Kelas : X Mia 3
Kerajaan Pagaruyung
FauzanFile 20/04/20
Termasuk pula di dalam Malayapura adalah kerajaan Dharmasraya dan
beberapa kerajaan atau daerah taklukan Adityawarman lainnya.
Awal Berdiri Pagaruyung
FauzanFile 20/04/20
Adityawarman pada awalnya dikirim untuk menundukkan daerah-daerah
penting di Sumatera, dan bertahta sebagai raja bawahan (uparaja) dari
Majapahit.[11] Namun dari prasasti-prasasti yang ditinggalkan oleh raja ini
belum ada satu pun yang menyebut sesuatu hal yang berkaitan dengan
bhumi jawa dan kemudian dari berita Cina diketahui Adityawarman pernah
mengirimkan utusan ke Cina sebanyak 6 kali selama rentang waktu 1371
sampai 1377.
Pengaruh Hindu-Budha
FauzanFile 20/04/20
Dari prasasti Batusangkar disebutkan Ananggawarman sebagai yuvaraja
melakukan ritual ajaran Tantris dari agama Buddha yang disebut hevajra
yaitu upacara peralihan kekuasaan dari Adityawarman kepada putra
mahkotanya, hal ini dapat dikaitkan dengan kronik Tiongkok tahun 1377
tentang adanya utusan San-fo-ts’i kepada Kaisar Cina yang meminta
permohonan pengakuan sebagai penguasa pada kawasan San-fo-ts’i.
Pengaruh Islam
FauzanFile 20/04/20
adat diganti dengan aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang
terkenal: “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”, yang artinya
adat Minangkabau bersendikan pada agama Islam, sedangkan agama Islam
bersendikan pada Al-Qur’an. Namun dalam beberapa hal masih ada beberapa
sistem dan cara-cara adat masih dipertahankan dan inilah yang mendorong
pecahnya perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Padri yang
pada awalnya antara Kaum Padri (ulama) dengan Kaum Adat, sebelum
Belanda melibatkan diri dalam peperangan ini.
Pada awal abad ke-17, kerajaan ini terpaksa harus mengakui kedaulatan
Kesultanan Aceh, dan mengakui para gubernur Aceh yang ditunjuk untuk
daerah pesisir pantai barat Sumatera. Namun sekitar tahun 1665,
masyarakat Minang di pesisir pantai barat bangkit dan memberontak
terhadap gubernur Aceh. Dari surat penguasa Minangkabau yang menyebut
dirinya Raja Pagaruyung mengajukan permohonan kepada VOC, dan VOC
waktu itu mengambil kesempatan sekaligus untuk menghentikan monopoli
Aceh atas emas dan lada. Selanjutnya VOC melalui seorang regentnya di
Padang, Jacob Pits yang daerah kekuasaannya meliputi dari Kotawan di
selatan sampai ke Barus di utara Padang mengirimkan surat tanggal 9
Oktober 1668 ditujukan kepada Sultan Ahmadsyah, Iskandar Zur-Karnain,
Penguasa Minangkabau yang kaya akan emas serta memberitahukan bahwa
VOC telah menguasai kawasan pantai pesisir barat sehingga perdagangan
FauzanFile 20/04/20
emas dapat dialirkan kembali pada pesisir pantai.Menurut catatan Belanda,
Sultan Ahmadsyah meninggal dunia tahun 1674[21] dan digantikan oleh
anaknya yang bernama Sultan Indermasyah.
Ketika VOC berhasil mengusir Kesultanan Aceh dari pesisir Sumatera Barat
tahun 1666, melemahlah pengaruh Aceh pada Pagaruyung. Hubungan antara
daerah-daerah rantau dan pesisir dengan pusat Kerajaan Pagaruyung
menjadi erat kembali. Saat itu Pagaruyung merupakan salah satu pusat
perdagangan di pulau Sumatera, disebabkan adanya produksi emas di sana.
Demikianlah hal tersebut menarik perhatian Belanda dan Inggris untuk
menjalin hubungan dengan Pagaruyung. Terdapat catatan bahwa tahun
1684, seorang Portugis bernama Tomas Dias melakukan kunjungan ke
Pagaruyung atas perintah gubernur jenderal Belanda di Malaka.
Sebagai akibat konflik antara Inggris dan Perancis dalam Perang Napoleon di
mana Belanda ada di pihak Perancis, maka Inggris memerangi Belanda dan
kembali berhasil menguasai pantai barat Sumatera Barat antara tahun 1795
sampai dengan tahun 1819. Thomas Stamford Raffles mengunjungi
FauzanFile 20/04/20
Pagaruyung pada tahun 1818, yang sudah mulai dilanda peperangan antara
kaum Padri dan kaum Adat. Saat itu Raffles menemukan bahwa ibu kota
kerajaan mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi. Setelah
terjadi perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1814, maka
Belanda kembali memasuki Padang pada bulan Mei tahun 1819. Belanda
memastikan kembali pengaruhnya di pulau Sumatera dan Pagaruyung,
dengan ditanda-tanganinya Traktat London pada tahun 1824 dengan Inggris.
Runtuhnya Pagaruyung
Pada awal abad ke-19 pecah konflik antara Kaum Padri dan Kaum Adat.
Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara mereka. Seiring
itu dibeberapa negeri dalam kerajaan Pagaruyung bergejolak, dan puncaknya
Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang Pagaruyung
pada tahun 1815. Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan
melarikan diri dari ibu kota kerajaan ke Lubuk Jambi.
FauzanFile 20/04/20
Pagaruyung dari Kaum Padri, pada tahun 1824 atas permintaan Letnan
Kolonel Raaff, Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah kembali ke
Pagaruyung, namun pada tahun 1825 Sultan Arifin Muningsyah, raja terakhir
di Minangkabau ini, wafat dan kemudian dimakamkan di Pagaruyung.
Pasukan Belanda dan Padri saling berhadapan di medan perang. Lukisan
sekitar tahun 1900.
Sementara Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah pada sisi lain ingin diakui
sebagai Raja Pagaruyung, namun pemerintah Hindia Belanda dari awal telah
membatasi kewenangannya dan hanya mengangkatnya sebagai Regent
Tanah Datar. Kemungkinan karena kebijakan tersebut menimbulkan
dorongan pada Sultan Tangkal Alam Bagagar untuk mulai memikirkan
bagaimana mengusir Belanda dari negerinya.
FauzanFile 20/04/20
oleh Belanda, hal ini nantinya termasuk salah satu pendorong pecahnya
pemberontakan tahun 1841 di Batipuh selain masalah cultuurstelsel.
Peninggalan
Makam Raja Raja Pagaruyung, atau biasa disebut Ustano Rajo Alam
Batu Kasur
Batu Kasur ini adalah salah satu tempat ujian calon-calon Raja Pagaruyung
sebelum memerintah di satu daerah, negeri, negera, atau perantauan. Batu
ini terletak antara Batusangkar dan Pagaruyung, yaitu sekitar 3 km dari
Kota Batusangkar.
Batu Kasur ini adalah salah satu tempat ujian calon-calon Raja Pagaruyung
sebelum memerintah di satu daerah, negeri, negera, atau perantauan. Batu
ini terletak antara Batusangkar dan Pagaruyung, yaitu sekitar 3 km dari
Kota Batusangkar. Inilah batu kasur tersebut.
FauzanFile 20/04/20
Batu yang terletak di sekitar tiga pohon beringin besar ini pernah digunakan
sebagai ujian bagi Raja Mahmud atau Raja Melewar sebelum memerintah di
Negeri Sembilan Malaysia, tahun 1773-1795.
FauzanFile 20/04/20
Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano
Prasasti Adityawarman
FauzanFile 20/04/20
Batu Batikam
Batu Batikam merupakan situs Medan Nan Bapaneh yang berfungsi sebagai
tempat musyawarah pada masa lampau. Pada bagian tengah Medan Nan
Bapaneh terdapat Batu Batikam (Batu Berlobang) dari batu andesit.
Konon batu ini berlubang karena ditikam oleh Datuak Parpatih Nan
Sabatang sebagai tanda berakhirnya perselisihan dengan Datuak
Katamanggungan menyangkut dengan pemakaian adat antara Koto Piliang
dengan Bodi Chaniago. Objek wisata ini terletak di pinggir Jl.Raya Padang
Panjang–Batusangkar jarak dari Kota Batusangkar + 5 Km, dalam Nagari
Limo Kaum
FauzanFile 20/04/20
Kesimpulan
Pengaruh Hindu-Budha
Hal ini dapat dibuktikan dengan gelar Maharajadiraja yang disandang oleh
Adityawarman seperti yang terpahat pada bahagian belakang Arca
Amoghapasa, yang ditemukan di hulu sungai Batang Hari . Dari prasasti
Batusangkar disebutkan Ananggawarman sebagai yuvaraja melakukan ritual
ajaran Tantris dari agama Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan
kekuasaan dari Adityawarman kepada putra mahkotanya, hal ini dapat dikaitkan
dengan kronik Tiongkok tahun 1377 tentang adanya utusan San-fo-ts’i kepada
Kaisar Cina yang meminta permohonan pengakuan sebagai penguasa pada
kawasan San-fo-ts’i.
Sekitar tahun 1750 kerajaan Pagaruyung mulai tidak menyukai keberadaan VOC
di Padang dan pernah berusaha membujuk Inggris yang berada di
Bengkulu, bersekutu untuk mengusir Belanda walaupun tidak ditanggapi oleh
pihak Inggris. Menurut Marsden tanah Minangkabau sejak lama dianggap
terkaya dengan emas, dan waktu itu kekuasaan raja Minangkabau disebutnya
sudah terbagi atas raja Suruaso dan raja Sungai Tarab dengan kekuasaan yang
sama. Sebelumnya pada tahun 1732, regent VOC di Padang telah mencatat
bahwa ada seorang ratu bernama Yang Dipertuan Puti Jamilan telah
mengirimkan tombak dan pedang berbahan emas, sebagai tanda pengukuhan
dirinya sebagai penguasa bumi emas. Walaupun kemudian setelah pihak
FauzanFile 20/04/20
Belanda maupun Inggris berhasil mencapai kawasan pedalaman
Minangkabau, namun mereka belum pernah menemukan cadangan emas yang
signifikan dari kawasan tersebut.
Runtuhnya Pagaruyung
Peninggalan
Makam Raja Raja Pagaruyung, atau biasa disebut Ustano Rajo Alam
Makam Raja Raja Pagaruyung.
Batu Kasur
Istano Basa Pagaruyung
Istana Basa Pagaruyung
Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano
Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano
Prasasti Adityawarman
Batu Batikam
FauzanFile 20/04/20