Anda di halaman 1dari 11

Kerajaan Tidore

NAMA ANGGOTA :
1.RIFKY ABDI W
2.FARID ANWAR S
3.IBRAHIM FAHMI
Pendiri Dan Tahun

 Raja Tidore pertama adalah Muhammad


Naqil yang naik tahta pada tahun 1081.
Baru pada akhir abad ke-14, agama Islam dijadikan
agama resmi Kerajaan Tidore oleh Raja Tidore ke-11,
Sultan Djamaluddin, yang bersedia masuk Islam berkat
dakwah Syekh Mansur dari Arab
Letak Geografis

 Secara geografis Kerajaan Tidore terletak


di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi
dan Irian Jaya. Letak tersebut sangat
strategis dan penting dalam dunia
perdagangan masa itu. Pada masa itu,
kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar
sehingga di juluki sebagai “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi
komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga
setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke
sana, melewati rute perdagangan tersebut agama islam meluas ke
maluku, seperti Ambon, Ternate, Dan Tidore. Keadaan seperti ini, telah
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Raja Pada Masa Kejayaan

 Kesultanan Tidore mencapai kejayaannya pada masa


pemerintahan Sultan Nuku alias Sultan Said-ul
Jehad Muhammad al-Mabus Amir ud-din Syah alias
Kaicil Paparangan yang oleh kawula Tidore dikenal
dengan sebutan Jou Barakati. Pada masa
kekuasaannya 1797 – 1805), wilayah Kerajaan Tidore
mencakup kawasan yang cukup luas hingga
mencapai Tanah Papua.
Prasasti/Sumber Sejarah

 fakta tertulis yang bisa diandalkan terkait kerajaan


Tidore adalah catatan dari seorang Portugis yang
bernama Tom Pires, catatan ini kemudian diberi
judul "Suma Oriental". Buku ini menjadi acuan
terutama pada kedatangan awal orang Eropa ke
Nusantara. Buku ini pada 2015 telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama,
Suma Oriental. diterbitkan oleh Penerbit Ombak,
Yogyakarta
Upacara/Kebiasaan Adat

 Tradisi kuno Suku Tidore masih melekat hingga kini yakni sarat akan kehidupan animisme
(Menyembah Roh nenek moyang) dan bersahabat dengan kaum Jin. Meski pada persoalan
Animisme dalam agama Islam bertolak belakang, namun para Ulama penyebar Islam di tanah
Maluku Utara berhasil (Syekh Yaqub hingga Imam Djafar serta ulama lainnya) mampu dan
berhasil memberikan pengetahuan dasar hakekat (Guna memberikan pemahaman akan kosmo
kekuasaan dan khalayak kepemimpinan alam yang sebenarnya) lewat pengenalan identitas
ketuhanan (Illahi) tanpa menggeser fondasi keimanan utama masyarakat akan kepercayaan
peran (Roh) nenek moyang dalam kehidupan dan adatnya yang diimani jauh sejak Islam ada.
Para ulama paham dengan kondisi ini olehnya itu konsekuensinya adalah Islam harus
dikenalkan dengan tingkat yang jauh lebih tinggi dengan metode yang tinggi pula tak seperti di
jawa (Wali Songo) dengan pendekatan Syariat-Kulturalnya. Usaha islamisasi agak berbeda dan
sulit karena masyarakat (Maluku Utara kuno) saat itu telah maju secara pemikiran (Bijaksana)
dan memiliki bakat alami yang mumpuni (Sakti). Itulah mengapa Tidore sarat dan kental akan
penganut Islam Tarikat, Pengetahuan Islam yang tingkatannya jauh dan lebih tinggi karena
orientasi pengislaman saat itu memang demikian. Landasan dan falsafah sosial yang kini
melekat di Tidore daripada usaha para ulama Ulama dengan toleransi ide dan kebijaksanaan
para kaum pribumi dalam menerima membantu proses Islamisasi masyarakat kini melahirkan
satu kekuatan fondasi sosial yakni “Adat ge mauri Syara, Syara mauri Kitabullah”.” Yang artinya
adat bersendi pada syariat (Islam) dan Syariat (Islam) yang bersendi pada kitab Allah SWT (Al-
Qur’an). Olehnya itu setiap tata budaya yang dilaksanakan oleh adat Tidore tak pernah keluar
dari garis islam dan ketata-sosialannya sebagaimana peradaban islam lainnya yakni : Tata
krama (Kesopanan dan kesusilaan), Etika (Perilaku) dan norma-norma islam.
Peninggalan

 1. Benteng Tore sisa


peninggalan Portugis dan
Belanda.

 2. Keraton Tidore Keraton


ini dibangun oleh Sultan
Muhammad Taher pada
Tahun 1812 pemerintahan
Sultan Syahjuan T.
Mata Pencaharian

 Kehidupan rakyat Maluku yang utama adalah


pertanian dan perdagangan. Tanah di kepulauan
Maluku yang subur dan diliputi oleh hutan rimba,
banyak memberikan hasil berupa cengkih dan pala.
Cengkih dan pala merupakan rempah-rempah yang
sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan dan
bumbu masak, karena mengandung bahan pemanas.
Oleh karena itu, rem-pah-rempah banyak diperlukan
di daerah dingin seperti di Eropa. Dengan hasil
rempahrempah maka aktivitas pertanian dan
perdagangan rakyat Maluku maju dengan pesat.
Perang Yang Terjadi

 Vs Portugis
Raja Terakhir

2012-sekarang: Sultan Husain Syah


Sebab Dan Tahun Runtuh

 Karena kematian sultan hairun, maka kekuasaan di


pindah-tangankan kepada putranya sultan
baabullah. Tetapi dikalahkan oleh portugis dan
runtuh lah kerajaan tsb

Anda mungkin juga menyukai