Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH REPUBLIK BATAVIA

(ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok sejarah kelas XI Percepatan SMAN 2


CIREBON Tahun Pelajaran 2018/2019)

Disusun oleh :

1. Fadhilah Putri Ghassani


2. Ghina Zhafira

SMAN 2 CIREBON

Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo 1, Cirebon

2019
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kamipanjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
serta dapat menginspirasi bagi para pembacanya.

Cirebon, 6 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat VOC mengalami krisis ekonomi, di Benua Eropa sedang terjadi
perubahan tatanan geopolitik. Saat itu Perancis mempengaruhi beberapa
negara Eropa dengan semboyan Revolusi Perancis : liberte
(kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite (persaudaraan).
Pengaruh Revolusi Perancis juga dirasakan masyarakat Belanda, dan
akhirnya muncul kelompok yang bernama kaum patriot yang berharap
adanya negara kesatuan.

Dalam Perang Koalisi (1792-1797) yang dipimpin Napoleon Bonaparte,


Perancis dapat mengalahkan lawannya yang merupakan gabungan dari
Austria, Rusia, Inggris, Spanyol, Sardinia, dan Belanda.

Kejadian tersebut merupakan hal buruk bagi Belanda. Di dalam negerinya,


Belanda mengahadapi kesulitan karena berbagai macam ancaman dan
pemberontakan akibat hasutan Perancis.

Sehubungan dengan itu, Raja Willem V melarikan diri ke Inggris pada


tahun 1795 dan mengakibatkan pemerintahan Belanda jatuh ke tangan
Perancis. Semua daerah jajahan Belanda juga ikut jatuh ke tangan
Perancis, termasuk Indonesia.

Dalam pengasingannya ke Inggris, Raja Willem van Oranye (Raja Willem


V) oleh pemerintah Inggris ditempatkan di kota Inggris. Ia lalu
mengeluarkan perintah “Surat-surat Kew” yang isinya adalah agar
penjajah Belanda menyerahkan jajahannya ke Inggris bukan ke Prancis.

Setelah Belanda jatuh ke Perancis, bentuk pemerintahan kerajaan diganti


menjadi bentuk pemerintahan republik. Pemerintahan tersebut lalu diberi
nama Republik Batavia/Republik Bataaf (dalam Bahasa Belanda :
Bataafche Republiek)

Perubahan Geopolitik inilah yang kemudian mempelopori dibubarkannya


VOC. Setelah VOC bubar, segala hak dan kewajibannya diambil alih oleh
Republik Bataaf (termasuk penyelesaian hutang piutang) sehingga
Republik bataaf didukung penuh oleh pemerintah.

Pemerintah Bataaf kala itu memilih Louis Napoleon untuk memimpin


Kerajaan Belanda atas persetujuan dari kakaknya, Napoleon Bonaparte.
Untuk mengelola Pemerintahan Hindia-Belanda, Louis Napoleon
mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia-
Belanda.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa itu Republik Bataaf?


2. Siapa saja yang menjadi kepala pemerintahan Republik Bataaf?
3. Apa saja kebijakan yang telah dibuat pada masa Republik Bataaf?
4. Apa yag dimaksud dengan Kapitulasi Tuntang 18 September 1811 dan
bagaimana dampaknya?

C. Tujuan Penulisan Masalah


1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Republik Bataaf
2. Menjelaskan masa pemerintahan para Gubernur Jenderal Republik
Bataaf
3. Menjelaskan kebijakan apa saja yang telah dibuat semasa
pemerintahan Republik Bataaf
4. Menjelaskan proses terjadinya Kapitulasi Tuntang 18 september 1811
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Republik Bataaf

Menurut Wikipedia, Republik Batavia (bahasa Belanda: Bataafse


Republiek) adalah nama suatu republik yang didirikan
di Belanda antara tahun 1795 sampai dengan 1806, yang bentuknya
mengikuti model Republik Prancis.

Gonjang-ganjing melanda Eropa pada akhir abad ke-18 itu. Perancis,


yang muncul dengan wajah segar setelah keberhasilan revolusi, tampil
sebagai pemain utama. Rival terberatnya adalah Britania Raya dengan
dukungan sejumlah negara lain, termasuk Austria dan Belanda.

Hingga akhirnya, pasukan Perancis menyerbu negeri kincir angin dan


membuat Raja Belanda, Willem V, terpaksa kabur ke Inggris untuk
meminta perlindungan. Belanda pun mengalami revolusi
pemerintahan, dari kerajaan menjadi republik. Bataafse Republiek
alias Republik Batavia namanya.

Republik Batavia resmi diproklamirkan pada 19 Januari 1795. Kaum


Patriot yang memprakarsai lahirnya Republik Batavia adalah orang-
orang sudah lama cukup jengah dengan Raja Willem V.

B. Masa Pemerintahan Republik Bataaf


a) Pemerintahan Herman William Daendels (1808-1811)

Herman William Daendels sebagai Gubernur Jenderal memerintah


di Nusantara pada tahun 1808-1811. Tugas utama Daendels adalah
mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris. Sebagai
pemimpin yang ditujuk oleh Pemerintah Republik Bataaf,
Daendels harus memperkuat pertahanan dan memperbaiki
administrasi pemerintahan. Daendels juga ditugasi untuk
memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara khususnya di
tanah Jawa. Tampaknya Jawa menjadi sangat penting dan strategis
dalam mengatur pemerintahan kolonial di Nusantara, sehingga
menyelamatkan dan mempertahankan Jawa menjadi sangat
penting.

Daendels adalah kaum patriot dan berpandangan liberal. Daendels


adalah kaum patriot dan liberal dari negeri Belanda yang sangat
dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Perancis. Di dalam berbagai
pidatonya, Daendels tidak lupa mengutip semboyan Revolusi
Perancis. Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan,
persamaan dan persaudaraan di lingkungan masyarakat Hindia.
Oleh karena itu, ia ingin memberantas praktik-praktik feodalisme.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dinamis dan produktif
untuk kepentingan Republik Bataaf.

Dalam rangka menjalankan tugas sebagai Gubernur Jenderal dan


memenuhi pesan dari pemerintah pusat, Daendels melakukan
beberapa langkah strategis, terutama menyangkut bidang
pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan, dan sosial
ekonomi.

1). Bidang pertahanan dan keamanan


Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris,
Daendels melakukan langkah-langkah berikut yaitu:
1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujung
Kulon. Namun pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh
dikatakan tidak berhasil.
3. Meningkatkan jumlah tentara, yaitu dengan mengambil orang-
orang pribumi karena pada waktu pergi ke Nusantara ,
Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu, Daendels
segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-
orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang
4. Membangun jalan raya dari anyer (Jawa Barat, sekarang
Provinsi Banten) sampai panarukan (ujung timur Pulau Jawa,
Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan
ini sering dinamakan jalan Daendels.
Rintisan Daendels dan Garis yang berwarna merah menunjukkan jalur
jalan raya Anyer-Panarukan

2). Bidang pemerintahan

Daendels juga melakukan berbagai perubahan di bidang


pemerintahan. Ia banyak melakukan campur tangan dan perubahan
dalam tata cara dan adat istiadat di dalam kerajaan-kerajaan di Jawa.
Kalau sebelumnya pejabat VOC datang berkunjung Kasultanan
Yogyakarta, ada tata cara tertentu misalnya harus memberi hormat
kepada raja, tidak boleh memakai payung emas, kemudian membuka
topi dan harus duduk di kursi yang lebih rendah dari kursi singgasana
raja, Daendels tidak ingin menjalani aturan yang seperti itu. Ia harus
pakai payung emas, duduk di kursi yang sama tinggi dengan raja, dan
tidak perlu membuka topi. Sunan Pakubuwana IV dari Kasultanan
Surakarta terpaksa menerima, tetapi Sultan Hamengkubuwono II
menolaknya.
Penolakan Hamengkubuwono II terhadap kebijakan Daendels
menyebabkan terjadinya perseteruan antara kedua belah pihak. Untuk
memperkuat kedudukannya di Jawa, Daendels berhasil mempengaruhi
Mangkunegara II untuk membentuk pasukan “Legiun Mangkunegara”
dengan kekuatan 1.150 orang prajurit. Pasukan ini siap sewaktu-waktu
untuk membantu pasukan Daendels apabila terjadi perang. Dengan
kekuatan yang ia miliki, Daendels semakin sombong dan berani.
Daendels mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan kerajaan-
kerajaan daerah, misalnya saat terjadi pergantian raja.
Selain itu, Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang
dapat memperkuat kedudukannya di Nusantara. Beberapa tindakan
yang dimaksud adalah :
1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja Nusantara.
2. Membagi pulau Jawa menjadi Sembilan daerah
prefectuur/prefektur (wilayah yang memiliki otoritas). Masing-
masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek
langsung bertanggung jawab kepada gubernur Jenderal. Di dalam
struktur pemerintahan kolonial, setiap prefek membawahi para
bupati.
3. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi
pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian
para bupati masih memiliki hak-hak feudal tertentu.
4. Kerajaan banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya
dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan kolonial.

3). Bidang peradilan

Untuk memperlancar jalannya pemerintahan dan mengatur


ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, Daendels juga melakukan
perbaikan di bidang peradilan. Daendels berusaha memberantas
penyelewengan dengan mengeluarkan berbagai peraturan.
1. Daendels membentuk tiga jenis peradilan antara lain:
(1)Peradilan untuk orang Eropa
(2)Peradilan untuk orang-orang Timur Asing
(3) Peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan untuk
kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur, misalnya di
Batavia (Sekarang Jakarta), Surabaya, dan Semarang.
2. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu.
Aturan ini diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang
Eropa, dan Timur Asing.

4). Bidang sosial ekonomi

Selain mengumpulkan dana untuk biaya perang, Daendels juga


diberi tugas untuk memperbaiki keadaan di tanah hindia. Oleh karena
itu, Daendels melakukan berbagai tindakan yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan
Daendels itu misalnya :
1. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa
Surakarta dan Yogyakarta yang inti dari perjanjian tersebut ialah
melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah
pemerintahan kolonial, misalnya Cirebon.
2. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan
pajak.
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran
dunia seperti rempah-rempah.
4. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil
pertaniannya.
5. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.

a. Pemerintahan Janssen (1811)

Pada bulan Mei tahun 1811, Daendels dipanggil pulang ke negeranya.


Ia digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal sebagai seoarang
politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat sebagai
Gubernur Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806.
Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah itu
jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan pergi ke Jawa
dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba
memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels.
Sementara itu, penguasa Inggris di India yaitu Lord Minto telah
memerintahkan Thomas Stamford Raffless yang berkedudukan di Pulau
Penang untuk segera menguasai Jawa. Raffles segera mempersiapkan
armadanya untuk menyeberangi laut Jawa. Pengalaman pahit Janssen yang
terusir dari tanjung Harapan pun terulang di tanah Jawa. Pada tanggal 4
Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando Raffles telah
muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya, tepatnya
pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan inggris. Janssen
berusaha menyingkir ke semarang bergabung dengan Legiun Mangkunegara
dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Janssen kemudian
mundur ke Salatiga dan akhirnya menyerah di Tuntang. Penyerahan Janssen
yang secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya kapitulasi tuntang
pada tanggal 18 September 1811.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, kebijakan Daendels banyak memberi dampak bagi masyarakat
Indonesia. Yang paling dominan adalah mengakibatkan kesengsaraan di Indonesia
karena banyak pemaksaan yang dilakukan oleh Daendels. Meskipun demikian
tetap ada beberapa dampak positif yang dilakukan daendels untuk indonesia.

B. Saran
Sebaiknya kita menghargai apa yang dilakukan D
DAFTAR PUSTAKA
A.M ,Sadirman, dan Dwi Lestariningsih, Amurwani. 2017. Sejarah Indonesia.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Unknown.” Masa Pemerintahan Republik Bataaf”. 6 Mei 2019.
http://www.smansax1-edu.com/2014/10/masa-pemerintahan-republik-bataaf.html
N Raditya, Iswara. “Sejarah Indonesia Republik Batavia Bikin Sengsara Rakyat
Indonesia”. 6 Mei 2019. https://tirto.id/republik-batavia-bikin-sengsara-rakyat-
indonesia-cDsd

Anda mungkin juga menyukai