Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

A. PENGANTAR

Manusia adalah makhluk yang mampu yang mampu mengembangkan diri.kemampuan ini menyebabkan
berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun secara mental.dengan cara mengatur
kadar dan komposisi makan dan minuman dengan disertai latihan yang teratur,fisik manusia dapat
dibentuk.

Sebaliknya manusia pun memiliki potensi mental untuk dikembangkan.berbagai potensi mental yang
terangkum dalam aspek kognisi,emosi,dan konasi dapat dikembangkan manusia untuk menjadi mahkluk
yang berperadapan (homo sapien).peningkatan dan pengembangan diri ini menyebabkan manusia
memiliki tingkat peradapan yang berbeda dan mengarah maju dari zaman ke zaman.kemajuan
peradaban manusia ini terlihat dari adanya periodisasi sejarah umat manusia.

Manusia memiliki berbagai potensi atau sumber daya untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya.sumber daya ini pada dasarnya baru merupakan kemungkinan layaknya lembaga atau
benih pada tumbuh-tumbuhan.hasilnya baru akan terlihat apabila potensi tersebut dapa disalurkan
melalui pengarahan,bimbingan maupun latihan yang terarah,teratur dan sinambung.

B. FILSAFAT PENDIDIKAN dan KEPRIBADIAN

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tertentu berbeda dari zaman ke zaman.sifat bentuk dan
arahannya tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat masing-masing.

Dimasyarakat tradisional,peningkatan kualitas sumber daya manusia masih terbatas pada aspek-aspek
tertentu,yang erat kaitannya dengan tradisi setempat.namun yang jelas,peningkatan itu tak lepas
hubungannya dengan filsafat hidup dan kepribadian masing-masing.dalam pengertian sederhana,filsafat
diartikan sebagai kepribadian jati diri dan pandangan hidup seseorang,masyarakat,atau bangsa.kondisi
ini dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha yang terprogram.namun demikian
sesederhana apapun,pembntukan itu tak lepas dari peran pendidikan.pendidikan,menurut Hasan
Langgulung,pada prinsipnya dapat dilihat dari dua sudut pandang : individu dan masyarakat.

Dilihat dari sudur pandang individu,pendidikan merupakan usaha untuk membimbing dan
menghubungkan potensi individu.sementara dari sudut pandang kemasyarakatan,pendidikan
merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda,agar nilai-nilai
budaya tersebut dapat terpelihara.dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan
tradisi budaya dan kepribadian suatu masyarakat,betapa sederhananya masyarakat tersebut.

Hal ini dapat dilihat ketika tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam
masyarakat,dari generasi ke generasi berikutnya.pelestarian nilai-nilai budaya tersebut,bagaimanapun
hanya akan mungkin terlaksana apabila ada pendukungnya secara sinambung dari generasi ke
generasi.hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung nilai tersebut data
menularkannya kepada generasi penerusnya.

Transfer nilai-nilai budaya yang paling efektif adalah melalui proses pendidikan.dalam masyarakat
modern,proses pendidikan tersebut didasarkan pada suatu system yang sengaja dirancang sebagai suatu
program pendidikan secara formal.oleh sebab itu,dalam penyelenggaraannya dibentuk kelembagaan
pendidikan formal.

Menurut Hasan Langgulung,pendidikan mencakup dua kepentingan utama,yaitu pengembangan potensi


individu dan pewarisan nilai-nilai budaya.kedua hal ini berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu
masyarakat atau bangsa itu masing-masing.dengan kata lain,system pendidikan bagaimanapun
sederhananya mengandung karakteristik tentang jati diri atau pandangan hidup masyarakat atau bangsa
yang membuatnya.

Pandangan hidup yang merupakan jati diri ini berisi nilai-nilai yang dianggap sebagai sesuatu ang secara
ideal adalah benar.dan nilai kebenaran itu sendiri berbeda antara masyaakat atau bangsa yang satu
dengan yang lainnya.nilai-nilai kebenaran yang idealis ini disebut sebagai filsafa hidup yang dijadikan
dasar dalam penyusunan system pendidikan.selain itu nilai-nilai tersebut juga sekaligus dijadikan tujuan
yang akan dicapai dalam pelaksanaan system pendidikan dimaksud.

Dengan demikian,antara rantai hubungan itu terlihat pada perincian sbb :

1. Setiap masyarakat atau bangsa memiliki system nilai ideal yang dipandang sebagai sesuatu yang
berat.

2. Nilai-nilai tersebut perlu dikembangkan sebagai suatu pandangan hidup atau filsafat hidup mereka.

3. Agar nilai-nilai tersebut dapat dipelihara secara lestari,perlu diwariskan kepada generasi muda.

4. Usaha pelestarian melalui pewarisan ini efektifnya melalui pendidikan.

5. Untuk menyelaraskan pendidikan yang diselenggarakan dengan muatan yang terkandung dalam
nilia-nilai yang menjadi pandangan hidup tersebut,maka secara sistematis program pendidikan harus
menempatkan nilai-nilai tadi sebagai landasan dasar,muatan,dan tujuan yang akan dicapai.

Pandangan ini dapat diangkat dari sejumlah system pendidikan diberbagai Negara yang menggambarkan
hubungan filsafat bangsa dengan tujuan pendidikan yang akan dicapainya.sejak zaman Yunani
kuno,hubungan seperti itu telah diterapkan.setidak-tidaknya ada dua Negara yang menampilkan sisi
pandang yang berbeda yaitu Sparta dan Athena.Sparta berpandangan bahwa pendidikan yang benar
apabila dapat membentuk manusia yang sehat dan kuat secara fisik,sedangkan Athena yang
berpandangan bahwa pendidikan yang ideal adalah yang dapat membentuk manusia yang harmonis.

Bila pendidikan dikembalikan pada fungsinya sebagai usaha untuk mengembangkan potensi individu dan
sekaligus sebagai usaha untuk mewariskan nilai-nilai budaya,maka pendidikan juga menyangkut
pembentukan kepribadian.pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikap dan
tingkahlaku.sedangkan kepribadian berhubungan dengan pola tingkahlaku.

Setidak-tidaknya,kepribadian dapat dilihat dari empat aspek muatannya.Pertama aspek personalia,yaitu


kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dam batin yang dimiliki seseorang.Kedua aspek
individualitas,yakni karakteristik atau sifat-sifat khas yang dimiliki seseorang,sehingga dengan adanya
sifat-sifat ini seseorang secara individu berbeda dengan yang lainnya.Ketiga aspek mentalitas,sebagai
perbedaan yang berkaitan dengan cara berpikir.mentalitas sebagai gambaran pola pikir
seseorang.Keempat aspek identitas,yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikap
dirinya dari pengaruh luar.identitas merupakan karakteristik yang menggambarkan jati diri seseorang.

Berdasarkan keempat aspek tersebut, terlihat bagaimana hubungan antara pendidikan dan
pembentukan kepribadian,dan hubungannya dengan filsafat pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai
budaya sebagai pandangan hidup suatu bangsa.

C. FILSAFAT PENDIDIKAN dan SUMBER DAYA MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan.dari sudut pandang yang dimiliki
itu,manusia dinamai dengan berbagai sebutan.dilihat dari potensi inteleknya manusia disebut homo
intelectus.manusia juga disebut sebagai homo faber,karena manusia memiliki kemampuan untuk
membuat barang atau peralatan.kemudian manusia pun disebut sebagai homo sacinss atau homo
saciale abima,karena manusia adalah mahkluk bermasyarakat.di lain pihak manusia juga memiliki
kemampuan merasai,mengerti,membeda-bedakan,kearifan,kebijaksanaan,dan penetahuan.atas dasar
adanya kemampuan tersebut,manusia disebut homo sapiens .

Filsafat pendidikan,seperti dikemukakan oleh Imam Barnadib,disusun atas dua pendekatan.pendekatan


pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada pandangan filosofis
tokoh-tokoh tertentu.sedangkan pandangan ke dua adalah usaha untuk menemukan jawaban dari
pendidikan beserta problem-problem yang ada yang memerlukan tinjauan filosofis.

Dari pendekatan pertama,terkait dengan kualitas potensi manusia,terdapat tiga aliran


filsafat.pertama,aliran natularisme,yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bawaan yang
dapat berkembang secara alami,tanpa memerlukan bantuan dari luar.secara alami manusia akan
bertambah dan berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing.tokoh aliran ini adalah Jean
Jacques Rosseau.

Kedua aliran empirisme.menurut aliran ini manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau
karena adanya intervensi lingkungan.tokoh aliran ini adalah Schopenhauer.
Ketiga aliran konfergensi.yang memiliki pandangan gabungan antara empirisme dan naturalism.menurut
aliran ini,manusia secara kodrati memang telah dianugrahi potensi yang disebut bakat.namun
selanjutnya agar potensi itu dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik,perlu adanya pengaruh dari
luar berupa tuntunan dan bimbingan melalui pendidikan.tokoh aliran ini adalah Jhon Locke.

Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang manusia dalam kaitan dengan
problema pendidikan.namun kemudian,Kohnstamm menambahkan factor kesadaran sebagai factor ke
empat.dengan demikian menurutnya selain factor dasar (natur) dan factor ajar (empiri),yang kemudian
dikonvergensikan,masih perlunya factor kesadaran individu.

Menurutnya walaupun manusia memiliki bakat yang baik,kemudian dididik secara baik pula,maka
hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsic dari peserta didik itu
sendiri.Kohnstamm,melihat bahwa factor lingkungan belum dapat memberi hasil yang optimal bila tidak
disertai dorongan dari dalam diri peserta didik.pendapat ini dapat dilihat sebagai temuan yang
memperkaya pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan.

Keempat tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia.kecuali J.J Rousseau,ketiga
tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa potensi manusia dapat diintervensi oleh
pengaruh lingkungan.kenyataan ini antara lain,dapat dirunut dari sejumlah kasus manusia srigala yang
pernah terungkap.

Lyotard dan Senguin pernah menemukan bocah yang sejak bayi dipelihara oleh sekelompok
serigala.ternyata bocah tersebut dalam kesehariannya hidup mengikuti perilaku serigala yang menjadi
lingkungan hidupnya.kasus yang dijumpai oleh kedua tokoh ini terjadi di hutan Prancis selatan sekitar
abad ke – 18 selanjutya,di india kasus serupa pun pernah ditemui.kemudian bocah asuhan serigala itu
diselamatkan dan dididik dilingkungan hidup manusia.

Seperti yang dikatakan Imam Barnadib,bahwa filsafat pendidikan sebagai system dapat dilihat dari dua
pendekatan.pendekatan pertama sebagai pendekatan filosofis,sebagaiman telah diuraikan
terdahulu.dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui
bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik.

Selanjutnya pendekatan kedua adalah filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang
pendidikan.berdasarkan pendekatan ini,filsafat pendidikan merupakan usaha untuk menemukan
jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yang ada yang memerlukan tinjauan filosofis
.dalam pandangan ini,filsafat pendidikan menjadi tumpuan bagi penyesunan system pendidikan.

Menurut Hasan Langgulung,pendidikan dalam hubungannya dengan individu dan masyrakat,dapat


dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat pendidikan dan sumberdaya manusia.dari
sudut pandang individu,pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi
individu,sebaliknya dari sudt pandang kemasyrakatan,pendidikan adalah sebagai pewaris nilai-nilai
budaya.
Dalam pandangan ini pendidikan mengemban dua tugas utama,yaitu peningkatan potensi individu,dan
pelestarian nilai-nilai budaya.manusia sebagai mahkluk berbudaya dan hakikatnya adalah pencipta
budaya itu sendiri.budaya itu kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia
pencipta budaya itu.

Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat
kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai budaya tersebut.pada masyarakat
yang masih memiliki kebudayaan asli,berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran.

Kemajuan peradapan manusia sebagian besar ditentukan oleh IPTEK.makin tinggi tingkat penguasaan
IPTEK,makin maju pula perdapan suatu bangsa.juga tingkat kualitas sumberdaya manusianya.salah satu
sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya anusia adalah
pendidikan.

Sejalan dengan tujuan tersebut,disusunlah suatu system pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan
pengembangan sumberdaya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan
peradapan yang dimiliki.kemudian agar system pendidikan tersebut tetap terjaga,diperukan adanya
suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakarpada kepribadian bangsa itu masing-
masing.dalam kaitan ini,terlihat bagaiman kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Sesuatu akan dinilai benar bila ia dapat direalisasikan dan hasilnya bermanfaat bagi
kehidupan.pemikiran ini dijadikan landasan dalam penyusunan system pendidikan dan kemudian
diterapkan dalam bentuk sekolah kerja dan dinamakan sekolah masyarakat.sekolah ini bertujuan untuk
mendidik para siswa menjadi tenaga praktis yang siap pakai.dibidang keahlian disesuaikan dngan bidang
profesi yang ada di masyarakat.dengan demikian,diharapkan tamatan dari sekolah-sekolah ini akan
ssegera mendapat pekerjaan.

Tujuan pendidikan Indonesia mancakup pengembangan potensi individu yang diamanatkan oleh filsafat
pendidikan Pancasila.secara individu diharapka peserta didik dapat memiliki kepribadian yang mencakup
keenambelas karakteristik seperti tergambar dalam tujuan pendidikan nasional.karakteristik ini sekaligus
merupakan aspek yang menjadi muatan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang
berlandaskan filsafat pendidikan yang digali dari filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Dalam GBHN tahun 1993 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang berlandaskan filsafat
Pancasila itu mnghasilkan adanya hubungan timbalbalik antara filsafat hidup bangsa,filsafat
pendidikan,dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.begitu juga dalam amanat UUD 1945,tujuan
pendidikan itu untuk mencerdaskan keidupan bangsa.ini berarti bahwa usaha mencerdaskan kehidupan
bangasa identik dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia ,dan usaha yang paling efektif adalah
melalui pendidikan.
BAB III PENUTUP.

A. KESIMPULAN.

Manusia memiliki berbagai potensi atau sumber daya untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya.sumber daya ini pada dasarnya baru merupakan kemungkinan layaknya lembaga atau
benih pada tumbuh-tumbuhan.hasilnya baru akan terlihat apabila potensi tersebut dapa disalurkan
melalui pengarahan,bimbingan maupun latihan yang terarah,teratur dan sinambung.

Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan.dari sudut pandang yang dimiliki
itu,manusia dinamai dengan berbagai sebutan.dilihat dari potensi inteleknya manusia disebut homo
intelectus.manusia juga disebut sebagai homo faber,karena manusia memiliki kemampuan untuk
membuat barang atau peralatan.kemudian manusia pun disebut sebagai homo sacinss atau homo
saciale abima,karena manusia adalah mahkluk bermasyarakat.di lain pihak manusia juga memiliki
kemampuan merasai,mengerti,membeda-bedakan,kearifan,kebijaksanaan,dan penetahuan.atas dasar
adanya kemampuan tersebut,manusia disebut homo sapiens .

B. SARAN

Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat
kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai budaya tersebut.pada masyarakat
yang masih memiliki kebudayaan asli,berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran
oleh karena itu kita sebagai calon pendidik yang akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas pengetahuan kita selalu tidak lepas dengan filsafat pendidikan maka kita harus
pahami,pelajari, dan aplikasikan itu semua ke dalam dunai pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai