswa harus mematuhi dan mengikuti peraturan-
peraturan kelas yang telah ditetapkan baik oleh
sekolah maupun oleh kelas.
Kelemahan pendekatan
otoriter

 Umumnya guru yang menganut


pendekatan otoriter menganggap apa
yang ia katakan atau ajarkan adalah
benar.
 Siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengemukakan dan mengembangkan
ide atau buah pikirannya.
 Siswa dikekang didalam
mengembangkan sifat dan potensi
kreatif, kritis, dinamis dan potensi yang
tersedia didalam diri siswa.
Kesimpulan

Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha guru untuk


menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
kondusif agar tercapai kondisi yang optimal sesuai
dengan yang diharapkan dan mengendalikannya apabila
terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dengan kata lain
pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas
untuk kepentingan pembelajaran. Adapun pendekatan
dalam pengelolaan kelas agar pembelajaran menjadi
efektif meliputi: pendekatan kekuasaan, pendekatan
ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep,
pendekatan pembelajaran, pendekatan perubahan
tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan
sosial, pendekatan proses kelompok dan pendekatan
elektis atau pluralistik.

Anda mungkin juga menyukai