Leiva Ayu L. () M. Kevin Hendasaputra () Putri Adelia F. () VOC ingin menguasai kepulauan Riau, sehingga memonopoli kepulauan tersebut
VOC memecah belah kerajaan Riau
menjadi kerajaan kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, dan Kampar yang lalu merasa terdesak dengan tindakan sewenang wenang VOC Perlawanan Raja Siak memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. setelah merebut Johor, ia membuat benteng pertahanan di Bintar Dari perthananan di pulau Bintan, Sultan Abdul Jalil memerintahkan Raja lela Muda untuk menyerang Malaka Tahun 1751 terjadi perang melawan VOC. VOC dengan strategi perangnya memutus jalur perdagangan menuju Siak. VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan sungai Indragiri sampai pulau Guntung Terjadi pertempuran sengit di pulau Guntung (1752-1753). Kerajaan Siak kesusahan menembus benteng pertahanan VOC yang dilengkapi meriam. Kerajaan Siak lalu mundur Raja Siak lalu pura pura menyerah pada VOC. Diadakan perundingan damai di Losi, pulau Guntung. Pada perundingan ini sultan dipaksa untuk tunduk pada VOC. lalu sultan memberi kode untuk menyerang VOC di Losi hingga akhirnya VOC berhasil di singkirkan a. Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah 1. Tahun 1751 berkobar lagi melawan VOC setelah kematian ayahnya
2. VOC memutus jalur perdagangan menuju Siak
3. VOC mendirikan Benteng Pertahanan sepanjang sungai Indragiri,
Kampar, Sampai Pulau Guntung yang berapa di muara sungai Siak
4. Pertempuran puncak terjadi di pulau Guntung (1752 - 1753) yang
diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas”. Pertempuran berlangsung satu bulan. Banyak korban berjatuhan dari kedua pihak.
5. Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan VOC yang dikenal
dengan “siasat hadiah sultan” yang diadakan di Loji, Pulau Guntung
6. Saat perundingan sultan dipaksa tunduk kepada VOC. Sultan memberi
kode kepada anak buahnya untuk menyergap. Loji dibakar dan sultan kembali ke Siak membawa kemenangan Siasat perang ini tidak lepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh karena jasanya Raja Indra Pahlwan diangkat menjadi Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh” 1. Berhasil merebut Johor kemudian membuat Benteng Pertahanan di pulau Bintan
2. Mengirim pasukan dibawah
komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka bersama putranya Raja Indra Pahlawan. Dalam suasana memanas, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat dan digantikan putranya yaitu Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 - 1760) dengan komandan perangnya adalah Raja Indra Pahlawan Ambisi untuk melaksanakan monopoli perdagangan dan menguasai bermacam-macam daerah di Nusantara terus dilakukan VOC. Di samping menguasai Malaka, VOC juga mulai mengincar Kepulauan Riau. Dengan politik memecah belah VOC mulai berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau. Kerajaan kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin terdesak oleh pemaksaan monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh sebab itu, beberapa kerajaaan mulai melancarkan perlawanan. Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura. Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah berhasil merebut Johor lalu ia membuat benteng pertahanan di Pulau Bintan. Dari pertahanan di Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan di bawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka. Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat. Sebagai gantinya diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 -1760). Tahun 1751 berkobarlah perang melawan VOC. Sebagai strategi menghadapi serangan Raja Siak, VOC berusaha memutus jalur perdagangan menuju Siak. VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan Sungai Indragiri, Kampar, sampai Pulau Guntung yang berada di muara Sungai Siak. Kapal-kapal dagang yang akan menuju Siak ditahan oleh VOC. Hal ini adalah pukulan untuk Siak. Oleh sebab itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC. Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah pertempuran sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753). Banyak korban dari pertempuran yang nyaris berlangsung satu bulan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak menyerukan pasukannya untuk mundur kembali ke Siak. Sultan Siak bersama para panglima dan penasihat mengatur siasat baru. Disepakati bahwa VOC wajib dilawan dengan tipu daya. Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda. Oleh sebab itu, siasat ini dikenal dengan “siasat hadiah sultan”. VOC setuju dengan ajakan damai ini. Perundingan damai diadakan di loji di Pulau Guntung. Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahah VOC. Sultan segera memberi kode pada anak buah dan segera menyergap dan membunuh orang-orang Belanda di loji itu. Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa kemenangan, sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka. Negatif 1. Memecah belahkan kerajaan riau 2. Warga riau menderta kekalahan terhadap VOC Positif 1. Munculnya strategi perang baru bagi riau 2. Memicu semangat kemerdekaan bagi warga riau