Anda di halaman 1dari 7

PERLAWANAN PALEMBAN

G
Oleh:
Annisa Rahma Zalianti (07)
Lovely Avisa (17)
Nashwa Wisye A (23)
XI MIPA 2
TOKOH YANG BERPERAN
• Sultan Mahmud Badaruddin II
• Pemerintahan:1804–1812, 1813 & 1818-1821
• Panggilan:Raden Hasan Pangeran Ratu
• Lahir:1767
• Tempat lahir:Palembang
• Wafat:26 September 1852
TAHUN DAN TEMPAT TERJADINYA

• Pada masa kesultanan Palembang terjadi berbagai pertentangan diantara kedua kubu (pihak
Palembang dan pihak Belanda) yang mengakibatkan terjadinya perang pada tahun 1819.
• Langkah yang diambil oleh Raffles untuk menaklukkan Palembang adalah menyiapkan pasukan
tempur di bawah komando Robert Rollo Gillespie pada bulan 19 Maret 1812 guna menghukum s
ultan Badaruddin II, dalam rangka menjaga martabat Inggris (Java Gouvernement Gazette, S
abtu 30 Mei 1812). Menyadari konsekuensi dari penolakannya maka Badaruddin II bersiap di
ri dengan mendirikan benteng-benteng di sungai Musi.
• Persiapan ini tidak banyak artinya ketika Inggris menyerang Palembang pada 20 April 1812
dan harus tunduk pada Inggris. Salah satu faktornya adalah akibat penghianatan adiknya s
endiri yaitu Pangeran Dipati
• Ini dipicu oleh hubungan keduanya yang kurang harmonis sejak orangtua mereka masih hidup
. (Sevenhoven, 1971: 102-03). Pangeran Dipati yang seharusnya mempertahankan benteng ter
depan di pulau Borang tidak melakukan perlawanan terhadap serangan Inggris, sehingga pus
at pemerintahan sultan dengan mudah dapat diduduki.
LATAR BELAKANG
• Latar Belakang Konflik dengan Pemerintah Kolonial
• Bangsa asing pertama yang terlibat konflik dengan kesultan
an adalah Inggris, yang memegang mandat sementara atas kol
oni Belanda di Nusantara sampai perang melawan Napoleon di
Eropa selesai. Sebuah peristiwa pembunuhan orang-orang Ero
pa di Palembang yang dikenal dengan “Palembang Massacre”
membuat Raffles geram kepada pemimpin kesultanan saat itu,
Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821). Raffles kemudian
memerintahkan Mayor Jendral Robert Gillispie untuk menghuk
um Palembang. Armada Gillispie akhirnya sampai ke Palemban
g dan menaklukkan kota Palembang pada 26 April 1812.
KRONOLOGI
• Perlawanan rakyat palembang terhadap penjajahan Belanda (VOC) terjadipada tahun 1819-1825, diawali de
ngan sikap tegas penolakanSultan Badruddinatas kedatangan Belanda yang ingin kembali menguasai Palemb
ang setelah Inggris meninggalkan Indonesia.

Sultan Badruddin dahulu pernah menjadi Sultan Palembang dan kemudian diturunkan secara paksa oleh pe
merintah Inggris ketika masih berkuasa di Indonesia, yaitu digantikan oleh Sultan Najamuddin.

Setelah merebut kembali kekuasaan kesultanan dari Najamuddin, tahun 1819 Sultan Badruddin selalu meng
halangi setiap kapal Belanda yang memasuki sungai Musi. Insiden ini banyak menelan korban terutama dari
pihak Belanda. Pihak Belanda tidak tinggal diam dan menyerbu Palembang hingga meletuslah perang Palem
bang.

Pada tahun 1821, Belanda dapat menguasai ibu kota Palembang dan menangkap Sultan Badruddin. Setelah S
ultan Badruddin tertangkap, selanjutnya ia diasingkan ke Ternate.

Perlawanan rakyat Palembang masih sering terjadi pada tahun 1825, tetapi status Kerajaan Palembang telah
dibubarkan oleh Belanda.
DAMPAK
• Dampak di bidang social dan ekonomi :
• lokasi perang ini terjadi di wilayah Sungai Musi. Hingga tahun 1819, sungai Musi masih menjadi urat nadi
bagi kehidupan masyarakat kota Palembang pada khususnya dan masyarakat di Kesultanan Palembang Da
russalam pada umumnya. Sungai selain tempat mencari sumber kehidupan, juga sebagai satu-satunya jal
ur transportasi saat itu, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah kota Palembang merupakan daerah ali
ran sungai atau daerah berawa-rawa. Letak kota Palembang yang berada di muara sungai Musi menyebab
kan Palembang tumbuh menjadi sebuah kota dagang yang mempunyai banyak hal yang dapat menarik mi
nat para pedagang untuk berlabuh.
• peristiwa perang ini membuat perekonomian di wilayah Kesultanan Palembang Darussalam mengalami p
enurunan, baik dari segi penjualan oleh masyarakat pribumi maupun daya beli oleh para saudagar yang b
erlabuh di Palembang. Hal ini dikarenakan adanya ketakutan dari penduduk ketika perang berlangsung.
• Pasca perang 1819, perekonomian penduduk mulai bangkit kembali. Bahkan cenderung lebih ramai diban
ding sebelum terjadinya perang di tahun 1819. Perdagangan semakin ramai juga ditunjang dari keberhasil
an pasukan SMB II mengalahkan pasukan Belanda. Sehingga membuat para saudagar dari Cina dan Arab
tidak merasa takut untuk berdagang di wilayah Kesultanan Palembang Darussalam.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai