Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLEMENTASI MASA BAYI DENGAN PERKEMBANAGAN


PESERTA DIDIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


“Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD”
Dosen Pembimbing: Dr. Istikomah, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 8


Rizki Magfirotul Ummah NIM: PM.02.221.1176
Galuh Sugesti NIM : PM.02.221.1103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


(PGMI)

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami nikmat iman, Islam, sehat dan lain sebagainya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman Jahiliyah yang penuh dengan
kegelapan ilmu.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu untuk memenuhi tugas mata
kuliah psikologi perkembangan anak usia mi/sd tentang implementasi masa bayi
dengan perkembangan peserta didik, yang diampu oleh ibu Dr. Istikomah, M.Pd.
Semoga dengan tugas makalah ini dapat membuka wawasan tentang arti
tangisan bayi ditinjau dari 3 sudut pandang, perkembangan fisik,bahasa dan emosi
pada masa bayi serta fungsi psikologi oleh karena itu Segala kritik dan saran yang
positif kami harapkan dari pembaca makalah ini.
Akhir kata terimakasih atas perhatiannya dan kami mohon maaf apabila
terdapat salah kata selama dalam penulisan makalah .

Rimbo Bujang, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... I

KATA PENGANTAR............................................................................. II

DAFTAR ISI........................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

3. Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Tangisan Bayi Ditinjau dari 3 Sudut Pandang............................... 3

2. Perkembangan Fisik, Bahasa dan Emosi Pada Masa Bayi............ 4

3. Fungsi Psikologis Kebiasaan Tidur,Makan dan Buang Air Kecil. 8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................... 10

2. Saran.............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu hal yang penuh
teka-teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagai makhluk yag perilaku
umumnya tampak tidak terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak
nyaman dan tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu
membuat orang bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan
apakah dengan terdiamnya serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17
jam per hari bayi juga bias melihat, mendengar dan merasakan  rangsangan
dari sekitarnya.
Sang ibu biasanya memliki permasalahan komunikasi degan bayinya. Ibu
ingin  memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita
tidak tau apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan membahas
mengenai bagaimana sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan bayi
tersebut. Sehingga kita dapat memahami bagaimana dunia sang bayi tersebut
dimana hal tersebut akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi
secara optimal.
Istilah bayi ditafsirkan sebagai individu yang tidak berdaya, maka
semakin umum orang menamakan masa bayi selama 2 tahun itu sebagai anak
kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil
menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri.1
Pada masa bayi baru lahir, mereka harus melakukan macam
penyesuaian diri agar tetap hidup, yaitu: penyesuaian diri terhadap suhu udara,
menghisap dan menelan makanan/ air susu, bernafas, dan membuang kotoran.
Maka dari itu kami akan menjelaskan beberapa tentang bayi mulai dari
tangisan perkembangan fisik,bahasa,emosi dan kebiasaan tidur, makan dan
buang air kecil pada masa bayi.

1
Yudric, jahja, psikologi perkembangan, (jakarta: kencana,2011), hal.169

1
2

2. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah Tangisan Bayi Ditinjau dari 3 Sudut Pandang ?
2. Bagaimana Perkembangan Fisik, Bahasa dan Emosi Pada Masa Bayi ?
3. Bagaimana Fungsi Psikologis kebiasaan tidur, makan dan buang air kecil ?

3. Tujuan Penulisan.
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk menjawab semua
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah di atas, selain itu juga untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang bayi mulai dari
tangisan perkembangan fisik,bahasa,emosi dan kebiasaan tidur, makan dan
buang air kecil.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tangisan Bayi Ditinjau dari 3 Sudut Pandang.


1. Meninjau dari Segi Psikologis.
Menurut Sigmund Freud berpendapat bahwa tangis pertama itu
merupakan pernyataan adanya keinginan untuk kembali ke alam
sebelumnya (rahim ibu). Jadi ada keinginan untuk ”regresi” menurut si bayi
dalam kandungan ibu itu serba enak, nyaman, bayi tidak pernah merasa
dingin sebab suhu terakomodasi oleh suhu badan ibu, bayi tidak perlu
mengunyah makanan, dan lain-lain.
Maka setelah ia lahir ke dunia, mengalami perbedaan situasi, iklim dan
cuaca yang jauh berbeda, bayi mulai merasa kedinginan atau terlalu panas,
terlalu bising, tidak nyaman lagi. Akibattnya sang bayi protes ingin kembali
ke dunia sebelumnya.
Menurut O. Rank Sebagai pengikut setia Freud dalam bukunya Des
Tranmander Gaburt mengemukakan bahwa kelahiran itu merupakan
trauma, merupakan penghayatan yang dramatis. Sehingga tangisan atau
jeritan pertama bayi menunjukkan adanya kecemasan yang dialami, karena
anak telah terlempar dari tempat yang terlindung ke dalam tempat yang
tidak terlindung sama sekali. Bagi anak, kecemasan pertama ini paling hebat
dan sangat berarti dibanding kecemasan-kecemasan berikutnya. 
Menurut Sis Heyster psikolog belanda mengungkapkan bahwa tangis
bayi yang pertama itu sebagai tanda adanya kesadaran jiwa pada seorang
anak, yang dimulai sejak lahir. Dengan adanya kesadaran itu, maka fungsi-
fungsi kejiwaannya telah mulai bekerja sebagaimana mestinya.2
2. Meninjau dari Segi Filsafat.
Ilmuwan Jerman ini meninjau dari segi filsafat, bahwa tangis pertama
bayi adalah merupakan tanda protes kejiwaan terhadap belenggu
kejasmanian yang akan dideritanya di dunia. Selanjutnya ia mengatakan

2
Yudric, jahja, psikologi perkembangan, (jakarta: kencana,2011), hal.169-171.

3
4

bahwa jiwa manusia itu lebih bernilai daripada jasmaninya atau materi pada
umumnya. Oleh karena itu bayi diprotes akan gejala pengkaitan dirinya
dengan materi yang dianggap membelenggunya.
3. Meninjau dari Segi biologis.
Bahwa tangis pertama bayi merupakan pertanda mulai berfungsinya
jantung, paru-paru, dan organ-organ tubuh lainnya. Hal ini menunjukkan
adanya tanda kehiduapan seseorang, maka jika bayi lahir tidak menangis,
perlu cepat-cepat diusahakan penanggulangan antara lain dengan
memasukkan oksigen ke dalam paru-paru sebagai pancingan pernafasan,
atau cara tradisional dengan dipukul pelan-pelan agar organ tubuh bergerak,
serta cara-cara medis lainnya. Jika gagal penanggulangan tersebut berarrti
bayi telah meninggal dunia.

2. Perkembangan Fisik, Bahasa dan Emosi Pada Masa Bayi.


1. Perkembangan fisik.
Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada
peningkatan tinggi; selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Perkembangan fisik meliputi:3
a. Berat
Pada usia 4 bulan, berat bayi bertambah dua kali lipat. Pada usia satu
tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat pada waktu lahir. Peningkatan
bert tubuh selama bayi disebabkan karena peningkatan jaringan lemak.
b. Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23-24 inci. Pada usia satu
tahun, antara 28-30 inci. Pada usia dua tahun, antara 32-34 inci.
c. Proporsi fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur-angsur
menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping.

3
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Teras, 2008, hal. 106
5

d. Tulang.
Jumlah tulang meningkat pada masa bayi. Pengerasan tulang dimulai
pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun-
ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada
usia 18 bulan, dan pada hamper semua bayi telah tertutup pada usia 2
tahun.
e. Otot dan Lemak Urat otot berkembang lambat selama masa bayi.
Sebaliknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya
kadar lemak di dalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi
bayi.
f. Bangun Tubuh
Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik, yang
cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bulat dan
gemuk, dan mesomorfik, yang cenderung berat, keras, dan empat persegi
panjang.
g. Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu
tahun dan enambelas pada usia dua tahun. Empat gigi susu yang terakhir
biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
h. Susunan Syaraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi.
Pertambahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun.
i. Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk
memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel
kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat
warna. Pendengaran, penciuman, dan pengecapan terus berkembang pada
masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena
tekstur kulit mereka yang tipis dank arena semua organ perasa yang
6

berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit, dan suhu berkembang


dengan baik.
2. Perkembangan bahasa.
Semua manusia yang normal dapat menguasai bahasa, sebab sejak
lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari
bahasa dengan sendirinya.hal ini terlihat bahwa manusia tidak memerlukan
banyak usaha untuk mampu berbicara.
kemampuan dan kesiapan belajar bahasa manusia ini segera
mengalami perkembangan setelah kelahirannya. bahkan menurut
Havighurst (1984), kemampuan menguasai bahasa dalam arti belajar
membuat suara-suara yang berarti berhubungan dengan orang lain melalui
penggunaan suara-suara itu.4
perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi serta perubahan bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain. sebagimana telah dijelaskan diatas, masa bayi adalah
masa dimana anak-anak mulai berjalan, berpikir, berbicara dan merasakan
sesuatu. Dalam pola belajar berbicara biasanya terdapat bentuk prabicara,
yaitu:
a. Menangis, Tangisan bayi neonatal berangsur-angsur berbeda sehingga
pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis
bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang
mengiringinya.
2. Berceloteh, Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai
puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah
menjadi bicara yang benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat
masa bayi berakhir
3. Isyarat, Bayi menggunakan isyarat sebagai pengganti bicara dengan
maksud untuk menyampaikan gagasannya.
3. Perkembangan emosi.

4
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Teras, 2008, hlm. 108
7

Ada dua ciri khusus dari emosi masa bayi. Pertama, emosi bayi sangat
berbeda dengan remaja dan orang dewasa. Misalnya, disertai oleh reaksi
perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya,
terutama dalam hal marah dan takut. Kedua, emosi lebih mudah dibiasakan
pada masa bayi dibandingkan pada periode lain karena terbatasnya
kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi
terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi
emosianal. Misalnya, bayi tidak mau masuk ke kamar dokter kalau pada
kunjungan terakhir ia disuntik.5
Perbedaan-perbedaan dalam reaksi emosi mulai tampak dalam masa
bayi dan dipengaruhi oleh sejumlah factor, terutama kondisi fisik dan
mental dari bayi pada saat munculnya rangsangan dan berhasil tidaknya
reaksi yang pernah diberikan sebelumnya dalam memenuhi kebutuhannya.
Contoh: Kalau diwaktu lalu, bayi dihukum karena merobek
sesuatu, ia akan memuaskan rasa ingin tahunya dengan pendekatan tanpa
tangan, hanya melihat benda dan menyentuhnya.
Beberapa bayi lebih banyak emosi senang dari pada tidak senang,
bergantung terutama pada kondisi fisik dan lingkungan. Bayi yang
mengalami banyak emosi senang meletakan dasar-dasar untuk penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial yang baik dan untuk pola-pola perilaku yang
akan menimbulkan kebahagiaan.
Pola emosional yang lazim pada masa bayi, yaitu:
a. Kemarahan, Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah
campur tangan terhadap gerakan mencoba-cobanya, menghalangi
keinginannya, tidak mengijinkannya mengerti sendiri, dan tidak
memperkenankannya melakukan apa yang ia inginkan. Tanggapan
marah lazimnya dengan menjerit, meronta-ronta, menendang kaki,
mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada
di dekatnya.

5
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm. 115-116
8

b. Ketakutan, Perangsang yang membangkitkan ketakutan bayi


kemungkinan besar adalah suara keras, ruang gelap, tempat tinggi dan
binatang. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya
menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek,
menangis, dan menahan nafas.
c. Rasa ingin tahu, Bila rasa takut berkurang, akan diganti oleh rasa ingin
tahu. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya melalui ekspresi
wajah, menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan
lidah. Apabila ada barang baru di hadapannya, bayi akan menangkap
barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut dengan cara
memegang, membolak-balik, melempar, atau memasukan ke mulutnya.
d. Kegembiraan, Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada
bulan kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya
bercanda, menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya. Mereka
mengungkapkan rasa senang dengan tersenyum, tertawa, dan
menggerakan lengan serta kakinya. Bila rasa senang sangat besar, bayi
berdekut atau bahkan berteriak dengan gembira, dan semua gerakan
tubuh menjadi makin intensif.
e. Afeksi, Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan
jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang
untuk afeksi mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk,
menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai.

3. Fungsi Psikologis Kebiasaan Pola Tidur, Makan dan Buang Air.


Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis fundamental
untuk makan, tidur, buang air.
1. Pola tidur.
Selama tahun pertama bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari
8,5 jam pada minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama
dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut.
2. Pola makan.
9

Sejak kelahiran hingga usia 4 atau 5 bulan, semua pola makan adalah
dalam bentuk mengisap dan menelan. Oleh karena itu, makanan haruslah
dalam bentuk cair. Mengunyah umumnya barulah muncul dalam pola
perkembangan sebulan sesudah menggigit.
3. Pola buang air.
Pengendalian (control) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam
bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan
16 bulan.6

6
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Teras, 2008, hal 108-109
10

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam proses kelahiran bayi, umumnya yang menjadi permasalahan
adalah tentang gerakan si bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah
bayi tersebut bersifat aktif (siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung
dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk
lahir, bukan dilahirkan. Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi di
dalam rahim itu menentukan cara dan tipe kelahiran bayi tersebut.
Pada dasarnya dalam keadaan pertumbuhan yang biasa, pikiran
berkembang secara berangsur-angsur, sampai anak mencapai umur delapan
sampai dengan 12 tahun, ingatannya menjadi kuat sekali biasanya mereka suka
menghafal banyak-banyak. Anak mengalami masa belajar. Pada masa belajar
ini anak menambah pengetahuannya, menambah kemampuannya untuk
mencapai kebiasaan yang baik.

2. Saran.
Segala saran dan masukan yang bersifat positif sangat di butuhkan dalam
penyusun makalah ini, harapan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang
akan datang. semoga inti dari permasalahan yang kita bahas ini dapat
dipraktikkan maupun di mengertitentang masa bayi..
DAFTAR PUSTAKA

John, W. Santrock. LIFE-SPAN DEVELOPMENT (Perkembangan Masa


Hidup). Jakarta: Erlangga, 2002
Mar’at.Samsunuwiyati. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2005
Rohmah. Yuliani, Elfi. Psikologi Perkembangan,Yogyakarta : Teras, 2005
Wangilto. Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi. 2003
Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja rosda karya , 1987
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Teras, 2008
Yudric, jahja, psikologi perkembangan, (jakarta: kencana,2011),
https://plus.google.com/105941357977697543986

Anda mungkin juga menyukai