Anda di halaman 1dari 15

5.

Kebudayaan Nusa Tenggara Barat

Sekarang kita akan berkenalan dengan kebudayaan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jika
sebelumnya kita membahas tentang kebudayaan dari Bali mulai dari rumah adat, pakaian adat,
tarian daerah dan lain lain, kini giliran Kebudayaan NTB yang akan kita bahas, berikut uraian
singkatnya :

1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Barat disebut Istana Sultan Sambawa. Istana
tersebut bertingkat tiga. Lantai bawah atau pertama merupakan tempat pengawalan. Bila ada
upacara, maka para pengawal berbaris didepan tangga, sesuai urutan pangkatnya. Anak tangga
menandakan urutan pangkat tersebut.

Lantai kedua adalah tempat kediaman Sultan dan Permaisuri. Disebalah kana berhapan dengan
kamar Sultan alah tempat pangeran pangeran. Sedangkan lantai tiga disediakan untuk para putri
dan keluarga lainnya dari Sultan.

Rumah Adat Nusa Tenggara Barat (NTB)

2. Pakaian Adat
Pakaian adata pria Lombok berupa tutup kepala dengan baju berlengan panjang, kain sarung
sebatas dengkul dan kain sarung yang ditenun. Sedangakan wanitanya memakai kebaya panjang
dengan kain songket. Perhiasannya yang dipakai adalah hiasan bunga dikepala, anting anting,
kalung bersusun, pending, dan gelang.

Pakaian adat pria Sumbawa berupa tutup kepala,baju jas tutup, kain songket dan kain tenun yang
melingkar dipinggang. Wanitanya memakai model baju bodo, dan kain songket. Perhiasan yang
dipakai berupa hiasan bunga dikepala, kalung bersusun, pending, dan gelang tangan.

3. Tari tarian Daerah Nusa Tenggara Barat

a. Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut kehadiran Maulid Nabi Besar
Muhammad SAW. Tari ini juga sering dipertunjukkan pada upacara upacara perkawinan atau
upacara khinatan keluarga raja.

b. Tari Batu Nganga, adalah sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang
kecintaan rakyat terhadap putri raja yang mesuk kedalam batu. Mereka memohon agar sang putri
dapat keluar dari dalam batu itu.
c. Tari Gora (Gogo Rancah), adlah tarian yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan para
petani yang dengan semangat menanam padi. Tari ini merupakan tari garapan yang diolah dari
sumber tari tradisi suku Sasak, suku Sumbawa, dan suku Bima.

Tari Mpaa Lenggogo

4. Senjata Tradisional

Di NTB, senjata tradisional adalah keris. Ada berbagai jenis keris, misalnya sampari dan sondi.
Di Lombok, sondi bernama grantin.

Keris merupakan benda pusaka yang diperoleh secara turun temurun. Dipakai pada saat upara
upara adat, juga pada waktu upacara keagaaman, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idut
Fitri, Idul Adha dan pada waktu menerima tamu negara.
Keris NTB

5. Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Barat adalah : Sasak, Bali,
Sumbawa, dan Bima.
1. Bahasa di NTB

Berikut ini adalah bahasa-bahasa yang dipertuturkan di Kepulauan Nusa


Tenggara dan Bali di Indonesia

1. Bahasa Abui [abz]

2. Bahasa Adang [adn]

3. Bahasa Adonara [adr]

4. Bahasa Alor [aol]

5. Bahasa Amarasi [aaz]

6. Bahasa Anakalangu [akg]

7. Bahasa Bali [ban]

8. Bahasa Benkala (bahasa isyarat) [bqy]

9. Bahasa Bilba [bpz]

10. Bahasa Bima [bhp]

11. Bahasa Blagar [beu]

12. Bahasa Bunak [bfn]

13. Bahasa Dela-Oenale [row]

14. Bahasa Dengka [dnk]

15. Bahasa Dhao [nfa]

16. Bahasa Ende [end]

17. Bahasa Hamap [hmu]

18. Bahasa Helong [heg]

19. Bahasa Ile Ape [ila]

20. Bahasa Kabola [klz]


21. Bahasa Kafoa [kpu]

22. Bahasa Kamang [woi]

23. Bahasa Kambera [xbr]

24. Bahasa Kedang [ksx]

25. Bahasa Kelon [kyo]

26. Bahasa Kemak [kem]

27. Bahasa Keo [xxk]

28. Bahasa Kepo [kuk]

29. Bahasa Kodi [kod]

30. Bahasa Komodo [kvh]

31. Bahasa Kui [kvd]

32. Bahasa Kula [tpg]

33. Bahasa Lamaholot [slp]

34. Bahasa Lamalera [lmr]

35. Bahasa Lamatuka [lmq]

36. Bahasa Lamboya [lmy]

37. Bahasa Lamma [lev]

38. Bahasa Laura [lur]

39. Bahasa Lembata Selatan [lmf]

40. Bahasa Lembata Barat [lmj]

41. Bahasa Levuka [lvu]

42. Bahasa Lewo Eleng [lwe]

43. Bahasa Lewotobi [lwt]


44. Bahasa Lio [ljl]

45. Bahasa Lole [llg]

46. Bahasa Melayu Bali [mhp]

47. Bahasa Melayu Kupang [mkn]

48. Bahasa Melayu Larantuka [lrt]

49. Bahasa Mamboru [mvd]

50. Bahasa Manggarai [mqy]

51. Bahasa Nage [nxe]

52. Bahasa Nasal [nsy]

53. Bahasa Nedebang [nec]

54. Bahasa Ngada [nxg]

55. Bahasa Ngada Timur [nea]

56. Bahasa Palue [ple]

57. Bahasa Rajong [rjg]

58. Bahasa Rembong [reb]

59. Bahasa Retta [ret]

60. Bahasa Ringgou [rgu]

61. Bahasa Riung [riu]

62. Bahasa Rongga [ror]

63. Bahasa Sabu [hvn]

64. Bahasa Sasak [sas]

65. Bahasa Sawila [swt]

66. Bahasa Sika [ski]


67. Bahasa Soa [ssq]

68. Bahasa Sumbawa [smw]

69. Bahasa Tereweng [twg]

70. Bahasa Termanu [twu]

71. Bahasa Tetun [tet]

72. Bahasa Tewa [twe]

73. Bahasa Tii [txq]

74. Bahasa Uab Meto [aoz]

75. Bahasa Wae Rana [wrx]

76. Bahasa Wanukaka [wnk]

77. Bahasa Wejewa [wew]

78. Bahasa Wersing [kvw]

2. Kesenian NTB

SENI TARI NTB


Inilah Tari Tradisional NTB
TARI tradisional NTB cukup beragam dan kaya makna. Namun, tidak semua bisa lestari,
walaupun tidak punah. Di Lombok misalnya, terdapat tari oncer, batak baris, zikir zaman, dan
lain-lain. Hanya beberapa kemudian yang cukup populer. Namun, sangat sulit memaksakan
seluruh tari tradisional menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di masa mendatang. Berikut
beberapa tari tradisional di NTB.

-----------------------

* Gandrung: Tarian rakyat suku Sasak yang berkembang sejak lama dan dimainkan oleh kaum
laki-laki maupun perempuan. Tari ini terdiri atas tiga babak, yakni bapangan, gandrangan dan
parianom.

* Oncer: Tari tradisional Lombok yang berasal dari kata "ngoncer" atau berenang. Gerakan
diambil dari gerakan ikan sepat yang sedang berenang, yang dalam bahasa Sasak disebut pepait
ngoncer (ikan sepat berenang). Tari ini erat hubungannya dengan Gendang Beleq.

* Randak Geroq: Tari tradisional Lombok yang berarti tindakan gotong royong. Dalam gotong
royong tidak dibedakan golongan, pangkat, jabatan, kaya, miskin dan lain-lain.

* Rudat: Tari ini dilakukan sambil bernyanyi dengan irama Timur Tengah. Menggunakan gerak-
gerak silat dan dilakukan sekelompok anak muda justru dengan pakaian yang mirip jauh berbeda
dengan pakaian khas Sasak.

* Hadrah: merupakan tari tradisional Bima yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT. Hadrah
yang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa masuk ke Bima sekitar abad XIV sejak
masuknya Islam ke daerah itu.

* Kanja: Tari tradisional Bima yang diciptakan Sultan Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1673 setelah
mendapatkan inspirasi sejarah masuknya Islam ke Bima. Kanja berarti tantang, karena dalam
tarian ini ada gambaran pertarungan dua orang panglima yang tangguh.

* Karaenta: Tari tradisional Bima diawali dengan sebuah lagu berbahasa Makassar yang bernama
Karaengta. Penarinya anak kecil berusia sekitar 10 tahun, tidak memakai baju, kecuali hiasan
yang dalam bahasa Bima disebut Kawari atau dokoh. Tari hiburan ini merupakan dasar untuk
mempelajari tarian kerajaan Bima yang lain.

* Katumbu: Tari tradisional Bima yang berarti berdegup ini menggambarkan keluwesan dan
keterampilan remaja putri. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak abad XV dan ditarikan
keluarga istana.

* Toja: Tari tradisional Bima yang diangkat dari legenda Indra Zamrud. Penciptanya Sulta Abdul
Kahir Sirajuddin tahun 1651. Tari ini menggambarkan lemah-gemulainya penari yang turun dari
khayangan. * Lenggo: Tari tradisional Bima yang berarti melenggok, yang telah diadatkan dalam
upacara Sirih Puan setiap perayaan Maulid. Tari ini menceritakan bagaimana guru agama Islam
mengadakan penghormatan kepada muridnya, yaitu Sultan sebagai pernyataan saling
menghormati.

* Lengsara: Tari tradisional Bima yang dahulu dipertunjukkan dalam sidang eksekutif dan
upacara Ndiha Molu (Maulid Nabi). Tari ini terakhir dipertunjukkan pada tahun 1963 dalam
perkawinan keluarga raja, dan sekarang telah dihidupkan kembali.
* Mpa'a: Tari rakyat Bima yang berisi gerak-gerak silat.
* Sere: Tari tradisional Bima yang berarti mengajak berperang yang semula ditarikan perwira
perang bergelar Anangguru Sere. Tari ini dipertunjukkan di arena yang cukup luas di hadapan
tamu yang berkunjung ke Bima.

* Tamak Lamung: Tari tradisional Sumbawa. Tamak berarti memasukkan, lamung berarti baju
wanita khas Sumbawa atau memasukkan baju. Tari ini menggambarkan urutan upacara tamak
lamung, dari persiapan upacara hingga puncaknya, yakni pemakaian tamak lamung. (rab)

Upacara Adat

Ada beberapa upacara adat yang biasa di lakukan oleh masyarakat NTB untuk memperingati
hari-hari tertentu seperti : Upacara Ua Pua dan Upacara Perang Topat.

Upacara Ua Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran
Islam. Upacara Ua Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo
(Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi Ua Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima
yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima
dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai
berlangsung Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika
memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sarau), Sere, Soka dan lain-
lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari Lenggo. Pada
saat itu diserahkan Sere Pua dan Al-Quran kepada Sultan.
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak. Perang
Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran
berupa tanah yang subur, banyak hujan. Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar
oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat).
Upacara ini berlangsung setelah selesai Pedande memuja yaitu selama periode Rokok
Kembang Waru sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama
ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember Desember.

Alat Musik

NTB pun memilikibanyak alat musik tradisional yang berasal dari daerah ini, kali ini saya akan
membahas beberapa alat music diantaranya :

Genggong pada umumnya hanya memainkan lagu-lagu yang berlaras Slendro. Untuk
membunyikannya, genggong dipegang dengan tangan kiri dan menempelkannya ke bibir. Tangan
kanan memetik lidahnya dengan jalan menarik tali benang yang diikatkan pada ujungnya.
perubahan nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi atau merubah
rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.

Idiokordo adalah Alat musik yang seperti siter berdawai tiga dengan cara di petik.
Alat musik ini disebut juga Tatabuhan.

Sarone adalah sebuah alat musik tiup. Alat musik ini termasuk golongan aerofon yang
berlidah. Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar.
Terdapat lubang di alat music ini, ada yang berlubang 5 bahkan 6.

3. MATA PENCAHARIAN SUKU BIMA


Mata pencaharian utamanya masyarakat
suku Bima adalah bertani dan sempat menjadi segitiga emas pertanian bersama Makassar dan
Ternate pada zaman Kesultanan. Oleh karena itu, hubungan Bima dan Makassar sangatlah dekat,
karena pada zaman Kesultanan, kedua kerajaan ini saling menikahkan putra dan putri
kerajaannya masing.

Mereka juga berladang, berburu dan berternak kuda yang berukuran kecil tapi kuat. Orang
menyebut kuda tersebut dengan Kuda Liar. Sejak abad ke-14 kuda Bima telah diekspor ke Pulau
Jawa. Tahun 1920 daerah Bima telah menjadi tempat pengembangbiakkan kuda yang penting.
Mereka memiliki sistem irigasi yang disebut Ponggawa. Para wanita Bima membuat kerajinan
anyaman dari rotan dan daun lontar, juga kain tenunan "tembe nggoli" yang terkenal.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi masyarakat NTB

Sama dengan masyarakat indonesia lain nya , di NTB sudah menggunakan peralatan modern
dalam kehidupan sehari-hari. akan tetapi ada beberapa peralatan atau teknologi tradisional yang
masih di gunakan oleh masyarakat NTB seperti Tulup sebagai salah satu senjata atau peralatan
yang di gunakan untuk berburu.

Anda mungkin juga menyukai