Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN INDONESIA DALAM MENANGGAPI KONFLIK


UIGHUR

DISUSUN OLEH :

1. Putri Uswatun Khasanah


2. Rahmayani Agustin Nanda Kusuma
3. Razita Rahmadani
4. Retno Wijiastuti
5. Ridhia Putri Salsabila
6. Risna Setyaningrum

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


SMK KESDAM IV / DIPONEGORO MAGELANG

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah tentang “ Peran
Indonesia Dalam Menganggapi Konflik Uighur ” selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan guna penulisan makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih banyak.
Wassalamualaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

Halaman Awal .......................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A. KONFLIK UIGHUR DAN PEMERINTAH CHINA ............ 3
B. SIKAP INDONESIA TERHADAP KONFLIK UIGHUR .... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................ 8
B. Saran ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara kultural dekat dengan bangsa Turki daripada mayoritas bangsa Han.
Awal abad ke-20 menjadi awal munculnya suku Uighur. Mereka lalu
mendeklarasikan kemerdekaan dengan nama Turkestan Timur. Ini bisa menjadi
penyebab mengapa muslim Uighur dekat dengan bangsa Turki.

Dilansir dari Global Voices, kecurigaaan Beijing terhadap etnis Uighur atau
orang-orang Muslim Uighur berakar sejak dua abad lalu. Penyebab
kecuriagaannya ada 3 yaitu pertama adalah pemeritah china curiga etnis uighur
pemberontak. Nasib malang suku Uighur berawal saat perang dunia pecah. Saat
itu warga Xinjiang, termasuk Uighur, berusaha bergabung dengan Soviet. Namun,
usaha mereka tak berhasil karena pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya
kembali memaksa warga Uighur bertahan dalam wilayah kedaulatan RRC pada
1949.

Sejak itu, warga Uighur dicap punya kecenderungan 'memberontak' oleh


petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi China yang mengutamakan etnis Han
makin memperburuk suasana.

Yang kedua adalah curiga uighur ingin lepas dari RRC. Pemerintah China
juga menaruh rasa curiga pada suku Uighur. Mereka dianggap ingin
melepaskan diri dari RRC. Ditambah lagi muncul isu diskriminasi dari lembaga
Human Right Watch yang mengatakan lebih dari 10 juta suku Uighur dipersulit
untuk membuat paspor.

1
Jika warga Han dengan mudah melenggaang ke luar negeri, petugas
imigrasi mewajibkan mereka menyerahkan puluhan dokumen serta wawancara
untuk memeriksa ideologi politik mereka.

Yang ketiga adalah dituduh masuk jaringan teroris Aksi protes muslim
Uighur atas pengekangan oleh pemerintah China (AP/Seth Wenig). Akibat
diskriminasi tersebut, bangsa Uighur menyerang balik bangsa Han. Sasaran
utamanya adalah para aparat dari etnis Han. Serangan paling keras terjadi pada
Januari 2007. Diperkirakan ada 18 suku Uighur ditembak mati dengan tuduhan
bergabung dengan jaringan teroris internasional.

Bahkan ada kabar serangan militer ke beberapa kampung yang dituding


sebagai sarang teroris. Namun, hal itu dibantah oleh birokrat Partai Komunis
yang masih berkuasa di China.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu konflik uighur dan pemerintah cina ?
2. Bagaimana sikap Indonesia terhadap konflik uighur ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi tentang konflik uighur dan pemerintah cina.
2. Untuk mengetahui sikap Indonesia terhadap konflik uighur.
D. MANFAAT
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang “Konflik
Uighur dan Peran Indonesia Dalam Menanggapinya” dan begitu pula bagi
pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONFLIK UIGHUR DAN PEMERINTAH CINA

Jauh di sebelah barat laut Negeri Tirai Bambu terdengar kabar tentang
etnis Uighur yang mengalami persekusi oleh pemerintah China. Sejarah pertikaian
mereka dengan rezim sudah berlangsung lama, bahkan ketika China masih berupa
kekaisaran. Etnis Uighur yang beragama Islam dan tempat bermukim mereka di
wilayah Xinjiang membetot perhatian dunia akhir-akhir ini. Penyebabnya adalah
kabar sikap represif pemerintah komunis China yang menangkap sekitar 1 juta
warga muslim ke dalam kamp khusus yang lebih mirip penjara.

Di wilayah Xinjiang bermukim sejumlah suku asli yakni Uighur, Khazak,


Hui, Tajik, Uzbek dan Tartar yang seluruhnya memeluk Islam. Sedangkan etnis
Han, Khalkhas, Mongol, Xibe, Manchu, Rusia, dan Daur memeluk keyakinan lain
atau bahkan tidak sama sekali. Islam menyebar di wilayah itu melalui jalur
perdagangan dan penaklukan, atau dengan kata lain perang.

3
Pada masa lampau, Xinjiang berada di bawah kepemimpinan penguasa yang
berganti-ganti. Mereka pernah dipimpin oleh Kekaisaran Uighur Khaganate pada
sekitar abad ke-8 hingga 9 Masehi. Namun, istilah orang Uighur belum lazim
digunakan dan mereka kerap dijuluki 'Orang-orang Turkic'. Pusat kotanya disebut
Urumqi.

Kemudian, Panglima Perang Uzbek, Yakub Beg memimpin rakyat setempat


melawan Dinasti Qing, tetapi berhasil ditaklukkan. Pada 1874 wilayah itu diambil
alih dan namanya diubah menjadi Xinjiang, yang artinya 'Batas Baru'.

Pada 1933 sampai 1934 meletus pemberontakan melawan pemerintah


China. Mereka dibantu oleh Uni Soviet, yang bertujuan mengambil alih wilayah
itu untuk bersatu dengan mereka. Pergolakan itu melahirkan Republik Islam
Turkestan Timur yang hanya berumur satu tahun. Mereka kemudian habis digilas
pasukan Hui dari Divisi 36 Tentara Merah China, yang tunduk kepada Mao Tse
Tung. Mereka menggunakan etnis Hui yang juga Muslim untuk melawan
kelompok separatis. Sisa sisa pemberontak kabur ke wilayah pegunungan.

Pemberontakan kembali terjadi pada 1940-an, yang berhasil


membangkitkan Republik Turkestan Timur (1944-1949). Lagi-lagi pergolakan ini
dibantu oleh Uni Soviet yang ketika itu dipimpin mendiang Joseph Stalin.

4
Ketika Partai Komunis China menang dalam perang sipil dan
menumbangkan Dinasti Qing pada 1949, wilayah Xinjiang kembali diambil alih.
Namun, para pentolan pemberontak menolak istilah Uighur untuk merujuk etnis
mereka. Mereka lebih suka dianggap sebagai suku Turkic. Mereka juga menolak
disamakan dengan etnis Hui, meski sama sama memeluk Islam.

Hal itu bisa dimengerti karena perawakan etnis Uighur berbeda dari Han
atau Hui. Paras dan perawakan mereka lebih condong ke arah Eurasia. Sebagian
ada yang terlihat sipit, sedangkan lainya mirip orang Eropa.

Mao Tse Tung lantas menetapkan status kawasan itu sebagai kawasan
otonomi. Namun, ternyata mereka perlahan-lahan mengirim etnis Han ke wilayah
itu dan kemudian beranak pinak hingga jumlahnya dua kali lipat dari etnis Uighur.

Etnis Uighur sempat bisa bernapas sedikit lega ketika masa kepemimpinan
Deng Xiaoping pada akhir Perang Dingin. Pemerintah memberi mereka
keleluasaan untuk beribadah dan mengaktualisasikan diri serta merawat budaya.
Lagi pula ketika itu Uni Soviet sudah berantakan dan China tidak khawatir
penduduk setempat akan kembali bergolak.

Sayangnya 'bulan madu' itu tak berlangsung lama setelah kelompok radikal
Islam bangkit, dipelopori oleh Al Qaidah. China kembali bersikap keras terhadap
etnis Uighur karena dianggap rentan terpapar radikalisme. Sebab, sejumlah
kelompok perwakilan etnis Uighur dianggap tidak sejalan dengan pemerintah
China.

Organisasi yang menjadi target China adalah Kongres Uighur Dunia (WUC)

5
dan Gerakan Kemerdekaan Turkestan Timur (ETIM). Yang terakhir bahkan
dianggap sebagai kelompok teroris oleh Cina.
Pemerintah China juga dikabarkan memberi perlakuan berbeda terhadap
etnis Uighur, ketimbang Hui yang sama-sama Muslim. Suku Hui dibebaskan
berpuasa saat Ramadan, bebas berhaji, beribadah secara berjemaah dan
membangun masjid. Sedangkan bagi orang Uighur justru sebaliknya.

Dengan gelombang kelompok radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) yang dikhawatirkan tersebar di kalangan Uighur, pemerintah China wajar
jika merasa cemas. Meski sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah etnis
Uighur yang bergabung dengan ISIS.

Alasan itulah yang digunakan pemerintah China membangun kamp khusus


untuk etnis Uighur. Mereka berdalih mendidik kembali suku Uighur supaya tidak
bergolak di masa mendatang.

B. SIKAP INDONESIA TERHADAP KOFLIK UIGHUR

Pemerintah Indonesia belum memberi sinyal akan mengambil tindakan


khusus terhadap kasus penindasan warga muslim Uighur di Provinsi Xinjiang,
Cina, oleh pemerintah setempat.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia pada dasarnya tidak


setuju dengan pelangggaran hak asasi manusia. "Pasti kita semua juga menolak
atau mencegah suatu penindasan kepada hak asasi manusia," kata dia di Hotel
Fairmont. Namun penindasan terhadap umat muslim Uighur, menurut JK,
merupakan masalah internal Cina. "Kalau masalah domestik, tentu kita tidak ingin
mencampuri masalah Uighur. Tapi secara umum, penghentian pelanggaram HAM
juga harus kita perjuangkan," tuturnya.

6
Komite Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan
terdapat satu juta muslim Uighur ditahan pemerintah Beijing tanpa proses hukum.
Menurut Anggota Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial, Gay
McDougall, wilayah otonom Uighur diubah seperti kamp.

Di sana para tahanan diwajibkan mengucapkan sumpah setia kepada


Presiden Cina Xi Jinping. Berdasarkan laporan lainnya, mereka juga dipaksa
meneriakkan slogan Partai Komunis. Kabarnya, para tahanan tidak diberi makan
dengan baik. PBB juga menerima laporan penyiksaan terhadap tahanan. PBB
mendesak pemerintah Beijing untuk mengakhiri penahanan dan segera
membebaskan mereka. PBB juga meminta Beijing memberi data tentang jumlah
orang yang ditahan dan alasan penahanan.

Pemerintah Cina mengakui menahan sejumlah orang. Namun mereka


berdalih tindakan tersebut merupakan upaya untuk mencegah terorisme. Mereka
juga membantah menahan orang tanpa proses hukum. Menurut Cina,
warga Uighur justru mendapat pelatihan keterampilan kerja.

Sampai saat ini, nyaris tidak ada negara atau organ internasional yang
menyerukan mediasi atau intervensi terhadap kasus Uighur, termasuk Indonesia
yang menyatakan kasus Uighur adalah urusan domestik China. Banyak dari
negara-negara lain, termasuk negara-negara Muslim, yang memiliki kerja sama
dan hutang dengan China. Sehingga China bertindak rasional untuk meredam
negara-negara tersebut—khususnya negara-negara Muslim, sebab Uighur
bukanlah satu satunya wacana self-determination di China.

7
Tapi juga ada Taiwan dan Tibet. Bukan tidak mungkin jika satu di antara
mereka lepas, yang lain juga akan melepaskan diri. Meski dalam kasus Taiwan,
lebih jelas lagi karena terkait One China Policy (Kebijakan Satu China). Strategi
geo-ekonomi ini dampaknya berhasil dan mampu membuat negara lain untuk
berpikir tidak merusak hubungan dengan China.

Indonesia memiliki setidaknya tiga landasan mengapa isu Uighur perlu


dicermati. Pertama, landasan Pembukaan UUD’45 dan Pancasila. Bahwa, untuk
“..ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial…” Seperti pernyataan Wapres Jusuf Kalla,
bahwa Indonesia menolak penindasan terhadap HAM.

Tentu setidaknya pernyataan tersebut adalah bukti Indonesia berdiri


bersama mereka yang tertindas. Kedua, landasan keagamaan di mana mayoritas
penduduknya Muslim dan sangat sensitif mengenai isu keumatan. Demonstrasi
damai yang diadakan umat Islam di Indonesia mendorong pemerintah aktif
menyuarakan keadilan bagi Muslim Uighur.

Ketiga, landasan politik luar negeri yang dianut, yaitu “bebas-aktif”.


Indonesia dapat mendorong upaya damai dalam penyelesaian kasus Uighur
menggunakan pendekatan dialogis. Sebagaimana telah dicontohkan dalam kasus
separatisme di Aceh dan Papua. Tapi tetap pada koridor non-intervensi negara lain.

Namun perlu dipahami, bahwa isu Uighur adalah isu politik yang membutuhkan
penyelesaian secara diplomatis—bukan isu kemanusiaan. Berbeda dengan kasus
Rohingya yang mengalami kekerasan horisontal dan vertikal, kasus Uighur
didominasi oleh negara yang menerapkan kebijakan tertentu serta dianggap
merugikan etnis Uighur. Oleh sebab itu, bantuan dalam bentuk donasi amatlah

8
tidak perlu. Umat Islam di Indonesia harus bisa membedakan mana isu politik dan
mana isu kemanusiaan.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jika disimpulkan,solusi masalah Uighur ada tiga yaitu China mesti stop
diskriminasi, Uighur mesti stop minta merdeka, dan bangun komunikasi serta
sikap saling percaya di kedua pihak. Jadikan Uighur pelajaran bagi
Indonesia,jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama. Isu Uighur adalah
kasus dimana kelompok minoritas hidup dalam tekanan.
B. SARAN

Penulis dalam hal ini menyarankan kepada pembaca agar supaya mempelajari
dan menelaah makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Sebagai penyusun
makalah ini tentunya dalam penulisan masih banyak kesalahan dalam penulisan
dan lain sebagai penulis saya menyarankan kepada para pembaca agar memberikan
kritik dan dan saran untuk terbentuknya makalah yang lebih baik .
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan khususnya
pembaca mengenai konflik Uighur.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/news/read/3841516/ini-penyebab-
ketegangan-etnis-uighur-dan-china
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181218161340-113-
354593/jejak-konflik-etnis-uighur-dan-pemerintah-china
https://nasional.tempo.co/read/1156245/sikap-indonesia-pada-
penindasan-muslim-uighur-begini-kata-jk/full&view=ok
https://republika.co.id/berita/pliyh6440/memahami-konflik-uighur-di-
xinjiang-part1

11

Anda mungkin juga menyukai