Jantan (jago) dari Timur" adalah julukan yang di berikan oleh Belanda
kepada Sultan Hasanuddin, julukan ini di berikan berdasarkan fakta yang di
alami oleh armada dagang belanda ketika berada di sekitar laut sulawesi, laut
maluku dan bahkan kalimantan yang tidak pernah aman karena gangguan
dari armada sultan gowa itu.
Ia bernama I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe, yang
kemudian mendapat gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana
setelah naik tahta menggantikan ayahnya Sultan Malikussaid.
Pada tahun 1660, terjadi peperangan antara Belanda dan Kerajaan Gowa yang
pada akhirnya peperangan itu di akhiri dengan perdamaian, walaupun
perdamaian itu banyak merugikan pihak Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin
sangat benci Belanda sehingga terjadi insiden 2 kapal milik Belanda di
kandaskan pada tahun 1662, VOC mengirimkan 14 orang untuk menyelidiki
kandasnya kapal-kapal mereka dengan tanpa izin kepada sultan Hasanuddin,
dan akhirnya 14 orang VOC itu di tawan dan dibunuh.
SUMBER LAIN
Sultan Hasanuddin Ayam jantan dari timur - Kerajaan ini semula terdiri dari
dua kerajaan, yaitu Kerajaan Goa dan Kerajaan Talo. Kemudian, keduanya
bergabung menjadi Goa-Talo. Seperti telah dibahas secara ringkas di artikel
Kerajaan Goa dan Talo, kerajaan ini bercorak Islam. Ibu kotanya di
Sombaopu, sebuah kota pelabuhan transito di Sulawesi Selatan yang ramai.
Kerajaan ini oleh masyarakat luas dikenal sebagai Kerajaan Makasar, karena
letaknya di kota Makasar yang sekarang bernama Ujung Pandang. Setelah
bergabung menjadi Goa dan Talo, Raja Goa Daeng Manrabia menjadi Raja
Goa-Talo dan bergelar Sultan Alaudin. Sedangkan Raja Talo Karaeng
Matoaya menjadi Perdana menteri (patih) dan bergelar Sultan Abdullah.
Baca Juga
Sejarah Indonesia Zaman Kerajaan dari Tahun 400 sampai Tahun 700
Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut Kerajaan Maritim?
Ciri peninggalan kebudayaan Hindu Buddha
Kerajaan ini mencapai pundak kejayaan saat diperintah Sultan Hasanuddin.
Wilayahnya hingga ke Bone dan Solor. Kegiatan penyebaran agama Islam
pada masa kejayaan Goa-Talo berkembang dengan pesat. Perkembangan
tersebut menyebabkan harus berhadapan dan beberapa kali bentrok dengan
Belanda. Dengan alasan karena Belanda yang merasa berkuasa memonopoli
perdangangan rempah-rempah di Maluku, dan menuduh perdagangan gelap.
Belanda menyerang dari laut, sedangkan Aru Palaka menyerang dari darat.
Dengan tekanan yang demikian berat akhirnya Belanda mampu memaksa
Goa-Talo menandatangani Perjanjian Bongaya (1677). Goa-Talo menyerah
kepada Belanda.
MATERI LAIN
Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa ke-6 yang memerintah sejak tahun
1655.
Pada tahun 1660, terjadilah pertempuran hebat antara pasukan Gowa dengan
Belanda.
Pertempuran itu kemudian berakhir dengan perjanjian perdamaian.
Namun tak lama berselang, Belanda melanggar perjanjian yang merugikan
Gowa.
Sultan Hasanuddin pun menyerang dua kapal Belanda, yaitu de Walvis dan
de Leeuwin.
Karena keberaniannya itu, Belanda kemudian menjulukinya “Ayam Jantan
dari Timur”.
Karena penyerangan itu, Belanda marah dan menyerang Gowa dengan
pasukan besar.
Sultan Hasanuddin yang semakin terdesak akhirnya bersedia berunding dan
menghasilkan Perjanjian Bongaya (18 November 1667) yang merugikan
Gowa.
Pada 12 April 1668 Hasanuddin kembali menyerang pos Belanda.