Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN BAYI

Dibimbing Oleh:

Vita Ria Mustikasari S.Pd, M.Pd

Oleh Kelompok 6:

Nailah Nur Zhafirah (150351600893)


Puput Yuliyana (150351600676)
Rizky Faza R. (150351605551)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Pendidikan ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik pada Semester IV. Makalah ini berjudul
Perkembangan Bayi.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari


beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan. Kami sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau
tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh
karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami
mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Malang, 3 Maret 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Maksud Dan Tujuan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Arti Tangis Bayi...........................................................................................3


2.2 Tugas Perkembangan Bayi...........................................................................4
2.3 Reflek pada Bayi..........................................................................................6
2.4 Perkembangan Fisik, Emosi, Sosial, Intelektual Pada Masa Bayi.............10
2.5 Implikasi Perkembangan Bayi Sesuai dengan Karakteristik dan Kebutuhan
Bayi............................................................................................................16

BAB III PENUTUP................................................................................................21

3.1 Kesimpulan.................................................................................................21

3.2 Saran...........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu kehidupan, setiap individu di dunia ini harus melalui
berbagai macam fase atau masa di dalamnya seiring perkembangan usia
mereka. Dalam setiap fase terdapat tugas-tugas perkembangannya tersendiri.
Dalam hal ini, berarti terdapat suatu perbedaan antara satu fase dengan fase
yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan
setiap tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya
dalam rentang usia yang sudah ditentukan pada setiap fase tersebut.
Setiap individu dapat dikatakan berhasil, apabila ia mampu
melaksanakan segala tugas perkembangan yang harus diembannya dengan
tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak mampu atau mengalami
hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu
tersebut akan mengalami gangguan atau ketidakberhasilan baik dalam segi
fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya. Mengingat segala aspek
tersebut sangat penting untuk menunjang kehidupannya, maka setiap individu
dituntut untuk mampu menyelesaikan segala tugas perkembangannya dengan
baik dan benar.
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu fase
yang memegang peran penting dalam perkembangan seorang individu adalah
masa bayi. Masa bayi disebut sebagai salah satu fase terpenting. Hal ini
dikarenakan selama masa ini seorang individu mulai belajar dan memahami
berbagai macam hal dan pengalaman baru tentang dirinya. Terdapat berbagai
macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan seorang individu pada
masa ini. Walaupun demikian, masa ini bukanlah suatu masa yang berbahaya
bagi perkembangan individu.
Di balik semua itu, terdapat tuntutan tersendiri yang wajib dicapai
seorang individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang
mandiri. Untuk dapat mencapainya, setiap orang tua terlebih dahulu harus
memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang harus
orang tua lakukan agar bayi yang mereka miliki mampu memenuhi tugas-
tugas tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa arti tangisan bayi ?
2. Bagaimana tugas perkembangan pada bayi ?
3. Bagaimana jenis reflek pada bayi ?
4. Bagaimana perkembangan fisik, emosi, sosial dan intelektual pada masa
bayi ?
5. Bagaimana implikasi perkembangan bayi sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan bayi ?

1.3 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Dapat memahami arti tangisan bayi.
2. Dapat memahami tugas perkembangan pada bayi.
3. Dapat memahami jenis reflek pada bayi.
4. Dapat memahami perkembangan fisik, emosi, sosial dan intelektual
pada masa bayi.
5. Dapat memahami implikasi perkembangan bayi sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan bayi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Tangis Bayi.


Pada bayi yang baru lahir, tangis merupakan perilaku pertama yang
wajar dan memiliki nilai sosial. Menangis merupakan gerakan refleks murni
yang terjadi ketika udara masuk ke dalam tali suara yang menyebabkan tali
suara bergetar. Tujuannya untuk memompa paru-paru sehingga
memungkinkan pernapasan dan memberikan oksigen yang cukup untuk
darah.

Arti tangis pertama bayi menurut beberapa ahli, antara lain:


1. Imanuel Kant
Kant menafsirkan sebagai proses rohaniah manusia terhadap
belenggu kepancainderaan yang akan dideritanya. Dalam hidupnya nanti ia
akn tunduk kepada materi dan tergantung pada belas kasihan orang lain.
2. Sigmund Freud
Freud menafsirkan sebagai ekspresi keinginan untuk kembali
kedalam kandungan yang tenang, aman, lembut, dan hangat. Kelahiran itu
sebuah kejadian yang mengejutkan, bayi merasa takut dan kemudian bayi
menangis.
3. Sis Heyter
Heyter menafsirkan bahwa tangis merupakan sebuah tanda bahwa
dia mempunyai kesadaran sebagai satu reaksi spontan, yang disebabkan
oleh dorongan dari dalam (batin). Dari segi biologis pertanda berfungsinya
paruparu dan organ yang lain adanya kehidupan.
Beberapa minggu setelah kelahiran, kedengarannya tangis itu
berubah. Dari yang semula bunyinya serupa saja, berubah serta terdengar
selinganselingan tangisan. Seperti tangisan merasakan tak nyaman akibat
lapar, tangisan yang disebabkan suatu hal tertentu (rangsangan), tangisan
dengan selinganselingan sedikit karena manja untuk maksud minta
digendong ataupun ditimang-timang.
Ada tiga macam tangis bayi :

3
1. Tangis untuk menyatakan rasa tak nyaman. Merupakan reaksi terhadap
rangsang yang tidak menyenangkan. Contoh: lapar, haus dan lain-lain.
2. Tangis yang disebabkan oleh hal-hal tertentu.Rangsangan terhadap bayi
menangis dengan sendirinya tanpa sebab tertentu. Contoh:tangis karena
latihan pernafasan.
3. Tangis dengan selingan-selingan sedikit, yaitu dapat diartikan sebagai
tangisan manja. (Sobur, 2003)

2.2 Tugas Perkembangan Bayi.


Tugas-tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh seseorang dalam masa tertentu sesuai dengan norma-norma
masyarakat dan norma-norma kebudayaan. Menurut Havighurst, tugas-tugas
perkembangan muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan
individu, yang jika ia berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa
ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tetapi bila
gagal dapat menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugas berikutnya.
Tujuan dari tugas-tugas perkembangan adalah sebagai pedoman bagi
orang tua dan guru, untuk meningkatkan motivasi dalam mempelajari hal-hal
yang diharapkan oleh masyarakat, dan untuk menyiapkan anak dalam
menghadapi harapan-harapan baru. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tugas-tugas perkembangan antara lain perkembangan fisik,
kekuatan dan energy, kecerdasan, kesempatan untuk belajar, bimbingan
belajar, motivasi belajar, dankreativitas.
Adapun tugas perkembangan untuk masa bayi adalah sebagai berikut:
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara,
dan orang lain.
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata
hati. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan

4
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan
tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat
atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas
perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia
lanjut dikemukakan oleh Havighurst masa bayi dan anak-anak sebagai
berikut :
Belajar berjalan.
Belajar mekan makanan padat.
Belajar berbicara.
Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
Mencapai stabilitas fisiologik.
Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial.
Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain.
Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta
mengembangkan kata hati.

Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan


disetiap fasefase perkembangan 0 6 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudu The first tear of
life :
Fase pertama (0 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi
fungsi motorik.
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental
Psychology :
Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan
ibu.
Masa natal, meliputi:
1) Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian
terhadap lingkungan.
2) Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan
sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena
perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen.

5
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
Masa bayi (0 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan
tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai
kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. (Yusuf L.N, Syamsu.
2006)

2.3 Reflek pada Bayi.


1. Reflek Moro
Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti memeluk
bila ada rangsangan, cahaya atau posisi secara mendadak, seluruh tubuhnya bereaksi
dengan gerakan kaget, yaitu gerakan mengayunkan/ merentangkan lengan dan kaki
seolah ia akan meraih sesuatu dan menariknya dengan cepat ke arah dada dengan
posisi tubuh meringkuk seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala ke
belakang, membuka mata, dan mungkin menangis. Terjadi pada usia 1-2 minggu dan
akan menghilang ketika berusia 6 bulan.
2. Reflek Rooting
Terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda
yang ditempatkan di mulut mereka. Secara ritmis bayi melakukan gerak
ini ketika ada benda dalam mulutnya. Gerak ini membantu proses feeding.
Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh
makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi
yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk
memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan
kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru
lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu
gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi,
cara susu keluar dari botol atau payudara, serta dengan kecepatan dan
temperamen bayi waktu menghisap. Refleks menghisap adalah suatu
contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan menghilang
seiring dengan usia bayi.
3. Refleks Swallowing
Muncul ketika benda-benda yang dimasukkan ke dalam mulut, seperti puting
susu ibu dan bayi akan berusaha menghisap lalu menelan. Proses menelan ini yang
disebut reflek swallowing. Reflek ini tidak akan hilang.
4. Reflek Berkedip atau reflek corneal

6
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau
pada pandel atau obyek kearah kornea, reflek ini harus menetap sepanjang
hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf
cranial. Reflek ini bersifat permanen.
5. Reflek Pupil
Pupil kontraksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup.
6. Reflek Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
7. Refleks tonic neck
Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengankat kepalanya.
Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus
menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada
neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda
awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai
gerak sadar. Reflek tonic neck yang masih menetap pada bayi berusia 4
bulan harus dicurigai abnormal. Dan apabila masih bisa dibangkitkan
setelah berusia 6 bulan atau lebih harus sudah dinggap patologi. Gangguan
yang terjadi biasanya pada ganglion basalis.
8. Refleks tonic Labyrinthine / labirin
Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat tungkai bayi
beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian
jatuh. Reflek ini akan hilang pada usia 6 bulan.
9. Refleks palmar grasping
Bayi baru lahir menggenggam/merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak
tangannya. Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh berat
badan jika ibu mengangkatnya dengan satu jari tergenggam dalam setiap tangannya.
Gerakan refleks ini juga terdapat ditelapak kaki yang melengkung saat di sentuh.
Gerakan refleks ini hilang setelah beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam
dengan sengaja. Menurun setelah 10 hari dan biasanya menghilang setelah 1 bulan.
Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan.
10. Refleks Crawling
Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi
merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
11. Refleks Stepping (berjalan dan melangkah)

7
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak
kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akan melihat refleks
berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya
menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda
tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbeda dengan gerakan berjalan normal
yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap
sekitar 2 bulan.
12. Reflex Babinski
Jari-jari mencengkram/hiperekstensi ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi
syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
13. Refleks blinking
Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia
akan mengejapkan matanya.
14. Refleks yawning
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian disertai
dengan tangisan.
15. Reflek Plantar
Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung
hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari -jarikakinya akan melekuk secara
erat.
16. Reflek Swimming
Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan
mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Reflek ini akan menghilang
pada usia empat sampai enam bulan. Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi
bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang
seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan
banyak air pada saat itu.
17. Reflek Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi merespon dengan mendorongnya
keluar.
18. Reflek Startle
Suara keras yang tiba tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi
siku tangan tetap tergenggam.
19. Neck righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang
tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
20. Inkurvasi batang tubuh (gallant)

8
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan
panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi.
21. Reflek batuk dan bersin
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
22. Reflek leher asimetrik tonik
Caranya : baringkan sikecil , lalu miringkan kekiri misalnya.
Reaksi : tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan
kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka.
23. Reflek mempertahankan diri (breathing reflek)
Menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang.
Fungsi : menyediakan oksigen dan membuang karbondioksida.

2.4 Perkembangan Fisik, Emosi, Sosial, Intelektual Pada Masa Bayi.


1. Perkembangan fisik
Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada
peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Perkembangan fisik meliputi :
a. Berat
Pada usia 4 bulan, berat bayi bertambah dua kali lipat. Pada usia
satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat pada waktu lahir.
Peningkatan berat tubuh selama bayi disebabkan karena peningkatan
jaringan lemak.
b. Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23-24 inci. Pada usia
satu tahun, antara 28-30 inci. Pada usia dua tahun, antara 32-34 inci.
c. Proporsi fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur-angsur
menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping.
d. Tulang.
Jumlah tulang meningkat pada masa bayi. Pengerasan tulang
dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa
puber. Ubun-ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir
telah tertutup pada usia 18 bulan, dan pada hampir semua bayi telah
tertutup pada usia 2 tahun.
e. Otot dan Lemak

9
Urat otot berkembang lambat selama masa bayi. Sebaliknya,
jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar
lemak di dalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
f. Bangun Tubuh
Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik,
yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung
bulat dan gemuk, dan mesomorfik, yang cenderung berat, keras, dan
empat persegi panjang.
g. Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia
satu tahun dan enambelas pada usia dua tahun. Empat gigi susu yang
terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
h. Susunan Syaraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi.
Pertambahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun.
i. Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk
memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel
kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat
warna. Pendengaran, penciuman, dan pengecapan terus berkembang
pada masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit
karena tekstur kulit mereka yang tipis dan semua organ perasa yang
berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit, dan suhu berkembang
dengan baik.
2 Perkembangan emosi.
Ada dua ciri khusus dari emosi masa bayi. Pertama, emosi bayi
sangat berbeda dengan remaja dan orang dewasa. Misalnya, disertai oleh
reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang
menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut. Kedua, emosi lebih
mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode lain karena
terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan
cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan

10
reaksi emosianal. Misalnya, bayi tidak mau masuk ke kamar dokter kalau
pada kunjungan terakhir ia disuntik.
Perbedaan-perbedaan dalam reaksi emosi mulai tampak dalam masa
bayi dan dipengaruhi oleh sejumlah factor, terutama kondisi fisik dan
mental dari bayi pada saat munculnya rangsangan dan berhasil tidaknya
reaksi yang pernah diberikan sebelumnya dalam memenuhi kebutuhannya.
Contoh: Kalau diwaktu lalu, bayi dihukum karena merobek sesuatu, ia
akan memuaskan rasa ingin tahunya dengan pendekatan tanpa tangan,
hanya melihat benda dan menyentuhnya.
Beberapa bayi lebih banyak emosi senang dari pada tidak senang,
bergantung terutama pada kondisi fisik dan lingkungan. Bayi yang
mengalami banyak emosi senang meletakan dasar-dasar untuk penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial yang baik dan untuk pola-pola perilaku
yang akan menimbulkan kebahagiaan.

Pola emosional yang lazim pada masa bayi, yaitu:


a. Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur
tangan terhadap gerakan mencoba-cobanya, menghalangi
keinginannya, tidak mengijinkannya mengerti sendiri, dan tidak
memperkenankannya melakukan apa yang ia inginkan. Tanggapan
marah lazimnya dengan menjerit, meronta-ronta, menendang kaki,
mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada
di dekatnya.
b. Ketakutan
Perangsang yang membangkitkan ketakutan bayi kemungkinan
besar adalah suara keras, ruang gelap, tempat tinggi dan binatang.
Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan
diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis,
dan menahan nafas.
c. Rasa ingin tahu
Bila rasa takut berkurang, akan diganti oleh rasa ingin tahu. Bayi
mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya melalui ekspresi wajah,
menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah.

11
Apabila ada barang baru di hadapannya, bayi akan menangkap barang
yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut dengan cara
memegang, membolak-balik, melempar, atau memasukan ke
mulutnya.
d. Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bulan kedua
atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda,
menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya. Mereka
mengungkapkan rasa senang dengan tersenyum, tertawa, dan
menggerakan lengan serta kakinya. Bila rasa senang sangat besar, bayi
berdekut atau bahkan berteriak dengan gembira, dan semua gerakan
tubuh menjadi makin intensif.
e. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan
jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang
untuk afeksi mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan
memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai.
3 Perkembangan Sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang
didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan
manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial
juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan
remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi
kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan
bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat
hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan
hidup manusia.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi
dan kerjasama.

12
Pengalaman sosial merupakan peranan yang penting dalam
menentukan hubungan sosial di masa depan. Hal ini berdasarkan dua
alasan, yaitu :
a. Jenis perilaku yang diperlihatkan bayi dalam situasi sosial
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya.
b. Sekali terbentuk dasar-dasar sosial yang dini, maka cenderung menetap
kalau anak menjadi besar.

Perkembangan sosial pada bayi sebagai berikut :


a. Reaksi sosial kepada orang dewasa
Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu
bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi
tidak senang sendiri dan tidak menunjukan rasa lebih menyukai
satu orang tertentu saja.
Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Dapat
memberikan reaksi berbeda terhadap orang tersenyum atau yang
menunjukan amarah.
Enam sampai tujuh bulan
Bayi mulai biasa mambedakan antara teman dan orang asing.
Delapan sampai sembilan bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan
sederhana dari orang lain.
Dua belas bulan
Bayi bereaksi terhadap larangan jangan.
Enam belas sampai delapan belas bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti
permintaan atau perintah orang dewasa.
Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan
Bayi bekerjasama dalam kegiatan rutin, seperti berpakaian, makan,
dan mandi.

b. Reaksi sosial kepada bayi-bayi lain.

13
Empat sampai lima bulan
Bayi mencoba menarik perhatian bayi lain dengan melambungkan
badan ke atas atau ke bawah, dll.
Enam sampai tujuh bulan
Bayi tersenyum pada bayi lain dan menunjukan minat terhadap
tangisannya.
Sembilan sampai tiga belas bulan
Bayi mencoba meremasi baju dan rambut bayi lain, meniru
perilaku dan suara mereka serta bekerjasama dalam menggunakan
mainan.
Tiga belas sampai delapan belas bulan
Berebut mainan mulai berkurang dan lebih bekerja sama serta mau
berbagi rasa.
Delapan belas sampai dua puluh empat bulan
Bayi lebih berminat main dengan bayi lain dan menggunakan
bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
4 Perkembangan Intelektual
Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk
bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab
persoalan tentang berbagai gagasan.
Intelektual pada bayi berkaitan dengan thingking, perceiving, dan
understanding. Untuk mengenal lingkungan, bayi menggunakan sistem
penginderaan dan gerak motorik. Namun karena saraf-saraf otaknya belum
matang, maka pengenalan terhadap lingkungan tersebut (berpikir,
mempersepsi, memahami lingkungan) seringkali tidak logis dan tidak
realistis.

2.5 Implikasi Perkembangan Bayi Sesuai dengan Karakteristik dan Kebutuhan


Bayi.
Pertumbuhan bayi dari awal ia lahir dari hari ke hari tentu tidak akan
Anda lewatkan begitu saja, terutama bagi Anda seorang ibu. Mengikuti dan

14
memperhatikan perkembangan buah hati memang sangat menyenangkan
terlebih bagi Anda yang menjadi orangtua baru. Melihat proses tumbuh
kembang buah hati secara bertahap tentu akan menjadi suatu hal yang
berkesan, karena di setiap usianya Anda melihat perkembangannya terus
bertambah.
Tidak semua bayi memiliki tumbuh kembang yang sama, karena tentu
berbeda-beda faktor pertumbuhannya. Tetapi berbeda pula dengan bayi yang
tumbuh dan berkembang dengan sehat dan normal. Namun, jika Anda
khawatir karena tumbuh kembang si kecil berbeda dengan bayi lainnya,
seperti lebih lambat atau lebih cepat dari pertumbuhan umumnya, bisa Anda
konsultasikan dengan dokter. Berikut tahapan pertumbuhan bayi pada setiap
usianya :
1. Usia 1 bulan

Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka


matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan
bisa melihat pada jarak 20 cm.

Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan


baru.

Memiliki gerakan refleks alami.

Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.

Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang


disentuh.

Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.

Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu


sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia
lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.

15
Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia
memegang jari tersebut.

Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.

2. Usia 2 bulan

Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan
suara.

Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.

Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.

3. Usia 3 bulan

Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.

Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.

Tertawanya sudah mulai keras.

Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau


tersenyum.

Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran,


serta kontak.

4. Usia 4 bulan

Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.

Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.

Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.

16
Mulai memperluas jarak pandangannya.

5. Usia 5 bulan

Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.

Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.

6. Usia 6 bulan

Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.

Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara


tawa yang ceria.

Sudah bisa bermain sendiri.

Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.

7. Usia 7 bulan

Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.

Mulai belajar merangkak.

Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.

8. Usia 8 bulan

Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.

Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.

17
Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.

Bisa memegang dan makan kue sendiri.

Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.

9. Usia 9 bulan

Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.

Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.

Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.

Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.

10. Usia 10 bulan

Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.

Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.

Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.

11.Usia 11 bulan

Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan


berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.

Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.

Senang diajak bermain cilukba.

18
12. Usia 12 bulan

Mulai berjalan dengan dituntun.

Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.

Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.

Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.

Reaksi cepat terhadap suara berbisik.

Sudah bisa mengenal anggota keluarga.

Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak
dikenal/asing.

Pada tahap tumbuh kembang inilah, bisa dilihat pertumbuhan bayi di


setiap usianya. Baik normal atau tidaknya, semua tergantung bagaimana
cara merawat si kecil dan cara penanganannya sedari dini. Oleh karena itu,
sejak dini pun penting bagi bayi untuk selalu diberikan gizi dan nutrisi yang
terbaik bagi buah hati, serta merawat dan mengasuh dengan penuh kasih
sayang.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

20
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tangis bayi merupakan sebuah tanda bahwa dia mempunyai kesadaran
sebagai satu reaksi spontan, yang disebabkan oleh dorongan dari dalam
(batin). Dari segi biologis pertanda berfungsinya paruparu dan organ
yang lain adanya kehidupan.
2. Tugas perkembangan untuk masa bayi adalah sebagai berikut:
Belajar berjalan pada usia 9.0 15.0 bulan.
Belajar memakan makan padat.
Belajar berbicara.
Belajar buang air kecil dan buang air besar.
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,
saudara, dan orang lain.
3. Jenis Reflek pada bayi, meliputi:
Reflek Moro, Reflek Rooting, Refleks Swallowing, Reflek Berkedip
atau reflek corneal, Reflek Pupil, Reflek Glabela, Refleks tonic neck,
Refleks tonic Labyrinthine / labirin, Refleks palmar grasping, Refleks Crawling ,
Reflex Babinski, Refleks blinking, Refleks Stepping (berjalan dan melangkah),
Refleks yawning, Reflek Plantar , Reflek Swimming, Reflek Ekstrusi, Reflek
Startle, Neck righting, Inkurvasi batang tubuh (gallant), Reflek batuk
dan bersin, Reflek mempertahankan diri (breathing reflek), dan Reflek
leher asimetrik toni.
4. Perkembangan fisik meliputi: berat, tinggi, proporsi fisik, tulang, otot dan
lemak, bangun tubuh, gigi, susunan syaraf, perkembangan organ perasa.
Perkembangan emosi meliputi: kemarahan, ketakutan. rasa ingin tahu,
kegembiraan, dan afeksi. Perkembangan Sosial meliputi: reaksi sosial
kepada orang dewasa dan reaksi sosial kepada bayi-bayi lain.
Perkembangan intelektual pada bayi berkaitan dengan thingking,
perceiving, dan understanding.
5. Implikasi perkembangan bayi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
bayi pada periode 1 bulan hingga 12 bulan berbeda-beda. Hal itu juga
berkaitan dengan kebutuhan bayi dalam memperoleh kebutuhan gizi untuk
dirinya.

21
3.2. Saran
Demikian makalh ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan. Guna perbaikan makalah
berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Feiby, D.A. (2001). Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra Sekolah.
Jakarta: Dian Rakyat.

Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.

Yusuf L.N, Syamsu. 2006. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

23

Anda mungkin juga menyukai