Anda di halaman 1dari 14

PERLAWANAN DI BALI

Renata Jasmine R.F.T (25)


XI MIPA 4
PERANG BALI “PERANG PUPUTAN”
Perang Bali disebut juga Perang Puputan yang berasal dari bahasa bali yaitu “puput”
yang artinya “tanggal”/”putus”/”habis”/”mati”. Secara istilah berarti ritual bunuh diri
massal yang dilakukan saat perang daripada harus menyerah kepada musuh atau perang
sampai mati/ perang sampai titik darah penghabisan dan wajib bagi seluruh warga yang ada
disemua kasta sebagai bentuk perlawanan.
.

PERANG BALI I PERANG BALI IV

PERANG BALI PERANG BALI II PERANG BALI V

PERANG BALI III PERANG BALI VI


PERANG BALI I PUPUTAN JAGARAGA
Terjadi pada abad ke-19 tepatnya pada tahun 1846

Latar belakang
• Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Dendles, mulai menjalin kontak dengan Bali.
• Ditandai dengan datangnya Cornelis de Houtman dan diterima baik oleh masyarakat.
• Urusannya tidak hanya perdagangan tetapi juga tentang menyangkut sewa menyewa orang Bali
yang dijadikan tentara pemerintah Hindia Belanda.
• Tetapi seiring dengan waktu Belanda juga ingin menguasai Bali, Belanda mengirim dua utusan
dengan misi yang berbeda yaitu G.A Granple Moliere untuk misi ekonomi dan Huskus Koopman
untuk misi politik.
• Misi politik tidak terlalu lancar hingga membutuhkan waktu untuk membujuk sehingga disepakati
kesepakatan bersama diantaranya:
a. Raja Badung (28 November 1842)
b. Raja Karangasem (1 Mei 1843)
c. Raja Buleleng (8 Mei 1843) “PERJANJIAN KONTRAK TERUTAMA SEPUTAR”
d. Raja Klungkung (24 Mei 1843) PENGHAPUSAN HUKUM TAWAN KARANG
e. Raja Tabanan (22 Juni 1843)
PERANG BALI I PUPUTAN JAGARAGA

Peristiwa
• Hukum tawan karang adalah tradisi Bali, bahwa kapal beserta isinya yang karam dan terdampar di
pesisir Bali adalah hak milik raja setempat. Pemerintah Hindia Belanda menganggap tradisi ini
tidak dapat diterima dalam hukum internasional.
• Tetapi pada kenyataannya sampai tahun 1844 Raja Buleleng dan Karangasem belum melaksanakan
perjanjian tersebut. Hal tersebut dibuktikan penduduk masih melakukan perampasan 2 kapal
Belanda yang terdampar di Pantai Sangsit (Buleleng) dan Jembrana. Hal tersebut menyulut emosi
Belanda dan memaksa Raja Buleleng, Gusti Ngurah Made Karangasem agar melaksanakan isi
perjanjian tersebut.
• Raja Gustri Ngurah Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik menolak tegas tuntutan
Belanda tersebut,
• Dan pucaknya pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda dengan kekuatan 1.700 orang pasukan darat
menyerbu pemukiman di tepi pantai.
PERANG BALI I PUPUTAN JAGARAGA

Akhir:
• Pasukan Kerajaan Buleleng, Karangasem dan Klungkung dapats dipukul mundur oleh Belanda bahkan
sampai ke Desa Jagaraga (sekitar 7 km sebelah timur Singaraja.
• Raja Buleleng dipaksa menandatangani perjanjian pada tanggal 6 Juli 1846 yang isinya:
1. Dalam waktu 3 bulan Raja Buleleng harus menghanurkan semua Benteng Buleleng yang
pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng baru;
2. Raja Buleleng harus membayar sejumlah 75.000 gulden, dan raja harus menyerahkan I Gusti
Ketut Jelantik kepeda pemerintah Belanda;
3. Belan diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.

Ini memang merupakan akhir dari Peran Bali I, tetapi sebenarnya ini hanya tipu daya belaka yang
dilakukan Raja Buleleng dengan berpura-pura menerima perjanjian tersebut.
PERANG BALI II PUPUTAN KUSAMBA
Terjadi pada tahun 1848

Latar Belakang
• Raja Buleleng ternyata hanya melakukan tipu daya dalam memsepakati perjanjian tersebut,
bahkan di balik iyu Raja dan Patih I Gusti Ketut Jelantik memperkuat pasukannya.
• Di Jagaraga mereka membangun benteng Jagarga yang kuat bagaikan Gelar Supit Urang .
• Rakyat dengan sengaja masih melakukan hak tawan karang, pada tahun 1847 kapal-kapal asing
yang terdampat di Pantai Kusumba Klungkung.

Peristiwa
• Hal yang dilakukan Raja Buleleng membuat Belanda marah, hingga mereka mengeluarkan
ultimatum.
• Pada tanggal 7 dan 8 Juni 1848, bala bantuan Belanda mendarat di Pantai Sangsit.
• 8 Juni 1948, Belanda mulai menyerang Benteng Jagaraga, dengan dipimpin oleh: J.van Swieten,
Letkol Sutherland.
• Tetapi Raja Buleleng beserta istrinya Jero Jempiring mampu mempertahankan pertahanan
segingga dapat menjebak pasukan Belanda.
PERANG BALI II PUPUTAN KUSAMBA
Akhir

• Belanda terpaksa menarik mundur pasukannya karena telah dikalahkan oleh pasukan Raja
Buleleng, Karangasem dan Klungkung. Bahkan mereka kehilangan 5 orang opsir dan 74 orang
serdadu serta korban lukanya terdapat 7 orang kopsir dan 98 serdadu.

Berita kekalahan Belanda semakin membuat dendam pimpinan Belanda di Batavia oleh karena itu
mereka lebih menyiapkan lagi pasukannya dan bersiap melawan Bali untuk ke-3 kalinya.

Perang Bali III pun dimulai.


PERANG BALI III
Terjadi pada tahun 1849
Latar Belakang
• Membakangnya Raja Buleleng dan Klungkung yang tidak mau menghapus hak tawan karang
menyulut amarah pasukan Belanda/
• Ditambah kekalahan yang dialami pasukan Belanda pada Perang Bali II menambah amarah
pasukan Belanda dan akan mencoba untuk kembali menyerang pasukan Bali.

Peristiwa
• Awal April 1849 telah datang kesatuan serdadu Belanda dalam jumlah besar ke Jagaraga.
• 15 April 1849 Semua kekuatan Belanda diarahkan ke Benteng Jagaraga.
• 16 April 1849 Kekuatan Benteng Jagaraga berhasil diruntuhkan dan menjadi tanda lenyapnya
kedaulatan rakyat Buleleng.
• Raja Buleleng, I Gusti Ketut Jelantik dan Jero Jempiring menyingkir ke Karangasem tetapi
berhasil ditangkap dan terbunuh dalam upaya mempertahankan diri.
PERANG BALI III

Akhir
• Dengan terbunuhnya Raja Buleleng dan patihnya maka jatuhlah kekuasaan Kerajaan Buleleng
ke tangan Belanda.
• Menyusul kerajaan Klungkung (Kusumba) pada Mei 1849

Dengan demikian akhir dari serangkaian Perang Bali, tetapi tentu saja Belanda tidak mudah untuk
menguasai Bali seutuhnya. Rangkaian pertempyran demi pertempuran tetap terus terjadi.
PERANG BALI IV PUPUTAN BADUNG
Terjadi pada 20 September 1906

Latar Belakang
• Belanda menuduh rakyat Sanur mencuri barang-barang milik saudagar Cina yang diangkut oleh
kapal Sri Komala berbendera Belanda yang terdampar di pantai Sanur. Sehingga kerajaan
yakni Puri Kesiman, Puri Denpasar dan Puri Pemecutan mengumumkan perang puputan melawan
kolonial Belanda yang berkedudukan di Batavia.
• Belanda mengelurkan ultimatum kepada Raja Badung, I Gusti Ngurah Denpasar sebesar 3000
ringgit (7500 gulden), dengan batas waktu sampai 9 Januari 1905. Karena merasa tidak
bersalah, akhirnya rakyat Badung tidak membayar dan meladeni serangan militer Belanda.

Peristiwa
• Terjadilah puputan Badung dengan korban di pihak rakyat Badung mencapai 7000 orang.
Namun, para wartawan yang dibawa pihak Belanda justru melaporkan Puputan Badung sebagai
pembantaian massal militer Belanda terhadap warga sipil tak bersenjata.
PERANG BALI V PUPUTAN KLUNGKUNG
Terjadi pada 28 April 1908

Latar Belakang
• Perang puputan yang dikenal dengan Puputan Klungkung ini merupakan perang puputan terakhir
masa kerajaan di Bali. Perang yang menandai jatuhnya seluruh wilayah Bali ke tangan belanda
ini dipicu oleh kesewenang-wenangan Belanda dalam membuat peraturan yang tentu merugikan
rakyat Bali. Di pihak Klungkung dipimpin oleh Raja Klungkung Ida I Dewa Agung Jambe, yang
sekaligus gugur dalam peperangan.

Akhir
• Kemenangan Belanda kali ini merupakan obat penawar sakit hati yang harus diterima Belanda
ketika menggempur wilayah Klungkung di Desa kusamba sekitar setengah abad sebelumnya.
PERANG BALI VI PUPUTAN MARGARANA
Terjadi pada 20 November 1946

Latar Belakang
• Setelah Indonesia merdeka, pada masa-masa perang kemerdekaan kembali terjadi perang
puputan di wilayah Kabupaten Tabanan. Adalah Desa Marga, Kecamatan Marga, menjadi
tempat bersejarah yang menandai bagaimana rakyat Indonesia, khususnya rakyat Bali gigih
menentang segala bentuk penjajahan. Di tempat pertempuran secara puputan terakhir ini, kini
ditandai dengan situs candi yang dikenal dengan Candi Margarana.

Akhir
• Terjadi pertempuran habis-habisan antara pasukan Ciung Wanara dibawah pimpinan Let. Kol. I
Gusti Ngurah Rai melawan pasukan NICA (pasukan yang dibonceng penjajah Belanda).
Pertempuran sengit diatas kebun jagung di Banjar Kelaci itu membuat I Gusti Ngurah Rai
beserta segenap pasukannya gugur dalam membela tanah air, NKRI.
Candi Magarana Bajra Sandhi
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai