Anda di halaman 1dari 2

Laporan Kegiatan

1. Nama dan jenis kegiatan : Lawatan sejarah


2. Tempat : Komplek Pemakaman Sunan Sendang Duwur, Paciran, Lamongan
3. Waktu : Minggu, 13 Agustus 2017
4. Narasumber : Bapak Syaifullah
5. Isi laporan :

Sunan Sendang Duwur

Makam Sendang merupakan salah satu peninggalan sejarah yang berasal dari masa transisi
Hindu dan Islam di Indonesia khusunya Lamongan. Secara umum makam Sendang Duwur terdiri dari
bangunan makam Sunan Sendang, gapura untuk memasuki makam tersebut berupa candi bentar,
paduraksa, serta masjid dan makam umum yang tersebar di lingkungan situs Sendang Duwur.
Walaupun komplek makam terletak di dataran yang cukup tinggi, tetapi bisa dijangkau oleh
kendaraan umum ataupun pribadi. Sarana jalan yang sudah baik dan memadai memudahkan para
pengunjung yang ingin kesana untuk berwisata ziarah.

Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang terletak di bagian utara
atau pantai utara, termasuk kawasan yang banyak peninggalan sejarah budaya dan juga merupakan
jalur penyebaran agama Islam oleh para walisongo dan para sunan. Dahulu pada zaman kerajaan
Hindu Jawa Timur pesisir utara merupakan daerah perdagangan yang telah dikenal oleh pedagang dari
nusantara maupun para saudagar dari Timur Tengah yang datang singgah, pergi dan bahkan ada juga
yang menetap.

Bangunan Makam Sendang merupakan sebuah komplek makam yang memiliki keunikan
karena dihiasi oleh beberapa Gapura yaitu Gapura Bentar, Paduraksa, Sayap yang merupakan bukti
kuat pada masa ini telah terjadi akulturasi atau masa transisi dari hindu-islam. Tetapi pada bangunan
makam aslinya masih melambangkan simbol surya majapahit. Surya majapahit ditunjukan dengan
adanya gambar bintang pada makam. Surya majapahit menunjukan Sunan Sendang dimakamkan pada
tahun-tahun kekuasaan Majapahit.

Makam sunan sendang merupakan makam dari Raden Nur Rahmat atau dijuluki Sunan
Sendang yang merupakan tokoh agama Islam. Raden Nur Rahmat adalah putra dari Abdul Qohar bin
Abu Yazid bin Syayid Djamaludin Al-Akbar yang berasal dari Bagdad (Irak) dan Ibu Dewi Sukarsih
putri Tumenggung Joyo Sumitro (Tumenggung Sedayu), beliau lahir pada tahun 1320 M. Raden Nur
Rahmat merupakan tokoh penyebar agama islam di wilayah pantai utara. Makam Sunan Sendang ada
sekitar masa peralihan Hindu ke Islam. Makam tersebut dinamakan Makam Sunan Sendang diambil
dari nama desa yaitu Desa Sendang Duwur.

Ayah Raden Noer Rochmat adalah seorang ulama pejuang bernama Syekh Abdul Qohar bin
Abdul Jalil yang terus bersambung kepada Abdul Malik bin Jamaluddin Husein Akbar (Syekh
Jumadil Kubro), salah seorang keturunan Rasulullah Saw. Sedangkan ibunya bernama Raden Ayu
Dewi Sukarsih adalah putri Raden Joyo Sasmitro seorang Adipati Sedayu. Raden Noer Rochmat
merupakan salah seorang penyebar agama Islam di pulau Jawa. Diriwayatkan ayahnya Abdul Kohar
sampai ke Pulau Jawa karena perahunya mengalami masalah dan terdampar di wilayah Sedayu
Lawas, Lamongan sehingga akhirnya menetap di daerah tersebut. Abdul Kohar sangat pandai
berinteraksi dengan masyarakat sekitar Sedayu Lawas, dan akhirnya menikahi Dewi Sukarsih anak
Tumenggung Joyo Sasmitro penguasa Sedayu. Akhirnya Abdul Kohar dengan Dewi Sukarsih
dikaruniai seorang anak laki- laki. Anak itu tidak lain adalah Raden Noer Rahmad. Oleh ayahnya
Noer Rahmad dididik secara Islami dan ilmu kepemimpinan sehingga mewarisi kecakapan dan
kehebatan ayahnya.

Anda mungkin juga menyukai