Anda di halaman 1dari 13

Analisa Terhadap 7 Unsur Kebudayaan di Daerah Setempat

Menurut Clyde Kluckhon Dalam Koendjaraningrat

SHEILA HERMSEN
NIM : 2290210016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Analisa Terhadap 7 Unsur Kebudayaan di Daerah Setempat Menurut Clyde
Kluckhon Dalam Koendjaraningrat”, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Antropologi yaitu Bapak Subhan Widiansyah M.pd ini tepat pada
waktunya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Subhan Widiansyah


M.pd, selaku dosen pengampu mata kuliah antropologi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat
dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4

1.2 PROFIL DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN ............................. 5

1.2 KONDISI GEOGRAFIS .................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN ............................................ 7

2.1 LANDASAN TEORI 7 UNSUR KEBUDAYAAN .................................... 7

2.2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 7

BAB III SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 12

1) SIMPULAN ........................................................................................................ 12

2) SARAN ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang kaya akan adat, suku, dan budaya, namun
seiring dengan berkembangnya zaman kesadaran masyarakat Indonesia sendiri
masih tergolong sangat rendah untuk menggali kekayaan yang dimiliki oleh
bangsanya. Oleh karena itu, disini Saya memilih untuk membahas kebudayaan
suku yang ada di lingkungan sekitar Saya yaitu Suku Minangkabau yang
merupakan suku dari orang tua dan keluarga Saya.
Suku Minangkabau merupakan suku asli dari provinsi Sumatra Barat. Sebutan
Minangkabau sendiri merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa
Minangkabau yaitu kata manang yang berarti menang dan kabau yang berarti
kerbau.
Kebudayaan yang terdapat pada suku Minangkabau memiliki ciri
khas/keunikannya sendiri, yang menjadikannya berbeda dari kebudayaan-
kebudayaan lain yang ada di Indonesia. Budaya Minangkabau adalah satu-satunya
budaya yang ada di Indonesia yang menganut sistem matrilineal (Kekerabatan
yang menarik garis keturunan menurut garis ibu), dimana harta dan tanah
diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya. Seorang perempuan dalam
kebudayaan matrilineal di Suku Minangkabau memiliki posisi diatas laki-laki,
dimana posisi perempuan lebih istimewa.
Makalah ini akan membahas tentang 7 unsur kebudayaan yang terdapat
pada Kebudayaan Minangkabau, ketujuh unsur tersebut meliputi bahasa, sistem
pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan dan teknologi, sistem
mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.

4
1.2 PROFIL DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN

Kota Pariaman adalah sebuah kota yang terletak pada provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Kota ini berjarak sekitar 56 km dari Kota Padang atau 25 km dari
Bandara Internasional Minangkabau. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota ini
sebanyak 95.519 jiwa.
Kota Pariaman diresmikan sebagai kota otonom oleh Menteri Dalam
Negeri, Hari Sabarno pada tanggal 2 Juli 2002, berdasarkan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2002 tentang pembentukan kota Pariaman di Provinsi Sumatra
Barat.[10] Sebelumnya kota ini berstatus kota administratif dan menjadi bagian
dari kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 33
Tahun 1986 yang diresmikan tanggal 29 Oktober 1987 oleh Mendagri Soepardjo
Rustam dengan Wali kota pertamanya Drs. Adlis Legan (1987-1993).

5
1.3 KONDISI GEOGRAFIS

Kota Pariaman merupakan hasil pembelahan atau pembagian dari


Kabupaten Padang Pariaman yang lahir pada 2 Juli 2002 berdasarkan Undang-
undang No. 12 Tahun 2002. Secara geografis, Kota Pariaman terletak di pantai
barat pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia.
Pada sisi utara, selatan dan timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang
Pariaman dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia.

Letak geografis Kota Pariaman di daerah perlintasan antara beberapa kota


di Sumatera Barat khususnya dan regional umumnya, merupakan faktor strategis
bagi kota ini. Jalan raya Padang-Lubuk Basung-Pasaman Barat merupakan jalan
negara yang penting bagi pemerintah, karena itu kondisinya selalu terjaga dengan
baik. Kondisi ini menguntungkan bagi Kota Pariaman.

6
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI 7 UNSUR KEBUDAYAAN

Landasan teori 7 unsur kebudayaan meliputi :

1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian
6. Sistem Religi
7. Kesenian

2.2 PEMBAHASAN

1. Bahasa

Bahasa Minangkabau atau Baso Minang merupakan sebuah bahasa


yang diterapkan oleh masyarakat Minangkabau di Provinsi Sumatera
Barat, di bagian Barat Provinsi Riau, Negeri Sembilan (Malaysia), dan juga
penduduk asli Minangkabau yang telah merantau ke berbagai daerah di
Indonesia. Beberapa waktu lalu, sempat terjadi kontroversi antara
mengenai hubungan bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu, hal ini
dikarenakan kemiripan dalam tatabahasa pada kedua bahasa tersebut.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan Minangkabau pada awalnya diprakarsai oleh


orang Hindu yang menetap di Minangkabau, pada awalnya sistem
pendidikan atau pengetahuan di Minangkabau kurang dihiraukan oleh

7
penduduknya karena sistem penilain di masyarakatnya tidak diukur
melalui oleh norma-norma ataupun peraturan adat namun diukur
melalui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan selihai mungkin.
Namun kejelasannya belum ada suatu kepastian yang konkrit dari
peninggalan-peninggalan yang menjelaskan tentang pendidikan di
Minangkabau.

Walau begitu pendidikan di dalam masyarakat Minangkabau


akhirnya terbentuk dengan adanya Bahasa Indonesia yang dijadikan
Bahasa pengantar atau bahasa persatuan di berbagai kalangan, seperti
halnya di sekolah, ataupun di kantor-kantor di dalam lingkup pertemuan.
Dan akhirnya pada zaman kemerdekaan, kebijaksanaan pendidikan secara
sentral sudah diatur yang pada umumnya berlaku bagi semua rakyat
Indonesia dari sabang hingga marauke. Namun jika dilihat sekarang
kelemahan pendidikan di Minangkabau pasti sama dengan masalah
daerah-daerah pelosok lainnya, yakni ketidakmerataannya jika kita
sandingkan dengan ibukota.

3. Sistem Organisasi Sosial

Kelompok sosial masyarakat Minangkabau yaitu kampuang, paruik,


dan suku. Suku dan kampuang dapat dianggap sebagai kelompok formal.
Suku dipimpin oleh seorang penghulu suku, sedangkan kampuang oleh
penghulu andiko atau datuak kampung.

Selain kelompok paruik, kampuang, dan suku, masyarakat


Minangkabau tidak mengenal organisasi masyarakat adat yang lain.
Dengan begitu instruksi dan aturan pemerintah, administrasi masyarakat
pedesaan, biasanya disalurkan kepada penduduk desa melalui panghulu
suku dan panghulu andiko.

8
4. Sistem Peralatan dan Teknologi

Teknologi yang berkembang pada masyarakat Minangkabau


contohnya yaitu bentuk desa dan bentuk tempat tinggal. Desa mereka
disebut nagari dalam bahasa Minangkabau. Nagari terdiri dari dua bagian
utama, yaitu daerah nagari dan taratak. Nagari ialah daerah kediaman
utama yang dianggap pusat sebuah desa. Halnya berbeda dengan taratak
yang dianggap sebagai daerah hutan dan ladang.

Di dalam nagari biasanya terdapat sebuah masjid, sebuah balai


adat, dan pasar. Masjid merupakan tempat untuk beribadah, balai adat
merupakan tempat sidang-sidang adat diadakan. Sedangkan pasar dan
kantor kepala nagari terletak pada pusat desa atau pada pertengahan
sebuah jalan memanjang dengan rumah-rumah kediaman di sebelah kiri
dan kanannya.

5. Sistem Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Minangkabau hidup dari bercocok


tanam di daerah yang subur dengan persediaan air yang cukup, pada
daerah subur yang tinggi banyak orang menanam sayur mayur untuk
perdagangan, sedangkan di daerah yang kurang subur, penduduknya
hidup dari tanaman-tanaman seperti pisang, ubi kayu, dan sebagainya.
Pada daerah pesisir mereka bisa menanam kelapa. Disamping hidup dari
pertanian, penduduk yang tinggal di pinggir laut atau danau juga dapat
hidup dari hasil tangkapan ikan

Ada berbagai hal yang menjadi faktor banyaknya orang


Minangkabau yang kemudian meninggalkan sektor pertanian, salah
satunya adalah karena tanah mereka memberikan hasil yang kurang atau
karena kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tidak dapat menjadi

9
kaya. Orang-orang sejenis ini biasanya beralih ke sektor perdagangan dan
merantau dengan harapan mereka akan kembali sebagai orang yang
dewasa dan bertanggung jawab. Kehidupan perdagangan di Minangkabau
kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri.

6. Sistem Religi

Lebih dari setengah masyarakat Minangkabau menganut agama


Islam, walaupun tidak sedikit dari mereka yang hanya menganut agama
sebagai simbol tanpa melakukan ibadah dan kewajiban yang telah
ditetapkan dalam agama tersebut. Bisa juga dikatakan bahwa mereka
tidak sepenuhnya mengenal unsur-unsur kepercayaan lain selain yang
diajarkan oleh agama Islam. Walaupun demikian, masih banyak juga orang
yang percaya akan hal-hal yang merupakan suatu larangan dalam agama
islam atau tidak diajarkan oleh agama Islam, seperti percaya dengan
kekuatan gaib.

Selain itu, tidak sedikit masyarakat Minangkabau yang


menganggap bahwa sistem matrilineal (Kekerabatan yang menarik garis
keturunan menurut garis ibu) yang dianut masyarakat Minangkabau
bertentangan dengan aturan Islam yang menekankan sistem patrilineal
(Kekerabatan yang menarik garis keturunan menurut garis ayah).

1. Kesenian

Dalam KBBI, arti lain seni adalah karya yang diciptakan dengan
keahlian yang luar biasa seperti tari, lukisan, ukiran. KBBI juga
mengartikan seni sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu
yang bernilai tinggi (luar biasa). Sedangkan kesenian adalah perihal seni,
keindahan. Seni beragam bentuknya bahkan kebahasaan juga bisa saja
menjadi bentuk kesenian karena pada utamanya seni adalah suatu hal

10
entah berbentuk atau tidak namun pada intinya pasti memiliki emosi,
cerita, rasa yang berada di dalam suatu media penghubung. Dan berikut
adalah bentuk-bentuk dari kesenian Khas Minangkabau yang beragam
bentuknya, seperti.

a. Tari Pasambahan

Tari Pasambahan ini merupakan tari yang biasa ditampilkan


sebagai persembahan atau penyambutan tamu-tamu sebagai rasa
hormat, tetapi pada saat ini, tarian pasambahan juga ditunjukkan
untuk menghibur masyarakat.

b. Tari Piring

Tari piring merupakan salah satu seni tari yang berasal dari Kota
Solok, Sumatera Barat, ciri khas dari tari ini ialah saat sedang
tampil, penari membawa semacam mangkuk/piring kecil.

c. Salawat Dulang

Salawek Talam merupakan sastra lisan yang bertema islam khas


Minangkabau. Biasanya sastra lisan ini akan dibawakan oleh dua
orang yang membacakan hafalan teks sembari diiringi oleh tabuhan
dulang. Isi dari salawat dulang ini merupakan percakapan sehari-
hari, namun menarik karena bersiat saling serang.

11
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Kebudayaan Minangkabau adalah budaya yang unik dan mengandung nilai-nilai


kebudayaan yang tinggi. Persebaran masyarakat Minangkabau di Indonesia pun
cukup luas, kebanggaan dari Suku Minangkabau adalah masakan Padang yang
sejak dulu sudah digemari oleh banyak orang, rendang dan dendeng balado,
rendang dan dendeng balado adalah salah satu masakan yang sangat disukai dan
restoran Padang pun kini sudah menyebar, baik di negara Indonesia sendiri atau
bahkan ke mancanegara.

3.2 SARAN

Sebagai salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia, budaya Minangkabau patut
dilestarikan, mengingat derasnya arus globalisasi, sebagai bagian dari Indonesia,
kita semua wajib melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dengan
menyaring setiap hal yang masuk sebagai akibat dari modernisasi.

12
DATAR PUSTAKA

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071124011057AAm
53hm

https://www.scribd.com/doc/122742492/Unsur-Unsur-Kebudayaan-
Suku-Minangkabau

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pariaman

http://shinaromandiyah1.wordpress.com/islami-2/umum/suku-
minangkabau

13

Anda mungkin juga menyukai