MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keadaan Perancis Sebelum Revolusi .............................................................. 3
B. Latar Belakang terjadinya Revolusi Perancis ............................................... 4
C. Proses Terjadinya Revolusi Perancis ............................................................. 11
D. Dampak Revolusi Perancis .............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari fakta historis dapat diketahui bahwa setelah lenyapnya kekaisaran
romawi, di sebagian besar kawasan Eropa termasuk Perancis, muncul sebuah tatanan
baru yaitu feodalisme. System ini hadir dalam kurun waktu yang teramat panjang
yaitu dari abad V sampai abad XV. Seiring dengan perkembangan zaman, laju roda
perekonomian pun tumbuh dan seiring itu pula muncullah kelompok masyarakat baru
yang bernama borjuis.
Berbicara tentang peranan golongan borjuis berarti mengenang kembali masa
lalu bagaimana masyarakat terpecah belah dalam system feodalisme yang merupakan
warisan dari Abad Pertengahan ini yang menjadi struktur hierarki dan
mempertentangkan golongan yang memiliki hak-hak istimewa dan mereka yang tidak
memilikinya. Kesulitan demi kesulitan yang dialami oleh golongan yang tidak
mendapatkan hak-hak istimewa dan hidup jauh dari pusat kekuasaan dan aktivitas
ekonomi menyebabkan terjadinya petuangan dan arus Urbanisasi. Penduduk yang
meninggalkan tempat tinggal mereka dan kemudian menetap di daerah-daerah sekitar
jalan raya damn di tepi sungani akhirnya mengalami perubahan hidup yang lebih baik
sehingga munculnya desa-desa yang disebut bourg dengan penduduk yang tidak
tercatat dalam strata masyarakat pada masa itu. Perjuangan dalam setiap pemerintahan
serta prestasi yang ditampilkan oleh mereka yang berasal dari bourrg yang kemudian
disebut dengan golongan borjuis mengangkat martabat mereka dan mengalami zaman
keemasannya dalam berkiprah di pemerintahan baik di bidang ekonomi, politik dan
social.
Revolusi Prancis merupakan masa dalam sejarah Prancis antara 1789 dan 1799
saat para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di
Prancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi secara radikal.
Penyerbuan massa ke penjara Bastille pada 14 Juli 1789 menandai awal mula
Revolusi Prancis. Banyak faktor yang menyebabkan Revolusi Prancis pecah. Salah
satunya adalah karena sikap rezim terlalu kaku dalam menghadapi dunia yang
berubah. Aktivitas protorevolusioner bermula ketika raja Prancis Louis XVI
menghadapi krisis dana kerajaan akibat gaya hidup mewah para anggota kerajaan.
Sebab lain adalah pengaruh ide-ide zaman, pencerahan dari kaum borjuis,
kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti.
Sementara itu, revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan
legislatif, berbagai kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang
semula bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
Dari latar belakang di atas, kami tertarik untuk menyajikan makalah mengenai
“Revolusi Perancis”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman keadaan Perancis sebelum revolusi?
2. Apakah yang melatar belakangi terjadinya revolusi Prancis?
3. Bagaimanakah proses terjadinya revolusi Prancis?
4. Bagaimana dampak revolusi Prancis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan Perancis sebelum revolusi;
2. Untuk mengetahui melatar belakangi terjadinya revolusi Prancis;
3. Untuk mengetahui proses terjadinya revolusi Prancis;
4. Untuk mengetahui dampak revolusi Prancis.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Webster, Hutton. 2016. World History. Hal.370
kedelapan belas, Inggris telah menghukum mati seorang raja dan telah mengusir raja
lainnya; mereka telah membentuk supremasi Parlemen dalam pemerintahan. Ini
adalah contoh parlementer yang Montesquieu inginkan untuk emulasi rakyatnya.
Dorongan kedua berasal dari seberang Atlantik. Setelah berakhirnya Perang
Kemerdekaan Amerika, prajurit umum Prancis, bersama dengan Lafayette dan
pejabat-pejabat lainnya, pulang untuk menyebarkan doktrin-doktrin republik. Yang
paling penting adalah pekerjaan Benjamin Franklin, yang selama hampir satu dekade
mewakil pemerintah Amerika di Paris, Sikapnya yang mudah bergaul, kebijakannya
yang praktis, dan prinsip-prinsipnya yang tinggi telah mendapat pujian secara umum.
Potret pendri Philadelphia ini digantung di setiap rumah, dan di festival-festival
republikan potretnya terlihat bersanding dengan potret Rousseau. “Penghormatan
untuk Franklin”, kata orang Prancis, “ia memberi kami pelajaran pertama tentang
kebebasan.”
Untuk memahami pecahnya Revolusi Prancis, kita perlu menengok ke
belakang pada masa pemerintahan lama Louis XV. Prancis belum pernah memiliki
raja seperti sukesor "Raja Agung.” sepanjang hidupnya ia adalah seorang pemalas. ia
berburu, la berdansa, ia berjudi, ia terjerumus dalam tindakan sembrano dan
imoralitas Versailles, ia melakukan segalanya kecuali menjalankan pemerintahan,
Pemerintahan jatuh ke tangan orang-orang kerajaan dan para petualang, yang
kepentingan utamanya adalah mengeruk kekayaan dengan mengorbankan kekayaan
Negara.2
Louis XV melakukan aliansi dengan sekutu-sekutu yang bodoh dan terjun
dalam peperangan fatal yang membuat kekuatan Prancis melemah hingga posisinya
turun sebagai kekuatan tingkat dua . dalam Perang Tujuh Tahun angkatan bersenjata
Prancis berulang kali kalah d medan pertempuran Eropa, dan armada Prancis disapu
dari lautan tinggi. Ketika perjanjian Peace of Paris ditandatangani pada 1763, bendera
Prancis berhenti berkibar di Amerika Utara, dan berkibar di India hanya dengan ijin
Inggris. Penaklukan Corsica tidak bisa mengganti kerugian atas lepasnya kekaisaran
kolonial. Kegagalan militer raja mempermalukan rakyatnya dan memperlemah
kesetiaan mereka kepada raja.
Perang dan kehidupan mewah Louis XV menambah warisan hutang
dengannya raja-raja pendahulu telah membebani Prancis. Keuangan Prancis setiap
2
Ibid. Hal 372
tahun menghadapi defisit, hanya bisa dengan pinjaman-pinjaman baru, yang
mencakup pengeluaran lebih besar untuk beban bunga. Selama pemerintah menolak
melakukan tindakan-tindakan ekonomi dengan benar dan melanjukan membebaskan
pendeta dan bangsawan dari bagian pajak mereka, hanya sedikit peningkatan situasi
keuangan yang terjadi. Prancis, negara terkaya di Eropa, dengan populasi lebih besar
daripada populasi negara-negara lawannya, menjadi bangkrut secara virtual.
Monarki Prancis, yang begitu hina di luar negeri, harus menghadapi jumlah
keluhan yang meningkat di dalam negeri. Louis XV melakukan yang terbaik untuk
melumpuhkan mereka. Sensor kaku memberangus pers. Pegawai kantor pos
membuka surat-surat yang masuk dan mengungkapkan isinya kepada raja. Buku dan
pamflet, yang menjelekkan pemerintah, dibakar oleh algojo, dan penulisnya dipenjara.
Tidak ada kebebasan pribadi yang aman, karena polisi, jika mendapat surat perintah
penahanan yang ditandatangani raja (lettre de cachet), biasa menahan siapa saja. Para
tersangka kadang-kadang tetap menjadi tahanan selama bertahun-tahun tanpa ada
sidang pengadilan. Namun demkian, terlepas dari tindakan-tindakan represi ini,
perlawanan terhadap monarki terus meningkat.
Dari uraian tersebut dapat kita klasifikasikan penyebab terjadinya revolusi
Perancis menjadi 2:
a. Sebab umum
1. Sikap pemerintah yang absolut yang kaku dalam menghadapi
perubahan dunia. Penyebab lainnya adalah adanya ambisi yang
berkembang dan dipengaruhi oleh ide pencerahan dari kaum borjuis,
kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa
disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari
monarki ke badan legislative, kepentingan-kepentingan yang
berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini
kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
2. Munculnya aliran rasionalisme dan aufklarung pada abad ke XVIII
sebagai akibat dari Renaisans dan Humanisme. Dengan kritik-kritik
yang pedas orang-orang rasionalisme dan aufklarung menghantam
segala kepentingan dan kesalahan. Dalam hal ini besar pengaruhnya
rasionalisme dan aufklarung sebagai pendorong timbulnya Revolusi
Prancis, karena Prancis ketika itu memang penuh dengan kesalahan.
Orang-orang rasionalisme dan aufklarung di Prancis ialah:
Denis Diderot (1713-1784) dan J. d’Alembert (1717-1784). Dua
orang ini menciptakan Encyclopedia bagi Prancis yang memuat
pengetahuan tentang segala hal yang diterangkan secara rasionalistis
hingga sering merupakan kritik-kritik terhadap dogma-dogma yang
kolot.
Charles secondat baron de la brede et de Montesquieu (1689-
1755) . Pendapat – pendapat Montesquieu sangat dipengaruhi oleh
pendapat-pendapat John Locke (1685-1753) dari inggris. Dalam
bukunya l’Esprit des Lois (jiwanya Undang-undang) ia mengemukakan
teori tentang pemisahan kekuasaan dengan nama “Trias Politica” yang
asalnya dari Locke, Jika John Locke mengemukakan kekuasaan
eksekutif, kekuasaan legislative dan kekuasaan Federatif sebagai
pemisahan kekuasaan, maka di ubah Montesquieu menjadi kekuasaan
eksekutif, kekuasaan legislative dan kekuasaan yudikatif. Montesquieu
ingin mencoba merubah monarki absolut Prancis menjadi Monarki
Konstitusinoal seperti di inggris, pendapat-pendapat Montesquieu
inilah yang nanti dilakukan dalam babak pertama Revolusi Prancis.
Francois Marie Arouet (1694-1778) lebih terkenal Voltaire.
Voltaire lebih dikenal sebagai pujangga daripada seorang ahli hukum.
Dengan tegas dan jitu dikritiknya pemerintahan Louis XV yang
monarki absolut. Dia membandingkan pemerintahan di inggris yang
berparlemen dengan di Prancis yang hanya namanya punya parlemen,
sedangkan parlemen sejak Louis XIV tidak lagi berfungsi. Kemudian
dia membandingkan pemerintahan Frederick II di jerman yang
bertindak demi masyarakat banyak.
3. Munculnya aliran Romantika (1750). Romantik adalah paham yang
menganggap perasaan dan kepribadian lebih penting daripada
rasionalisme. Romantik menganjurkan agar masyarakat Eropa kembali
pada Alam. Aliran Romantika mulai muncul pada tahun 1750 sebagai
reaksi dari kemunculan aliran Rasionalisme. Romantik sangat
menghargai insting sehingga dengan insting tersebut nantinya
merajalela di kalangan rakyat jelata dan mengharuskan serta
meneruskan perjuangan yang idak munkin diselesaikan oleh aliran
Rasionalisme.
4. Ketidak-adilan dalam politik. Jabatan-jabatan yang penting dipegang
oleh bangsawan, hingga segala-galanya ditentukan oleh bangsawan dan
raja tinggal menandatanganinya saja. Tidak menurut kepandaian, tetapi
menurut keturunan pegawai-pegawai negeri dipilihnya, hingga
administrasi Negara menjadi kacau dan korup ( tiap tahun biasanya 1/6
pendapatan Negara hilang dikorupsi). Rakyat jelata bagaimanapun
pandainya tidak diperkenankan ikut dalam pemerintahan.
5. Ketidak-adilan dalam ekonomi. Bangsawan diberi hak istimewa yang
membebaskan mereka dari pembayaran pajak, padahal merekalah yang
sebenarnya mereka dari golongan terkaya. Rakyat jelata yang sebagian
besar sangat miskin diharuskan membayar semua macam pajak, hingga
rakyat jelatalah dengan ini mengisi kas Negara. Tetapi uang Negara
tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk
bangsawan dan raja saja. Kecuali bebas dari pembayaran pajak,
bangsawan bahkan diberi hak-hak istimewa untuk memungut pajak
dari rakyat yang merupakan pendapatan bangsawan. Disamping itu
gerejapun memungut 1/10 dari penghasilan rakyat jelata. Ditambah lagi
bahwa bangsawan mempuyai hak isimewa untuk mempekerjakan
rakyat jelata dengan percuma. Pendek kata penghasilan rakyat jelata
dirontok dalam kantong bangsawan dan gereja, hingga hidup rakyat
jelata sangat sengsara. Hasil tidak dimakan oleh orang yang
menghasilkan, tetapi oleh orang yang tidak menghasilkan.
6. Ketidak-adilan dalam sosial. Feodalisme membagi-bagi masyarakat
dalam golongan-golongan yang berhak dan tidak berhak. Di prancis
ketika itu ada tiga golongan ialah: golongan I bangsawan, golongan II
kaum agama dan golongan ke III Rakyat Jelata. Golongan ke II kaum
agama terdiri atas kaum agama tinggi (bangsawan) dan kaum agama
rendah (rakyat jelata). Kaum bangsawan dan kaum agama tinggi
berhak istimewa, kaum agama rendak dan rakyat jelata tidak berhak
sama sekali. Dengan ini dapat dimengerti, apa sebabnya nanti dalam
Etats Generaux 1789 golongan ke I dan ke II menhendaki pemungutan
suara per golongan, dan golongan ke III secara per orang. Golongan ke
III terdiri atas : kaum terpelajar, kaum borjuis, rakyat jelata.
7. Monarki absolute yang begitu buruk, monarki absolut ialah kerajaan
yang kedaulatannya dipegang sepenuhnya oleh raja. Nasib Negara
berada dalam tangan raja dan ditentukan menurut nilai orang yang
menjadi raja. Nilai Louis XVI sebagai raja tidak tinggi dank arena itu
monarki Absolut dibawanya dalam bentuk yang buruk. Sifat-sifat
monarki Absolut dibawah Louis XVI ialah:
Despotisme
Tujuan Negara tidak lagi menciptakan suatu Negara yang
teratur, tetapi untuk menanam kekuasaan raja saja yang pada
hakikatnya untuk memberi kelonggaran bagi tindakan yang
sewenang-wenangnya; baik bagi raja maupun bagi bangsawan-
bangsawan. Kepentingan raja yang diutamakan, kepentingan
rakyat diluoakan. Rakyat jelata sangat menderita.
Despotisme tidak tahan terhadap kritik, baik kritik yang
destruktif mauun konstruktif ditindasnya dengan kejam. Hidup
menjadi tidak merdeka lagi, segala-galanya terkekang, dan
apalagi yang berharga selain kemerdekaan.
Feodalisme
Feodalisme hanya menjamin kenikmatan hidup dari mereka
yang berhar (bangsawan dan kaum agama tinggi) atas korban
hidup dari mereka yang tidak berhak. Tidak adanya persamaan
hak dan kewajiban berarti tidak adanya keadilan social.
Sistem perwakilan
Bangsawan yang menduduki jabatan-jabatan tinggi tidak mau
menjalankan sendiri kewajiban-kewajibannya, tetapi menyewa
orang-orang yang pandai dari rakyat jelata dengan gaji kecil
untuk menjalankannya. Gaji yang besar dari jabatan tinggi itu,
puji-pujian dan hadiah-hadiah raja, kehormatan yang tinggi
semua diterima oleh bangsawan sebagai pejabat resmi,
wakilnya yang menjalankan kewajiban tidak menerima apa-apa
kecuali gaji yang kecil.
Administrasi Negara yang tidak seragam
Adanya hak-hak istimewa menjadikan administrasi Negara
tidak dapat seragam. Tidak adanya keseragaman ini
menyebabkan administrasi Negara menjadi kacau balau yang
member kesempatan dan kelonggaran bagi korupsi. Hamper 1/6
pendapatan Negara tiap tahun habis dikorupsi oleh kaum
bangsawan. Begitulah keadaan monarki absolut dibawah Louis
XVI. Hidup bangsawan gilang-gemilang, hidup rakyat gelap
gulita, hidup Negara penuh ketidak-adlian.
8. Terjadinya Vacum of Power
Apa sebabnya Revolusi Prancis meletus dibawah Louis XVI dan tidak
dibawah Louis XIV atau Louis XV yang sama-sama monarki absolut.
Faktor itu ialah the vacuum of power (tidak adanya kekuasaan
diibawah Louis XVI). Raja Louis XVI adalah raja yang lemah hingga
tidak punya kekuasaan sama sekali, baik terhadap bangsawan maupun
terhadap rakyat. Rakyat tidak takut kepadanya.
Dulu zaman Louis XIV atau Louis XV, rakyat jelata betul benci
terhadap raja, tetapi mereka takut terhadapnya dank arena itu tidak
timbul Revolusi. Vacuum of power ini merupakan faktor yang sangat
berbahaya bagi kehidupan suatu Negara, karena merupakan
kesempatan yang baik bagi musuh-musuh Negara untuk menjatuhkan
Negara.
b. Sebab Khusus
Sebab khusus yang meletuskan Revolusi Prancis ialah: soal keuangan
Negara. Sudah menjadi kebiasaan di Prancis sejak wafatnya Louis XIV
bahwa Negara menderita kekurangan perbelanjaan, yan lazimnya ditutup
dengan mendapatkan pnjaman Negara. Kekurangan perbelanjaan ini
disebabkan karena uang Negara dihambur-hamburkan oleh raja dan
bangsawan untuk kepentingan dan kesenangan mereka sendiri.
Pada tahun 1789 negara menghadapi bangkrut. Penghasilan Negara 500
juta, pengeluaran Negara 625 juta, hutang Negara yang harus dibayar 300
juta. Bagaimana cara mendapatkan uang? Menaikkan pajak? Pajak telah
berat sekali ! pinjaman uang? Hutang Negara telah melampaui batas
pembayaran kembali! Tidak ada jalan lain selain mewajibkan semua
bangsawan membayar pajak juga. Bangsawan menolak. Timbul krisis
antara raja dan bangsawan. Takut terhadap raja, bangsawan mencari
perlindungan dari rakyat dengan mengatakan bahwa soal pajak adalah soal
rakyat seluruhnya. Raja tidak boleh menentukannya sendiri. Dengan ini
bangsawan hendak membatasi kekuasaan mutlak raja dengan memperalat
rakyat untuk menyelamatkan diri ssendiri. Mereka mengusulkan dibentuk
kembali Etats Generaux (Dewan Permusyawaratan Rakyat) yang sejak
tahun 1614 tidak pernah berkumpul lagi. Dan Raja pun setuju, dari sinilah
awal dimulainya Revolusi Prancis.
C. Proses Terjadinya Revolusi Perancis
Karena mengalami krisis keuangan maka Raja Perancis pada waktu itu, louis
XVI berencana untuk memberlakukan pajak bagi kalangan bangsawan. Mereka
menentang rencana tersebutdan mengusulkan pembentukan etat generaux. Pada
tahun 1789 Louis XVI mulai menghidupkan kembali etat generaux yang
selama ini di nonaktifkan. Lembaga ini difungsikan kembali sebagai lembaga
perwakilan yang bertugas memutuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
upaya penyelamatan perekonomian Perancis. Tetapi Lembaga ini kemudian
dianggap oleh rakyat golongan III Tidak Efektif karena terlihat hanya sebagai
badan yang memperjuangkan kepentingan golongan bangsawan dan gereja
Pada 14 Juli 1789, rakyat miskin di Paris, yang telah bosan dengan perdebatan,
menyerang benteng penjara Bastille. 3para pemberontak mengincar sejumlah
besar senjata dan amunisi yang diyakini berada di benteng dan penjara Bastille,
3
Wulandari, Retno. 2005. Sejarah Dunia untuk Anak Pintar. Hal. 337
yang juga dianggap sebagai simbol kekuasaan monarki. Setelah beberapa jam
pertempuran, benteng jatuh ke tangan pemberontak pada sore harinya.
Meskipun terjadigencatan senjata untuk mencegah pembantaian massal,
Gubernur Marquis Bernard de Launay dipukuli, ditusuk, dan dipenggal,
kepalanya diletakkan di ujung tombak dan diarak ke sekeliling kota.Setelah
kejatuhan Bastille, kemudian rakyat membentuk pemerintahan kota yang
bernama pemerintah Commune Paris.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Revolusi Perancis (1789-1799) merupakan suatu masa dimana pergolakan
politik dan sosial terjadi di Perancis yang berdampak pada perubahan struktur
sosial politik Perancis.
2. Monarki Absolut yang selama ratusan tahun tegak berdiri harus kandas oleh
pergerakan rakyat hanya dalam waktu tiga tahun. Berbagai stratifikasi sosial
seperti feodalisme, aristokrasi, dan monarki diruntukhlan oleh kelompok
radiklsayap kiri, oleh masa-masa dijalan, dan oleh masyarakat petani di
pedesaan yang melululantahkan Paris.
3. Revolusi Perancis memberikan berbagai macam dampak dalam berbagai
aspek. Aspek politik, ekonomi, dan juga aspek sosial yang dirasakan warga
perancis dan dunia.
B. Saran
Revolusi Prancis merupakan cerminan ketidakpuasan sebagian besar masyarakat
terhadap system pemerintahan yang absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).
Terjadinya Revolusi Prancis tidak dapat dilepaskan dari praktik pemerintahan
absolut yang berlangsung hampir di seluruh Eropa. Untuk itu, diharapkan bagi
semua pembaca disaat menjadi seorang pemimpin negara hendaknya tidak
bersikap absolut (tidak terikat undang-undang) karena akan menimbulkan
berbagai macam konflik yang dirasakan rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Furet, Francois & denis richet,1989. Revolusi Prancis, Jogjakarta, gajah Mada
University Press.
Wulandari, Retno. 2005. Sejarah Dunia untuk Anak Pintar. Yogyakarta: LOCUS.
http://www.hariansejarah.id/2017/01/revolusi-perancis-1789-1799.html. Diakses
tanggal 10 Maret 2018