Anda di halaman 1dari 8

Nama : Chairu Anisa Nabila

Kelas : X M I A 6

KERAJAAN
Gowa Tallo

-Pendahuluan -
Kerajaan ini berada di Pulau Sulawesi. Dinamakan Gowa Tallo pun ada prosesnya
dan cerita sejarah singkatnya. Di mana memang pada saat itu, nama kerajaan ini
hanyalah Kerajaan Gowa, tetapi kemudian berdiri juga Kerajaan tallo. Hanya selang
2 abad saja pendiriannya. Pendirinya pun juga orang Gowa. Lebih tepatnya adalah
seorang pangeran dari Gowa.Makanya di abad ke -16, Kerajaan Gowa pun berhasil
melancarkan agresi militernya untuk meminta Tallo bergabung bersama Gowa. Disetujui,
karena memang visi misi mereka saat itu sama, yakni mengusir penjajah.
-SeJaRah SInGKaT-
Biasanya sebuah kerajaan lahir dari bekas wilayah kerajaan sebelumnya yang runtuh
atau karena memisahkan diri dari kerajaan induk. Namun berbeda dengan Kerajaan
Gowa Tallo ini. Di mana kerajaan ini justru terbentuk karena sebuah kemufakatakan
dari 9 komunitas atau 9 kelompok masyarakat.
Adapun komunitas atau Bate Salapang yang berhasil melahirkan Gowa Tallo ini, yaitu
Parang-Parang, lakiung, Tombolo, Sero, Kalili, Bissei, dan Saumata. Mereka
bergabung menjadi satu secara sukarela, maka terbentuklah Kerajaan Gowa Tallo.
Tepat pada abad ke -4, kerajaan ini berdiri dengan raja pertamanya, Tumanurung.
Kalau dikalkulasikan menjadi tahun adalah sekitar tahun 1300 lalu. Kemudian kerajaan
mulai berkembang di awal abad ke-16.

-KehIduPan dI KeRaJaan Gowa Tallo-


Semua lini kehidupan kerjaan sama dengan lini kehidupan di dunia nyata, karena
memang kerajaan ini pernah ada. Kehidupan ekonomi, kehdiupan poltik, serta semua
komponen dalam memakmurkan kehidupan rakyat pun disediakan dan didukung oleh
raja-rajanya.

-KehIduPan PolITIK-
Kekuasaan seorang raja pun sangat diutamakan di sini, sama dengan
kerajaan-kerajaan yang lainnya. Untuk itulah raja-raja pun silih berganti memimpin
Kerajaan Gowa Tallo. Namun sayang, saat tangan penjajah ikut campur, satu per satu
wilayah di Kerajaan Makassar ini pun melepaskan diri. Mereka tergiur dengan penawaran
Belanda. Alhasil lahirnya Perjanjian Bongaya. Perjanjian Bongaya adalah perjanjian yang
dibuat oleh Belanda untuk Gowa Tallo. Di mana isinya sangat menyudutkan karena
Belanda sudah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Sumatra, kecuali Makassar.
Jadi bisa dikatakan bahwa kehidupan politik di Gowa Tallo sudah mengenal
perjanjian-perjanjian bilateral. Perluasan wilayah pun juga syarat akan perjanjian politik
di awal berdirinya.
-KehIduPan eKonoMI-
Sebagai kerajaan yang berjaya di perdagangan maritim, mata pencaharian rakyat
Gowa Tallo adalah sebagai pedagang. Mereka sangat sukses, karena pelabuhan dagang
di kawasan Makassar sangat ramai. Ketertiban dalam berdagang pun juga sudah
tersedia, yakni dengan adanya sebuah hukum niaga Ade’ ALOPING LOPING
BICARANNA PABBALUE. Hukum ini dirasa sangat tepat dan hasilnya, rakyat yang
berdagang pun sukses sehingga kehidupannya lebih makmur.
Faktor lain yang menyebabkan pelabuhan Makassar semakin ramai adalah karena
Pelabuhan Malaka yang sudah dikuasai oleh Penjajah Portugis, sehingga banyak pedagang
asing dan domestik yang pindah haluan ke pelabuhan Makassar.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Gowa Tallo ini juga didominasi oleh petani. Di mana
letak Kerajaan Gowa yang sangat subur karena dekat dengan laut sebagai sumber
irigasi utama. Sedangkan untuk jalur perdagangannya memang berasal dari letaka Tallo
yang snagat dekat dengan pesisir.

-KehIduPan BudaYa-
Hukum Pangadakkang menjadi hukum rakyat yang beredar sebagai adat atau budaya
yang diyakini oleh rakyat Kerajaan Gowa Tallo ini. Di mana di dalam aturan ini banyak
mengatur tentang kehidupan bermasyarakat. Di dalam praktiknya, ada tigaa macam
perbedaan nama kelas masyarakat Gowa Tallo, yakni ada sebutan “to Maradeka” untuk
golongan masyarakat kelas menengah, Anakarung (Karaeng) untuk masyarakat kelas atas,
dan “ata” untuk masyarakat kelas bawah.
Adapun hasil dari kebudayaan yang berkembang di Gowa Tallo adalah kapal Pinisi. Selain
kapal Pinisi, ada juga jenis Kapal Lombo yang nggak kalah terkenal bahkan sampai ke luar
negeri.

-SISTeM PeMeRInTahan-
Asal-usul Kerajaan Gowa Tallo yang dulunya adalah dua kerajaan yang berbeda.
Keduanya melebur menjadi satu karena memiliki rasa senasib sepenanggungan. Namun
perdamaian dan penggabungan dua kerajaan ini tidaklah mudah.
Peperangan pun terus dilakukan antara dua kerajaan sehingga salah satu harus
mengalami kekalahan. Kerajaan Tallo harus bergabung dengan kerajaan Gowa, sehingga
mempengaruhi sistem pemerintahan di Gowa Tallo ( nama setelah kedua kerajaan tersebut
melebur menjadi satu).
Sistem pemerintahan ganda yang dimaksud dalam Kerajan Makassar (nama lain
Kerajaan gowa Tallo) ini adalah dengan mengangkat raja berasal dari Kerajaan Gowa dan
perdana menterinya berasal dari Kerajaan Tallo. Cukup adil ya, jadi nggak seperti nasib
kerajaan jajahan yang tidak dianggap hidup.
Sistem pemerintahan berbasis Islam pun juga kemudian menghiasi masa perjalanan
Kerajaan Gowa Tallo. Di mana sistem kerajaan ini disesuaikan dengan syariat agama Islam.
Hal ini sangat didukung dengan kekhusyu’an rakyat Gowa Tallo dalam memeluk agama Islam.

-aGaMa-
Perkembangan agama Islam di Kerajaan Gowa Taloo ini bisa dibilang sangat lancar. Sejak
raja-rajanya menjadi mua’alaf, rakyat pun juga mengikuti. Adapun kerajaan ini dinobatkan
sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di wilayah Sulawesi.
Berbagai ajaran Islam pun berkembang pesat di sini, yakni salah satunya adalah ajaran Islam
Sufisme Khawatiyah yang diajarkan oleh Syaikh Yusuf al-Makassari. Ajaran ini pun juga
disebarluaskan hingga seuruh wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa Tallo. Serambi Mekah,
menjadi slaah satu dari julukan kerajaan Makassar ini, karena ajaran agama Islam
berkembang pesat. Banyak orang dari dalam maupun luar kerajaan yang menimba ilmu di
Gowa Tallo.
Perlu kalian tahu juga kalau sistem pemerintahan di Gowa Tallo itu kerene, karena
sudah melakukan pengadopsian sistem pemerintahan dari wilayah lain dan kemudian
diterjemahkan menurut cara mereka. Bulbeck menyebut kerajaan Gowa tallo sebagai sebuah
negara sekunder.

-SIlSIlah RaJa RaJa-


1. Tumanurung Bainea (±1300)
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi (±1400)
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna (awal abad ke-16)
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
14. Sultan Alaudin (1591-1629)
15. Sultan Muhammad Said ( 1639 – 1653)
16. Sultan Hasanuddin (1655-1669)
17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu’ (1669
hingga 1674)
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara ( 1674 sampai
1677)
19. Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga
ri Lakiyung. (1677-1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi; Menjabat untuk kedua kalinya
pada tahun 1735
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh Belanda ke Sri Lanka) (1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging
(1770-1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka
(1816-1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri
Kakuasanna (1826 – 1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga ri
Kalabbiranna (1893 – 1895)
34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang ri
Bundu’na (1895- 1906)
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur
Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (1936-1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir
Aidudin (1946-1978)

-MaSa KeJayaan-
Kehidupan ekonomi rakyat Gowa Tallo yang makmur karena dekat dengan
pelabuhan dagang Makassar ini membuat masa-masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo ini
bisa direngkuh. Di mana kerajaan ini berhasil menggenggam masa kejayaannya di masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin.
Sembilan wilayah yang sudah dikuasai oleh Gowa tallo di awal tahun berdirinya itu
tetap bertahan dan ditambah dengan 4 wilayah lainnya, yakni Bone, Ruwu, Soppeng,
dan Wajo. Hampir samapi ke wilayah NTB ( Nusa Tenggara Barat) juga lho.
Saat itu, belanda sudah menguasai Ambon dan ingin menguasai kerajaan Makassar
ini. Namun ketegasan dan konsistensi Sultan Hasanuddin menolak dengan sangat keras.
Kehidupan kerajaan pun diatur sendiri dengan sistem yang ada di dalam kerajaan.
Si Ayam Jantan dari Timur, adalah julukan yang diberikan kepada Sultan
Hasanuddin. Dia berhasil mengusir belanda dari tanah Sulawesi. Hingga akhirnya tidak
ada lagi gangguan dari Belanda.

-PenInGGalan/PRaSaSTI-
Masjid Katangka (1605)
Peninggalan sejarah Gowa Tallo ini pas banget dengan corak kerajaan Islam yang
melekat di dalam image kerajaan. Di mana tahun berdirinya adalah pada tahun 1605.
Sudah berkali0kali pemugaran dilakukan demi keawetan masjid sehingga sampai
sekarang masih bisa digunakan.
Benteng Fort Rotterdam (1545)
Pastinya kalian sudah tidak asing dengan nama benteng ini kan. Ya jelas donk,
soalnya memang benteng ini terkenal banget. Benteng peninggalan kerajaan Gowa Tallo
ini pun menjadi salah satu tempat destinasi wisata yang ada di Makassar. View
bangunan benteng Belanda ini sangatlah bagus. I manrigau Daeng Bonto Karaeng lakiung
Tumapa’risi’ kallonna memang pandai memilih lokasi, karena benteng ini letaknya di
pinggir pantai. Bisa bayangin kan gimana sepoi-sepoinya.
Benteng Ujung Pandang ini sudah mengalami sekali renovasi, yakni penggantian
bahan baku tanah liat menjadi batu padas. Jadi masih tetap awet dan gagah sampai
sekarang. Kalian juga perlu tahu kalau batu padasnya diambil dari Pegunungan Karst.
Benteng unik ini dibangun pada abad ke-14, sama dengan tahun berdirinya kerajaan
pada saat masa pemerintahan Sultan Alauddin. Uniknya, bentuk benteng ini
menyerupai penyu yang berjalan di pantai untuk melaut.
Komplek pemakaman raja-raja Kerajaan Gowa Tallo (abad 16-19 M)
Letaka area pemakaman ini adalah di Kecamtan Talo, Ujungpandang. Sesuai dengan
namanya, tempat ini adalah makan dari raja-raja Gowa Tallo. Kalian bisa menyusuri
sejarahnya di sini.
Pemakaman ini unik dan sudah menggunakan corak pemakanan umat islam, yakni
menggunakan batu nisan. Namun uniknya, batu nisannya sangat besar dan tinggi.
Berundak-undak juga, menyerupai candi kecil.

-PeRTanyaan ?-
1. Jelaskan bagaimana perbedaan penyebaran islam disulawesi selatan dengan daerah lain?
Sebutkan 3 ulama minangkabau yg menyebarkan islam di gowa tallo!
Sulawesi Selatan secara resmi masuk Islam, dengan kekerasan senjata kalau perlu.
Ini merupakan perubahan kepercayaan masyarakat dari atas ke bawah, dan Islam masih
tetap berkaitan dengan bangsawan setempat. Perlindungan kerajaan penting tidak
hanya pada awal perubahan kepercayaan, melainkan juga dalam perluasan agama baru
itu berikutnya.
Tiga orang ulama Minangkabau yaitu Dato ri Bandang, Dato ri Patimang dan
Dato ri Tiro mendirikan pesantren, dan murid-murid mereka meneruskannya
dengan mendirikan sekolah-sekolah baru.

2. Jelaskan mengapa kerajaan gowa tallo menjadi sebuah kerajaan maritim yang besar?
Alasan kerajaan Makassar disebut dengan kerajaan maritim, karena letak Kerajaan
Makassar ini sangat strategis dalam menjadi penghubung antara Malaka, Maluku, dan
Jawa, sehingga wilayah Kerajaan Makassar sangat ramai dikunjungi para pedagang baik
dari dalam maupun luar negeri.
3. Jelaskan perjanjian bongaya dan tulis hasil perjanjiannya?
Perjanjian Bongaya ialah merupakan sebuah perjanjian yang dimana ditandatangani
pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya. Perjanjian ini memiliki dampak yang sangat
merugikan bagi warga negara Indonesia. Hal ini dikarenakan isi dari Perjanjian Bongaya
ialah merupakan sebuah deklarasi dari kekalahan Gowa dari VOC atau kompeni.
Isi dari perjanjian bongaya :
1. VOC berhasil menguasai monopoli perdagangan di daerah Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara
2. Makassar harus melepaskan seluruh daerah bawahannya, misalnya seperti di daerah
Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone
4. Makassar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya
5. Makassar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil-hasil bumi kepada VOC
setiap tahunnya.

4. Buatlah ringkasan sederhana sech yusuf! Nilai nilai apa yang terkandung dalam
perjuangan pangeran hasanuddin dan kraeng galeson , monte marano dan sech yusuf
melawan belanda!
Syekh Yusuf Tajul Khalwati atau biasa dikenal dengan sebutan Syekh Yusuf
Almaqassari Al-Bantani lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626. Dia
merupakan anak dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan
Muhammad Yusuf, nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin, penguasa Kerajaan Gowa
pertama yang Muslim.
Syekh Yusuf wafat pada 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya
sebagai hari peringatan. Di Tanah Air, makam Syekh Yusuf terdapat di Gowa. Konon
menurut cerita, Syekh Yusuf memang meninggal dunia pada usia 73 tahun di Afrika
Selatan. Namun, atas permintaan Raja Gowa Abdul Jalil, kerangka jenazah ulama
kebanggaan masyarakat Sulsel itu dipindahkan ke Gowa pada 1795. Di tempat ia
dimakamkan, kini juga terdapat pusara kerabatnya dan bangsawan kerajaan Gowa.
Nilai nilai yg terkandung : Rela berkorban untuk kepentingan bersama dan Tidak mudah
menyerah.

Anda mungkin juga menyukai