Anda di halaman 1dari 8

WALISANGA DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIA

SUNAN BONANG

Disusun Oleh:

Kelompok 4
Almala Khairunissa
Azaria Zahrah
Keisha Bilqis Syuhada
Sri Hanifah Musdzalifah

MTsN 2 KOTA BANDUNG


Jl. Antapani No. 78, Antapani Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Walisanga dalam Dakwah Islam di
Indonesia (Sunan Bonang). Laporan ini dibuat bertujuan untuk menambah wawasan tentang
biografi Sunan Bonang serta peran Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia
bagi para pembaca dan juga bagi kami.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Yeti Rohaeti selaku guru SKI (Sejarah
Kebudayaan Islam) yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok
yang telah membagi pengetahuan, waktu, dan tenaganya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini.

Kami sebagai penyusun mengakui bahwa laporan yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 4 Februari 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Walisanga adalah “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah Swt. Mereka
dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di Nusantara.

Tokoh tokoh Walisanga sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah
serta mulia. Walisanga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang
kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang
menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun
keagamaan. Salah satu tokoh Walisanga yang akan dijelaskan dalam laporan ini adalah
Sunan Bonang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Siapa Sunan Bonang sebagai tokoh Walisanga?


b. Bagaimana biografi Sunan Bonang sebagai tokoh Walisanga?
c. Bagaimana cara penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Bonang?
d. Apa saja keteladanan Sunan Bonang sebagai tokoh Walisanga?

1.3 Tujuan

a. Mengenal siapa Sunan Bonang


b. Mengetahui biografi Sunan Bonang
c. Mengetahui cara penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Bonang
d. Mengetahui keteladanan Sunan Bonang

1.4 Manfaat

a. Pembaca dapat mengenal dan mengetahui Sunan Bonang sebagai tokoh Walisanga
b. Pembaca dapat mengetahui peranan Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sunan Bonang

Raden Makdum Ibrahim atau yang dikenal juga sebagai Sunan Bonang, sebagai salah
satu dari sembilan wali yang berperan dalam menyiarkan Islam di Indonesia. Sunan Bonang
sendiri merupakan putra pertama dari Sunan Ampel. Beliau juga merupakan seorang guru
sekaligus imam besar yang sangat terkenal dan dihormati di Pulau Jawa. Dan sebagai
waliyullah, Sunan Bonang banyak dianugerahi dengan ilmu yang sangat tinggi.

2.2 Biografi Sunan Bonang

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sunan Bonang lahir sekitar 1465 M. Beliau
merupakan putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati, yang biasa disebut Nyai Ageng
Manila. Maka dari itu, Sunan Bonang juga merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik
Ibrahim, yang jika diteruskan akan bertemu dengan silsilah Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ibunya, merupakan putri dari seorang adipati Tuban yakni Aryo Tejo.

Nama asli Sunan Bonang yaitu Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau Raden
Makdum Ibrahim. Beliau juga merupakan kakak dari Raden Qosim atau yang dikenal sebagai
Sunan Drajat. Sejak kecil Sunan Bonang telah dibekali dengan ajaran agama Islam oleh
ayahnya dengan tekun dan disiplin. Bahkan Sunan Bonang yang masih muda pernah
melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan latihan atau riyadhoh sebagai seorang wali.

Saat masih remaja, Sunan Bonang pernah menyebrang hingga ke daerah Pasai, Aceh
untuk mendapatkan ajaran agama Islam dari Syekh Maulana Ishak bersama dengan Raden
Paku (Sunan Giri). Setelah kembali ke tanah Jawa, beliau menetap di daerah Bonang atau
Pantai Utara. Beberapa sumber menyebutkan bahwa beliau tidak menikah dan tidak memiliki
keturunan, karena lebih memilih mengabdikan hidup untuk menyebarkan agama Islam.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa
Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di Kota Tuban. Lokasi makam
Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai
pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau
sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat
membawanya dan hanya membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati
Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada
murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang.

2.3 Penyebaran Agama Islam oleh Sunan Bonang

Seperti anggota Walisongo yang lain, penyebaran yang dikerjakan Sunan Bonang
dalam berdakwah tidak jauh dari kebudayaan dan tradisi yang sudah ada di masyarakat.
Sunan Bonang menyebarkan agama Islam melalui pendekatan kebudayaan dan kesenian.
Sunan Bonang menyebarkan agama Islam di Surabaya, Jawa Timur.
Berikut cara yang digunakan Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam :

1. Gamelan
Salah satu media yang digunakan oleh Sunan Bonang dalam berdakwah adalah
gamelan, yang sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha. Namun, dalam
dakwahnya, Sunan Bonang menambahkan beberapa alat musik gamelan lain,
seperti rabab dan bonang sebagai pelengkap dari gamelan Jawa. Alasan Sunan
Bonang berdakwah lewat gamelan Jawa adalah supaya lebih mudah diterima
oleh masyarakat setempat. Dengan musik yang dimainkan lewat gamelan buatan
Sunan Bonang, penyebaran agama Islam pun bisa tersebar di Surabaya.

2. Lagu
Selain lewat gamelan, Sunan Bonang juga menyebarkan dakwah Islam melalui
sebuah tembang atau lagu. Lagu yang diciptakan oleh Sunan Bonang bertajuk
“Tombo Ati”. Dalam lagu ini Sunan Bonang menyampaikan hukum-hukum serta
kewajiban yang perlu dilakukan oleh umat muslim, seperti membaca Al-Qur’an
dan melaksanakan Shalat. Sebagai seorang pendakwah Islam yang menggunakan
pendekatan budaya di bidang sastra dan seni, Sunan Bonang juga disebut sebagai
seniman oleh masyarakat setempat.

3. Karya Sastra
Cara lain yang dilakukan oleh Sunan Bonang dalam dakwahnya adalah lewat
karya sastra. Salah satu karya sastra yang sempat diciptakan oleh Sunan Bonang
adalah Suluk Wujil, yang dipengaruhi oleh kitab Al Shidiq karya Abu Said Al
Khayr. Suluk Wujil adalah karya spiritual yang berisikan tasawuf sebagai media
pengajaran agama Islam. Karya Sunan Bonang ini diketahui sebagai salah satu
karya sastra terbesar di Indonesia karena isinya yang indah serta kandungannya
yang kaya dalam menafsirkan kehidupan beragama.

2.4 Keteladanan Sunan Bonang

Sunan Bonang memiliki keistimewaan memimpin dan bergaul dengan masyarakat.


Bakat ini menunjang tugasnya untuk meneruskan dakwah ayahnya terutama dalam bidang
seni budaya. Oleh karena itu, Sunan Bonang lebih banyak menggunakan seni dan budaya
sebagai media dakwahnya. Melalui berbagai unsur kesenian beliau tanamkan roh Islamiah
baik yang berkenaan dengan akidah hukum maupun etika.

Sunan Bonang banyak mengubah syair lagu gending dengan tema tauhid, ibadah,
akhlak, kisah kisah nabi. Sunan Bonang juga lah yang mengubah gamelan Jawa seperti yang
ada sekarang, dengan begitu berangsur angsur terkikisnya jenis kepercayaan dan adat istiadat
lama yang menyesatkan. Lalu tumbuhnya akidah dan ajaran Islam yang menjanjikan
kebahagiaan dunia akhirat.

Sunan Bonang menggunakan kebudayaan Jawa yang sudah lama ada untuk menarik
perhatian masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan untuk menanamkan ajaran agama Islam tanpa
harus mengubah kebiasaan dan juga unsur budaya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Raden Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Bonang merupakan salah satu wali yang
sangat berperan penting dalam penyebaran agama Islam. Beliau merupakan putra dari Sunan
Ampel. Dan melakukan penyebaran agama Islam di daerah Surabaya, Jawa Timur dengan
berbagai cara, yakni gamelan, lagu, dan karya sastra. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525
M. Banyak sekali keteladanan Sunan Bonang yang dapat kita petik dan teladani dari kisah
hidup beliau, salah satunya memakai banyak metode dakwah yang menggunakan kearifan
lokal sebagai media dakwahnya juga menanam unsur islamiyah baik yang berkenaan dengan
aqidah hukum maupun etika.

3.2 Saran

Demikianlah laporan yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Apabila terdapat saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya.

Kelompok 4 Kelas IX-C


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai