Anda di halaman 1dari 6

Syekh Maulana Akbar

BY : Hadiwijaya
Ulama lain yang juga menyebarkan Islam sebelum masa Walisongo adalah Syekh Maulana
Akbar. Beliau merupakan adik dari Syekh Datuk Kahfi yang melakukan dakwah di wilayah
Kuningan, Jawa Barat. Kedatangan Syekh Maulana Akbar ke Pulau Jawa dilakukan setelah Syekh
Datuk Kahfi membangun pusat dakwah di Amparan Jati, Cirebon. Sama seperti kakaknya, beliau
juga lahir di Malaka sekitar abad 14.

Dalam sebuah kisah yang dituliskan di Naskah Pangeran Wangsakerta, Syekh Maulana Akbar
menimba ilmu di Makkah sejak usia remaja, bahkan lebih dulu tinggal di Makkah daripada Syekh
Datuk Kahfi.

Menurut Bambang Irianto dan Siti Fatimah dalam bukunya Syekh Nurjati (Syekh Datul Kahfi):
Perintis Dakwah dan Pendidikan, kedatangan Syekh Maulana Akbar di Kuningan bermula dari
kunjungan murid Syekh Datuk Kahfi, Walasungsang dan Rara Santang ke Makkah.
Dari interaksi itu, dan berbagai cerita yang disampaikan Walasungsang terkait situasi di
Nusantara, Syekh Maulana Akbar mulai memiliki keinginan untuk berdakwah ke Jawa, mengikuti
jejak kakaknya. Syekh Maulana Akbar juga sempat pergi ke Persia sehinga banyak orang yang
salah mengira kalau Syekh Maulana Akbar berasal dari Persia.
Sesampainya di Cirebon pada sekitar tahun 1450, beliau tinggal beberapa waktu bersama
Syekh Datuk Kahfi hingga akhirnya membangun lingkungan dakwahnya sendiri di Kuningan
dengan mendirikan pondok pesantren di Desa Sidapurna, Kuningan.

Syekh Maulana Akbar menikah dengan Nyi Wandasari, cucu Raja Sunda Prabu Dewa Niskala
di Kawali. Dari pernikahan itu lahir seorang putra berama Maulana Arifin. Putranya inilah yang
nantinya menggantikan peran Syekh Maulana Akbar dalam menyiarkan Islam di Kuningan
setelah dirinya wafat.

Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik
putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang
silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.

Sedangkan Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Muda'im) yaitu putri
dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian
Santang atau Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana / Cakrabumi atau Mbah
Kuwu Cirebon Girang yang berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, seorang Muballigh asal Baghdad
bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad.
Menurut cerita rakyat, sebagian besar walisongo mempunyai hubungan atau berasal dari keturunan Syekh
Maulana Akbar ini. Tiga putaranya disebutkan meneruskan dakwah di Asia Tenggara; adalah Ibrahim Akbar
( atau ibrahim as- samarkandi ) ayah Sunan Ampel yang berdakwah di champa dan Gresik, Ali Nuralam Akbar
kakek Sunan Gunung Jati yang berdakwah di Pasai, dan Zainal Alam Barakat.

Penulis asal Bandung Muhammad Al Baqir dalam Tarjamah Risalatul Muawah (Thariq menuju kebahagian )
memasukkan beragam catatan kaki dari riwayat riwayat lama tentang kedatangan para mubaligh Arab ke Asia
Tenggara. Ia berkesimpulan bahwa cerita rakyat tentang syekh Maulana Akbar yang sempat mengunjungi
nusantara dan wafat di Wajo, Makasar (dinamakan masyarakat setempat makam keramat Mekkah) belum
dapat di konfirmasi dengan sumber sejarah lain.selain itu juga terdapat juga riwayat turun-temurun tarekat
Sufi di Jawa Barat, yang menyebutkan bahwa Syekh Mulana Akbar wafat dan dimakamkan di Cirebon,
meskipun juga belum dapat di perkuatoleh sumber sejarah lain.

Anda mungkin juga menyukai