Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ayu Amanda

Kelas : XI IIS 6
TUGAS : buku paket hal 26

1. Kerajaan Hindu – Budha di Jawa memiliki struktur birokrasi


pemerintahan yg lebih maju dari pada kerajaan Hindu – Budha di
Sumatera. Jelaskan yg mendasari pendapat tersebut !
: Alasan yang mendasari pendapat tersebut adalah lebih kompleks
dan lebih banyaknya peninggalan sejarah masa Hindu-Buddha di
Jawa, yang untuk membangun peninggalan tersebut  diperlukan
struktur birokrasi pemerintahan yang maju pula.
Sejak masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia, pengaruh
India termasuk sistem pemerintahan juga menyebar. Pengaruh
agama Hindu dan Buddha bidang pemerintahan adalah munculnya
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, seperti
kerajaan Mataram, Tarumanegara, Kediri dan Sunda di pulau
Jawa, serta kerajaan Sriwijaya, dan Dharmasraya di pulau Sumatra.

Sistem kerajaan ini menggantikan sistem kesukuan dan desa yang


sebelumnya diterapkan. Sebelum masuknya pengaruh Hindu dan
Buddha masyarakat hidup dalam desa-kecil yang dipimpin seorang
kepala desa. Kemudian setelah masuknya pengaruh India mulailah
muncul kerajaan ini.

Kerajaan Hindu dan Buddha ini meninggalkan berbagai situ


bersejarah. Di Jawa, kerajaan Mataram membangun Candi
Borobudur untuk agama Buddha dan C.andi Prambanan untuk
agama Hindu. Sementara di Sumatera dapat ditemukan Candri
Muara Takus dan Candi Muaro Jambi.
Dalam segi birokrasi, pembangunan situs bersejarah ini
menunjukkan adanya organisasi pemerintahan yang kompleks.
Kerajaa pada masa lalu memerlukan sistem untuk merancang,
mengerahkan sumberdaya, mengumpulkan bahan bangunan dan
menggerakkan pekerja dalam pembangunan candi-candi ini. Tanpa
adanya struktur birokrasi pemerintahan yang maju, tidak mungkin
bisa ada kemampuan untuk membangun situs keagamaan yang
kompleks ini.

Dari sisi ini, terlihat bahwa candi-candi yang dibangun di Jawa


lebih besar dan kompleks. Ini oleh para Sejarawan diartikan bahwa
struktur birokrasi pemerintahan yang lebih maju terdapat di
kerajaan-kerajaan di Jawa.

2. Perdagangan merupakan salah satu faktor yg memengaruhi


Kerajaan Hindu – Budha di Indonesia. Jelaskan komoditas yg
sering diperdagangkan pada masa Kerajaan Hindu – Budha !

: Pada masa selanjutnya dapat diperkirakan bahwa tujuan utama


kedatangan pedagang asing tersebut adalah mencari rempah-
rempah.
Dengan demikian, komoditas yang menjadi andalan para pedagang
di Nusantara untuk diperjualbelikan pada masa Hindu-Buddha
adalah rempah-rempah.

3. Kitab Lubdaka yg di tulis pada masa Kerajaan Kediri memberikan


pelajaran moral pada kita. Apa pelajaran yg dapat kita ambil dari
Kitab Lubdaka ?

:
 Tinggi rendahnya martabat seseorang tergantung dari tingkah laku
sehingga ketika mengingat Tuhannya, maka percaya dan taatilah
perintah dari Tuhan semampu kita
 Tidak ada Kata terlambat untuk bertobat Karena sang pencipta
maha pemaaf
 Kita tidak tahu sampai kapan seseorang untuk bertobat atau
menghadap kepada Tuhan yang maha Esa. Untuk itulah jangan
pernah menghakimi sesama bahwa di hari akhir kita tidak akan
tahu siapa masuk ke dalam neraka atau sorga. Hanya Tuhan yang
mampu kapan seseorang mendapat wahyu atau pentunjuk untuk
kembali ke jalan Tuhan itu sendiri.

4. Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno telah memiliki sikap toleransi


tinggi. Berikan bukti toleransi dalam masyarakat Mataram Kuno !

: Bukti mengenai peninggalan - peninggalan dinasti sanjaya yang


Hindu dan dinasti sailendra yang Budha berupa candi-candi yang
didirikan secara berdampingan. Selain itu, kerajaan mataram
sendiri dikuasai dan diperintah dua dinasti yakni sailendra dan
sanjaya. Persaingan yang terjadi dianatara dua dinasti tersebut
tidak berlangsung lama karena adanya pernikahan antara  Rakai
Pikatan dari dinasti sanjaya yang beragama hindu dengan
Praodhawardhani dari dinasti sailendra yang beragama Buddha.  

5. Kerajaan Hindu – Budha di Indonesia mewariskan beberapa


peninggalan hingga saat ini. Bagaimana cara anda melestarikan
peninggalan – peninggalan tersebut ?

 memelihara peninggalan sejarah sebaik-baiknya, menjaga


kebersihan dan keindahan
 melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, baik oleh
faktor alam maupun buatan
 tidak mencoret-coret benda peninggalan sejarah,
 turut menjaga kebersihan dan keutuhan,
 wajib menaati tata tertib yang ada dalam setiap tempat peninggalan
sejarah, dan
 wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai