Anda di halaman 1dari 13

Makalah

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI ERA MODERN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Alfan Nur Azizi M.Pd
NIP. 199204120219031009

Oleh:
KHORIYATUL FITRIYAH
NIM. 210103110059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Desember 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI ERA MODERN”.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis hanturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju kezaman islamiyah,
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang ini. Karena beliaulah satu-satunya Nabi
pembawa sekaligus pemberi syafaat kepada seluruh umat kelak di yaumul qiayamah.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Bapak Alfan Nur Azizi M.Pd., teman-teman, dan kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dan memberikan pengetahuan kepada kami dalam menyusun makalah ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 16 Desember 2021

Khoiriyatul Fitriyah

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A. Masalah Pokok Pendidikan...........................................................................................................3
B. Faktor penyebab masalah pendidikan..........................................................................................4
C. Efisiensi dan efektifitas Pendidikan..............................................................................................6
D. Solusi terhadap Permasalahan Pendidikan..................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka
bumi ini. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi
mendidik. Menurut kamus Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara dan perbuatan mendidik.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka
bumi ini. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi
mendidik. Menurut kamus Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara dan perbuatan mendidik. Kajian mengenai
permasalahan Pendidikan di era modern saat ini dinilai penting karena semakin
berkembangnya zaman, maka permasalahan terkait Pendidikan beragam. Hal ini memicu
munculnya pemikiran kritis mengenai penyebab masalah Pendidikan, cara mengefisienkan
dan mengefektifkan Pendidikan serta solusi terhadap permasalahan Pendidikan yang ada.
Kajian ini penting agar generasi muda penerus bangsa mampu mengenyam Pendidikan yang
layak dan terhindar dari penyelewengan paham yang salah. Sehingga dengan adanya kajian
analisis permasalahan Pendidikan dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia di Indonesia.

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan


suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan
manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global1

Memasuki masa era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya selalu melakukan
pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material maupun spiritual
termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah satu 2 faktor yang menunjang
pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui pendidikan mendapat
prioritas utama. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Belajar menurut Spears

1
Mulyasa, 2006: 4

1
adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah
tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang
dipelajari.2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pelaksanaan pemerataan pendidikan?
2. Apa saja faktor terhadap permasalahan Pendidikan?
3. Apa permasalahan efisiensi dan efektifitas Pendidikan?
4. Bagaimana solusi terhadap permasalahan Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada makalah ini adalah
untuk menjelaskan
1. Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah Pendidikan
2. Membangun cara belajar yang lebih efektif
3. Menelaah masalah-masalah Pendidikan yang dihadapi
4. Membangun kualitas Pendidikan di Indonesia

2
Suprijono, 2009:2
2
BAB II PEMBAHASAN

A. Masalah Pokok Pendidikan

Permasalahan Pendidikan adalah penghalang tercapainya tujuan Pendidikan. Pada bab ini
akan dibahas permasdalahan Pendidikan di Indonesia. Adapun permasalahan sebagai berikut.

1. Pemerataan Pendidikan
2. Mutu dan relevansi Pendidikan

Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai 2 poin permasalahan Pendidikan di atas;


a. Pemerataan Pendidikan
Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan melakukan
pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan merupakan suatu
proses melakukan pemerataan pada seluruh lapisan masyarakat.
Pelaksanaan Pendidikan yang merata merupakan pelaksanaan program
Pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan bagi warga Indonesia untuk
memperoleh Pendidikan yang layak. Pemerataan dan perluasan Pendidikan atau biasa
disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksaan
pembangunan nasional. Hal ini bertujuan bagi setiap orang mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperolah Pendidikan. Kesempatan memperoleh Pendidikan
tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun
letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004
mengenai kebijakan pembangunan Pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan perluasan dan pemerataan memperoleh Pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia
berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran Pendidikan secara berarti”. Hal inilah
yang menyebabkan masalah pemerataan Pendidikan belum dapat dikatakan berhasil
dan menjadi masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.

3
1) Mutu dan relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi Pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan Pendidikan yang menghasilkan tenaga professional
sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa. Sedangkan relevan berarti
bersangkut paut secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan Pendidikan, peningkatan mutu untuk
setiap jenjang Pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan
mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, progress,
guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan
Pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang
belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil
Pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang
melembaga dan independent, sehingga mutu Pendidikan tidak suatu daerah
dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan
proses dan hasil Pendidikan. Selain itu rendahnya kualitas tenaga pengajar
menjadi faktor lain dalam rendahnya mutu pendidikan. Penilaian dapat dilihat dari
kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen. Dibanding negara
berkembang lainnya, kualitas tenaga pengajar Pendidikan tinggi di Indonesia
memiliki masalah yang sangat mendasar.3

B. Faktor penyebab masalah pendidikan

1. Kemerosotan akhlak, Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia ditandai oleh
gejala yang berada pada taraf yang mengkhawatirkan. karena sudah menimpa
golongan dewasa hingga pelajar/remaja tunas bangsa, ini terjadi karena empat faktor.
Selain itu Haidar juga  mensinyalir masalah ini terjadi karena kurangnya
pemberdayaan pendidikan budi pekerti, juga disebabkan empat faktor. Sedangkan
Suwendi menyebut masalah ini dengan istilah krisis nilai karena berkaitan dengan
sikap menilai suatu perbuatan, tentang baik buruk, etis dan tidak etis, benar dan salah,
dan hal lain yan menyangkut etika individual dan sosial. Tujuh masalah pokok sistem

3
Divia Priscilla https://core.ac.uk/download/pdf/200297375.pdf (diakses pada tanggal 18-12-2021)
4
pendidikan nasional yang prtama adalah menurunnya akhlak dan moral peserta didik.
Kemudian diperparah lagi dengan dihapusnya mata pelajaran budi pekerti sejak
kurikulum 1984 sehingga aspek-aspek yang berkaitan dengan budi pekerti menjadi
kurang disentih bahkan ada kecenderungan tidak ada sama sekali. Lebih dari itu juga
terjadi pergeseran dari pendidikan keluaraga ke pendidikan sekolah, artinya
pendidikan sekolah merupakan tumpuhan utama masyarakat.
2. Pembelajaran model Fragmented dan dikotomi, misalnya, pada mata pelajaran agama,
keterkaitan antar submata pelajaran agama belum tampak. Misalnya submata pelajaran
aqidah, akhlak, al-Qur’an, dan al Hadits masing-masing diajarkan secara terpisah. Di
samping itu juga terjadi dikotomi antara mata pelajaran agama dan umum, hal ini
terjadi karena sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini pendidikan kita cenderung
beorientasi ke Barat yang berpandangan hidup sekuler-materialistik di mana proses
belajar mengajar tidak dihubungkan dengan Tuhan.
3. Cognitive oriented, pendidikan di semua jenjang, sampai saat ini, masih
mementingkan aspek kognitif, hal ini senada dengan konsep barat tentang
spiritualisme yang intinya adalah daya dari intelektual. Sehingga pendidikan
agamapun tidak ditujukan pada hati nurani, tetapi lebih cenderung pada ketajaman
akal.
4. Media massa kurang memprioritaskan pendidikan, kekhawatiran masyarakat terhadap
siaran televisi yang karena tidak memihak pada pemirsa sudah sangat
memprihatinkan. Siaran televisi turut memberikan kontribusi terhadap maraknya
kenakalan remaja. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian bahwa tayangan film
televisi lebih banyak menunjukkan adegan-adegan anti sosial bila dibandingkan
dengan adegan-adegan prososial.
5. Kesejahteraan guru masih minim, adalah sebuah fakta yang sulit dipungkiri dan
memprihatinkan, seorang yang menggeluti profesi guru lebih dari 39 tahun ternyata
gaji pokoknya lebih rendah dari calon pegawai BUMN yang masa kerjanya kurang
dari satu tahun. Tilaar menyatakan bahwa kunci utama peningkatan kualitas
pendidikan ialah mutu para gurunya. Dalam hal ini diperluka penghargaan yang wajar
terhadap profesi guru sebagaimana di negara-negara industri maju.
6. Kualitas,Relevansi/Efisiensi Eksternal, Elitisme, dan manajemen, kualitas pendidikan
kita relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara sekitar, hal ini terlihat dari
besarnya dana pembangunan dalam bidang pendidikan. Relevansi juga

5
mengkhawatirkan karena besarnya pengangguran lulusan pendidikan menengah dan
tinggi, bahkan ada tendensi semakin tinggi pendidikan semakin besar kemungkinan
untuk menganggur. Elitisme artinya adanya kecenderungan penyelenggaraan
pendidikan oleh pemerintah menguntungkan kelompok masyarakat kecil atau yang
justru mampu.Sedangkan masalah pada manajemen meliputi masalah perencanaan,
pendanaan, dan efisiensi sistem.4

C. Efisiensi dan efektifitas Pendidikan

D. Solusi terhadap Permasalahan Pendidikan

1. Masalah cognitive oriented, solusi yang ditawarkan adalah penilaian yang itegratif.
Artinya siswa dinyatakan tuntas atau berhasil bila memenuhi kriteria kognitif, afektif,
dan psikomotor. Hal ini harus disadari dan dilakukan bukan sekedar jargon atau lips
service.
2. Masalah kemerosotan moral, solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini
adalah melalaui pemberdayaan pendidikan budi pekerti, serta  keteladanan.
3. Masalah Kualitas, Relevansi/Efisiensi Eksternal, Elitisme, dan manajemen dapat
diatasi bila pemerintah, dunia pendidikan, dan dunia usaha duduk semeja untuk
merumuskan link and match yang sinergis.
4. Masalah media massa, yang satu ini memerlukan political will dari pemerintah,
perhatian serius dari orang tua, dan dukungan yang kuat dari semua lapisan
masyarakat agar media massa benar-benar menyadari dan tidak terlalu profit oriented
tetapi juga harus sangat memperhatikan faktor-faktor edukatif.
5. Masalah minimnya kesejahteraan guru, hendaknya disadari oleh pemerintah, orang tua
murid, dan masyarakat. Karena Ada ungkapan “No welfare without development, no
development without education, and no education without teacher”, hal ini sulit untuk
dipungkiri relevansinya dalam kehidupan suatu bangsa, sekaligus menunjukkan bahwa
guru adalah ujung tombak kesejahteraan suatu bangsa.
6. Masalah pembelajaran model fragmented dan dikotomi, solusi yang dapat ditawarkan
adalah mengintegrasikan antar submata pelajaran agama, dan antara mata pelajaran
agama dengan mata pelajaran umum selain agama. Sehingga menghasilkan
pembelajaran yang diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan.

4
Jubaida Kidam https://edhakidam.blogspot.com/2014/10/pendidikan-modern.html (diakses pada tanggal 18-
12-2021)
6
Pelaksanaan proses Pendidikan yang efisien adalah jika pendayagunaan sumber daya
seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas Pendidikan
yang optimal. pelaksanaan Pendidikan di Indonesia jauh akan efisien, dimana
pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan.
Banyaknya pengangguran di Indonesia disebabkan karena kualitas Pendidikan yang telah
diperoleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin untuk mendapat pekerjaan
sesuai dengan jenjang Pendidikan yang dijalani.
Penanggulangan masaalah Pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan
kualitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
menghasilkan lulusan atau produk Pendidikan yang siap untuk menghadapi dunia kerja.
Selain itu, pemantauan penggunaan dana Pendidikan dapat mendukung pelaksanaan
Pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam Pendidikan lebih
mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat Pendidikan. Pelaksanaan
Pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisien Pendidikan. Pelaksanaan kegiatan Pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat
dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.5
Pendidikan yang efektif merupakan pelaksanaan Pendidikan dimana hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana
belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka
pelaksanaan Pendidikan tersebut tidak efektif.
Sesuai dengan pokok permasalahan Pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
Pendidikan dan peningkatan mutu Pendidikan, salah satu masalah yang penting untuk
pelaksanaan Pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Palaksanaan efisiensi
Pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksudnya bahwa efisiensi
merupakan sasaran dalam pendidikan yang dapat dicapai secara efisien. Artinya
Pendidikan dapat memberikan hasil yang baik jika tidak menghamburkan sumber daya
yang ada, seperti uang, waktu, dan tenaga.
Tujuan dari pelaksanaan adalah untuk mengembangkan kualitas SBM sedini
mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut,
pelaksanaan Pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang
memiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan Pendidikan tidak akan

5
Afniati https://afniatii.blogspot.com/2014/05/permasalahan-pokok-pendidikan.html (diakses pada tanggal 18-
12-2021)
7
mampu menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan
masalah lain seperti pengangguran.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh


pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga
dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan
kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang
penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan
profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.

B. Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis kompetensi,
serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat pada saat ini.
2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan
pembelajaran.

9
DAFTAR RUJUKAN

https://afniatii.blogspot.com/2014/05/permasalahan-pokok-pendidikan.html

https://edhakidam.blogspot.com/2014/10/pendidikan-modern.html

https://core.ac.uk/download/pdf/200297375.pdf

https://megasholihah33.blogspot.com/2015/07/prinsip-prinsip-demokrasi-dalam.html

10

Anda mungkin juga menyukai