Anda di halaman 1dari 20

REVOLUSI PERANCIS (1789-1799)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata kuliah: Kajian Masyarakat Global
Dosen pengampu: Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Muti Hari Hudri (1415104074)


2. Sunoto (1415104100)

Tarbiyah/ IPS-C/ Semester VI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2018M/1439H
KATA PENGANTAR
Bismillah al-Rahman al-Rahim, wal-Hamdulillah Rabb al-‘Alamin, puji
syukur tetap keagungan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya, dan mudah-mudahan kepada kita sekalian selaku umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Kajian
Masyarakat Global. Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih
dan penghargaan setinggi-tingginya atas bimbingan, bantuan dari semua pihak,
kepada yang kami hormati:
1. Ibu Dr. Ratna Puspitasari, M. Pd . Dosen pengampu mata kuliah Kajian
Masyarakat Global;
2. Rekan-rekan dan semuapihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat kami harapkan. Selanjutnya, kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat untuk semua.Aamiin.

Cirebon, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Keadaan Perancis Sebelum Revolusi .............................................................. 3
B. Latar Belakang terjadinya Revolusi Perancis ............................................... 4
C. Proses Terjadinya Revolusi Perancis ............................................................. 11
D. Dampak Revolusi Perancis .............................................................................. 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari fakta historis dapat diketahui bahwa setelah lenyapnya kekaisaran
romawi, di sebagian besar kawasan Eropa termasuk Perancis, muncul sebuah tatanan
baru yaitu feodalisme. System ini hadir dalam kurun waktu yang teramat panjang
yaitu dari abad V sampai abad XV. Seiring dengan perkembangan zaman, laju roda
perekonomian pun tumbuh dan seiring itu pula muncullah kelompok masyarakat baru
yang bernama borjuis.
Berbicara tentang peranan golongan borjuis berarti mengenang kembali masa
lalu bagaimana masyarakat terpecah belah dalam system feodalisme yang merupakan
warisan dari Abad Pertengahan ini yang menjadi struktur hierarki dan
mempertentangkan golongan yang memiliki hak-hak istimewa dan mereka yang tidak
memilikinya. Kesulitan demi kesulitan yang dialami oleh golongan yang tidak
mendapatkan hak-hak istimewa dan hidup jauh dari pusat kekuasaan dan aktivitas
ekonomi menyebabkan terjadinya petuangan dan arus Urbanisasi. Penduduk yang
meninggalkan tempat tinggal mereka dan kemudian menetap di daerah-daerah sekitar
jalan raya damn di tepi sungani akhirnya mengalami perubahan hidup yang lebih baik
sehingga munculnya desa-desa yang disebut bourg dengan penduduk yang tidak
tercatat dalam strata masyarakat pada masa itu. Perjuangan dalam setiap pemerintahan
serta prestasi yang ditampilkan oleh mereka yang berasal dari bourrg yang kemudian
disebut dengan golongan borjuis mengangkat martabat mereka dan mengalami zaman
keemasannya dalam berkiprah di pemerintahan baik di bidang ekonomi, politik dan
social.
Revolusi Prancis merupakan masa dalam sejarah Prancis antara 1789 dan 1799
saat para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di
Prancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi secara radikal.
Penyerbuan massa ke penjara Bastille pada 14 Juli 1789 menandai awal mula
Revolusi Prancis. Banyak faktor yang menyebabkan Revolusi Prancis pecah. Salah
satunya adalah karena sikap rezim terlalu kaku dalam menghadapi dunia yang
berubah. Aktivitas protorevolusioner bermula ketika raja Prancis Louis XVI
menghadapi krisis dana kerajaan akibat gaya hidup mewah para anggota kerajaan.
Sebab lain adalah pengaruh ide-ide zaman, pencerahan dari kaum borjuis,
kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti.
Sementara itu, revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan
legislatif, berbagai kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang
semula bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
Dari latar belakang di atas, kami tertarik untuk menyajikan makalah mengenai
“Revolusi Perancis”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman keadaan Perancis sebelum revolusi?
2. Apakah yang melatar belakangi terjadinya revolusi Prancis?
3. Bagaimanakah proses terjadinya revolusi Prancis?
4. Bagaimana dampak revolusi Prancis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan Perancis sebelum revolusi;
2. Untuk mengetahui melatar belakangi terjadinya revolusi Prancis;
3. Untuk mengetahui proses terjadinya revolusi Prancis;
4. Untuk mengetahui dampak revolusi Prancis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keadaan Perancis Sebelum Revolusi


Revolusi Perancis (1789-1799) merupakan suatu masa dimana pergolakan
politik dan sosial terjadi di Perancis yang berdampak pada perubahan struktur sosial
politik Perancis. Monarki Absolut yang selama ratusan tahun tegak berdiri harus
kandas oleh pergerakan rakyat hanya dalam waktu tiga tahun. Berbagai stratifikasi
sosial seperti feodalisme, aristokrasi, dan monarki diruntukhlan oleh kelompok
radiklsayap kiri, oleh masa-masa dijalan, dan oleh masyarakat petani di pedesaan
yang melululantahkan Paris. Kondisi Sosial politik sebelum Revolusi Perancis
ditandai oleh kekuasaan absolute yang pada era ini dipegang oleh Raja Louis XIV.
Louis menjunjung tinggi kekuasaannya, dan berkata bahwa “La Etat C’est Moi!´
(negara adalah saya). Kekuasaan raja tidak terbatasi oleh undang-undang oleh atau
lembaha dewan legislatif sejak masa Louis XIV. Badan legislatif yang ada yaitu Etats
Generaux telah dinonaktifkan. Sifat Absolut dijalankan oleh Raja Raja Perancis ini
terinspirasi oleh pemikiran Niccolo Machiavelli yang menulis buku yang berjudul "Il
principe" (sang pangeran) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul "the
prince." Raja Louis XIV dan permasurinya, Marie Antoinette melakukan pemborosan
keuangan kerajaan ditengah krisis ekonomi yang melanda Perancis yang diakibatkan
membiayai Perang Tujuh Tahun melawan Inggris dan membantu Revolusi Amerika.
Revolusi Perancis mengakibatkan Raja Louis XIV pada tanggal 17 Januari 1793,
dituntut hukuman mati. Raja Louis pun menghadapi eksekusi mati pada tanggal 21
Januari 1793 lewat pemenggalan kepala dengan guillotine. Eksekusi tersebut
menimbulkan peperangan dengan negara-negara Eropa lain.
Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette yang merupakan
permaisuri Raja Louis juga dipenggal dengan guillotine. Golongan masyarakat di
Perancis sebelum Revolusi Perancis:
a. Golongan Pertama: Kaum Bangsawan (Aristokrat)
b. Golongan Kedua : Pendeta dan Biarawan (Kaum Rohaniawan)
c. Golongan Ketiga : Kaum Borjuis (Pedagang dan Pengusaha) dan Rakyat Jelata
(Petani dan Buruh)
Golongan pertama dan kedua merupakan kelas elit yang mendapatkan hak-hak
istimewa, seperti bebas pajak bahkan mendapat sebagian persentase pajak yang
dipungut dari rakyat. Keadaan Ekonomi Louis XVI naik takhta menjadi raja Perancis
di tengah-tengah krisis keuangan; negara sudah hampir bangkrut dan pengeluaran
negara melebihi pendapatan. Krisis ini terutama sekali disebabkan oleh keterlibatan
Perancis dalam Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi Amerika. Pada bulan Mei
1776, menteri keuangan Turgot dipecat setelah ia gagal melaksanakan reformasi
keuangan. Kehancuran perekonomian Perancis terjadi karena banyak membiayai
peperangan, seperti peperangan dengan Austria, Perang Tujuh Tahun melawan
Inggris, termasuk peperangan yang dilakukan membantu Revolusi Amerika melawan
Inggris.
Peperangan-peperangan tersebut banyak menguras keuangan negara, selain itu
pemborosan keuangan para pejabat kerajaan juga menyebabkan perekonomian
memburuk diantaranya adalah pemborosan yang dilakukan oleh istri Louis ke 16
Marie Antoinette, yang mendapat julukan "madame deficit ".
B. Latar Belakang Terjadinya Revolusi Perancis
Apa yang kita namakan Revolusi Prancis mengacu pada serangkaian peristiwa
di Perancis, antara 1789 dan 1799, dengannya monarki hak-keilahian menyerah
kepada republik, dan perbedaan kelas serta hak istimewa kebangsawanan lenyap
hingga tercipta kesamaan social.1 Revolusi ini dimulai di Prancis, bukan karena
deritaan rakyat Prancis yang tidak bisa ditoleransi lagi daripada dibagian-bagian lain
Eropa, tetapi karena Prancis saat itu paling maju diantara bagian-bagian lain Erpa,
tetapi karena Prancis saat itu paling maju diantara Eropa. Para petani dan artisan
Prancis cukup merdeka dan cukup pandai untuk kritis terhadap pemerintah mereka.
Setelah Inggris Raya, Prancis memiliki kaum boriuis yang jumlahnya paling banyak,
hidupnya makmur, dan memiliki pengaruh. Anggota kelas ini menjadi pemimpin-
pemimpin utama selama Revolusi. Bahkan golongan bangsawan dan pendeta, yang
menyadari penyalahgunaan kekuasaan oleh Rezim Lama, ingin menghapus Rezim
Lama. Pendek kata, dorongan revolusi menggerakkan semua golongan masyarakat
Prancis.
Dorongan ini sebagian berasal dari Inggris Raya. Peristiwa Revolusi Puritan
dan "Glorious Revolution" di abad ketujuh belas mempengaruhi orang Prancis di abad

1
Webster, Hutton. 2016. World History. Hal.370
kedelapan belas, Inggris telah menghukum mati seorang raja dan telah mengusir raja
lainnya; mereka telah membentuk supremasi Parlemen dalam pemerintahan. Ini
adalah contoh parlementer yang Montesquieu inginkan untuk emulasi rakyatnya.
Dorongan kedua berasal dari seberang Atlantik. Setelah berakhirnya Perang
Kemerdekaan Amerika, prajurit umum Prancis, bersama dengan Lafayette dan
pejabat-pejabat lainnya, pulang untuk menyebarkan doktrin-doktrin republik. Yang
paling penting adalah pekerjaan Benjamin Franklin, yang selama hampir satu dekade
mewakil pemerintah Amerika di Paris, Sikapnya yang mudah bergaul, kebijakannya
yang praktis, dan prinsip-prinsipnya yang tinggi telah mendapat pujian secara umum.
Potret pendri Philadelphia ini digantung di setiap rumah, dan di festival-festival
republikan potretnya terlihat bersanding dengan potret Rousseau. “Penghormatan
untuk Franklin”, kata orang Prancis, “ia memberi kami pelajaran pertama tentang
kebebasan.”
Untuk memahami pecahnya Revolusi Prancis, kita perlu menengok ke
belakang pada masa pemerintahan lama Louis XV. Prancis belum pernah memiliki
raja seperti sukesor "Raja Agung.” sepanjang hidupnya ia adalah seorang pemalas. ia
berburu, la berdansa, ia berjudi, ia terjerumus dalam tindakan sembrano dan
imoralitas Versailles, ia melakukan segalanya kecuali menjalankan pemerintahan,
Pemerintahan jatuh ke tangan orang-orang kerajaan dan para petualang, yang
kepentingan utamanya adalah mengeruk kekayaan dengan mengorbankan kekayaan
Negara.2
Louis XV melakukan aliansi dengan sekutu-sekutu yang bodoh dan terjun
dalam peperangan fatal yang membuat kekuatan Prancis melemah hingga posisinya
turun sebagai kekuatan tingkat dua . dalam Perang Tujuh Tahun angkatan bersenjata
Prancis berulang kali kalah d medan pertempuran Eropa, dan armada Prancis disapu
dari lautan tinggi. Ketika perjanjian Peace of Paris ditandatangani pada 1763, bendera
Prancis berhenti berkibar di Amerika Utara, dan berkibar di India hanya dengan ijin
Inggris. Penaklukan Corsica tidak bisa mengganti kerugian atas lepasnya kekaisaran
kolonial. Kegagalan militer raja mempermalukan rakyatnya dan memperlemah
kesetiaan mereka kepada raja.
Perang dan kehidupan mewah Louis XV menambah warisan hutang
dengannya raja-raja pendahulu telah membebani Prancis. Keuangan Prancis setiap

2
Ibid. Hal 372
tahun menghadapi defisit, hanya bisa dengan pinjaman-pinjaman baru, yang
mencakup pengeluaran lebih besar untuk beban bunga. Selama pemerintah menolak
melakukan tindakan-tindakan ekonomi dengan benar dan melanjukan membebaskan
pendeta dan bangsawan dari bagian pajak mereka, hanya sedikit peningkatan situasi
keuangan yang terjadi. Prancis, negara terkaya di Eropa, dengan populasi lebih besar
daripada populasi negara-negara lawannya, menjadi bangkrut secara virtual.
Monarki Prancis, yang begitu hina di luar negeri, harus menghadapi jumlah
keluhan yang meningkat di dalam negeri. Louis XV melakukan yang terbaik untuk
melumpuhkan mereka. Sensor kaku memberangus pers. Pegawai kantor pos
membuka surat-surat yang masuk dan mengungkapkan isinya kepada raja. Buku dan
pamflet, yang menjelekkan pemerintah, dibakar oleh algojo, dan penulisnya dipenjara.
Tidak ada kebebasan pribadi yang aman, karena polisi, jika mendapat surat perintah
penahanan yang ditandatangani raja (lettre de cachet), biasa menahan siapa saja. Para
tersangka kadang-kadang tetap menjadi tahanan selama bertahun-tahun tanpa ada
sidang pengadilan. Namun demkian, terlepas dari tindakan-tindakan represi ini,
perlawanan terhadap monarki terus meningkat.
Dari uraian tersebut dapat kita klasifikasikan penyebab terjadinya revolusi
Perancis menjadi 2:
a. Sebab umum
1. Sikap pemerintah yang absolut yang kaku dalam menghadapi
perubahan dunia. Penyebab lainnya adalah adanya ambisi yang
berkembang dan dipengaruhi oleh ide pencerahan dari kaum borjuis,
kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa
disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari
monarki ke badan legislative, kepentingan-kepentingan yang
berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini
kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
2. Munculnya aliran rasionalisme dan aufklarung pada abad ke XVIII
sebagai akibat dari Renaisans dan Humanisme. Dengan kritik-kritik
yang pedas orang-orang rasionalisme dan aufklarung menghantam
segala kepentingan dan kesalahan. Dalam hal ini besar pengaruhnya
rasionalisme dan aufklarung sebagai pendorong timbulnya Revolusi
Prancis, karena Prancis ketika itu memang penuh dengan kesalahan.
Orang-orang rasionalisme dan aufklarung di Prancis ialah:
Denis Diderot (1713-1784) dan J. d’Alembert (1717-1784). Dua
orang ini menciptakan Encyclopedia bagi Prancis yang memuat
pengetahuan tentang segala hal yang diterangkan secara rasionalistis
hingga sering merupakan kritik-kritik terhadap dogma-dogma yang
kolot.
Charles secondat baron de la brede et de Montesquieu (1689-
1755) . Pendapat – pendapat Montesquieu sangat dipengaruhi oleh
pendapat-pendapat John Locke (1685-1753) dari inggris. Dalam
bukunya l’Esprit des Lois (jiwanya Undang-undang) ia mengemukakan
teori tentang pemisahan kekuasaan dengan nama “Trias Politica” yang
asalnya dari Locke, Jika John Locke mengemukakan kekuasaan
eksekutif, kekuasaan legislative dan kekuasaan Federatif sebagai
pemisahan kekuasaan, maka di ubah Montesquieu menjadi kekuasaan
eksekutif, kekuasaan legislative dan kekuasaan yudikatif. Montesquieu
ingin mencoba merubah monarki absolut Prancis menjadi Monarki
Konstitusinoal seperti di inggris, pendapat-pendapat Montesquieu
inilah yang nanti dilakukan dalam babak pertama Revolusi Prancis.
Francois Marie Arouet (1694-1778) lebih terkenal Voltaire.
Voltaire lebih dikenal sebagai pujangga daripada seorang ahli hukum.
Dengan tegas dan jitu dikritiknya pemerintahan Louis XV yang
monarki absolut. Dia membandingkan pemerintahan di inggris yang
berparlemen dengan di Prancis yang hanya namanya punya parlemen,
sedangkan parlemen sejak Louis XIV tidak lagi berfungsi. Kemudian
dia membandingkan pemerintahan Frederick II di jerman yang
bertindak demi masyarakat banyak.
3. Munculnya aliran Romantika (1750). Romantik adalah paham yang
menganggap perasaan dan kepribadian lebih penting daripada
rasionalisme. Romantik menganjurkan agar masyarakat Eropa kembali
pada Alam. Aliran Romantika mulai muncul pada tahun 1750 sebagai
reaksi dari kemunculan aliran Rasionalisme. Romantik sangat
menghargai insting sehingga dengan insting tersebut nantinya
merajalela di kalangan rakyat jelata dan mengharuskan serta
meneruskan perjuangan yang idak munkin diselesaikan oleh aliran
Rasionalisme.
4. Ketidak-adilan dalam politik. Jabatan-jabatan yang penting dipegang
oleh bangsawan, hingga segala-galanya ditentukan oleh bangsawan dan
raja tinggal menandatanganinya saja. Tidak menurut kepandaian, tetapi
menurut keturunan pegawai-pegawai negeri dipilihnya, hingga
administrasi Negara menjadi kacau dan korup ( tiap tahun biasanya 1/6
pendapatan Negara hilang dikorupsi). Rakyat jelata bagaimanapun
pandainya tidak diperkenankan ikut dalam pemerintahan.
5. Ketidak-adilan dalam ekonomi. Bangsawan diberi hak istimewa yang
membebaskan mereka dari pembayaran pajak, padahal merekalah yang
sebenarnya mereka dari golongan terkaya. Rakyat jelata yang sebagian
besar sangat miskin diharuskan membayar semua macam pajak, hingga
rakyat jelatalah dengan ini mengisi kas Negara. Tetapi uang Negara
tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk
bangsawan dan raja saja. Kecuali bebas dari pembayaran pajak,
bangsawan bahkan diberi hak-hak istimewa untuk memungut pajak
dari rakyat yang merupakan pendapatan bangsawan. Disamping itu
gerejapun memungut 1/10 dari penghasilan rakyat jelata. Ditambah lagi
bahwa bangsawan mempuyai hak isimewa untuk mempekerjakan
rakyat jelata dengan percuma. Pendek kata penghasilan rakyat jelata
dirontok dalam kantong bangsawan dan gereja, hingga hidup rakyat
jelata sangat sengsara. Hasil tidak dimakan oleh orang yang
menghasilkan, tetapi oleh orang yang tidak menghasilkan.
6. Ketidak-adilan dalam sosial. Feodalisme membagi-bagi masyarakat
dalam golongan-golongan yang berhak dan tidak berhak. Di prancis
ketika itu ada tiga golongan ialah: golongan I bangsawan, golongan II
kaum agama dan golongan ke III Rakyat Jelata. Golongan ke II kaum
agama terdiri atas kaum agama tinggi (bangsawan) dan kaum agama
rendah (rakyat jelata). Kaum bangsawan dan kaum agama tinggi
berhak istimewa, kaum agama rendak dan rakyat jelata tidak berhak
sama sekali. Dengan ini dapat dimengerti, apa sebabnya nanti dalam
Etats Generaux 1789 golongan ke I dan ke II menhendaki pemungutan
suara per golongan, dan golongan ke III secara per orang. Golongan ke
III terdiri atas : kaum terpelajar, kaum borjuis, rakyat jelata.
7. Monarki absolute yang begitu buruk, monarki absolut ialah kerajaan
yang kedaulatannya dipegang sepenuhnya oleh raja. Nasib Negara
berada dalam tangan raja dan ditentukan menurut nilai orang yang
menjadi raja. Nilai Louis XVI sebagai raja tidak tinggi dank arena itu
monarki Absolut dibawanya dalam bentuk yang buruk. Sifat-sifat
monarki Absolut dibawah Louis XVI ialah:
 Despotisme
Tujuan Negara tidak lagi menciptakan suatu Negara yang
teratur, tetapi untuk menanam kekuasaan raja saja yang pada
hakikatnya untuk memberi kelonggaran bagi tindakan yang
sewenang-wenangnya; baik bagi raja maupun bagi bangsawan-
bangsawan. Kepentingan raja yang diutamakan, kepentingan
rakyat diluoakan. Rakyat jelata sangat menderita.
Despotisme tidak tahan terhadap kritik, baik kritik yang
destruktif mauun konstruktif ditindasnya dengan kejam. Hidup
menjadi tidak merdeka lagi, segala-galanya terkekang, dan
apalagi yang berharga selain kemerdekaan.
 Feodalisme
Feodalisme hanya menjamin kenikmatan hidup dari mereka
yang berhar (bangsawan dan kaum agama tinggi) atas korban
hidup dari mereka yang tidak berhak. Tidak adanya persamaan
hak dan kewajiban berarti tidak adanya keadilan social.
 Sistem perwakilan
Bangsawan yang menduduki jabatan-jabatan tinggi tidak mau
menjalankan sendiri kewajiban-kewajibannya, tetapi menyewa
orang-orang yang pandai dari rakyat jelata dengan gaji kecil
untuk menjalankannya. Gaji yang besar dari jabatan tinggi itu,
puji-pujian dan hadiah-hadiah raja, kehormatan yang tinggi
semua diterima oleh bangsawan sebagai pejabat resmi,
wakilnya yang menjalankan kewajiban tidak menerima apa-apa
kecuali gaji yang kecil.
 Administrasi Negara yang tidak seragam
Adanya hak-hak istimewa menjadikan administrasi Negara
tidak dapat seragam. Tidak adanya keseragaman ini
menyebabkan administrasi Negara menjadi kacau balau yang
member kesempatan dan kelonggaran bagi korupsi. Hamper 1/6
pendapatan Negara tiap tahun habis dikorupsi oleh kaum
bangsawan. Begitulah keadaan monarki absolut dibawah Louis
XVI. Hidup bangsawan gilang-gemilang, hidup rakyat gelap
gulita, hidup Negara penuh ketidak-adlian.
8. Terjadinya Vacum of Power
Apa sebabnya Revolusi Prancis meletus dibawah Louis XVI dan tidak
dibawah Louis XIV atau Louis XV yang sama-sama monarki absolut.
Faktor itu ialah the vacuum of power (tidak adanya kekuasaan
diibawah Louis XVI). Raja Louis XVI adalah raja yang lemah hingga
tidak punya kekuasaan sama sekali, baik terhadap bangsawan maupun
terhadap rakyat. Rakyat tidak takut kepadanya.
Dulu zaman Louis XIV atau Louis XV, rakyat jelata betul benci
terhadap raja, tetapi mereka takut terhadapnya dank arena itu tidak
timbul Revolusi. Vacuum of power ini merupakan faktor yang sangat
berbahaya bagi kehidupan suatu Negara, karena merupakan
kesempatan yang baik bagi musuh-musuh Negara untuk menjatuhkan
Negara.
b. Sebab Khusus
Sebab khusus yang meletuskan Revolusi Prancis ialah: soal keuangan
Negara. Sudah menjadi kebiasaan di Prancis sejak wafatnya Louis XIV
bahwa Negara menderita kekurangan perbelanjaan, yan lazimnya ditutup
dengan mendapatkan pnjaman Negara. Kekurangan perbelanjaan ini
disebabkan karena uang Negara dihambur-hamburkan oleh raja dan
bangsawan untuk kepentingan dan kesenangan mereka sendiri.
Pada tahun 1789 negara menghadapi bangkrut. Penghasilan Negara 500
juta, pengeluaran Negara 625 juta, hutang Negara yang harus dibayar 300
juta. Bagaimana cara mendapatkan uang? Menaikkan pajak? Pajak telah
berat sekali ! pinjaman uang? Hutang Negara telah melampaui batas
pembayaran kembali! Tidak ada jalan lain selain mewajibkan semua
bangsawan membayar pajak juga. Bangsawan menolak. Timbul krisis
antara raja dan bangsawan. Takut terhadap raja, bangsawan mencari
perlindungan dari rakyat dengan mengatakan bahwa soal pajak adalah soal
rakyat seluruhnya. Raja tidak boleh menentukannya sendiri. Dengan ini
bangsawan hendak membatasi kekuasaan mutlak raja dengan memperalat
rakyat untuk menyelamatkan diri ssendiri. Mereka mengusulkan dibentuk
kembali Etats Generaux (Dewan Permusyawaratan Rakyat) yang sejak
tahun 1614 tidak pernah berkumpul lagi. Dan Raja pun setuju, dari sinilah
awal dimulainya Revolusi Prancis.
C. Proses Terjadinya Revolusi Perancis

1. Sidang Etats Generaux (lembaga perwakilan).

Karena mengalami krisis keuangan maka Raja Perancis pada waktu itu, louis
XVI berencana untuk memberlakukan pajak bagi kalangan bangsawan. Mereka
menentang rencana tersebutdan mengusulkan pembentukan etat generaux. Pada
tahun 1789 Louis XVI mulai menghidupkan kembali etat generaux yang
selama ini di nonaktifkan. Lembaga ini difungsikan kembali sebagai lembaga
perwakilan yang bertugas memutuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
upaya penyelamatan perekonomian Perancis. Tetapi Lembaga ini kemudian
dianggap oleh rakyat golongan III Tidak Efektif karena terlihat hanya sebagai
badan yang memperjuangkan kepentingan golongan bangsawan dan gereja

2. Dibentuknya Assemble Nationale.

Ketidakpuasan golongan III terhadap sistem pemungutan suara didalam Etats


Generaux yang lebih menguntungkan Golongan I dan II menyebabkan mereka
menarik diri keluar lembaga tersebut dan mendirikan lembaga perwakilan
tandingan yang bernama asambel nationale. Dengan pembentukan lembaga ini
pada tanggal 20 Juni 1789 maka jalan menuju revolusi semakin terbuka lebar.

3. Penyerbuan Penjara Bastille.

Pada 14 Juli 1789, rakyat miskin di Paris, yang telah bosan dengan perdebatan,
menyerang benteng penjara Bastille. 3para pemberontak mengincar sejumlah
besar senjata dan amunisi yang diyakini berada di benteng dan penjara Bastille,

3
Wulandari, Retno. 2005. Sejarah Dunia untuk Anak Pintar. Hal. 337
yang juga dianggap sebagai simbol kekuasaan monarki. Setelah beberapa jam
pertempuran, benteng jatuh ke tangan pemberontak pada sore harinya.
Meskipun terjadigencatan senjata untuk mencegah pembantaian massal,
Gubernur Marquis Bernard de Launay dipukuli, ditusuk, dan dipenggal,
kepalanya diletakkan di ujung tombak dan diarak ke sekeliling kota.Setelah
kejatuhan Bastille, kemudian rakyat membentuk pemerintahan kota yang
bernama pemerintah Commune Paris.

4. Pembentukan Dewan Nasional

Dewan Nasional kemudian terbentuk dengan nama Asamblee Nationale


Constituante. Perwakilan Dewan Konstituante diantaranya, Mirabeau
(bangsawan), Lafayette (bangsawan), dan Sieyes (kaum agama). Asamblee
Nationale Constituante kemudian menyusunan deklarasi hak asasi manusia
Prancis (1789-1791).Pada tanggal 27 Agustus 1789, Dewan Konstituante
mengumumkan Hak Asasi Manusia dan Warga (Declaration des Droits de
l’homme et du Citoyen) sebagai dasar dari pemerintah baru. Pada tanggal 14 juli
1790 UUD Perancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan Perancis berubah
menjadi Monarki Konstituonal yang membatasi kekuasaan Raja.(Foto:
Eduscol)Salah satu dokumen penting yang dihasilkan pada saat terjadi Revolusi
Perancis adalah “Pernyataan Hak-Hak Asasi Manusia danWarga” Hak-hak asasi
manusia yang dianggap telah dimiliki manusia dan warga sejak lahir adalah
sebagai berikut. Hak atas kemerdekaan pribadi Hak diperlakuan sama dengan
hokum Hak kebebasan bertempat tinggal Hak atas milik pribadi Hak atas
keamanan pribadiHak untuk membela diriHak kebebasan menyatakan
pendapatHak kebebasan memeluk agama. Semenjak itu Prancis menjadi negara
monarki konstitusional, dimana Louis XVI diharuskan untuk bersumpah serta
untuk melaksanakan UUD tersebut.

5. Perpecahan Golongan Ketiga

Perpecahan Golongan Ketiga (1791 1792) setelahUUD selesai disahkan,


golongan ketiga mulai mengalami perpecahan. kelompok borjuis dalam
golongan ketiga tetap mempertahankan bentuk monarki konstitusional Perancis.
Mereka bergabung dalam partai girodin, sedangkan kelompok rakyat jelata yang
tergabung dalam partai montagne, memilih tuntutan radikal. Mereka
menginginkan Prancis berbentuk republik. Persaingan antara keduanya berakhir
dengan kemenangan montagne yang kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan pemerintah rakyat jelata yang bernama pemerintah konvensional

6. Pemerintahan Konvensi Nasional

Pemerintah Konvensi nasional (1792-1795) pemerintah Konvensi nasional ini


dipimpin oleh Robespierre pada masa pemerintahannya Iya menjalankan
pemerintahan teror dengan melakukan serangkaian pembunuhan massal
terhadap orang-orang yang menentang revolusi. Banyak kaum bangsawan yang
dibunuh karena alasan tersebut bahkan pada 21 Januari 1793 louis XVI di
Gillotin(pancung) dihukum mati di place de la Concorde Paris. selain itu harta
pribadi milik kaum bangsawan dan milik gereja juga disita oleh pemerintah.
Dalam upaya menghadapi ancaman dari luar berupa perang Koalisi Robespierre
ia berusaha memobilisasi rakyat untuk menjadi tentara hingga terkumpul sekitar
6 juta Tentara.Maximilien Robespierre, Jacobin, dan kediktatoran virtual oleh
Komite Keamanan Publikselama Pemerintahan Teror dari tahun 1793 hingga
1794. Selama periode ini, antara 16.000 hingga 40.000 rakyat Perancis tewas.
Setelah jatuhnya Jacobin dan pengeksekusian Robespierre, Direktori
mengambilalih kendali negara pada 1795 hingga 1799, lalu ia digantikan oleh
Konsulat di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte pada tahun 1799.Pemerintah
Directoire (1795-1799) kaum bangsawan mulai memberikan reaksi terhadap
pemerintahan teror robespierre kaum bangsawandi dalam partai Girodin lalu
mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Convention pimpinan
robespierre. Setelah pemerintah robespierre jatuh dan robespierre sendiri
kemudian di guillotine come Geraldine lalu membentuk pemerintahan baru
yang bernama directoire. Pemerintah ini adalah pemerintah kolektif dengan
kekuasaan eksekutif ada ditangan 5 orang direktur salah satu direktur
padapemerintahan ini adalah Napoleon Bonaparte yang namanya mulai terkenal
sejak memperoleh kemenangan dalam perang koalisi 1 yang terjadi antara
Prancis dan negara-negara monarki absolut Eropa seperti Austria dan prusia
pada masa pemerintahan Konvensi nasional.
7. Pemerintahan Konsulat
Pemerintahan Konsulat (1799-1804) jalannya pemerintahan direktori Tidak
Efektif mendorong Napoleon melakukan kudeta dengan membubarkan
pemerintah directoire 1799 dan menggantikannya dengan pemerintahan yang
baru bernama pemerintahan konsulat, dan Napoleon Bonaparte mengangkat
dirinya menjadikonsul pertama.
8. Kekaisaran Perancis
Kekaisaran Prancis (1804-1815) dibubarkannya directoire oleh Napoleon
menandakan berakhirnya revolusi Prancis siklus revolusi mulaimengalami titik
balik setelah Napoleon Bonaparte kemudian mengangkat dirinya sebagai Kaisar
Prancis yang dinobatkan oleh Paus Pius VII pada tahun 1804. Setelah penobatan
tersebut maka Perancis kembali berbentuk monarki.Dampak Revolusi Perancis
Bidang Politik Undang-undang dijadikan sebagai kekuasaan tertinggi yang
menjadikan pengawasan kekuasaan eksekutif.Sistem pemerintahan Republik
muncul sebagai sistem baru dalam pemerintahan Paham demokrasi modern
timbul secara lebih nyata Berkembangnya Nasionalisme Menimbulkan ide
untuk aksi-aksi revolusioner menentang setiap kekuasaan Absolute Bidang
Ekonomi Penghapusan sistem Feodalisme dan penguasana tanah Petani
memiliki hak milik tanah dan lahan pertanian Penghapusan gilda (Perkumpulan
dari pengusaha yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari
pemerintah) karena bertentangan dengan suasana liberalisme Industrialisasi
Bidang Sosial Terbentuknya tatanan sosial baru Monopoli pendidikan oleh
kaum bangsawan dihapuskan dan pendidikan dapat dirasakan oleh setiap
golongan masyarakat karena Feodalisme telah ditumpas. Terbentuknya kode
Napoleon yang merupakan hasil dari upaya Napoleon untuk melakukan
penyeragaman hukum di Perancis, Kode Napoleon ini kemudian digunakan oleh
beberapa negara sebagai produk hukum mereka seperti Belanda. Jepang dan
Republik Turki pada masa Mustafa Kemal Atartuk.
D. Dampak Revolusi Perancis
Bagi Perancis
1. Aspek Politik
a. Undang-undang merupakan kekuasaan tertinggi
b. Timbulnya ide Republik
c. Paham demokrasi modern timbul sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia
d. Nasionalisme
e. Timbulnya ide tentang revolusioner
2. Aspek Ekonomi
a. Petani menjadi pemilik tanah
b. Penghapusan system pajak Feodal
c. Penghapusan Gilde (monopoli)
d. Timbulnya revolusi Besar
3. Aspek Sosial
a. Penghapusan feodalisme
b. Susunan masyarakat baru
c. Pendidikan dan pengajaran merata disemua lapisan masyarakat
Bagi Dunia
1. Aspek Politik
a. Penyebaran paham liberalisme, dalam hal ini napoleonlah yang menjadi
penyebar yang menjadikan paham liberalism besar.
b. Demokrasi , revolusi Prancis menghancurkan Monarki absolute dan rakyat
prancis bebas dari perbudakan. Rakyat dinegara lain juga ingin membebaskan
diri dari monarki absolut.
c. Nasionalisme , timbul di Eropa sebagai akibat revolusi Prancis atas tindakan
Napoleon yang menduduki hamper seluruh Eropa dan bertindak sewenang-
wenang terhadap Negara yang didudukinya. Hal ini menimbulkan perasaan
sebangsa di Negara yang diduduki napoleon.
d. Ide tentang aksi revolusioner. Aksi revolusioner yang dijalankan Bangsa
Prancis dalam Revolusi Prancis terbukti dan sangat memuaskan. Negara lain
ingin juga meniru Prancis dan menggunakan aksi revolusioner untuk mencapai
sesuatu maksud. Sampai sekarang aksi revolusioner masih ada di dunia ini.
2. Aspek Ekonomi
a. Timbulnya industry-industri di Eropa
b. Kehidupan perdagangan berubah dari pantai ke daerah pedalaman
c. Inggris kehilangan pasar di Eropa
3. Aspek Sosial
a. Penghapusan feodalisme
b. Pendidikan dan pengajaran merata disemua lapisan masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Revolusi Perancis (1789-1799) merupakan suatu masa dimana pergolakan
politik dan sosial terjadi di Perancis yang berdampak pada perubahan struktur
sosial politik Perancis.
2. Monarki Absolut yang selama ratusan tahun tegak berdiri harus kandas oleh
pergerakan rakyat hanya dalam waktu tiga tahun. Berbagai stratifikasi sosial
seperti feodalisme, aristokrasi, dan monarki diruntukhlan oleh kelompok
radiklsayap kiri, oleh masa-masa dijalan, dan oleh masyarakat petani di
pedesaan yang melululantahkan Paris.
3. Revolusi Perancis memberikan berbagai macam dampak dalam berbagai
aspek. Aspek politik, ekonomi, dan juga aspek sosial yang dirasakan warga
perancis dan dunia.
B. Saran
Revolusi Prancis merupakan cerminan ketidakpuasan sebagian besar masyarakat
terhadap system pemerintahan yang absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).
Terjadinya Revolusi Prancis tidak dapat dilepaskan dari praktik pemerintahan
absolut yang berlangsung hampir di seluruh Eropa. Untuk itu, diharapkan bagi
semua pembaca disaat menjadi seorang pemimpin negara hendaknya tidak
bersikap absolut (tidak terikat undang-undang) karena akan menimbulkan
berbagai macam konflik yang dirasakan rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Furet, Francois & denis richet,1989. Revolusi Prancis, Jogjakarta, gajah Mada
University Press.

Webster, Hutton. 2016. World History. Yogyakarta: Indoliterasi

Wulandari, Retno. 2005. Sejarah Dunia untuk Anak Pintar. Yogyakarta: LOCUS.

http://www.hariansejarah.id/2017/01/revolusi-perancis-1789-1799.html. Diakses
tanggal 10 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai