Amdal merupakan singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan. Amdal
merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan dan diambil untuk pengambilan keputusan. Tujuan amdal secara umum adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan timbulnya pencemaran serendah mungkin. Tujuan amdal sebagai intrumen pengendalian, yaitu sebagai berikut: 1. Mengurangi atau meniadakan akibat (yang tidak direncanakan) yang tidak diinginkan atas perubahan lingkungan, khususunya akibat yang mendasar, meluas dan berjangka panjang. 2. Menemukan pemecahan yang optimal atas masalah pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam. 3. Mencegah atau mengatasi konflik (konflik kepentingan, bukan konflik perilaku) terutama dalam pemanfaatan sumberdaya alam. 4. Melibatkan publik dan menjadikan sautu proses pengambilan keputusan lebih transfaran. Hal-hal yang dikaji dalam proses amdal meliputi aspek fisik-kimia, ekologis, social ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan kegiatan. Kegunaan amdal: 1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah. 2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dan rencana usaha dan atau kegiatan. 3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis rinci dari rencana usaha dan atau kegiataan. 4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup. 5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan. Di Indonnesia, kajian amdal dalam praktiknya terbagi menjadi penyusunan empat dokumen, yaitu sebagai berikut: 1. Dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup (ka-andal) 2. Dokumen analisis dampak lingkungan (andal) 3. Dokumen rencana pengelolaan lingkunga (RKL) 4. Dokumen rencana pemantauan lingkungan (RPL) Prosedur amdal di Indonesia terdiri atas empat tahao, yaitu sebagai berikut: 1. Proses penapisan (screening) wajib amdal atau kerap juga disebut proses seleksi wajib amdal, yaitu menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib penyusunan amdal atau tidak. 2. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. 3. Poenyusunan dan penilaian ka-andal. 4. Penyusunan dan penilaian andal, RKL dan RPL. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses amdal adalah: 1. Komisi penilai amdal 2. Pemrakarsa 3. Masyarakat yang berkepentingan. Komisi penilai amdal dibentuk di tingkat pusat menteri, tingkat provinsi oleh gubernur, dan tingkat kabupaten atau kota oleh bupati oleh walikota. Masyarakat yang berkepentingan dalam proses amdal dapat dibedakan menjadi masyarakat yang terkena dampak dan mayarakat pemerhati. Jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi amadal diatur dalam keputusan kepada BAPEDAL nomor 056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.