Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 4

anggota:
1) Fran Prastyo (09) Kelompok
2) M. Ade Zulfrian Faramadani (15)
anggota:
3) Misbahul Ulum (20)
1)4)Fran
Teguh Prastyo (09) (28)
Slamet Rudianzah
2) M. Ade Zulfrian Faramadani (15)
3) Misbahul Ulum (20)
4) Teguh Slamet Rudianzah (28)
Latar Belakang

Banten merupakan bagian dari jalur perdagangan Asia dan Dunia


Banten penghasil lada terbesar di Jawa Barat.
Banten dipilih sebagai Rendez-vous (pusat pertemuan). Hal ini membuat
VOC dibawah pimpinan Gubernur Jendral Joan Maetsuyker(1653-1678)
hendak menguasai Banten.
 Tahun 1619 VOC membangun Bandar di Batavia.
Terjadi persaingan antara Banten dan Batavia
memperebutkan posisi sebagai bandar
perdagangan internasional.
 Tahun 1651, Pangeran Surya (Sultan Ageng
Tirtayasa) naik tahta menjadi Kesultanan Banten.
Tokoh – Tokoh Perlawanan Banten Terhadap VOC
 Sultan Ageng Tirtayasa(1651-1682)

 Arya Purbaya ( Putra dari Sultan Ageng Tirtayasa )


Proses Perlawanan Banten Terhadap
VOC

 Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dibangkitkan oleh Sultan


Ageng Tirtayasa dan puteranya, Sultan Haji. Sultan Ageng Tirtayasa
dengan tegas menolak segala bentuk aturan monopoli VOC dan
berusaha mengusir VOC dari Batavia.
 Pelawanan tersebut terjadi sampai dengan adanya tawaran perjanjian
gencatan senjata pada tanggal 29 April 1658. Namun, perjanjian
tersebut ditolak oleh Banten dan mulai kembali perlawanan dari
bulan Mei 1658.
 10 Juli 1659, terjadi perjanjian gencatan senjata dengan memaksa
Sultan Ageng Tirtayasa untuk menandatangani perjanjian monopoli
perdagangan.
Upaya VOC dalam Melawan Banten

1. Memblokade ekonomi dengan menyerang kapal-kapal asing yang


hendak berdagang di Banten.
2. VOC terus memperkuat kota Batavia dengan mendirikan benteng-
benteng pertahanan seperti Benteng Noordwijk
3. Tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa, membagi kekuasaan.Hal
tersebut didengar W. Caeff, menghasut Sultan Haji.
4. Tahun 1683, VOC memanfaatkan situasi dengan menerapkan
politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa
dengan Sultan Haji.
Bentuk-Bentuk Perlawanan
Banten Terhadap VOC
1. Mengganggu dan merusak kapal-kapal milik Belanda yang berada
di pelabuhan Banten sehingga menimbulkan gangguan di
Batavia. Dalam rangka memberi tekanan dan memperlemah
kedudukan VOC.
2. Melakukan perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu
milik VOC, pencegatan serdadu patroli VOC, pembakaran markas
patroli, dan pembunuhan terhadap beberapa orang Belanda.
3. Dibangun saluran air atau irigasi untuk meningkatkan produksi
pertanian dan dimaksudkan juga untuk memudahkan
transportasi perang.
Akhir Perlawanan
 Pada 27 Februari tahun 1682 pasukan ageng tirtayasa berhasil
mengepung istana Surosowan dan terjadi perang.
 Tanggal 6 Maret 1682, Sultan Haji terdesak dan minta bantuan VOC
di bawah pimpinan Saint Martin dan Francois Tack.
 14 Maret 1683, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan
ditawan di Batavia sampai meninggal tahun1692.
 17 April 1684, ditandatanganilah perjanjian dalam bahasa Belanda,
Jawa, dan Melayu yang berisi 10 pasal. Perjanjian inilah yang
menandai berakhirnya kekuasaan kesultanan Banten, dan
dimulainya monopoli VOC atas Banten.
 Tahun 1750 terjadi perlawanan dipimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu
Bagus, tetapi dapat dipadamkan Sultan Haji atas bantuan VOC.
 Mereka mendapatkan bantuan dari Ibnu Iskandar(pelaut dari
Sumatra Barat) dan Syekh Yusup(pelaut dari Makassar).
Akibat Perlawanan Banten
Terhadap VOC
1. Pelabuhan Banten yang dulunya ramai menjadi sepi.
2. Banyak korban yang berjatuhan tetapi VOC masih
belum bisa ditaklukan pada masa itu.
3. Hubungan antara Banten dan VOC menjadi kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai