LANDASAN PENDIDIKAN
Diampu oleh:
Disusun Oleh :
Kelompok 4
2019
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Kependidikan yang memuat materi “LANDASAN PENDIDIKAN”. Makalah ini
mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd. selaku dosen mata kuliah dasar-dasar
kependidikan
2. Teman-teman kelompok 4 selaku anggota tim kami
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila
terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis mohon maaf, karena
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis “Kelompok 4”
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Pembahasan ........................................................................................................ 1
1. Pengertian Landasan Pendidikan......................................................... 1
2. Macam-Macam Landasan Pendidikan ................................................ 2
Simpulan ............................................................................................................. 8
iii
PEMBAHASAN
1
2. Macam – Macam Landasan Pendidikan
a. Landasan Historis
Kehidupan manusia memiliki sejarah yang sangat panjang,
sehingga manusia tidak mampu untuk melacak titik awal kapan
dimulainya kehidupan ini. Sejak manusia hidup, sejak saat itu pula
pendidikan ada, dari pendidikan yang paling sederhana sampai pada
pendidikan yang sangat kompleks seperti saat ini. Di dunia landasan
historis pendidikan terdiri dari:
1. Zaman Realisme, yaitu pendidikan anak-anak harus belajar dari
alam, belajar dengan metode induktif, mementingkan aktivitas
anak, mengutamakan pengertian, ekspresi kata untuk menyatakan
pengertian menjadi penting. Belajar melalui bahasa ibu.
2. Zaman Rasionalisme, yaitu John Locke atau a blank sheet of paper
yang berarti mendidik seperti menulis di atas kertas putih dengan
kebebasan dan kekuatan akal yang dimiliki manusia digunakan
untuk membentuk pengetahuan sendiri.
3. Zaman Naturalisme, yaitu menginginkan keseimbangan antara
kekuatan rasio dengan hati dan alamiah yang menjadi guru,
sehingga pendidikan dilaksanakan secara alamiah (pendidikan
alam).
4. Zaman Nasionalisme, yaitu konsep pendidikan yang mengusung
pada aliran menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan
negara; mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan kejuruan.
Di Indonesia, pendidikan sejak jaman purba, jaman hindu budha,
masuknya pengaruh Islam, penjajahan belanda dan jepang, serta usaha-
usaha ke arah pendidikan nasional seperti saat ini. Jelasnya dalam hal
ini adalah pendidikan memiliki perspektif kesejarahaan. Landasan
historis pendidikan di Indonesia terdiri dari:
1. Zaman Kolonial Belanda, yaitu menerapkan prinsip politik
pendidikan kolonial Belanda seperti dualisme dalam
2
pendidikan dengan adanya sekolah anak Belanda dan untuk
anak pribumi, gradualisme yang ekstrim dengan mengusahakan
pendidikan rendah yang sesederhana mungkin bagi anak
Indonesia, dan konkordansi yang memaksa semua sekolah
mengikuti model sekolah di Nederland.
2. Zaman Kolonial Jepang, yaitu menerapkan beberapa kebijakan
seperti dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
pengantar pendidikan menggantikan bahasa Belanda, adanya
integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem
pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
3. Zaman Kemerdekaan, yaitu belum sempurnanya sistem
persekolahan di Indonesia bahkan banyak pendidikan di
daerah-daerah tidak dapat dilaksanakan.
4. Zaman Reformasi, mulai adanya perubahan dengan munculnya
Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem
pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi.
b. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam
filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang
kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme.
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan
ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada
kebaikan universal.
3
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu
dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
c. Landasan Psikologis
Landasan Psikologis Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan
manusia, sehingga psikologis merupakan salah satu landasan yang
penting dalam pendidikan. Memahami peserta didik dari aspek
psikologis merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu dalam hasil kajian penemuan, psikologis sangat diperlukan
penerapannya dalam bidang pendidikan, umpamanya pengetahuan
tentang urutan perkembangan anak. Setiap individu memiliki bakat,
minat, kemampuan, kekuatan, serta tempo dan irama perkembangan
yang berbeda dengan yang lainnya. Sebagai implikasinya pendidikan
tidak mungkin memperlakukan sama kepada peserta didik.
Penyusunan kurikulum harus berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar program
pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.
d. Landasan Sosiologis
Manusia adalah makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia
selalu hidup berkelompok. Manusia yang hidup berkelompok,
memiliki karakteristik yang berbeda. Masyarakat atau bangsa
Indonesia memiliki karakteristik tersendiri karena memiliki proses
pembentukan yang panjang. Hal-hal yeng berkaitan dengan
perwujudan tata tertib sosial, perubahan sosial, interaksi sosial,
komunikasi, dan sosialisasi, merupakan indikator bahwa pendidikan
4
menggunakan landasan sosiologis. Dasar sosiolagis berkenaan dengan
perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat. Sosiologi
pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiologis pendidikan meliputi empat bidang:
e. Landasan Kultural
Setiap manusia selalu menjadi anggota suatu masyarakat dan
menjadi pendukung kebudayaan dalam masyarakat tersebut.
Kebudayaan adalah keseluruhan hasil cipta rasa dan karya manusia.
Jelasnya, setiap manusia sebagai anggota masyarakat, pasti memiliki
budaya. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan
jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal. Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu
akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas
dapat berwujud (Umar Tirtarahardja & La Sulo, 1994: 87).
Berhubungan dengan pentingnya memperhitungkan faktor
budaya dalam pengembangan pendidikan, dalam budaya nasional
difokuskan kepada upaya :
5
3. Merancang ke-gairahan masyarakat untuk menumbuhkan
kreativitas arah pembaharuan tanpa mengabaikan kepribadian
bangsa.
f. Landasan Ilmiah, Teknologi dan Seni (IPTEKS)
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga
pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang
teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK
tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon
pakar IPTEK itu. IPTEKS merupakan salah satu hasil dari usaha
manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah
dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Disisi lain,
perkembangan pendidikan juga sangat tergantung pada kemajuan
IPTEKS, sehingga tersedia berbagai informasi yang tepat cepat yang
menunjang proses pendidikan itu sendiri. Perlu diperhatikan bahwa
seni disini bermanfaat sebagai pembentukan manusia secara utuh dan
harmonis.
6
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan
asas yaitu:
1. Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).
2. Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi
dukungan dan membangkitkan semangat).
3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi
dorongan/mengikuti dengan awas).
7
SIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Mousafi Juliasandi. Landasan Pendidikan. [Online]
(https://www.academia.edu/29178710/Landasan_Pendidikan.pdf diakses
pada 21 Oktober 2019)
Hamzah Junaid. DPK UIN Alauddin Makassar. 2016. SUMBER, AZAS DAN
LANDASAN PENDIDIKAN. [Online]
(https://www.academia.edu/7929131/Landasan_Pendidikan
Diakses pada 21 Oktober 2019)
Bagus Wardiansyah. LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN . [Online]
(https://www.slideshare.net/mobile/isakRrohi/landasan-historis-
pendidikan-dan-pembelajaran-39293904, diakses pada 22 Oktober 2019)