Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Filipina Merupakan negara kepulauan di Samudra Pasifik. Letaknya yang


bersebrangan dari dua gugusan negara koloni besar menjadikan Filipina memiliki Letak Geo-
politik yang cukup strategis. Koloni Spanyol pertama yang datang memiliki keuntungan
karena negara ini merupakan kerajaan vassal Khmer, bukannya sebuah emporium mandiri.
Selain itu, telaknya yang cukup berdekatan antara Ternate-Tidore dan Malaka membuat
strategis letak posisi dagang yang memberikan banyak keuntungan.

Negara dengan segala manfaat ini telah lama diduduki oleh imperium Spanyol.
Faktor tempo dan pengaturan pemerintah imperium yang dianggap kolot mendorong negara
ini untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Banyak perjuangan dari rakyat pribumi, koloni
bahkan dari Gubernur Jendralnya sendiri. Filipina selama lebih dari 2 abad telah
memperjuangkan haknya untuk merdeka. Baik dari jalan Diplomatis yang diperjuangkan oleh
Jose Rizal serta perjuangan militer oleh Andres Bonifacio. Namun, setelah Imperium Spanyol
telah meninggalkan tanah koloninya, Filipina belum sepenuhnya bebas. Amerika yang
membantu perjuangan bangsa Filipina menagih imbalan berupa otoritas ekonomi di negara
ini. Pun Jepang yang berposisi sebagai musuh Amerika juga pernah menduduki Filipina
untuk digunakan sebagai Negeri militer untuk memusuhi Amerika di samudra pasifik.
Sampai tahun 1946, Pada akhirnya Filipina mendapatkan kemerdekaannya yang diberikan
oleh Amerika dan berdiri sebagai negara mandiri.

B.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat kita rumuskan
masalah yang ada, antara lain:

1. Apa yang menyebabkan Nasionalisme di Filipina?


2. Bagaimana upaya Filipina dalam merebut kekuasaan Imperium Eropa?
3. Bagaimana gambaran tentang perjuangan panjang bangsa Filipina ?

1
C.       Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara II


2. Mengetahui penyebab Nasionalisme di Filipina
3. Mengetahui upaya Filipina dalam merebut kekuasaan Imperium Eropa
4. Menjelaskan tentang perjuangan panjang bangsa Filipina

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penyebab Nasionalisme di Filipina


Pergerakan dan kebangkitan nasionalisme di Filipina dibagi menjadi tiga
periode yaitu ; gerakan yang berlangsung sampai tahun 1872, gerakan yang
berlangsung antara tahun 1872-1896, gerakan yang berlangsung antara tahun 1896-
1901. Beberapa faktor penyebab lahirnya gerakan nasionalisme di Filipina, adalah :
Faktor Intern :
A. Sistem pemerintahan yang dianut pada masa kolonialisme Spanyol di Filipina
yaitu menggunakan sistem dua kekuasaan. Pemerintahan sipil yang dipimpin oleh
Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab atas Raja Spanyol. Pemerintahan
agama yang dipimpin oleh seorang Uskup dan bertanggung jawab atas Paus di
Roma. Sistem pemerintahan agama ini sangat berpengaruh besar bagi kebangkitan
nasionalisme di Filipina, sebab mereka bersifat mendidik masyarakat Filipina
sebagai misionaris agama yang justru kemudian membangkitkan kesadaran
masyarakat Filipina bahwa mereka dijajah dan ingin terbebas dari belenggu
tersebut.
B. Bangsa Spanyol mendidik masyrakat Filipina dengan budaya Eropa dan dengan
diadakannya misionaris agama, muncul kalangan masyarakat Filipina yang
terpelajar, berintelektual dan berpendidikan barat sehingga muncul pula kesadaran
nasional dan mengembangkannya.
C. Imperialisme Spanyol yang bertindak kejam. Tidak ada kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat maupun menuntut hal-hal mengenai perbaikan
pemerintahan.
D. Penguasa gereja mengekang kehidupan masyarakat Filipina. Tanah Filipina
sebagian besar milik biara dan petani hanya sebagai penyewa tanah.
Faktor Ekstern :
A. Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 yang lebih mudah dalam
menghubungkan arus informasi dari barat kepada negara-negara lain khususnya di
wilayah Asia. Hal ini menyebabkan masuknya paham liberalisme dan demokrasi
di Filipina.

3
B. Revolusi Industri II yang ditandai dengan ditemukannya alat-alat transportasi dan
komunikasi pada saat itu memperluas pemahaman masyarakat Filipina akan
penjajahan.
C. Pengaruh revolusi negara-negara di Amerika Latin yang mampu memerdekakan
diri dari bangsa Spanyol. Diantaranya yaitu perang Kemerdekaan Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan terhadap Spanyol (1810-1828),
membangkitkan semangat masyarakat Filipina bahwa Spanyol dapat dikalahkan.

2. Perjuangan Bangsa Filipina Merebut Kemerdekaan


1. Perlawanan Periode Pertama
Pada periode pertama, gerakan-gerakan nasionalisme masih berupa
perlawanan-perlawanan lokal ditempat tertentu. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh
ketidakadilan yang dialami masyarakat seperti kaum petani yang dikuasai tanahnya,
atau kaum gereja dan pegawai yang gajinya kecil. Selain itu pada periode pertama
juga banyak perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di bagian selatan
Filipina dalam upaya menentang penyebaran agama maupun ideologi Kristen pada
wilayah mereka. Pada tahun 1821 terjadi pemberontakan di Novales dan di Toyabas
pada tahun 1842. Pada 1872 pecah pemberontakan di Cavite oleh rakyat dan tentara
melawan kalangan pendeta-pendeta Dominican Spanyol. Pemberontakan-
pemberontakan tersebut antara lain:
1) Pemberontakan Tamblot di Pulau Bohol 1621-1622;
2) Pemberontakan di Pampanga, kemudian diikuti pula di Pengasinan, Cagayan,
Ilocos 1666;
3) Pemberontakan Dagohoys di Pulau Bohol 1744-1829.

2. Pada periode yang kedua


Pada periode yang kedua, didirikanlah sebuah organisasi yang dinamakan
Comparenismo yang artinya persahabatan. Comparenismo ini didirikan pada tahun
1880 dengan tujuan mengusahakan pendidikan yang patriotis bagi masyarakat
Filipina. Organisasi ini menjadi cikal bakal banyaknya kaum intelektual yang lahir.
Pada tahun 1882 Jose Rizal mendirikan sebuah organisasi bernama Liga Filipina. Liga
Filipina menjadi satu gerakan yang menggemparkan pemerintah kolonial Spanyol di
Filipina. Sebab Jose Rizal sendiri juga seorang dokter, ahli sastra dan telah
mengunjungi Spanyol, Prancis, Jerman dan Inggris. Bukunya yang berjudul Noli

4
Metangere atau artinya Jangan Menyinggung Saya berisi kritikan pedas untuk
penguasa gereja dan pemerintah kolonial. Ia kemudian ditangkap dan diasingkan.
Setelah itu para pemimpin gerakan menganggap bahwa jalan damai akan sulit
ditempuh maka mereka melaksanakan jalan pemberontakan bersenjata.
Pada tahun 1893 Andres Banifacio mendirikan Katipunan yaitu gerakan
nasionalisme melalui jalan pemberontakan bersenjata untuk melawan penjajah
Spanyol. Namun ternyata pemberontakan ini gagal dalam melawan Spanyol. Jose
Rizal yang dituduh sebagai dalang pemberontakan ini kemudian dihukum mati pada
tanggal 30 Desember 1896. Namun Andres Banifacio yang sebenarnya memimpin
pemberontakan ini berhasil meloloskan diri. Pemberontakan Katipunan tidak sampai
disitu saja, pada 1896 Euriho Aqwnaldo melanjutkan pemberontakan tersebut. Hingga
pada akhirnya pemerintah Spanyol mengadakan perjanjian dengan Filipina yaitu
Perjanjian Biacna Bato (1897) yang berisi bahwa Spanyol berjanji akan mengadakan
perbaikan pemerintahan di Filipina dalam jangka waktu 3 tahun, dengan syarat
Aqwnaldo harus meninggalkan Filipina ke Hongkong.
A. Gerakan Nasional Filipina
1) Hispano - Filipino Association didirikan pada 12 Januari 1889, anggota
organisasi ini merupakan gabungan antara orang Filipina dan Spanyol yang
bersimpati terhadap perjuangan bangsa Filipina.
2) Masonry ( perkumpulan para tukang bangsa Filipina) didirikan oleh Serrano
Laktawa dan Antonio Luna. Perkumpulan ini menginginkan negara yang makmur
serta pemerintahan demokrasi. Di samping itu juga berusaha untuk
mengumpulkan dana.
3) La Liga Filipina didirikan oleh Jose Rizal pada 3 Juli 1982. Tujuan dari
organisasi ini adalah memepersatukan Filipina untuk menentang penjajah
Spanyol. Anggota organisasi ini adalah para cendekiawan. Jose Rizal merupakan
pelopor kemerdekaan yang juga dikenal sebagai seorang dokter, sastrawan, dan
ahli bahasa dibuktikan dengan ia menguasai berbagai macam bahasa, yaitu
Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, dan Tagalog. Kontribusinya menentang
penjajahan dalam bentuk karya sastra ialah ia pernah menulis novel berjudul Noli
Me Tangere (Jangan Sentuh Saya), terbit pada tahun 1887 dan El Filibusterismo
terbit pada tahun 1891 yang mengungkap tirani rezim Spanyol di Filipina dalam
bidang politik maupun sosial.

5
4) Katipunan merupakan kependekan dari Kataastaasan Kagalang-galangang
Katipunan nang manga Anak nang Bayan, yang memiliki arti Perhimpunan
Anak-Anak Bangsa Paling Terhormat dan Terbesar. Organisasi ini didirikan oleh
Andres Bonifacio, Deodato Arellano, Valentin Diaz, Ladislao Diwa, dan Teodoro
Plata pada tahun 1892. Organisasi ini pernah menerbitkan surat kabar bernama
Kalayaan (Kebebasan) yang berisikan aspirasi rakyat Filipina.
B. Sikap Pemerintah Spanyol terhadap Gerakan Nasional Filipina
Segala aksi kaum terpelajar Filipina sebagai bentuk perlawanan terhadap
pemerintahan kolonial melalui organisasi-organisasi yang dibentuk dan propaganda-
propaganda yang dibuat untuk menggalang persatuan rakyat Filipina membuat
pemerintah Spanyol di Filipina melakukan berbagai cara untuk mencegah perlawanan
dari rakyat Filipina.
Novel Noli Me Tangere yang diterbitkan pada tahun 1887 segera popular di
kalangan masyarakat Filipina. Tetapi pemerintah kolonial melarang peredaran novel
tersebut dan bila diketahui seseorang sedang membaca buku tersebut, maka si
pembaca akan dihukum. Hal ini disebabkan karena pemerintah Spanyol takut jika
buku tersebut banyak dibaca oleh rakyat Filipina, maka rakyat kemungkinan besar
akan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.
Setelah meresmikan berdirinya La Liga Filipina pada tanggal 3 Juli 1892, pada
tanggal 6 Juli Jose Rizal ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah ke Mindanao. Hal
ini disebabkan karena Jose Rizal dianggap berbahaya bagi pemerintah Spanyol. La
Liga Filipina sebenarnya merupakan organisasi sosial, dimana Jose Rizal ingin
memperbaiki tanpa melakukan kekerasan. Ia menginginkan evolusi, bukan revolusi.
Di bawah pimpinan Andres Bonifacio, Katipunan menjadi lebih radikal, ia
menghendaki revolusi. Bersama teman-temannya, Bonifacio telah mengadakan
persiapan untuk memberontak kepada pemerintah Spanyol. Bonifacio mendapat
dukungan dari para pengikut Jose Rizal karena ia merahasiakan dari umum bahwa
Rizal tidak setuju terhadap pemberontakan yang akan ia lakukan. Ia bersikap seolah
olah Rizal telah setuju rencana pemberontakannya. Katipunan juga mendapat bantuan
dari orang Tionghoa Filipina, yang memberikan sumbangan dana bagi organisasi ini.
Pada tahun 1896 organisasi ini menerima bantuan senjata yang diselundupkan dari
Jepang dan Hongkong.

6
3. Pada periode ketiga
Pada periode ketiga, setelah Aqwnaldo pergi ternyata perjuangan melawan
penjajah berhenti dan Spanyol tidak menepati janjinya. Aqwnaldo kemudian kembali
ke Filipina untuk memproklamasikan kemerdekaan Filipina pada tanggal 12 Juni
1898. Ia membentuk aliansi bersama Amerika untuk melawan Spanyol hingga tanggal
13 Agustus 1898 Manila jatuh. Melalui Perjanjian Paris 10 Desember 1898 Spanyol
menyerahkan Filipina kepada Amerika dengan menerima uang sebanyak
$20.000.000,00. Kepergian Spanyol dari Filipina justru membuat Filipina ternyata
dikuasai oleh Amerika dan tidak mengakui kemerdekaan Filipina meskipun UUD
dibentuk pada 1898. Perjuangan Aqwnaldo selama dua tahun ternyata belum berhasil
dan pada akhirnya ia ditangkap. Gerilyawan lainnya kemudian melanjutkan
perjuangan hingga tahun 1902.
Amerika kemudian mendapat kecaman dari bangsa Eropa karena dianggap telah
melanggar Doktrin Monroe yang isinya mengatakan Amerika anti Kolonialisme dan
Imperialisme dan dianggap sebagai ancaman baru atas kekuasaannya di Asia. Untuk
meredakan hal tersebut Amerika berdalih bahwa Filipina akan dijadikan model negara
dengan sistem kekuasaan liberal seperti Amerika di wilayah Asia. Akhirnya pada tahun
1919 delegasi Filipina di bawah Manuel Quezon pergi ke Amerika untuk menuntut
kemerdekaan penuh atas Filipina seperti yang pernah dijanjikan oleh Amerika. Amerika
kemudian menjawab dengan The Wood Forbes Mission pada tahun 1922 yang isinya
menyatakan bahwa Filipina belum mampu merdeka. Masyarakat Filipina menolak hal
tersebut dan Senat Filipina meletakkan jabatannya untuk menuntut kemerdekaan penuh.
Masa kekuasaan Amerika di Filipina berlangsung dari tahun 1898 sampai tahun 1946.
3. Masa Kekuasaan Amerika Atas Filipina
1). Periode Tahun 1898-1942.
Amerika melakukan pembinaan terhadap system kekuasaan yang akan
diterapkan di Filipina melalui perjanjian damai dengan para tokoh nasionalis pada
tahun 1907. Isinya, antara lain menjamin kemerdekaan Philipina untuk 50 tahun yang
akan datang.
2). Periode Tahun 1942-1945.
Amerika mengalami kekalahan di Pasifik yang mengakibatkan Filipina dikuasai
oleh Jepang. Pada tanggal 2 Januari 1942 Manila, ibu kota Filipina, jatuh ke tangan
Jepang. Jendral Deuglas Mac Arthur meninggalkan Filipina untuk menyusun

7
pasukan sekutu di Australia. Pada tanggal 6 Mei 1942 seluruh Filipina jatuh ke tangan
Jepang.
Kekalahan Jepang untuk pertama kalinya adalah dalam pertempuran di laut
Karang, yang merupakan titik balik bagi kemenangan Jepang. Sejak itu Jepang
menggunakan bangsa Filipina sebagai teman di bawah Presiden Laurel untuk
menghadapi sekutu. Tetapi dengan mendaratnya Sekutu di Filipina, dan kemudian
kalahnya Jepang terhadap Sekutu maka Republik Filipina terbebas dari Jepang dan
imperium jepang lenyap kembali (22 Oktober 1945).
3). Periode tahun 1945-1946.
Setelah Perang Dunia II selesai, Amerika Serikat menepati janjinya untuk
memberi kemerdekaan kepadaan Filipina.
Pesawat terbang jepang berhasil menenggelamkan kapal perang Price of
wales dan Repulse di Laut Natuna tahun 1942, menyebabkan tentara Sekutu merosot.
Tak lama kemudian Amerika Serikat membuat pesawat terbang B29 untuk
menggempur Jepang dengan menjatuhkan bon atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Maka berakhirlah Perang Dunia II, lebih cepat dari yang diperkirakan.
4. Kemerdekaan Filipina
Baru pada tanggal 4 Juli 1946 Amerika menepati janjinya memberi
kemerdekaan Filipina dengan Manuel Quezon sebagai presiden yang pertama.
Tetapi di awal kemerdekaan tersebut, bangsa Filipina hanya diberikan kemerdekaan
dalam bidang sosial politik saja sebagai wujud pengruh Amerika, sedangkan bidang
ekonomi masih dikuasai oleh Amerika. Begitu juga dengan masalah militer, Amerika
masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer (Clark dan Subic) yang dianggap
sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik setelah usainya perang dunia II. Tokoh-
tokoh pergerakan nasional Filipina yang popular menjelang kemerdekaan Filipina
adalah: Manuel Quezson, Manuel Roxas, dan Romula.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
            Nasionalisme di Filipina dipicu oleh beberapa faktor, yaitu pembentukan sistem
pemerintahan dengan dua model kekuasaan (warisan dari kolonialisme Spanyol) ; yang
pertama, pemerintahan sipil dari setiap daerah dipimpin oleh Gubernur Jenderal yang
kemudian bertanggung jawab terhadap Raja Spanyol. Yang kedua, terdapat pemerintahan
agama yang dipimpin oleh Uskup dan kemudian bertanggung jawab kepada Paus di Roma.
Pada hal ini, pemerintahan agama yang memberikan peran penting dalam membangkitkan
nasionalisme, karena menumbuhkan kesadaran serta mendidik masyarakat Filipina sebagai
misionaris agama Kristen.
            Faktor kolonialisme yang kemudian menjadi penyebab bangkitnya nasionalisme
Filipina antara lain adalah imperialisme Spanyol yang bertindak kejam dan kolot, lahirnya
kaum intelektual atau terpelajar di Filipina, pengekangan yang dilakukan oleh penguasa
gereja terhadap masyarakat Filipina, pengaruh paham liberalisme dan demokrasi yang mulai
menyebar di Filipina setelah dibukanya Terusan Suez, serta adanya pengaruh revolusi
kemerdekaan negara-negara di Amerika Latin yang menentang Spanyol.
            Selama masa kebangkitan nasionalisme di Filipina, terdapat beberapa gerakan yang
bertujuan untuk melawan penjajahan dan imperialisme di Spanyol, yaitu ; Companerismo,
atau yang dikenal dengan arti persahabatan dan didirikan pada tahun 1880 dengan tujuan
mengusahakan pendidikan patriotis masyarakat Filipina. Ada juga Liga Filipina pada tahun
dengan pendirinya yang terkenal yaitu Jose Rizal, yaitu sebuah gerakan pertama pada tahun
1882 yang tujuannya memerdekakan Filipina dengan cara menentang dan memberikan
perlawanan terhadap Spanyol. Selain itu terkenal juga sebuah pemberontakan Katipunan
yang dipimpin oleh Andres Banifacio pada tahun 1893 yang justru kembali gagal pada tahun
1896. Namun nasionalisme terus berlanjut yang kemudian pemberontakan-pemberontakan
dipimpin oleh Euriho Aqwnaldo menghasilkan Perjanjian Biacna Bato oleh pihak Filipina
dan Spanyol (1897). Meskipun pada awalnya perjanjian ini diingkari oleh pihak Spanyol,
namun berkat aliansi yang terjadi antara Filipina dan Amerika berhasil mengusir Spanyol
pergi dari Filipina 13 Agustus 1898 (tepat pada saat Manila jatuh), dan pada tanggal 10
Desember 1898 melalui Perjanjian Paris Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika.
Kejatuhan Filipina ke tangan Amerika tidak membuat mereka lepas dari penjajahan.
Amerika memanfaatkan hal ini untuk menjajah Filipina. Perjuangan melawan Amerika yang

9
dipimpin oleh Euriho Aqwnaldo tetap berlanjut hingga dua tahun lamanya sampai pada tahun
1901, namun tetap saja belum membuahkan hasil. Pada tanggal 1919 delegasi Filipina di
bawah Manuel Quezon pergi ke Amerika dengan membawa tuntutan atas kemerdekaan
penuh. Amerika menjawab dengan dikirimkannya The Wood Forbes Mission pada tahun
1922. Tetapi kemudian pada 6 Mei 1942 seluruh Filipina jatuh ke tangan Jepang, sehingga
mengalami masa pendudukan Jepang. Masa pendudukan Jepang ini berakhir pada tahun
1945-1946 dimana Jepang berhasil ditaklukkan oleh sekutu. Hingga akhirnya pada tanggal 4
Juli 1946 Filipina berhasil mendapatkan kemerdekaannya dari Amerika. 

10
Referensi
Cullinane, Michael. 2003. Ilustrado Politics ; Filipino Elite responses to American Rule,
1898-1908. Manila : Ateneo De Manila University Press.
Senauth, Frank. 2012. The Making of The Philippines. Bloomington : AuthorHouse.
Perdon, Renato. 2008. Footnotes to Philippine History. Boca raton : Universal-Publishers.
Chandler, David P. 1985. In Search of Southeast Asia. Honolulu : University of Hawaii Press.
Dyal, Donald H. 1996. Historical Dictionary of The Spanish American War. Westport :
Greenwood Press.
Valdez, Maria Stella Sibal. 2007. Doctor Jose Rizal and The Writing of His History. Quezon
City : Rex Book Store, Inc.
Halili, Maria Christine N. 2004. Philippine History. Quezon City : Rex Book Store, Inc.
Et Al, Sagmit. 2007. The Filipino Moving Onward. Quezon City : Rex Book Store, Inc.
(Referensi buku dari Paper berjudul Sejarah Perjuangan Filipina,
Disadur kembali dalam Referensi Makalah)
http://www.philippine-history.org/
http://www.anakciremai.com/2009/01/makalah-sejarah-tentang-sejarah.
http://ademamansejarah.webs.com/sejarahasiatenggara
http://elokizra-y-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-Asia Tenggara Kolonialisme dan
Imperialisme di Asia Tenggara.

11

Anda mungkin juga menyukai