67%(3)67% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
2K tayangan13 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Perlawanan rakyat Banten terhadap Belanda disebabkan upaya VOC memonopoli perdagangan di Banten
2. Sultan Ageng Tirtayasa memimpin perlawanan melawan VOC dengan menyerang kebun milik mereka dan memperkuat pertahanan Banten
3. Puncak perlawanan terjadi ketika Sultan Haji bekerjasama dengan VOC untuk merebut tahta dari Sultan Ageng, meskipun perlawanan masih berlanjut pasca
Deskripsi Asli:
Presentasi
Judul Asli
Presentasi Sejarah Indonesia Peminatan_Perlawanan Banten
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Perlawanan rakyat Banten terhadap Belanda disebabkan upaya VOC memonopoli perdagangan di Banten
2. Sultan Ageng Tirtayasa memimpin perlawanan melawan VOC dengan menyerang kebun milik mereka dan memperkuat pertahanan Banten
3. Puncak perlawanan terjadi ketika Sultan Haji bekerjasama dengan VOC untuk merebut tahta dari Sultan Ageng, meskipun perlawanan masih berlanjut pasca
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Perlawanan rakyat Banten terhadap Belanda disebabkan upaya VOC memonopoli perdagangan di Banten
2. Sultan Ageng Tirtayasa memimpin perlawanan melawan VOC dengan menyerang kebun milik mereka dan memperkuat pertahanan Banten
3. Puncak perlawanan terjadi ketika Sultan Haji bekerjasama dengan VOC untuk merebut tahta dari Sultan Ageng, meskipun perlawanan masih berlanjut pasca
Kelompok 4 : Fatmawati Indah Fiolita LATAR BELAKANG
Latar belakang perlawanan rakyat
Banten terhadap Belanda disebabkan karena VOC berusaha memonopoli dan menghalang- halangi perdagangan di Banten. VOC TIDAK PERNAH BERHASIL
Usaha VOC menguasai wilayah
Banten ternyata tidak pernah berhasil dilakukan, sehingga Belanda terpaksa membuat bandar di Batavia pada tahun 1619. Pembangunan pelabuhan dagang ini mengakibatkan persaingan antara Banten dan Batavia (Belanda) sebagai bandar utama perdagangan internasional di Asia semakin memanas. TOKOH-TOKOH BERPENGARUH
Sultan Ageng Arya Purbaya
Sultan Haji PERLAWANAN
Jalannya perlawanan Banten terhadap VOC
dimulai ketika melakukan perusakan terhadap kebun-kebun milik VOC, salah satu sasarannya yakni tanaman tebu. Akibat serangan yang dilakukan tersebut, VOC kemudian memperkuat pertahanan kota Batavia dengan mendirikan benteng bernama Noordjwijk. Sultan Ageng juga memperkuat pertahanan Banten dengan membuat saluran irigasi yang membentang dari sungai Pontang sampai sungai Untung Jawa. PUNCAK PERLAWANAN Pembuatan saluran irigasi ini bertujuan untuk memudahkan transportasi perang dan kepentingan irigasi pertanian. Gangguan dan serangan terhadap VOC terus dilakukan, salah satu caranya dengan mengobarkan semangat anti VOC. Pada tahun 1671, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji. VOC DAN SULTAN HAJI Sultan Haji juga sangat khawatir, apabila dirinya tak segera dinobatkan sebagai Sultan, sangat mungkin jabatan Sultan itu akan diberikan kepada Pangeran Arya Purbaya. Tanpa berpikir panjang, Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan VOC untuk merebut tahta Kesultanan Banten. Timbulah pertentangan yang begitu tajam antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam persekongkolan tersebut, VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk merebut Kesultanan Banten, tetapi dengan empat syarat.
1. Banten harus menyerahkan Cirebon kepada
VOC. 2. Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC, dan harus menyingkirkam pedagang India, Persia, dan China 3. Banten harus membayar 600.000 apabila ingkar janji. 4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera ditarik kembali. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng PASCA Tirtayasa. Sultan Ageng akhirnya PERLAWANAN meloloskan diri bersama puteranya, Pangeran Purbaya ke hutan Lebak. Mereka masih melancarkan serangan meskipun dengan bergerilya. Tentara VOC terus memburu. Sultan Ageng dan pengikutnya yang kemudian bergerak ke arah Bogor. Baru setelah melalui tipu muslihat pada LATE WAR tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia sampai meninggalnya pada tahun 1692. Namum harus diingat bahwa semangat juang Sultan Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya tidak pernah padam. Ia telah mengajarkan untuk selalu menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi asing. Hal ini terbukti setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, perlawanan rakyat Banten terhadap VOC masih tetap berlangsung. PERLAWANAN LAIN
Pada tahun 1750 timbul perlawanan
yang dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus. Perlawanan ini ternyata sangay kuat, sehingga VOC kewalahan menghadapi serangan itu. Dengan susah payah akhirnya perlawanan yang dipimpin Ki Tapa dan Ratu Bagus ini dapat dipadamkan.