Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN

Disusun oleh :

Nama :
Nim :

FAKULTAS FKIP

PROGRAM STUDI BIOLOGI

UNIVERSITAS IQRA BURU

NAMLEA

2021

KATA PENGANTAR

i
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, Sehingga Kami

dapat menyelesaikan Makalah Ini

Makalah Ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu

kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk

teman teman Mahasiswa dan mahasiswi dan masyarakat, dan dapat memberikan

inpirasi terhadap semua pemabaca

Namlea ,14 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar belakang...........................................................................................1

B. Rumusan masalah .....................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Pengertian landasan...................................................................................4

B. Pengertian pendidikan...............................................................................4

C. Makna landasan pendidikan......................................................................4

D. Pengertian landasan pendidikan yang konseptual.....................................5

E. Tujuan landasan pendidikan......................................................................5

F. Fungsi landasan pendidikan......................................................................6

G. Jenis landasan pendidikan berdasarkan asumsi.........................................7

H. Landasan pendidikan berdasarkan sumbernya..........................................8

I. Pengembangan implikasi dalam menerapkan konsep landasan

pendidikan di indonesia.............................................................................9

BAB II PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan ...............................................................................................11

B. Saran .........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

BAB I 

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia,

oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan

tidak pernah lepas dari unsur manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan

yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa

pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan

seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Pendidikan, pada dasarnya adalah

proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan,

nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang

berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi.

Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak

lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik,

pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan.

Sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik terlebih dahulu harus

memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah

humanisasi, yaitu upaya memanuasiakan manusia, maka para pendidik perlu

memahami hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap

konsep dan praktek pendidikannya.

Berdasarkan uraian diatas, penyusun membatasi ruang lingkup

pembahasan pada pendidik/guru. Guru merupakan pelaku utama dalam

pendidikan, selain peserta didik. Pendidik (Guru) yang baik adalah yang memiliki

kemampuan atau kompotensi yang bisa diberikan kepada anak didik. Pendidik

merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi

iv
pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi orang yang paling

menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan

pembelajarana di kelas, paling menentukan dalam pengaturan kelas dan

pengendalian siswa, begitu juga dalam penilaian hasil pendidikan dan

pembelajaran yang dicapai siswa. Seseorang yang menginginkan menjadi

pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang diinginkan oleh dunia

pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan landasan ?

2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?

3. Apa makna Landasan Pendidikan ?

4. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan yang konseptual ?

5. Apa tujuan dari Landasan Pendidikan ?

6. Apa fungsi dari Landasan Pendidikan ?

7. Apa saja jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat dan asumsinya ?

8. Bagaimana implikasi dalam menerapkan konsep landasan pendidikan di

indonesia ?

9. Apa saja landasan pendidikan berdasarkan sumbernya?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui arti dari landasan

2. Mengetahui arti dari pendidikan

3. Mengetahui makna landasan pendidikan

4. Mengetahui arti dari landasan pendidikan yang konseptual

5. Mengetahui tujuan landasan pendidikan

v
6. Mengetahui fungsi dari landasan pendidikan

7. Mengetahui jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat dan asumsinya

8. Mengetahui implikasi dalam menerapkan konsep landasan pendidikan di

indonesia .

9. Mengetahui Landasan pendidikan berdasarkan sumbernya.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan

Didalan kamus besar bahasa indonesia (1995:260) istilah landasan

diartikan sebagai alas, dasar atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar

dikenal pula sebagai pondasi. Kita mengacu pada pengertian tersebut kita dapat

memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal;

suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu pondasi tempat

berdirinya sesuatu hal.

B. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran,

pelatihan, proses, cara dan perbuatan mendidik.

C. Makna Landasan Pendidikan

Landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak

dalam rangka pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan

mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan.

Pemahaman landasan dan ketepatan wawasan akan memberi peluang yang luas

dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat. Berdasarkan sifat

wujudnya terdapat dua jenis landasan :

1. Landasan yang bersifat Material

2. Landasan yang bersifat Konseptual

Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat

terbang dan pondasi bangunan gedung. Adapun landasan yang bersifat konseptual

vii
antara lain berupa dasar negara indonesia yaitu pancasila dan UUD RI Tahun

1945 ; Landasan Pendidikan, dan sebagainya.

D. Pengertian Landasan Pendidikan yang Konseptual

Landasan yang bersifat konseptual pada dasarnya identik dengan asumsi,

yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah

dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berfikir (melakukan

studi) dan atau dalam rangka bertindak (melakukan suatu praktek).

E. Tujuan Landasan Pendidikan

Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan

oleh orang lain, Pendidikan berlangsung kapanpun, artinya berlangsung sepanjang

hayat (life long education) . Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks

hubungan individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubunganindividu

dengan Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri. Dalam

hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui

berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya

disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya hakikat pendidikan adalah

humanisasi yang menginginkan terwujudnya manusia ideal atau manusia yang

dicita citakan sesuai nilai nilai dan norma yang dianut. Contoh manusia ideal yang

menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain : manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, cerdas dan

terampil. Oleh karena itu pendidikan bersifat normatif harus dapat dipertanggung

jawabkan. Mengingat hal tersebut pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara

sembarang, melainkan harus dilaksanakan dengan bijaksana. Pendidikan harus

viii
dilaksanakan secara disadari dengan mengacu kepada suatu landasan yang kokoh,

sehingga jelas tujuannya tepat isi kurikulumnya serta efesien dan efektif cara

pelaksanaanya.

F. Fungsi Landasan Pendidikan

Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka

prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan

kesalahan yang dapat merugikan sehingga praktek pendidikan menjadi efesien,

efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan.

Contoh : Dalam praktek pendidikan para guru dituntut agar melaksanakan

peranan sesuai semboyan “Tut Wuri Handayani”. Untuk itu para guru idealnya

memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tersebut. Sebab apabila

tidak sekalipun tampaknya guru tertentu berbuat “seperti melaksanakan peranan

sesuai semboyan Tut Wuri Handayani, namun perbuatan itu tidak akan

disadarinya sebagai perbuatan untuk tut wuri handayani untuk siswanya. Bahkan

kemungkinan perbuatan guru tersebut akan lebih sering bertentangan dengan

semboyan tersebut. Misalnya : guru kurang menghargai bakat masing masing

siswa ; semua siswa dipandang sama, tidak memiliki perbedaan individu ; guru

lebih sering mengatur apa yang diperbuat siswa dalam rangka belajar, guru tidak

menghargai kebebasan siswa. Seharunys guru berperan sebagai penentu

perkembangan pribadi siswa, guru berperan sebagai pembentuk pribadi siswa,

guru berperan sebagai pembentuk untuk menjadi siapa para siswa dikemudian

hari. Dalam contoh ini semboyan tinggal hanya sebagai semboyan. Sekalipun

guru itu hafal betul semboyan tersebut, tetapi jika asumsi asumsinya tidak

dipahami dan diyakini maka perbuatan dalam praktek pendidikannya tetap tidak

ix
bertitik tolak pada semboyan tadi, terjadi kesalahan, sehingga tidak efesien dan

tidak efektif. Sebaliknya, jika guru memahami dan meyakini asumsi dari

semboyan Tut Wuri Handayani (Yaitu : Kodrat alam dan kebebasan siswa) maka

ia akan dengan sadar melaksanakan peranannya. Guru akan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengatur diri mereka sendiri dalam rangka

belajar, guru menghargai kebebasan siswa. Dengan bertitik tolak pada asumsi

pada kodrat alam dan kebebasan yang dimiliki setiap siswa. Maka perbuatan guru

dalam praktek pendidikanya bukan untuk membentuk prestasi belajar tanpa

mempertimbangkan bakat atau kecepatan dan kapasitas belajar masing masing

siswa. Guru hanya akan mengatur atau mengarahkan siswa ketika siswa

melakukan kesalahan atau salah arah dalam rangka belajarnya. Berdasarkan

uraian di atas, jelas kiranya bahwa asumsi atau landasan pendidikan akan

berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para guru dalam melaksanakan

praktek pendidikan

G. Jenis Landasan Pendidikan berdasarkan Asumsi

Menurut Roy Wilson Organ asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam :

1. Aksioma adalah asumsi yang diterima kebenarannya tanpa perlu pembuktian,

atau suatu pernyataan yang kebenerannya diakui atau diterima secara

universal. Contoh : “ Dalam Hidupnya manusia tumbuh dan berkembang.”

terhadap penyataan ini tidak akan ada orang yang menyangkal kebenarannya

sebab kebenarannya dapat diterima secara universal tanpa peru dibuktikan

lagi.

2. Postulat adalah asumsi yang diterima kelompok orang tertentu atas dasar

persetujuan. Contoh : “Perkembangan individu ditentukan oleh faktor

x
hereditas maupun oleh faktor pengaruh lingkungannya (pengalaman)” Asumsi

ini disetujui atau diterima benar oleh kelompok orang tertentu tetapi bisa saja

ditolak oleh orang lainnya yang menyetujui asumsi bahwa perkembangan

individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor hereditas saja, atau oleh faktor

pengaruh lingkungan saja.

3. Premis Tersembunyi adalah asumsi yang tidak dinyatakan secara tersurat yang

diharapakan dipahami atau diterima secara umum. Premis tersembunyi

merupakan premis mayor premis minor dalam silogisme yang tidak

dinyatakan secara tersurat. Dalam hal ini pembaca atau pendengar diharapkan

dapat melengkapinya. Contoh: “Armin perlu di didik (dinyatakan) dalam

pernyataan ini terdapat premis tersembunyi yang tidak dinyatakan, yaitu

semua manusia perlu di didik (premis mayor) dan Armin adalah manusia

(premis minor). Maka kesimpulannya seperti pernyataan di atas Armin Perlu

di didik

H. Landasan Pendidikan berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumber jenis landasan pendidikan dapat di identifikasi dan

dikelompokan menjadi :

1. Landasan Religius Pendidikan merupakan suatu asumsi yang bersumber dari

ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contohnya: “

carilah ilmu sejak buaian hingga masuk liang lahat” Implikasinya, bagi setiap

muslim bahwa belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat

merupakan suatu kewajiban.

2. Landasan Filosofi Pendidikan merupakan suatu asumsi yang bersumber dari

filsafat yang menjadi titik tolat dalam pendidikan. Landasan filosofi

xi
pendidikan tidaklah hanya satu melainkan ragam sebagaimana aliran filsafat,

seperti idealisme, realisme, pragmatisme dan pancasila. Contoh : penganut

realisme berpendapat bahwa “Pengetahuan yang benar diperoleh manusia

melalui pengalaman diriya. Implikasinya, penganut realisme mengutamakan

metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung. Misalnya melalui

observasi praktikum.

3. Landasan Ilmiah Pendidikan merupakan asumsi yang bersumber dari disiplim

ilmu tertentu yang menjadi titik tolak pendidikan. Ada berbagai jenis landasan

pendidikan seperti landasan psikologis pendidikan, landasan sosisologis

pendidikan, landasan bilogis pendidikan, landasan antopologis pendidikan,

landasan histori pendidikan, landasan politik pendidikan dan landasan fiologis

pendidikan.

4. Landasan Hukum atau Yuridis merupakan suatu asumsi yang bersumber dari

peraturan perundangan yang beralaku, yang dijadikan titik tolak dalam

pendidikan. Contoh dalam UU RI NO 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dinyatakan : “Setiap Warga Negara yang berusia 7

sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6) . Implikasinya

Kepala Sekolah Dasar atau Panitia Penerimaan Siswa Baru di SD Harus

memprioritaskan anak-anak (pendaftar) berusia 7 tahun untuk diterima sebagai

siswa dari pada anak anak yang baru mencapai usia 6 tahun.

I. Pengembangan Implikasi dalam menerapkan Konsep Landasan Pendidikan

di Indonesia

xii
Implikasi dalam menerapkan konsep pendidikan harus terdapat moment

berfikir dan moment bertindak. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa dalam

rangka pendidikan itu mesti terdapat moment studi pendidikan dan moment

praktek pendidikan. Moment studi pendidikan yaitu saat berfikir atau

memperlajari pendidikan dengan tujuan untuk memahami atau mengahasilkan

sistem konsep pendidikan. Moment praktek pendidikan yaitu saat dilaksanakan

berbagai tindakan atau praktek pendidikan atas dasar hasil studi pendidikan yang

bertujuan untuk membantu seseorang (peserta didik) agar mencapai tujuan

pendidikan.

Sebagai implikasi dari landasan hukum pendidikan, maka pengembangan konsep

pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan

profesional.

2. Pendidikan profesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam

menerapkan statu teori, tetapi juga mempelajari cara membina tenaga

pembantu dan mengusahakan alat-alat bekerja.

3. Sebagai konsekuensi dari beragamnya kemampuan dan minat siswa serta

dibutuhkannya tenaga verja menengah yang banyak maka perlu diciptakan

berbagai ragam sekolah kejuruan.

4. Untuk merealisasikan terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya maka

perlu perhatian yang sama terhadap pengembangan afeksi, kognisi dan

psikomotor pada semua tingkat pendidikan.

xiii
5. Pendidikan humaniora perlu lebih menekankan pada pelaksanaan dalam

kehidupan seharí-hari agar pembudayaan nilai-nilai Pancasila akan lebih

mudah dicapai.

6. Isi kurikulum mulok (muatan lokal) agar disesuaikna dengan norma-

norma, alat, contoh dan keterampilan yang dibutuhkan di daerah setempat.

7. Perlu diselenggarakan suatu kegiatan badan kerjasama antara sekolah

masyarakat dan orang tua untuk menampung aspirasi, mengawasi

pelaksanaan pendidikan, untuk kemajuan di bidang pendidikan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis

landasan pendidikan yang dapat kita kaji, anatara jenis landasan pendidikan yang

satu dengan jenis landasan pendidikan lainnya saling berkaitan. Landasan

Pendidikan sekolah dasar yaitu berbagai asumsi yang bersumber dari filsafat yang

menjadi titik tolak praktik pendidikan disekolah dasar sebagai salah satu sumber

bentuk satuan pendidikan sekolah dasar yang menyelenggarakan program

pendidikan 6 tahun. Landasan ini merupakan suatu sistem asumsi pendidikan

yang deduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum. Kita sebagai calon pendidik,

maupun pendidik harus pandai dalam memilah dan memilih mengenai asumsi

landasan pendidikan mana yang harus di tolak dan mana yang harus diterima serta

kita anut. Ini merupakan salah satu peranan pelaku studi landasan pendidikan,

yaitu membangun landasan kependidikannya sendiri. Landasan pendidikan yang

xiv
di anut itulah yang akan berfungsi sebagai titik tolak dalam rangka praktek

penidikan dan atau studi pendidikan lebih lanjut.

B. Saran

1. Seorang pendidik sebaiknya dapat mendidik anak didiknya agar pengetahuan

yang mereka miliki dapat seimbang dengan sikap dan moral.

2. Janganlah lelah untuk mengejar pendidikan karena pendidikan dapat terus

berlangsung selama proses dalam hidup kita tetap berjalan. 

3. Proses pendidikan seharusnya ditunjang dengan pendidik yang berkompeten

sehingga pendidikan dapat membentuk kepribadian anak didik menjadi baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ranty Pebriantika (2012). Makalah Landasan Pendidikan. From

http://rantypebriantika.blogspot.com/2012/11/konsep-landasann

pendidikan_5470.html= 25, November 2012

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta

UU Sikdiknas. 2006. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Lhani(2008). Landasan Pendidikan. From

http://meilanikasim.wordpress.com/2008/12/01/makalah-landasan-

pendidikan/=1,Desember 2008

Pidarta, Dr. Made. 2000. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta

http:// Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan _ peutuah.com

Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri

Jakarta http:// landasan filosofis pendidikan - upi.pdf.com

xv

Anda mungkin juga menyukai