Anda di halaman 1dari 13

Dhea Evelyna (08)

Ezza Wahyu D.C (10)


Leiva Ayu L. ()
M. Kevin Hendasaputra ()
Putri Adelia F. ()
 VOC ingin menguasai kepulauan Riau,
sehingga memonopoli kepulauan tersebut

 VOC memecah belah kerajaan Riau


menjadi kerajaan kerajaan kecil seperti
Siak, Indragiri, dan Kampar yang lalu
merasa terdesak dengan tindakan
sewenang wenang VOC
 Perlawanan Raja Siak memimpin rakyatnya untuk melawan
VOC. setelah merebut Johor, ia membuat benteng
pertahanan di Bintar
 Dari perthananan di pulau Bintan, Sultan Abdul Jalil
memerintahkan Raja lela Muda untuk menyerang Malaka
 Tahun 1751 terjadi perang melawan VOC. VOC dengan
strategi perangnya memutus jalur perdagangan menuju
Siak. VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang
jalur yang menghubungkan sungai Indragiri sampai pulau
Guntung
 Terjadi pertempuran sengit di pulau Guntung (1752-1753).
Kerajaan Siak kesusahan menembus benteng pertahanan
VOC yang dilengkapi meriam. Kerajaan Siak lalu mundur
 Raja Siak lalu pura pura menyerah pada VOC. Diadakan
perundingan damai di Losi, pulau Guntung. Pada
perundingan ini sultan dipaksa untuk tunduk pada VOC.
lalu sultan memberi kode untuk menyerang VOC di Losi
hingga akhirnya VOC berhasil di singkirkan
a. Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah
1. Tahun 1751 berkobar lagi melawan VOC setelah kematian ayahnya

2. VOC memutus jalur perdagangan menuju Siak

3. VOC mendirikan Benteng Pertahanan sepanjang sungai Indragiri,


Kampar, Sampai Pulau Guntung yang berapa di muara sungai Siak

4. Pertempuran puncak terjadi di pulau Guntung (1752 - 1753) yang


diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas”. Pertempuran
berlangsung satu bulan. Banyak korban berjatuhan dari kedua pihak.

5. Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan VOC yang dikenal


dengan “siasat hadiah sultan” yang diadakan di Loji, Pulau Guntung

6. Saat perundingan sultan dipaksa tunduk kepada VOC. Sultan memberi


kode kepada anak buahnya untuk menyergap. Loji dibakar dan sultan
kembali ke Siak membawa kemenangan
Siasat perang ini tidak lepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh karena
jasanya Raja Indra Pahlwan diangkat menjadi Panglima Besar Kesultanan
Siak dengan gelar “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima
Puluh”
1. Berhasil merebut Johor
kemudian membuat Benteng
Pertahanan di pulau Bintan

2. Mengirim pasukan dibawah


komando Raja Lela Muda
untuk menyerang Malaka
bersama putranya Raja Indra
Pahlawan.
Dalam suasana memanas,
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
wafat dan digantikan putranya
yaitu Muhammad Abdul Jalil
Muzafar Syah (1746 - 1760)
dengan komandan perangnya
adalah Raja Indra Pahlawan
 Ambisi untuk melaksanakan monopoli
perdagangan dan menguasai bermacam-macam
daerah di Nusantara terus dilakukan VOC. Di
samping menguasai Malaka, VOC juga mulai
mengincar Kepulauan Riau. Dengan politik
memecah belah VOC mulai berhasil
menanamkan pengaruhnya di Riau. Kerajaan
kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan,
dan Kampar semakin terdesak oleh pemaksaan
monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari
VOC. Oleh sebab itu, beberapa kerajaaan
mulai melancarkan perlawanan.
 Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah
perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Siak Sri
Indrapura. Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
(1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan
VOC. Setelah berhasil merebut Johor lalu ia membuat
benteng pertahanan di Pulau Bintan. Dari pertahanan di
Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim
pasukan di bawah komando Raja Lela Muda untuk
menyerang Malaka.
 Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul
Jalil Rahmat Syah wafat. Sebagai gantinya diangkatlah
puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar
Syah (1746 -1760). Tahun 1751 berkobarlah perang melawan
VOC.
 Sebagai strategi menghadapi serangan Raja Siak, VOC
berusaha memutus jalur perdagangan menuju Siak. VOC
mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang
menghubungkan Sungai Indragiri, Kampar, sampai Pulau
Guntung yang berada di muara Sungai Siak. Kapal-kapal
dagang yang akan menuju Siak ditahan oleh VOC.
 Hal ini adalah pukulan untuk Siak. Oleh sebab itu segera
dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang
VOC. Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali
kepada Raja Indra dan Panglima Besar Tengku Muhammad
Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang
“Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang serta
perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah pertempuran
sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753).
 Banyak korban dari pertempuran yang nyaris
berlangsung satu bulan. Melihat situasi yang demikian
itu kedua panglima perang Siak menyerukan
pasukannya untuk mundur kembali ke Siak. Sultan
Siak bersama para panglima dan penasihat mengatur
siasat baru. Disepakati bahwa VOC wajib dilawan
dengan tipu daya. Sultan diminta berpura-pura
berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada
Belanda.
 Oleh sebab itu, siasat ini dikenal dengan “siasat
hadiah sultan”. VOC setuju dengan ajakan damai ini.
Perundingan damai diadakan di loji di Pulau Guntung.
Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak
dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahah VOC.
Sultan segera memberi kode pada anak buah dan
segera menyergap dan membunuh orang-orang
Belanda di loji itu.
 Loji segera dibakar dan rombongan Sultan
Siak kembali ke Siak dengan membawa
kemenangan, sekalipun belum berhasil
mengenyahkan VOC dari Malaka.
 Negatif
1. Memecah belahkan kerajaan riau
2. Warga riau menderta kekalahan terhadap
VOC
 Positif
1. Munculnya strategi perang baru bagi riau
2. Memicu semangat kemerdekaan bagi warga
riau

Anda mungkin juga menyukai