Anda di halaman 1dari 16

“KERAJAAN BULELENG”

KELOMPOK 8
NAMA KELOMPOK:
1.RINDA FEBRIANI
2.ZAINAL FIQRI
3.NOOR KAMALIA SARI
4.LISKI ANANDA PUTRI KENCANA
“PROSES BERDIRINYA KERAJAAN
BULELENG”
• Kerajaan Buleleng adalah suatu
kerajaan di Bali utara yang didirikan
sekitar pertengahan abad ke-17 dan
jatuh ke tangan Belanda pada tahun 
1849. Kerajaan ini dibangun oleh I
Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa
Kepakisan dengan cara menyatukan
seluruh wilayah wilayah Bali Utara
yang sebelumnya dikenal dengan
nama Den Bukit. Setelah kemerdekaan 
Republik Indonesia, Kerajaan Buleleng
berstatus sebagai Daerah Tingkat II
Buleleng
“SEJARAH BERDIRINYA KERJAAN BULELENG”
• I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti
Gede Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir
bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I
Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah
Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan
menyisihkan putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang
masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya,
Desa Panji.
• I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya
Kerajaan Buleleng, yang pengaruhnya pernah meluas sampai ke ujung
timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat
pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena perebutan
kekuasaan.
“SILSILAH RAJA DARI KERAJAAN BULELENG”
WANGSA PANJI SAKTI (1660-?)
AKHIR
AWAL
NAMA PEMERINTAHA KETERANGAN
MEMERINTAH
N

Gusti Anglurah Panji Sakti 1660 1697/99

Gusti Panji Gede Danudarastra 1697/99 1732 Anak dari Gusti Anglurah Panji Sakti

Gusti Alit Panji 1732 1757/65 Anak dari Gusti Panji Gede Danudarastra

Gusti Ngurah Panji 1757/65 1757/65 Anak dari Gusti Alit Panji

Gusti Ngurah Jelantik 1757/65 1780 Anak dari Gusti Ngurah Panji

Gusti Made Singaraja 1793 ? Keponakan dari Gusti Made Jelantik


“SILSILAH RAJA DARI KERAJAAN BULELENG”
WANGSA KARANGASEM (?-1849)

Awal Akhir
Nama Keterangan
memerintah memerintah

Anak dari Gusti Gede Ngurah


Anak Agung Rai ? 1806
Karangasem

Gusti Gede Karang 1806 1818 Saudara dari Anak Agung Rai

Gusti Gede Ngurah Pahang 1818 1822 Anak dari Gusti Gede Karang

Gusti Made Oka Sori 1822 1825 Anak dari Gusti Gede Karang

Gusti Ngurah Made Karangasem 1825 1849 Keponakan dari Gusti Gede Karang
“SEJARAH RAJA DARI KERAJAAN BULELENG “
WANGSA PANJI SAKTI (1849-SEKARANG)
NAMA Awal memerintah Akhir memerintah Keterangan

Gusti Made Rahi 1849 1853 Keturunan dari Gusti Ngurah Panji

Gusti Ketut Jelantik 1854 1872 Keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik

Anak Agung Putu Jelantik 1929 1944 Keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik

Anak Agung Nyoman Panji Anak dari Anak Agung Putu Jelantik; Periode
1944 1947
Tisna Pertama

Anak Agung Ngurah Ketut Saudara dari Anak Agung Nyoman Panji
1947 1950
Jelantik Tisna

Anak Agung Nyoman Panji Anak dari Anak Agung Putu Jelantik; Periode
1950 1978
Tisna Kedua

Anak Agung Ngurah Brawida 2004 Cucu dari Anak Agung Nyoman Panji Tisna
“KEHIDUPAN PEMERINTAH”
• 1.KEHIDUPAN POLITIK
• Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti Belanjong, Sri
Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal menaklukkan
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri Kesari Warmadewa
memilih pergi ke Bali dan mendirikan sebuah pemerintahan baru di wilayah Buleleng.
• Pada tahun 989-1011 Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa. Udayana
memiliki tiga putra, yaitu Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Kelak, Airlangga akan
menjadi raja terbesar Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Menurut prasasti yang terdapat
di pura batu Madeg, Raja Udayana menjalin hubungan erat dengan Dinasti Isyana di Jawa Timur.
Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya Dharmapatni
merupakan keturunan Mpu Sindok. Kedudukan Raja Udayana digantikan putranya, yaitu
Marakatapangkaja.
• Rakyat Buleleng menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber kebeneran
hukum karena ia selalu melindungi rakyatanya. Marakatapangkaja membangun
beberapa tempat peribadatan untuk rakyat. Salah satu peninggalan
Marakatapangkaja adalah kompleks candi di Gunung Kawi (Tampaksiring).
Pemerintahan Marakatapangkaja digantikan oleh adiknya, Anak Wungsu. Anak
Wungsu merupakan raja terbesar dari Dinasti Warmadewa. Anak Wungsu berhasil
menjaga kestabilan kerajaan dengan menanggulangi berbagai gangguan, baik
dari dalam maupun luar kerajaan.
• Dalam menjalankan pemerinahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasihat
pusat yang disebut pakirankiran i jro makabehan. Badan ini terdiri
atas senapati dan pendeta Siwa serta Buddha. Badan ini berkewajiban memberi
tafsiran dan nasihat kepada raja atas berbagai permasalahan yang muncul dalam
masyarakat. Senapati bertugas di bidang kehakiman dan pemerintahan,
sedangkan pendeta mengurusi masalah sosial dan agama.
“KEHIDUPAN PEMERINTAH”
• 2. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
• Para ahli memperkirakan keadaan masyarakat Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa tidak begitu jauh
berbeda dengan masyarakat pada saat ini. Pada masa pemerintahan Udayana, masyarakat hidup
berkelompok dalam suatu daerah yang disebut wanua. Sebagaian besar penduduk yang tinggal
di wanuabermata pencaharian sebagai petani. Sebyah wanua dipimpin seorang tetua yang dianggap
pandai dan mampu mengayomi masyarakat.
• Pada masa pemrintahan Anak Wungsu, masyarakat Buleleng dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
golongan caturwarna dan golongan luar kasta (jaba). Pembagian ini didasarkan pada kepercayaan Hindu
yang dianut masyarakat Bali. Raja Anak Wungsu juga mengenalkan sistem penamaan bagi anak pertama,
kedua, ketiga, dan keempat dengan nama pengenal sebagai berikut.
• 1)        Anak pertama dinamakan wayan. Kata wayan berasal dari wayahan yang berarti tua.
• 2)        Anak kedua dinamakan made. Kata made berasal dari madya yang berarti tengah.
• 3)        Anak ketiga dinamakan nyoman. Kata nyoman berasal dari nom yang berarti muda.
• 4)        Anak keempat dinamakan ketut. Kata ketut berasal dari tut yang berarti belakang.
• Selama pemerintahan Anak Wungsu, peraturan dan hukum ditegakkan dengan
adil. Masyarakat diberi kebebasan berbicara. Jika masyarakat ingin
menyampaikan pendapat, mereka didampingi pejabat desa untuk menghadap
langsung kepada raja. Kebebasan tersebut membuktikan Raja Anak Wungsu
sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya. Jiwa seperti inilah yang
saharusnya dilakukan pemimpin pada saat itu. Jika Anda menjadi seorang
pemimpin, Anda harus mendegar dan merespons segala keluhan rakyat.
• Masyarakat Buleleng sudah mengembangkan berbagai kegiatan kesenian.
Kesenian berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Udayana. Pada
masa ini kesenian dibedakan menjadi dua, yaitu seni keraton dan seni rakyat.
Dalam seni keraton dikenal penyanyi istana yang disebut pagending sang ratu.
Selain penyanyi dikenal pula kesenian patapukan (topeng), pamukul
(gamelan), banwal (gadelan), dan pinus (lawak). Adapun jenis kesenian yang
berkembang di kalangan rakyat antara lain awayang ambaran (wayang
keliling), anuling (peniup suling), atapukan(permainan
topeng), parpadaha (permainan genderang), dan abonjing (permainan
angklung).
“KEHIDUPAN EKONOMI”
• 3. KEHIDUPAN EKONOMI
• Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian.
Keterangan kehidupan ekonomi masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti
Bulian. Dalam prasasti Bulian terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan
sisitem bercocok tanam seperti sawah, parlak (sawah kering), gaga (ladang),
kebwan (kebun), mmal (ladang di pegunungan), dan kasuwakan (pengairan sawah).
Pada masa pemerintahan Marakatapangkaja kegiatan pertanian berkembang pesat.
Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan penemuan urut – urutan menanam
padi, yaitu mbabaki (pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem (menanam
padi), matun (menyiangi), ani-ani (menuai padi), dan nutu (menumbuk padi). Dari
keterangan tersebut sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan
Marakatapangkaja penggarapan tanah sudah maju dan tidak jauh berbeda dengan
pengolahan tanah pada masa ini.
• Perdagangan antarpulau di Buleleng sudah cukup maju.
Kemajuan ini ditandai dengan banyaknya saudagar yang
bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan dengan
penduduk Buleleng. Komoditas dagang yang terkenal dari
Buleleng aalah kuda. Dalam prasasti Lutungan disebutkan
bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi
perdagangan tiga puluh ekor kuda dengan saudagar dari
Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa
perdagangan pada saai itu sudah maju sebab kuda
merupakan binatang besar sehingga memerlukan kapal
besar pula untuk 
“MASA KEJAYAAN KERAJAAN
BULELENG”
• Masa kejayaan kerajaan buleleng berhasil diraih
dibawah pemerintahan I Gusti Anglurah Panji Sakti
yang mempunyai nama asli Gusti Gede
Kepasekan. Masa kejayaan itu dibuktikan dengan
meluasnya wilayah kerajaan Buleleng yang
membentang dari Gilimanuk di ujung Barat hingga
ke Tianyar yang berada di ujung timur, serta ke
wilayah Menguwi di selatan.  
“MASA KERUNTUHAN KERAJAAN
BULELENG”
• sebab runtuhnya kerajaan buleleng yaitu
perjuangan melawan penindasan kepada
pemerintah Hindia Belanda. Kerajaan Buleleng
berjuang hingga titik darah penghabisan yang
disebut dengan PERANG JAGARAGA.Hanya dalam
waktu dua hari pertempuran antara kerajaan
Buleleng dan semua kerajaan di Bali melawan
Belanda.   BENTENG JAGARAGA runtuh sehingga
mengakibatkan runtuhnya kerajaan Buleleng.
“PENINGGALAN KERAJAAN BULELENG”

• Prasasti puri pamecutan


pasasti karang rejo
prasasti blanjong
tampaksiring situs kalibukuk buleleng
pura tirta empul, tampak siring
bali( peninggalan dinasti warmadewa)
• “sekian
terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai