Disusun Oleh :
M. FARID RHIDO
Makalah Ini Disusun Untuk Memenihi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Guru Pengajar Lalu Syarif Imam Tamjidillah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
Penyusun
A. Latarbelakang
Belanda di Hindia Belanda. Salah satu tugas utama dari gubernur jenderal
diangkat melalui pemilihan oleh Dewan Hindia atau Raad van Indie.
mendapat persetujuan.
kapal dagang dan sesekali berlabuh di Banten. Saat menjadi gubernur jenderal,
Penguasa Banten. Loji milik VOC ini kemudian diberi nama Nassau dan
Maun'tius.
1610 – 1614.
pulau pulau di Hindia Belanda hanya dengan Kerajaan Belanda, dan tidak
dengan negara lain, terutama Inggris. Dan Pieter Both memulainya dengan
Pulau Timor dan mengusir Spanyol dari Pulau Tidore. Sesudah digantikan
bersama 2 kapalnya.
sistem monopoli perdagangan di Hindia Timur selain itu dia juga diberi tugas
untuk memberantas sistem korupsi yang telah dilakukan oleh VOC kala itu,
pada saat itu juga dia mendirikan pos perdagangan di Banten. Setelah
mendirikan pos perdagangan tersebut, pada tahun itu juga Pieter Both berhasil
masuk ke dalam Jayakarta yang sedang menjadi kota dagang yang sangat
ramai.
Jayakarta dimana Pieter Both membeli sebidang tanah yang luasnya 50x50
vadem (per vadem luasnya yaitu 182cm). Setelah Pieter membeli tanah
berlantai dua yang digunakan sebagai tempat tinggal, gudang, dan sekaligus
kantor.
pusatnya yaitu Ambon, dengan begitu VOC menjadikan Ambon sebagai pusat
rempah utama di Nusantara kala itu. Namun VOC tetap memilih Jayakarta
sebagai pusat administrasi dan perdagangan VOC yang sebelumnya di Banten
dan Inggris. Alasan lainnya yaitu di Pulau Jawa masih dapat mencukupi
Membuat perjanjian dengan Raja Ternate, Modasar, dan Raja Makjan, di masa
dari Timor dan Spanyol dari Tidore. Pieter Both menyerahkan jabatannya
berangkat menuju Belanda dengan kapal Banda dalam empat armada kapal
Namun naasnya pada malam hari tanggal 5 sampai 6 Maret 1615, dalam
kondisi yang diterjang badai yang hebat. Kapalnya dan dua dari tiga kapal
tersebut berlabuh di lepas pantai Maritius dan selama disana Pieter Both
dan selamat dari badai yang hebat tersebut. Nama Pieter Both dijadikan
sebagai puncak tertinggi kedua di Maritius dengan puncak yang bernama
Pieter Bothsberg.