Anda di halaman 1dari 2

Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan

Pengertian Urgensi jika dilihat dari bahasa latin bernama “urgere” yaitu (kata kerja) yang
berarti mendorong dan jika dilihat dari bahasa inggris bernama “urgent” yang memiliki arti (kata
sifat) dan dalam dalam bahasa indonesia “urgensi” (kata benda). Istilah Urgensi menunjuk pada
sesuatu yang mendorong kita, yang memaksa kita untuk diselesaikan..dengan demikian
mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera ditindak lanjuti. Pengertian esensi: esensi
adalah inti/ hakikat. Bisa juga disebut sebagai ‘hal yang pokok’ dari sesuatu.
Esensi Pendidikan Pancasila
Pembentukan Karakter Bangsa Sebagai Esensi Pendidikan Kewarganegaraan. lantaran
fenomena dan fakta empiris yang diberitakan di masa media akhir-akhir ini merupakan gambaran
realita kehidupan bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami krisis multidimensi.
Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, kita akan sulit mengejar ketertinggalan dalam upaya
mencapai Millenium Developments Goals (MDG’s), yaitu:
(1) menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan;
(2) mencapai Pendidikan Dasar secara Universal
(3) mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan ;
(4) mengurangi tingkat kematian anak;
(5) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;
(6) menjamin pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan; dan
(7) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Tujuan ini dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat dan bangsa yang berkualitas atau
SDM Indonesia yang unggul. Untuk itulah peran pendidikan sangat penting, sebagaimana tersirat
dan tersurat dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 2 dikatakan bahwa: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Dalam pasal 3, dikatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Urgensi Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk


mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta
didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) berupaya mengantarkan warga


negara Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, menjadi warga negara demokratis yang berkeadaban yang memiliki daya saing,
berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem
nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting menunjang
tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PPKN berkaitan dan
berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Maka untuk ke depannya, bangsa ini harus benar-benar berpedoman terhadap pancasila. Untuk
dapat mengentaskan kemiskinan, membasmi praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme),
berbagai bentuk kejahatan, dan lain sebagainya, keberadaan pancasila tetap harus dipertahankan.
Karena jika pancasila sudah diujung tanduk oleh ekses-ekses negatif, maka akan menjadi apa
bangsa ini kemudian.

Referensi:
UURI no. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winataputra, Udin S., (2004) Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan
Demokrasi Konstitusional RI”, Semiloka Nasional tentang Revitalisasi Nasionalisme Indonesia
Menuju Character and Nation Building, Jakarta, tanggal 18 Mei 2004.

Anda mungkin juga menyukai