Anda di halaman 1dari 11

ASSSALAMUALAIKUM Wr.

Wb
KELOMPOK:1
NAMA ANGGOTA:
1.YUSUF IBNU SHOLEH
2.NABIL FADHILLAH
3.FENANDO WIJAYA
4.PAISAL NURHIDAYAT
Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap
VOC (Perlawanan Pattimura)

Ketika Inggris berkuasa, Raffles mengadakan


perubahan-perubahan. Antara lain Raffles
membebaskan penduduk dari segala macam paksaan.
Misalnya dengan mengurangi kerja rodi. Setelah
berkuasa kembali, Belanda menggiatkan kerja rodi lagi.
Kecuali itu, penduduk dibebani juga dengan bermacam-
macam pajak. Oleh karena itu, timbullah reaksi dari
rakyat Maluku terhadap Pemerintah Kolonial Belanda.
1. Sebab-sebab Perlawanan
 Kedatangan Belanda kembali ke Maluku
menyebabkan rakyat Maluku gelisah. Mereka
membayaangkan penderitaan pada zaman
VOC. Pemerintah Hindia Belanda menindas
rakyat Maluku. Rakyat Maluku diharuskan
menyerahkan ikan asin, dendeng, dan kopi.
Mereka juga dipaksa bekerja rodi menebang
kayu di hutan, membuat garam, dan
membuka perkebunan pala. Dan
Benteng Duurstede di Saparua diduduki oleh
pasukan Belanda.
2. Proses Perlawanan
 Perlawanan dipimpin oleh Thomas Matulesi
atau lebih dikenal dengan nama Pattimura.
Pemimpin-pemimpin lainnya ialah Anthonie
Rhebok, Said Perintah, Lucas Latumahina,
Thomas Pattiwael, dan Ulupaha. Namun juga
terdapat seorang putri bernama Christina
Martha Tiahahu. Pusat perjuangan berada di
Pulau Saparua. Pada malam hari tanggal 15
Mei 1817, rakyat mulai bergerak.
Mereka mulai membakari kapal-kapal Belanda yang ada
di pelabuhan Porto. Kemudian pasukan Pattimura mulai
mengepung Benteng Duurstede. Residen Van den
Berg yang ada dalam Benteng Duurstede ditembak
mati. Keesokan harinya, tanggal 6 Mei 1817, pasukan
Pattimura berhasil merebut dan menduduki Benteng
Duurstede.
Dari Saparua, perlawanan menjalar ke pulau-pulau lain.
haruku, Seram, Larike, Uring, Asilulu, dan Wakasihu. Pada
tanggal 19 Mei 1817, Pemerintah Belanda mendatangkan
pasukan bantuan dari Ambon ke Haruku. Mereka bermarkas
di Benteng Zeelandia. Tetapi Raja Haruku dan raja-raja
daerah sekitarnya telah siap menghadapinya. Rakyat Haruku
dan raja-raja di daerah sekitarnya dikerahkan menyerang
benteng Zeelandia.
Dengan menerobos pengepungan rakyat, pasukan
Belanda terus maju dari Haruku ke Saparua. Maka di
Saparua berkobar pertempuran sengit. Prajurit-prajurit
Belanda banyak yang tewas, termasuk diantaranya
terdapat beberapa orang perwira. Kemenangan
Pattimura di Saparua membakar semangat perjuangan
di daerah-daerah lain. Maka berkobarlah perlawanan
umum di seluruh Maluku.

pada awal bulan juli 1817, kolonial belanda mendatangkan


kembali pasukan bantuan ke saparua. mereka berusaha
merebut benteng duurstede, tetapi tidak berhasil. kemudian
belanda mengajak para pemimpin maluku untuk berunding.
perundingan tersebut juga tidak membawa hasil. pertempuran
pun berkobar lagi.
Pada akhir Juli 1817, Belanda mendatangkan pasukan
bantuan ke Saparua kembali. Belanda mengerahkan
kapal-kapalnya. Dan mulai melepaskan tembakan
meriam dengan gencar ke arah Benteng Duurstede,
yang masih diduduki oleh pasukkan Pattimura.
Sementara itu, pasukan-pasukan Belanda terus
menerus didatangkan, membanjiri Saparua.
akhirnya pada bulan agustus 1817, benteng duurstede dapat
direbut oleh belanda kembali. tetapi perang belum berakhir.
pasukan pattimura melanjutkan kembali perlawanan dengan
perang gerilya. pemerintah belanda mengumumkan akan
memberi hadiah sebesar 1.000 gulden kepada siapa saja yang
dapat menangkap pattimura. dan untuk menangkap pemimpin-
pemimpin maluku lainnya, pemerintah belanda menyediakan
500 gulden tiap seorang pemimpin. tetapi rakyat maluku tidak
mau untuk mengkhianati perjuangan bangsanya.
3. Akhir Perlawanan
Belanda tetap berusaha keras untuk menyelesaikan
perang dalam waktu singkat. pada bulan Oktober 1817,
pasukan Belanda dikerahkan besar-besaran. Pada
suatu pertempuran pada bulan November 1817,
Belanda dapat menangkap Pattimura, Anthonie Rebok,
Thomas Pattiwael, dan Raja Tiow. Beberapa hari
kemudian para pemimpin yang lain pun tertangkap.
Akhirnya pada bulan Desember 1817, perlawanan
padam. Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura
dihukum gantung di Ambon. Kemudian para pemimpin
yang lain juga dihukum gantung
PERLAWANAN RAKYAT DEMAK
 Perlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-
kesultanan islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan
Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan
Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan
kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh
ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di
pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang
Islam yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis di Malaka
telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan orang-orang
Islam. Oleh karena itu, Sultan Demak R. Patah mengirim
pasukannya di bawah Pati Unus untuk menyerang Portugis di
Malaka. Perlawanan rakyat Demak tersebut dipimpin oleh Adipati
Unus. Pati Unus melancarkan serangannya pada tabun 1512 dan
1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit
Adipati Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut
mengalami kegagalan dan belum berhasil. Kemudian pada tahun
1527, tentara Demak kembali melancarkan serangan terhadap
Portugis yang mulai menanamkan pengaruhnya di Sunda Kelapa.
Di bawah pimpinan Fatahillah tentara Demak berhasil mengusir
Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kernudian diubah
menjadi Jayakarta.
Perlawanan Adipati Unus (1518 – 1521)
 Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis di
Malaka (1511), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul.
Jatuhnya Malaka ke pihak Portugis sangat merugikan jaringan
perdagangan para pedagang Islam dari Kepulauan Indonesia.
Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun saat Malaka jatuh ke
pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang, Banten, Johor, dan
Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka. Pada
tahun 1513, Demak mengadakan penyerangan terhadap Portugis di
Malaka. Penyerangan tersebut dipimpin oleh Adipati Unus, putra
Raden Patah. Namun karena faktor jarak yang begitu jauh dan
peralatan perang yang kurang seimbang serta strategi perang
kurang jitu, penyerangan tidak berhasil.
 Dipati Unus atau Yunus adalah putra Raden Patah, penguasa
Kerajaan Demak di Jawa. Dipati
Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor“ karena jasanya
memimpin armada laut Demak
dalam penyerangan ke Malaka. Pemerintahan Pangeran Sabrang
Lor tidak berlangsung lama, dari tahun 1518 – 1521.
Perlawanan Fatahillah (1527 – 1570)
 Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat,
Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana
kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527,
Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap Portugis di
Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis
dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527
nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta
yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah diangkat
oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang
memerintah di Banten dan Jayakarta.
 Fatahillah dilahirkan sekitar tahun 1490 di Pasai, Sumatra
Utara. Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan,
Ratu Bagus Pase, dan Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya
bernama Maulana Makhdar Ibrahim selaku guru agama Islam
di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan.

Anda mungkin juga menyukai