Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PAHLAWAN NASIONAL DARI SULAWESI

KELOMPOK 4
KELAS XII IPA 3
 KEISYA AZZAHRA
 AIDIS ADELIA
 NURHALISA
 RANI FEBRIANA
 REZKY ADITIYA

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih saya ucapkan kepada guru mata
pelajaran yang telah membimbing saya.

Makalah ini diharapkan mampu memenuhi salah satu nilai pada mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Diharapkan nilai dari makalah ini cukup untuk mengisi nilai.

Saya mohon maaf karena ketidaksempurnaan makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran
atas makalah ini. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pahlawan yang memiliki nama lengkap I Mallombasi Dg Mattawang Muhammad
Basir Karaeng Bontomangape Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Ballapangka ini adalah
raja ke-16 Kerajaan Gowa yang dengan tangguh melawan VOC. Perlu diketahui bahwa,
perlawanan dengan bangsa barat baru terjadi setelah kerajaan Gowa dipimpin Sultan
Hasanuddin. Perjuangan Sultan Hasanuddin Pada tahun 1653-1670, kebebasan berdagang
di laut lepas menjadi garis kebijakan Gora di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin,
hal inilah yang menjadi alasan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) menyatakan
keberatannya. VOC sendiri adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki
monopoli untuk aktivitas perdagangan Asia.

B. Rumusan Masalah ?
1. Siapa sajakah pahlawan nasional dari Sulawesi ?
2. Bagimana latar belakangnya ?
3. Apa saja bentuk perjuangannya ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui siapa sajakah pahlawan nasional dari Sulawesi ?
2. Untuk mengetahui bagimana latar belakangnya ?
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk perjuangannya ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SULTAN HASANUDDIN

Beliau lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan meninggal di Makassar,
Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, adalah Raja Gowa ke-16 dan
pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir
Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.
Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin
Tumenanga Ri Balla Pangkana. Hanya saja ia lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin.
Oleh Belanda ia di juluki sebagai Ayam Jantan Dari Timur atau dalam bahasa Belanda
disebut de Haav van de Oesten. Julukan itu karena keberaniannya melawan penjajah
Belanda. Beliau merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15.
Beliau diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655). Ia
kala itu menggantikan ayahnya Sultan Malikussaid yang wafat. Selain bimbingan dari
ayahnya, Ia mendapat bimbingan mengenai pemerintahan melalui Karaeng Pattingaloang,
seorang Mangkubumi kerajaan Gowa. Beliau juga merupakan guru dari Arung Palakka,
yang merupakan raja Bone.

1. PERJUANGAN SULTAN HASANUDDIN


Dibawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, kerajaan Gowa mencapai puncak
kejayaannya. Ia memerintah Kerajaan Gowa ketika Belanda yang diwakili VOC sedang
berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah.
Dalam Biografi Sultan Hasanuddin, VOC Belanda sedang berusahan melakukan
monopoli perdagangan rempah-rempah melihat kerajaan Gowa sebagai penghalang
mereka. Orang Makassar dapat dengan leluasa ke Maluku untuk membeli rempah-
rempah. Hal inilah yang menyebabkan Belanda tidak suka. Sejak pemerintahan Sultan
Alauddin sebelumnya, Kerajaaan Gowa tetap berpendirian sama yakni menolak keras
monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC Belanda. Saat itu Gowa merupakan
kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun
1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha
menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa yang
dikenal memiliki armada laut yang tangguh. dan juga pertahanan yang kuat melalui
benteng Somba Opu. Tak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh Belanda selain
menghancurkan kerajaan Gowa yang dianggap mengganggu mereka. Di lain pihak,
setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-
kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni Belanda. Peperangan
antara VOC dan Kerajaan Gowa dimulai pada tahun 1660.

2. SEJARAH SULTAN HASANUDDIN DAN ARUNG PALAKKA


Saat itu Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone dibawah pimpinan Arung Palakka
yang merupakan kerajaan taklukan dari Kerajaan Gowa. Namun armada kerajaan Gowa
yang masih sangat kuat membuat Kerajaan Gowa tidak dapat ditaklukkan.
Pada peperangan tersebut, Panglima Bone, Tobala akhirnya tewas tetapi Arung
Palakka berhasil meloloskan diri bahkan kerajaan Gowa mencarinya hingga ke Buton.
Perang tersebut berakhir dengan perdamaian. Berbagai peperangan kemudian perdamaian
dilakukan. Akan tetapi, perjanjian damai tersebut tidak berlangsung lama karena raja
Gowa ini yang merasa dirugikan. Ia kemudian memerintahkan pasukannya menyerang
dan merompak dua kapal Belanda yakni de Walvis dan Leeuwin. Belanda pun marah
besar. Arung Palakka yang dari tahun 1663 berlayar dan menetap di Batavia menghindari
kejaran kerajaan Gowa kemudian membantu VOC dalam mengalahkan kerajaaan Gowa
yang ketika itu dipimpin oleh Sang Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin.
VOC Belanda mengirimkan armada perangnya yang besar yang dipimpin oleh
Cornelis Speelman. Ia dibantu oleh Kapiten Jonker dan pasukan bersenjatanya dari
Maluku serta Arung Palakka, penguasa Kerajaan Bone yang ketika itu mengirimkan 400
orang sehingga total pasukan berjumlah 1000 orang yang diangkut 21 kapal perang
bertolak dari Batavia menuju kerajaan Gowa pada bulan November 1966.

3. PECAHNYA PERANG MAKASSAR


Dalam sejarahnya, Perang besar kemudian terjadi antara Kerajaan Gowa melawan
Belanda yang dibantu oleh Arung Palakka dari Bone yang kemudian dikenal dengan
Perang Makassar. Sultan Hasanuddin akhirnya terdesak dan akhirnya sepakat untuk
menandatangani perjanjian paling terkenal yaitu Perjanjian Bongaya pada tanggal 18
November 1667.
Pada tanggal 12 April 1668, Ia kembali melakukan serangan terhadap Belanda.
Namun karena Belanda sudah kuat maka Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan
terakhir Kerajaan Gowa berhasil dikuasai Belanda. Yang akhirnya membuat Sultan
Hasanuddin mengakui kekuasaan Belanda.

4. WAFATNYA SULTAN HASANUDDIN


Walaupun begitu, Hingga akhir hidupnya, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau
bekerjasama dengan Belanda. Ia kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan Gowa
dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670. Dan dimakamkan di kompleks pemakaman raja-
raja Gowa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
I Bate Daeng Tommi, I Mami Daeng Sangnging, I Daeng Talele dan I Hatijah I
Lo’mo Tobo merupakan nama-nama dari Istri Sultan Hasanuddin. Ketika beliau wafat,
beliau digantikan oleh I Mappasomba Daeng Nguraga atau dikenal dengan Sultan Amir
Hamzah yang merupakan anak dari Sultan Hasanuddin, selain anak bernama Sultan
Muhammad Ali dan karaeng Galesong. Perjuangan melawan Belanda selanjutnya
dilaukan oleh Karaeng Galesong yang berlayar hingga ke Jawa membantu perlawanan
dari Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten melawan Belanda. Untuk
Menghormati jasa-jasanya, Pemerintah Indonesia kemudian menganugerahkan gelar
Pahlawan Nasional kepada Sultan Hasanuddin dengan SK Presiden Ri No 087/TK/1973.
Nama Sultan Hasanuddin juga diabadikan sebagai nama Bandar Udara di
Makassar yakni Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, selain itu namanya juga
dipakai sebagai nama Universitas Negeri di Makassar yakni Universitas Hasanuddin dan
menjadi nama jalan di berbagai daerah.

B. BIOGRAFI SINGKAT SAM RATULANGI


Biografi Sam Ratulangi, Sang Pahlawan Nasional Sekaligus Gubernur Pertama
Sulawesi Sam Ratulangi adalah pahlawan nasional asal Sulawesi Utara. Selain itu ia
juga seorang guru, politikus, jurnalis, dan gubernur Sulawesi yang pertama sehingga ia
sering disebut dengan tokoh multidimensional. Memiliki peranan penting bagi bangsa
Indonesia nama Pahlawan Nasional Kemerdekaan ini diabadikan sebagai nama jalan,
bandara, dan bahkan universitas. Lalu, bagaimana perjalanan hidup dan sepak
terjangnya? Mari cari tahu pada ulasan berikut!

1. BIODATA SINGKAT SAM RATULANGI

Sam Ratulangi lahir pada 5 November tahun 1890 di Tondano, Minahasa,


Sulawesi Utara. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi adalah nama lengkap yang
diberikan kepadanya. Karena cukup panjang, biasanya disingkat menjadi GSSJ Ratulangi
atau yang lebih dikenal dengan Sam Ratulangi.
Sam Ratulangi merupakan anak dari pasangan Jozias Ratulangi dan Augustina
Gerungan. Ayahnya bekerja sebagai guru sekolah. Ratulangi sendiri bukanlah anak
pertama. Ia punya dua kakak perempuan yang bernama Wulan Kajes Rachel Wilhelmina
Maria dan Wulan Rachel Wilhelmina Maria. Selama hidupnya, Sam pernah menikah
selama dua kali yang mana ia dikaruniai 5 orang anak. Istri pertamanya merupakan warga
negara Belanda bernama Emilie Suzane Houtman. Sedangkan istri keduanya bernama
Maria Catharina Josephine TT.

2. PENDIDIKAN SAM RATULANGI


Karena memiliki ayah seorang pendidik, kehidupan pendidikan Sam Ratulangi
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat pada waktu itu. Ia sempat
menimba ilmu sampai ke negeri Belanda dan Swiss. Awal perjalanan menuntut ilmunya
dimulai ketika ia mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar
Belanda) di Tondano Sulawesi. Ia masuk ke sekolah tersebut saat masih berumur 6 tahun.
Setelah menuntaskan masa belajarnya di sekolah dasar tersebut, Sam kemudian
melanjutkan pendidikannya di Hoofden School atau setingkat SMA. Selama di HS inilah
ia mulai sering berhubungan dengan sepupunya yang sedang menempuh pendidikan di
sekolah berbasis teknik.
Berawal dari situlah kemudian ia merantau ke Jakarta untuk meneruskan
pendidikannya di sekolah teknik STOVIA. Namun, minatnya kemudian beralih ke
Sekolah Teknik Koninginlijke WS dengan jurusan mesin. Selepas lulus dari sekolah
teknik tersebut pada 1908, ia kemudian memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik
kereta api di wilayah Bandung. Walaupun sudah bersungguh - sungguh dalam belajar,
kenyataannya ia masih mendapat diskriminasi dari pihak Belanda, khususnya terkait upah
kerja. Selama masa pendidikannya di negeri Kincir Angin tersebut, Sam banyak
berhubungan dengan berbagai tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beberapa di
antaranya adalah Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Tidak cukup sampai di situ, Sam kemudian melanjutkan pendidikannya ke Zurich, Swiss.
Ia berhasil menamatkan pendidikannya pada tahun 1919 dengan gelar Doktor der Natur -
Philosophie.

3. PERJUANGAN SETELAH KEMBALI KE INDONESIA


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sejak sekolah di Belanda, Sam sudah
mulai berhubungan dengan para tokoh perjuangan. Bahkan selama 2 tahun berturut turut,
ia sempat menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia. Walaupun berasal dari keluarga
terpandang, Ia tidak pernah menutup mata atas segala tindakan diskriminasi yang
dilakukan oleh Belanda terhadap kalangan pribumi. Selain itu, Ia sendiri juga pernah
menjadi korban atas perlakuan tidak adil tersebut.
Karena alasan itulah kemudian Sam memutuskan untuk terjun ke dunia politik.
Pada tahun 1924, Ia mengawali perjuangannya dengan menjadi Sekretaris di Dewan
Minahasa. Selama kurang lebih 4 tahun, ia bersama dengan anggota yang lainnya berhasil
menekan Belanda untuk menghentikan sistem kerja paksa di Minahasa. Berkat kinerja
cemerlangnya tersebut, ia kemudian berhasil menjadi anggota Dewan Rakyat. Selama
masa jabatannya tersebut (1927 - 1942), ia mempertahankan segala macam diskriminasi
yang dilakukan oleh pihak Belanda. Ia pun menjadi salah satu tokoh yang mendukung
Petisi Soetardjo Kartohadikoesoemo pada tahun 1936.
Degan sederet prestasinya, Sam Ratulangi dianggap sebagai sosok berbahaya oleh
pemerintah Belanda. Ia kemudian harus rela menjalani masa pengasingan di Penjara
Sukamiskin, Bandung.

4. AKHIR HIDUP SAM RATULANGI


Tidak lama menetap di Yogyakarta, Sam harus kembali berurusan dengan
pasukan semut yang menyerang Yogyakarta. Ia ditangkap saat hendak melaksanakan
tugas ke Filipina. Mengingat begitu pentingnya sosok Sam, Belanda langsung mengambil
tindakan cepat dengan mengasingkannya jauh dari ibukota negara. Ia hendak dikirim ke
Banyak untuk menjalani masa kurungan. Namun, dikarenakan kondisi kesehatan yang
memburuk, rencana tersebut diurungkan. Dengan kondisi kesehatannya yang semakin
memburuk, Sam Ratulangi gugur (meninggal dunia) dalam keadaan sebagai tahanan
Belanda. Perjuangannya berakhir pada 30 Januari 1949. Ia kemudian dimakamkan di
Tondano, setelah sebelumnya ditempatkan di perkuburan Tanah Abang, Jakarta.
Dengan sederet perjuangan yang telah ia lakukan semasa hidupnya, Pemerintah
Indonesia memberikan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Penghargaan tersebut
tertuang secara resmi dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 590.
Karena kecewa dengan kebijakan tersebut, ia kemudian memutuskan untuk keluar
dari pekerjaan tersebut. Sam bertekad untuk belajar lebih tinggi lagi agar bisa bersaing
dengan para pekerja Belanda. Ia kemudian sempat belajar di Middlebare Acte dan
mendapat ijazah yang kemudian digunakan untuk meneruskan pendidikan ke Amsterdam,
Belanda selama 2 tahun. Di sana ia menempuh pendidikan di Vrije Universiteit van
Amsterdam.

C. BIOGRAFI WOLTER MONGINSIDI, KISAH PATRIOT SANG PAHLAWAN


NASIONAL

1. BIOGRAFI WOLTER MONGINSIDI


Di buku-buku sejarah yang mengulas mengenai profil Wolter Monginsidi,
dikatakan bahwa beliau dilahirkan di Desa Mamayang, Manado pada tanggal 14 Februari
1925. Ayahnya bernama Petrus Monginsidi dan ibunya bernama Lina Suawa. Ia biasa
dipanggil dengan nama ‘Bote’. Meskipun tumbuh di masa-masa sulit, sejak kecil ia
dikenal sebagai pemberani dan memegang teguh kebenarannya. Pendidikan Wolter
Monginsidi dimulai di HIS (Hollandsch-Inlandsche School). Tamat dari sana ia
kemudian belajar di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Flater, Manado. Ketika
baru saja naik kelas 2, Perang Pasifik pecah. Tak lama kemudian, ia melanjutkan
sekolahnya di Sekolah Pegawai dan Calon Guru Bahasa Jepang di wilayah Tomohon.
Tamat dari situ beliau kemudian mulai mengajar bahasa Jepang diberbagai tempat.
Awalnya ia mengajar di Liwutung, Sulawesi Utara kemudian pindah ke Luwuk,
Sulawesi Tengah dan terakhir ia ke Makassar, Sulawesi Selatan. Disana ia sudah masuk
di SNIP Nasional pada tahun 1945. Disaat itu juga proklamasi kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

2. BERJUANG MELAWAN BELANDA


Namun setelah itu, Belanda yang dibonceng oleh NICA kembali ke Indonesia.
Perang kemudian terjadi di berbagai tempat termasuk di Sulawesi Selatan. Melihat
keadaan tersebut, Wolter Mongisidi terpanggil untuk ikut berjuang dan disinilah
semangat patriotnya muncul. Bersama dengan para pemuda lain, Ia bergabung dalam
LAPRIS (LAskar Pemberontak Rakyat Sulawesi Selatan) dibawah kepemimpinan
Ranggong Daeng Romo diwilayah Polobangkeng, Makassar.

Oleh Belanda, Wolter Monginsidi sudah dianggap sebagai pemberontak dan gerilyawan.
Meskipun begitu, Pasukan Belanda kerap kerepotan terhadap perlawanan dari para
pemberontak dan para pemuda lainnya yang menggunakan taktik perang gerilya.
3. TERTANGKAP BELANDA
Perlawanan Wolter Monginsidi terhadap Belanda akhirnya kandas saat ia
tertangkap pada tanggal 28 februari 1947 di SMP Nasional Makassar. Beliau akhirnya
dijebloskan ke penjara. Namun pada bulan Oktober 1947, ia bersama dengan tiga tahanan
lain meloloskan diri dari penjara melalui cerobong asap di dapur.
Namun untuk kedua kalinya belia tertangkap dan kemudian dijebloskan kembali
ke penjara di tangsi batalyon KNIL Belanda di jalan Mattoangin, Makassar dan dijatuhi
vonis hukuman mati pada tanggal 26 maret 1949.

4. EKSEKUSI MATI WOLTER MONGINSIDI


Eksekusi Mati terhadap Wolter Monginsidi dilakukan pada tanggal 5 september
1949 pada pukul 05.00 subuh hari yang berlokasi di wilayah Pacinang, Makassar. Robert
Wolter Mongisidi, Putera terbaik bangsa itu gugur di depan regu tembak pasukan
Belanda pada usia 24 tahun.

5. GELAR PAHLAWAN NASIONAL


Jenazah Wolter Mongisidi kemudian dimakamkan tak jauh dari tempat
eksekusinya di Pacinang. Namun kemudian jasadnya dipindahkan ke Taman Makam
Pahlawan Makassar pada tanggal 10 November 1950. Pemerintah Indonesia kemudian
memberikan penghargaan berupa Bintang Mahaputra dan menganugerahkan gelar
pahlawan nasional kepada Wolter Monginsidi pada tanggal 6 November 1973. Namanya
juga banyak digunakan sebagai nama jalan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperkenalkan sejarah pahlawan nasional dapat menjadi upaya dalam


pembentukan karakter peserta didik untuk lebih memiliki rasa nasionalisme dan
menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa serta kesadaran diri untuk saling tolong-
menolong kepada siapapun.

B. Saran
Masyarakat Indonesia perlu memiliki semangat kepahlawanan untuk membangun
negara, sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing. Peringatan Hari Pahlawan juga
diharapkan dapat merperkuat persatuan bangsa, serta meningkatkan rasa kecintaan dan
kebangggaan sebagai bangsa dan negara Indonesia.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan pembelajaran ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................

A. BIOGRAFI SULTAN HASANUDDIN .........................................................................


a. Perjuangan sultan hasanuddin ....................................................................
b. Sejarah sultan hasanuddin dan arung palakka.............................................
c. Pecahnya perang Makassar..........................................................................
d. Wafatnya sultan hasanuddin .......................................................................
B. BIOGRAFI SINGKAT SAM RATULANGI.....................................................
a. Biodata singkat sam ratulangi......................................................................
b. Pendidikan sam ratulangi ..................................................................................
c. Perjuangan setelah kembali ke Indonesia....................................................
d. Akhir hidup sam ratulangi............................................................................
C. BIOGRAFI WOLTER MONGINSIDI, KISAH PATRIOT
SANG PAHLAWAN NASIONAL.......................................................................
a. Biografi wolter Monginsidi .........................................................................
b. Tertangkap belanda......................................................................................
c. Eksekusi mati wolter monginsidi.................................................................
d. Gelar pahlawan nasional..............................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

https://www.biografiku.com/biografi-sultan-hasanuddin/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/29/biografi-sam-ratulangi-sang-pahlawan-
nasional-sekaligus-gubernur-pertama-sulawesi
https://www.biografiku.com/biografi-wolter-monginsidi/

Anda mungkin juga menyukai