Anda di halaman 1dari 4

padlet.

com/cornelliasella/a8t2e9tlis4an604

C. Periode Radikal
Organisasi Pergerakan Nasional
MS.CORNELLIA SELLA PRASISKA OCT 21, 2021 12:51AM UTC

Tujuan Pembelajaran: 4. Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement): tentang


larangan mengadakan perkumpulan bersifat politik.

Peserta didik mampu menganalisis bangkitnya nasionalisme


modern. 5. Pergantian Gubernur Jenderal Hindia Belanda: Gubernur
Jenderal J.P Limburg Stirum diganti Gubernur Jenderal Dirk
Fock.

6. Pemakaian kata "Indonesia" sebagai identitas bangsa

7. Ikut sertanya kaum buruh dalam pergerakan nasional: bentuk


perjuangan kaum buruh di bawah PKI yaitu revolusioner-radikal.

1. Perhimpunan Indonesia
Didirikan di Belanda (1908) oleh mahasiswa Indonesia di Belanda,
dengan nama Indische Vereeniging kemudian tahun 1925, ketika
ketuanya diganti oleh Soekiman Wirjosandjojo diubah menjadi
Perhimpunan Indonesia.

Periode radikal
Tokoh Pelopor: Sutan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto
adalah masa dimana organisasi-organisasi pergerakan menolak Soeroto (pendiri), dr. Cipto Mangunkusumo, Suwardi
bekerja sama atau bersikap nonkooperatif dengan pemerintah Suryaningrat, Moh Hatta, Iwa Kusumasumantri, M. Naszr D.P,
kolonial Belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan. Soekiman Wirjosandjojo, Achmad Soebardjo, Arnold Monotutu,
Sutan Sjahrir, Sutomo, Abdul Madjid, Mr Sunario S, Ali
Sastroamidjojo.

Organisasi yang bergerakn secara


Tujuan (visi):

nonkooperatif: PI, PKI, PNI, Partai


a. Indonesia menentukan nasibnya sendiri

Indonesia, dan PNI Baru b. Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan sendiri

Secara umum, para tokoh dan aktivis organisasi radikal ini c. Bangsa Indonesia bersatu melawa penjajah

berpandangan bahwa upaya meraih kemerdekaan tidak dapat


dilakukan dengan bekerja sama dengan Belanda, tetapi harus Perkembangan:

menggunakan kekuatan sendiri. - Menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra, kemudian


namanya diganti oleh ketua M. Nazir D.P yang berubah menjadi
majalah Indonesia Merdeka.

- Iwa Kusumasumantri menyebarkan ide nonkooperatif (tidak


Latar Belakang
bekerja sama dengan Belanda)

1. Pengaruh Doktrin Wilson: doktrin yang berasal dari Presiden - Menjadikan konsep Indonesia merdeka sebagai program utama

Amerika Serikat, Woodrow Wilson (1856-1924) yang membahas - Aktif dalam badan internasional (Association I'Etude des
tentang hak menentukan nasib sendiri.
Civilisation Orientals) untuk mendapatkan dukungan

2. Pengaruh Revolusi Rusia (1917): kamu revolusioner yang


berhaluan komunis berhasil menggulingkan monarki Rusia yang
dilakukan oleh persatuan buruh dan revolusi.

3. Kekecewaan terhadap Janji November: Gubernur Jenderal J.P


Limburg Stirum memberikan janji kemerdekaan pada bulan
November tanpa sepengetahuan Pemerintah Kolonial di Belanda.

3. Partai Nasional Indonesia (PNI)


Awal berdirinya bernama Algemeene Studie Club di Bandung
oleh Ir Soekano pada 1925. Dengan ideologi pemersatu
Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme. Pada 1927, Ir Soekarno
mendirikan Partai Nasional Indonesia.

Tokoh: Ir Soekarno, dr Cipto Mangunkusumo, Ir. Arwani, Mr.


Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi.

Tujuan: menjadi wadah bagi para nasionalis untuk


memperjuangkan negara Indonesia yang merdeka.

3 asas PNI:

2. Partai Komunis Indonesia 1. Self-help: prisnsip menolong diri sendiri

Paham komunis pertama kali dibawa oleh B.J.F.M. Snevliet (1913). 2. Nonkooperatif: tidak mengadakan kerjasama dengan
1914 mendirikan Partai Indische Sociaal Democratische  pemerintahan kolonial

Vereeniging (ISDV) di Semarang. 


3. Marhaenisme: mengentaskan masa dari kemiskinan dan
kesengsaraan.

Tokoh: Semaun, Darsono, Tan Malaka, Alimin, dan Musso.

Perkembangan:

Tujuan: untuk menantang imperialisme dan kapitalisme a. Menyelenggarakan kursus, mendirikan sekolah, bank dan
pemerintah Belanda dengan membangun serikat pekerja (buruh)
lainnya.

b. Mengadakan rapat-rapat umum, menerbitkan surat kabar


Perkembangan:
"Persatoean Indonesia" di Jakarta dan "Benteng Priangan" di
a. ISDV masuk dan menjalin kerjasama dengan SI (Sarekat Islam), Bandung.

pada akhirnya SI Merah di Semarang (Semaun dan Darsono)


menjadi anggota SI dan ISDV.
Kemunduran:

b. Pada tahun 1920 nama ISDV diganti menjadi Perserikatan Akibat isu pemberontakan PNI, Ir Soekarno, Maskun, Gatot
Komunis Hindia.
Mangunprojo, dan Supriadinata ditangkap Belanda. Untuk
c. Akibat larangan merangkap keanggotaan partai, anggota SI menyelamatkan anggota, pada 1931 Mr Sartono membubarkan
banyak berpindah ke Perserikatan Komunis Hindia.
PNI.
d. Tanggal 23 Mei 1923, Partai Komunis Hindia berubah nama
Partai Komunis Indonesia yang berkembang cepat serta
melakukan gerakan radikal di Jawa dan Sumatra.

Karena aksinya radikal dan revolusioner yang mengganggu


kepentingan Belanda, pada tahun 1927 PKI dijadikan sebagai
organisasi terlarang.

4. Partai Indonesia
Partindo dibentuk oleh Mr. Sartono pada 30 April 1931. Terjadi
petentangan antara anggota PNI lama ketika pendirian partai ini
yang merupakan hasil keputusan Sartono sewaktu ia menjabat
ketua PNI-Lama menggantikan Soekarno yang ditangkap
pemerintah Belanda tahun 1929. 

Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-Lama: 

mencapai Indonesia merdeka dengan menjalankan politik non-


kooperasi terhadap pemerintahan Belanda.

Perkembangan:

a. Partindo saling bersaing dengan PNI Baru untuk mendapat


simpati dari rakyat.

b. Ir Soekarno bergabung ke dalam Partindo dan


memperjuangkan konsep Marhaenisme (perjuangan bagi rakyat
kecil)

c. Karena sikap nonkooperatifnya, pada 1934-1938 Ir Soekarno


kembali ditangkap dan diasingkan ke Ende, Flores.

Diskusi!
1. Jelaskan menurut pendapat kalian mengapa setiap organisasi
nasional di periode radikal ini menonjolkan sikap nonkooperatif!

2. Sebutkan dampak positik dan negatif berdirinya organisasi


nasional di periode radikal ini!

5. PNI Pendidikan (Baru)


Didirikan pada tanggal 27 November 1931, yang mewujudkan
cita-cita sama dengan PNI-Lama yaitu kemerdekaan dan
nonkooperatif. PNI-Baru terdiri dari anggota PNI-Lama yang
telah dibubarkan dan tidak setuju berdirinya Partindo.

Tokoh penggerak: Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir. 

SEMANGAT PERSATUAN!
Perkembangan:

a. Langkah pertama PNI-Baru yaitu melalui pendidikan yang


memunculkan kader partai yang militan dan terorganisir dengan
baik.

b. Menyebarkan ide-ide perjuangan melalui media surat kabar


"Daulat Rakyat" dan pamflet yang berjudul "Ke Arah Indonesia
Merdeka" tulisan Mohamad Hatta.

c. Setelah kemerdekaan PNI baru memasok sejumlah perdana


menteri, dan berpartisipasi dalam sebagian besar kabinet pada
1950-an dan 1960-an.

Akibat tindakan yang nonkooperatif, Belanda mengasingkan Moh


Hatta dan Sutan Sjahrir ke Boven Digul, Papua (1934) dan ke
Banda (1936).
※※※※※※

Anda mungkin juga menyukai