Anda di halaman 1dari 8

WALI SONGO

1. Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-
nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan Gresik adalah
untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai
dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah
SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja.

 Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.


 Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur.
 Tahun Wafatnya: 1419 masehi
 Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik.

Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi
Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama Islam di
pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit.

Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi pedagang.
Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang
saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang
terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam.

Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik.
Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran, Gresik, Jawa
Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan tentang ilmu
agama Islam hingga akhir hayatnya.

Asal Usul Sunan Gresik

Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat
sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat
adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.

Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah
terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara,
termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang
wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475
Hijriah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam sudah ada di pulau jawa sebelum jaman Wali Songo.
Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu
masih belum berkembang secara luas.

Sejarah Sunan Gresik

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama
Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau
berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.

Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyat
Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa
rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan
tidak memiliki agama.

Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi:

Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para
pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia
lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan
Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke
dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H.

Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan
strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu :

“Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan
petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara
yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”

Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim
maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani.
Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk
Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo. Menurut
sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh
Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna Moh artinya tidak atau
menolak, dan Limo memiliki arti lima.
Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak
mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main (Tidak Berjudi), Moh
Ngombe (Tidak Minum Alkohol), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak
Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina).

 Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.


 Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya.
 Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya.
 Tahun Wafatnya: 1481 M.
 Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi
Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan
Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk
masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam.

3. Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan
Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali
Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi
dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya
diam, jangan sampai di goncang kebingungan.

 Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.


 Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang,
bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema islam.
 Tahun Wafatnya: 1525 M.
 Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.

Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana Makdum
Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah
ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di
Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai.

Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus
dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat
tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke
Tuban.
Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah
kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai
hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat alat musik
gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban.

Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat Sunan
Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan dakwah.

4. Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan
Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat
adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah
pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia.

 Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim


 Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
 Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan singa mangkok.
 Tahun Wafatnya: 1522 M.
 Makam Sunan Drajat: Paciran, Lamongan.

Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan
Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu agama Islam
dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati,
Lamongan.

Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut:

1. Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang buta.
2. Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada orang yang
kelaparan.
3. Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada orang
yang telanjang.
4. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh
pada orang yang kehujanan.

Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan
dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin
banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang
berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan.
5. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Menurut sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang
mengajarkan agama Islam secara dengan bertahap. Caranya adalah dengan menanamkan
nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar.

Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali
dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan
sendirinya.

 Nama Asli Sunan Kalijaga: Raden Said.


 Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga: Demak dan daerah sekitarnya.
 Peninggalan Sunan Kalijaga: Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk.
 Tahun Wafatnya Sunan: 1513 M.
 Makam Sunan Kalijaga: Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Tengah.

Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Kalijaga adalah orang pribumi asli yang lahir di
Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang
merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan
Majapahit.

Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat
diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun tersebut memiliki nama Kalijaga, sebab
zaman dulu berdasarkan cerita sejarah Sunan Kalijaga memiliki hubungan dekat dengan
Sunan Gunung Jati.

6. Sunan Kudus

Sunan Kudus termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Wali Songo. Berdasarkan
sejarah Sunan Kudus merupakan seorang Wali yang mewariskan budaya toleransi antar umat
beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat
hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus.
 Nama Asli Sunan Kudus: Ja’far Shadiq
 Wilayah Dakwah Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
 Peninggalan Sunan Kudus: Masjid Menara Kudus
 Tahun Wafatnya: 1550 M
 Makam Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah

Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati
dari anaknya yang bernama Syarifah. Hal ini berarti Beliau merupakan keponakan dari Sunan
Bonang dan Sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang diberikan kepadanya berasal dari nama
tempat Beliau belajar yaitu Al-Quds.

Sejarah Singkat Sunan Kudus

Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga belajar agam
islam dari kedua pamannya (Sunan Bonang dan Sunan Drajat). Selam belajar di Yerusalem,
Sunan Kudus banyak mendapat pelajaran mengenai ilmu agama dan ilmu pengetahuan dari
para ulama Arab.

Seusai menuntaskan belajar di Yerusalem, Beliau kembali ke Nusantara dan memulai


merintis sebuah pondok pesantren. Di pondok pesantren itu Sunan Kudus mengajarkan ilmu-
ilmu agama Islam dan berdakwah untuk mengajak masyarakat setempat agar beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.

Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah banyak.
Berkat keluasan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang dimiliki oleh Sunan Kudus,
akhirnya masyarakat setempat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah Kudus.

Sunan Kudus pun mengambil tawaran tersebut, karena menilai bahwa ini dapat menjadi salah
satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas lagi. Ditambah Beliau
jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di kalangan pejabat, priyai, dan
bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa.

Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena keluasan
ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah di masyarakat, Beliau juga
menggunakan cara dakwah dengan menyelipkaan ajaran agama Islam pada kebiasaan atau
budaya rakyat setempat.

7. Sunan Muria

Sunan Muria termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang
memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Metode pengajaran Beliau adalah
menggunakan tembang sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam

Selain itu Sunan Muria juga mewariskan sebuah budaya bernama kenduri. Budaya Kenduri
ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah
dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung
dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan,
mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari.

 Nama Asli Sunan Muria: Raden Umar Said.


 Wilayah Dakwah Sunan Muria: Kudus dan Pati.
 Peninggalan Sunan Muria: Masjid Muria.
 Tahun Wafatnya: 1551 M.
 Makam Sunan Muria: Kudus, Jawa Tengah.

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik
kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar
dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat
setempat.

Sunan Muria lebih akrab dan suka berdakwah kepada rakyat jelata karena memiliki
jumlahnya paling banyak dan mereka juga mudah menerima ilmu-ilmu baru. Selain
menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya Beliau juga bertani, berdagang, dan
melaut.

8. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh
Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya.

Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya
bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain.

 Nama Asli Sunan Gunung jati: Syarif Hidayatullah.


 Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati: Cirebon, Banten dan Demak.
 Peninggalan Sunan Gunung Jati: Masjid merah Panjunan, Kumangang Pintu, dan
Kereta untuk berdakwah.
 Tahun Wafatnya: 1568 M.
 Makam Sunan Gunung Jati: Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa
Barat.
Sunan Gunung Jati merupakan seorang Wali keturunan bangsawan dari Timur Tengah yang
bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati adalah keturunan dari
Bani Hasyim yang berasal dari Palestina dan jadi pembesar di Negara Mesir.

Sunan Gunung Jati semasa hidupnya menyampaikan ajaran Islam di wilayah sekitar daerah
Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk
mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon.

9. Sunan Giri

Sunan Giri merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali
Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali yang populer akan
cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat.

Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu
permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir.

 Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.


 Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri: Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi dan Maluku.
 Peninggalan Sunan Giri: Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri
Kedaton dan Telogo Pegat.
 Tahun Wafat Sunan Giri: 1506 M
 Makam Sunan Giri: Kebomas, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Giri merupakan putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam
di daerah Pasai, Malaka. Namun karena pada saat itu timbul sebuah konflik, sehingga ayah
Sunan Giri menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan supaya dibawa pergi ke Jawa.

Anda mungkin juga menyukai