Disusun oleh : Nama : Luky Saputra Kelas : XI IPS 1
MA YAPPI GUBUKRUBUH 2019/2020 PERLAWANAN ACEH MELAWAN PORTUGIS
A. Penyebab Perselisihan Aceh dan Portugis
Perlawanan Aceh terhadap Portugis. Sejak Portugis menduduki Malaka
pada tahun 1511, Kerajaan Aceh merupakan saingannya yang terberat dalam perdagangannya. Sebab banyak pedagang Asia yang memindahkan kegiatan dagangnya ke Aceh.
Pelabuhan Aceh bertambah ramai. Kecuali itu, Aceh merupakan
ancaman bagi kedudukan Portugis di Malaka. Setiap waktu Aceh dapat menyerbu Malaka.
Persaingan dagang antara Portugis dan Kerajaan Islam Aceh makin
lama makin meruncing. Kemudian meningkat menjadi permusuhan. Bila armada Portugis berjumpa dengan patroli-patroli angkatan laut Aceh, terjadilah pertempuran di laut.
Pertempuran semacam itu tidak hanya terjadi di Selat Malaka, tetapi
juga di lautan internasional, antara lain Laut Merah.
B. Kronologi Perang Aceh dengan Portugis
Tahun 1523 Portugis menyerang Aceh di bawah pimpinan Henrigues.
Tahun 1524 Portugis menyerang di bawah pimpinan de Sauza. Beberapa serangan Portugis terhadap Aceh ini sering mengalami kegagalan. Pada tahun 1525 Portugis memburu kapal-kapal Aceh yang sedang berlayar di Laut Merah. Tindakan Portugis tersebut telah mendorong munculnya perlawanan Rakyat Aceh.
Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan
terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Setelah kekuatan Aceh dirasa cukup, sultan Salahudin riayat Syah Kahar memimpin pasukan menyerang Portugis di Malaka. Portugis harus berjuang keras untuk mengalahkan pasukan Aceh yang datang secara tiba-tiba serangan ini dibalas oleh Portugis pada tahun 1569 dengan menyerang balik Aceh. Serangan Portugis ini dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, aceh tumbuh menjadi
kerajaan yang sangat besar dan makmur Sultan. Kembali mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Malaka. Selain untuk mengusir Portugis Sultan Iskandar Muda ingin menguasai Malaka untuk mewujudkan mimpi menyatukan Sumatera Utara dan Malaka.
Sultan Iskandar Muda menyediakan kapal-kapal baru yang dapat memuat
600-800 prajurit. Kekuatan pertahanan darat Aceh juga ditambah dengan mendatangkan kuda-kuda dari Persia, menciptakan pasukan gajah dan misi infanteri. Sultan Iskandar Muda juga menempatkan pengawas di jalur-jalur perdagangan untuk mengamankan wilayah kekuasaannya. Pasukan Aceh dibawah Sultan Iskandar Muda melakukan serangan besar-besaran kepada Portugis. Serangan ini sempat membuat Portugis kewalahan dan harus mengerahkan semua kekuatannya untuk menghadapi pasukan Sultan Iskandar Muda. Akan tetapi, serangan ini belum berhasil mengusir Portugis dari tanah Malaka. Pada tahun-tahun berikutnya, pasukan Aceh dan Portugis terus saling menyerang, aceh maupun Portugis sama-sama tidak bisa saling menguasai.
Perjuangan Aceh untuk mengusir Portugis telah dilakukan dengan gigih
akan tetapi usaha tersebut belum mampu mengusir Portugis dari Malaka. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, pemimpin Aceh berada di tangan Sultan Iskandar thani. Sultan Iskandar thani tidak secakep Sultan Iskandar Muda sehingga Kerajaan aceh mengalami kemunduran. Pada tahun 1641 Portugis akhirnya keluar dari Malaka karena kedatangan VOC, VOC mampu menggantikan kedudukan Portugis menguasai perdagangan di Malaka. C. Langkah-langkah Aceh melawan Portugis
Untuk menghadapi Portugis, Sultan Aceh mengambil langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Kapal-kapal dagangnya yang berlayar disertai prajurit dengan perlengkapan
meriam. 2. Meminta bantuan meriam serta tenaga ahlinya dari Turki. Bantuan dari Turki itu diperoleh pada tahun 1567. 3. Meminta bantuan dari Jepara (Demak) dan Calicut (India).
D. Rencana Portugis Terhadap Aceh
Sementara itu, Portugis mempunyai rencana terhadap Aceh sebagai berikut:
1. Menghancurkan Aceh dengan jalan mengepungnya selama 3 tahun.
2. Setiap kapal yang berlayar di selat Malaka akan disergap dan dihancurkan
Namun ternyata rencana Portugis tersebut tidak dapat terlaksana.
Sebab Portugis tidak memiliki armada yang cukup untuk mengawasi Selat Malaka. Ternyata bukan Portugis yang berhasil menghancurkan kapal-kapal Aceh, tetapi sebaliknya kapal-kapal Acehlah yang sering mengganggu kapal-kapal Portugis di selat Malaka.
Bahkan seringkali armada Aceh menyerang langsung ke markas Portugis di
Malaka. Hal itu terjadi antara lain pada tahun 1629, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Namun demikian serangan-serangan Aceh itu belum berhasil.
E. Aceh dan Portugis Sama Kuat
Permusuhan antara Aceh dengan Portugis berlangsung terus menerus.
Kedua pihak saling berusaha untuk menghancurkan, tetapi sama-sama tidak berhasil. Sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC (Belanda) pada tahun 1641.
Baca kegigihan rakyat Aceh dalam melawan bangsa Barat di
artikel Perlawanan Aceh terhadap VOC
Setelah Indonesia merdeka Aceh menjadi daerah Istimewa yang memiliki
wilayah tersendiri. Silahkan baca: Peta Aceh Lengkap
Demikian sekilas tentang Perlawanan Aceh terhadap Portugis, semoga
menambah semangat kita, bahwa sejak dahulu bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pemberani.