Anda di halaman 1dari 12

PERLAWANAN

KERAJAAN
MAKASSAR
TERHADAP
VOC

Kelompok 4
Ariska Tri K (06), Luthfi Nur F (19),
Nurunisa Widia P (25)
Latar Belakang
Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC terjadi pada tahun
1654 - 1655 yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Pada pertengahan
abad ke-17, Kerajaan Makassar menjadi pesaing berat bagi VOC
terutama dalam bidang pelayaran dan perdagangan di wilayah
Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat
untuk VOC, sehingga VOC merancang siasat dengan berpura-pura
ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan dengan
Kerajaan Makassar. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini
disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diberikan izin
untuk berdagang secara bebas.
Latar Belakang
Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan
pengaruh di Makassar, VOC mulai mengajukan tuntutan kepada
Sultan Hasanuddin. Tuntutan VOC terhadap Makassar ditentang
oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan
semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC yang sangat
ingin menguasai perdagangan di daerah Indonesia Timur. Oleh
karena itu, VOC selalu berusaha mencari jalan untuk
menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali
pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.
Sebab Umum dan Khusus
1. Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap.
2. Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap
Makasar.
3. Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan
Belanda di Makasar.
Proses
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan
pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654. Kedua
pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang
berusaha menghalang - halangi pedagang yang masuk
maupun keluar Pelabuhan Makassar. Dua kali upaya VOC
tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makassar
memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni.
Proses
Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang
besar. Ketika VOC menyerbu Makassar, pasukan VOC dibantu oleh
sekutunya yaitu pasukan Raja Bone (Aru Palaka) yang merupakan
musuh besar Sultan Hasanuddin dan Pasukan Kapten Yonker dari
Ambon. Pasukan angkatan laut VOC yang dipimpin oleh Speelman,
menyerang pelabuhan Makassar dari laut. Sedangkan pasukan Aru
Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar
melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta
melakukan penyerbuan ke Makassar.
Tokoh
Sultan Hasanuddin merupakan
Raja yang memerintah Kerajaan
Makassar pada tahun 1645 – 1670.
Beliau juga merupakan pemimpin
dalam pertempuran besar antara rakyat
Makassar dengan VOC.
Dampak Perlawanan
Perlawanan rakyat Makassar akhirnya mengalami kegagalan.
Salah satu faktor penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah
keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Aru Palaka yang merupakan Raja Kerajaan
Bone.
Pada akhir peperangan, Sultan Hasanuddin dipaksa
menandatangani perjanjian Bongaya pada tahun 1667 yang isinya
sangat merugikan pihak Makassar.
Dampak Perlawanan
Isi Perjanjian Bongaya :
1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara.
2. Makasar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti
Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
4. Makassar harus menyerahkan seluruh benteng – bentengnya.
5. Kerajaan Makasar deperkecil, hanya meliputi Gowa.
6. Semua Bangsa Asing di usir dari Makasar, kecuali VOC
7. Makasar harus membayar biaya perang
Dampak Perlawanan
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan
rakyat Makassar terhadap Belanda tetap diteruskan oleh
putra Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba.
Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makassar, Belanda
mengerahkan pasukannya secara besar - besaran dan pada
akhirnya Belanda berhasil menghancurkan Makassar dan
menguasai wilayah kerajaan tersebut sepenuhnya.
Video

Anda mungkin juga menyukai