Anda di halaman 1dari 5

Perlawanan Pada Abad XVII antara lain

dilakukan Oleh:
Tokoh: Sultan Agung dari Mataram

Peran: Sultan ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada


periode tahun 1613-1645.

Keterangan: Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma , Sultan Agung


Adi Prabu Hanyokrokusumo, lahir di Kotagede, Kesultanan Mataram,
1593 , wafat di Karta (Pleret, Bantul), Kesultanan Mataram, 1645)
adalah Sultan ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada
periode tahun 1613-1645.

Pada tahun 1614 VOC (yang saat itu masih bermarkas di Ambon)
mengirim duta untuk mengajak Sultan Agung bekerja sama namun
ditolak mentah-mentah. Pada tahun 1618 Mataram dilanda gagal
panen akibat perang yang berlarut-larut melawan Surabaya.
Meskipun demikian, Sultan Agung tetap menolak bekerja sama dengan VOC.

Tokoh: Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635)

Peran: sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang
berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.

Keterangan: Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, semangat


rakyat untuk memperjuangkan tanah air, dan mengusir penjajah
semakin kuat. Iskandar Muda melakukan seranagn lagi ke Malaka.
Untuk menghadapi pasukan kali ini, Portugis masih harus
mengerahkan banyak tenanga untuk itu. Namun, serangan Aceh kali
ini juga masih nggak bisa membuat Portugis pergi. Baru di tahun
1641, VOC berhasil mengusir Portugis.

Tokoh: Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa atau Makassar (1667)

Peran: Sultan Hasanuddin, merupakan putera dari Raja Gowa ke-15, I


Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Muhammad Said.
Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa mulai tahun 1653 sampai
1669. Kerajaan Gowa adalah merupakan kerajaan besar di Wilayah Timur
Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.

[Type text] [Type text] Damar Sastraatmadja


Keterangan: Perlawanan kesultanan Gowa atau Makassar untuk menyerang VOC pada tahun 1660-1669

Tokoh: Untung Surapati (1683)

Peran: Budak VOC yang menjadi seorang bangsawan dan


Tumenggung (Bupati) Pasuruan.

Keterangan: melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa membuatnya


dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Tokoh: Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya (Lahir di Kesultanan


Banten, 1631 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda, 1692 pada umur
60 - 61 tahun)

Peran: Sultan Banten ke-6. Ia naik takhta pada usia 20 tahun


menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir

Keterangan: Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa


itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan
Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan
menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng
Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.

[Type text] [Type text] Damar Sastraatmadja


Perlawanan yang dilakukan terhadap pemerintah colonial belanda
pada abad XIX sampai awal abad XX antara lain dilakukan oleh :

Tokoh: Pattimura (Thomas Matulessy) lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku 9


(1817)

Peran: Pahlawan nasional Indonesia dari Maluku.

Keterangan: Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah


berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris. Melawan
Belanda sebagai pahlawan pada tahun 1817.

Tokoh: Sultan Mahmud Badaruddin (1767-1852)

Peran: pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode


(1803-1813, 1818-1821).

Keterangan: memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di


antaranya yang disebut Perang Menteng. Pada tangga 14 Juli 1821, ketika
Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan
keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate.

Tokoh: Tuanku Imam Bonjol (1772-1864)

Peran: seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan


Belanda.

Keterangan: Beliau memimpin dalam peperangan yang dikenal dengan


nama Perang Padri pada tahun 1803-1838.

[Type text] [Type text] Damar Sastraatmadja


Tokoh: I Gusti Ketut Jelantik

Peran: I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan nasional Indonesia.

Keterangan: Ia berperan dalam Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang


Bali III yang terjadi di Bali pada tahun 1849. Dalam perang terakhir ia gugur.

Tokoh: Pangeran Antasari (1797-1809)

Peran: Ia adalah Sultan Banjar.Pada 14 Maret 1862, dia dinobatkan


sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan
Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul
Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur)
penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.

Keterangan: Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang


tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April 1859.
Mereka kalah perang ini.

Tokoh: Teuku Umar (1854-1899)

Peran: Pahlawan asal Aceh yang berjuang dengan cara berpura-pura


bekerjasama dengan Belanda & terkenal akan strategi perang gerilyanya

Keterangan: Ketika perang Aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut
serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru
menginjak 19 tahun. Teuku Umar kemudian mencari strategi untuk
mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Ketika bergabung dengan
Belanda, Teuku Umar menundukkan pos-pos pertahanan Aceh, hal
tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura untuk mengelabuhi
Belanda agar Teuku Umar diberi peran yang lebih besar. Taktik tersebut
berhasil, sebagai kompensasi atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar untuk menambah 17
orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Pang Laot (panglima Laut]) sebagai tangan
kanannya, dikabulkan.

[Type text] [Type text] Damar Sastraatmadja


Tokoh: Sisingamangaraja XII (1845-1907)

Peran: Pahlawan Nasional Indonesia

Keterangan: Pada tahun 1873 Belanda melakukan invasi militer ke


Aceh (Perang Aceh, dilanjutkan dengan invasi ke Tanah Batak pada
1878. Raja-raja huta Kristen Batak menerima masuknya Hindia
Belanda ke Tanah Batak, sementara Raja Bakkara, Si Singamangaraja
yang memiliki hubungan dekat dengan Kerajaan Aceh menolak dan
menyatakan perang.

[Type text] [Type text] Damar Sastraatmadja

Anda mungkin juga menyukai