Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN SISTEM EKONOMI LIBERAL

Sistem ekonomi liberal merupakan sistem ekonomi yang di dalam pelaksanaanya


memberikan kebebasan penuh kepada rakyat dalam menjalankan usaha atau bisnisnya.
Umumnya, masyarakat di suatu negara yang menganut sistem ekonomi liberal memiliki
tujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi secara bebas dan mendapatkan keuntungan yang
sebanyak-banyaknyaSemua orang yang ada di dalam sistem ekonomi ini berhak memutuskan
segala hal yang berkaitan dengan ekonomi mereka sendiri. Sedangkan dalam pelaksanaanya,
sistem ekonomi liberal menganut pada sistem ekonomi pasar dan sangat menjunjung tinggi
hak milik pribadi.Selain disebut juga sebagai sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi ini
juga dikenal sebagai sistem ekonomi pasar bebas, dan juga sistem ekonomi laissez faire.
Setiap negara memiliki hukum ekonomi yang mengaturnya masing-masing. Untuk
mempelajari hukum ekonomi yang ada di Indonesia

Dalam sejarah Indonesia sekitar 1870-1900 disebut dengan masa liberalisme. Di mana
kaum pengusaha Belanda dan modal swasta diberikan peluang oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha kegiatan di Indoensia.Dalam
buku Sejarah Indonesia Abad 19 - Awal Abad 20 (2001) oleh Daliman, para pelaku usaha
Belanda menanamkan modal terutama di industri-industri perkebunan besar baik di Jawa
maupun luar Jawa.Selama masa liberalisme ini, modal swasta dari Belanda dan negara-
negara Eropa lainnya telah mendirikan perkebunan kopi, teh, gula, dan kina yang cukup
besar.Pada masa liberalisme ini juga, sistem tanam paksa di Indonesia sudah dihapuskan.
Dengan bebasnya kehidupan ekonomi dari pemerintah, mendorong perkembangan ekonomi
Hindia-Belanda.Zaman liberal menyebabkan penetrasi ekonomi lebih maju, terutama di Jawa.
Penduduk pribumi di Jawa mulai menyewakan tanah-tanahnya kepada pihak swasta Belanda
untuk dijadikan perkebunan besar.Adanya perkebunan-perkebunan tersebut, memberikan
peluang bagi rakyat Indonesia untuk bekerja sebagai buruh perkebunan.Perkembangan pesat
perkebunan teh, kopi, tembakau, dan tanaman perdagangan lainnya berlangsung antara 1870-
1885. Selama itu pemerintah meraup keuntungan besar.

A. Krisis Perdagangan
Salah satu dampak pelaksanaan sistem ekonomi liberal bagi indonesia yaitu
adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena merosotnya harga kopi.Setelah tahun
1885, perkembangan tanaman perdagangan mulai anjlok. Jatuhnya harga kopi dan gula
di pasar dunia, diakibatkan karena Eropa mulai menanam gula sendiri. Sehingga

1
mereka tidak memerlukan impor gula dari Indonesia.Krisis perdagangan ini
mengakibatkan terjadinya reorganisasi dalam kehidupan ekonomi Hindia Belanda.
Perkebunan besar bukan lagi milik perseorang tetapi diorganisasi sebagai perseroan
terbatas.Pada akhir abad ke-19, terjadi perkembangan dalam ekonomi Hindia Belanda.
Sistem ekonomi liberalisme murni ditinggalkan dan bergantu menjadi sistem ekonomi
terpimpin.Di mana ekonomi Hindia Belanda, khususnya Jawa mulau dikendalikan oleh
kepentingan finansial dan industriil di negeri Belanda dan tidak diserahkan kepada
pemimpin perkebunan besar yang ada di Jawa.

B. Kondisi Masyarakat Masa Liberal


Berdasarkan buku Sejarah Indonesia Modern (1991) oleh M.C Ricklef,
meskipun pada masa liberalisme industri perkebunan di Jawa berkembang pesat,
kondisi kesejahteraan rakyat Indonesia justru mundur.Hal ini karena penduduk di Jawa
semakin bertambah, sehingga memperbesar tekanan terhadap sumber-sumber bahan
pangan.Tanah dengan kualitas terbaik sudah digunakan untuk tanaman dagang,
sehingga padi hanya ditanam di lahan yang tandus.Pembebasan tanam paksa, ternyata
hanya memberikan sedikit perbaikan. Pasalnya pajak tanah dan bentuk pembayaran lain
masih harus dilakukan rakyat kepada pemerintah.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan rakyat Indonesia khususnya
Jawa, di antaranya:
1. Kemakmuran rakyat ditentukan oleh perbandingan jumlah penduduk dengan faktor
produksi lain, seperti tanah dan modal.
2. Rakyat bermodal sedikit, sedangkan jumlah penduduknya banyak.
3. Tingkat kemakmuran belum tinggi, sehingga hanya dijadikan umpan bagi kaum
kapitalis
4. Penghasilan rakyat diperkecil dengan sistem verscoot (uang muka)
5. Sistem tanam paksa dihapus, namun masih berlaku sistem batiq saldo.
6. Krisis tahun 1885 mengakibatkan penciutan kegiatan pengusaha perkebunan gula,
artinya menurunkan upah kerja dan sewa tanah bagi penduduk.

C. Ciri Ciri Sistem Ekonomi Liberal


Suatu negara yang menerapkan sistem ekonomi liberal tentu akan mempunyai
ciri-ciri tertentu. Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh sistem
ekonomi liberal atau ekonomi pasar bebas

2
1. Adanya Kebebasan untuk Berusaha dan Bersaing
Sistem ekonomi liberal sangat memberikan kebebasan kepada para pelaku
usaha. Sistem ini merupakan tempat yang cocok bagi para pemilik usaha untuk
berusaha dan bersaing dalam satu bidang usaha atau yang lainnya. Di dalam sebuah
pasar, tentu akan ada satu ataupun dua bisnis yang bergerak di bidang yang sama.
Sehingga nantinya akan terjadi persaingan antar pedagang.
2. Bebas Mempunyai Alat Produksi Sendiri
Dalam mendukung kegiatan usahanya, para pemilik usaha tentu akan
membutuhkan alat produksi yang sesuai. Dalam hal ini, pemerintah tidak memiliki
hak untuk melarang masyarakatnya mempunyai alat produksi sendiri yang dapat
digunakan untuk mengembangkan usahanya.
3. Segala Kegiatan Ekonomi Didasarkan pada Prinsip Keuntungan (Laba)
Semua pelaku ekonomi atau pemilik usaha bebas melaksanakan kegiatan
ekonomi di bidang apa saja, asalkan memiliki orientasi pada laba atau keuntungan.
Laba merupakan keuntungan yang diperoleh seorang pemilik usaha yang mereka
tekuni.

Negara yg menganut sistem ekonomi liberal Adalah :

1. Albania, 13. Norwegia,


2. Austria, 14. Polandia,
3. Belgia, 15. Portugal,
4. Denmark, 16. Romania,
5. Estonia, 17. Rusia,
6. Finlandia, 18. Spanyol,
7. Perancis, 19. Swedia,
8. Jerman, 20. Switzerland,
9. Yunani, 21. Belarusia,
10. Hungaria, 22. Georgia,
11. Islandia, 23. Irlandia
12. Netherlands,

3
D. Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal
1. Produksi Barang Akan Didasarkan Pada Kebutuhan Pasar
Para pelaku usaha tidak akan membuat suatu produk jika barang tersebut tidak
dibutuhkan oleh konsumen atau masyarakat. Produk yang telah beredar di pasaran
tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu.
2. Hadirnya Produk-Produk Berkualitas
Dengan adanya persaingan pasar yang sangat ketat. Maka akan terjadi
persaingan kualitas produk juga. Dimana para produsen akan berlomba-lomba
membuat produk dengan kualitas tinggi agar masyarakat tertarik untuk
membelinya.
3. Menumbuhkan Sikap Kreatif dan Inovatif Para Pelaku Usaha
Para pemilik usaha tentu akan berusaha keras dalam mengembangkan
kreativitas dan inovasinya dalam membuat produk. Hal tersebut bertujuan agar
produk yang mereka ciptakan berbeda dengan produsen lain dan mempunyai nilai
tambah yang lebih berkualitas dibandingkan dengan produk lain.

E. Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal


1. Adanya Kesenjangan Perekonomian Masyarakat
Kesenjangan yang terjadi di dalam sistem ekonomi liberal yaitu, yang kata
semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Hal tersebut terjadi karena
produsen tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan produk apa yang
seharusnya mereka produksi. Dengan begitu, para produsen tentu akan semakin
kaya. Terlebih untuk produsen yang sudah terkenal, mereka akan semakin maju
dan membuat pedagang baru menjadi kesulitan dalam menarik minat pasar.
Sehingga menyebabkan orang kata akan semakin kaya, dan orang-orang miskin
akan semakin miskin.
2. Adanya Eksploitasi SDA Yang Berlebihan
Pada saat masyarakat membutuhkan produk tertentu, maka akan ada banyak
produsen yang memproduksi barang tersebut secara bersamaan dan besar-besaran.
Hal tersebut akan menyebabkan adanya eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan.
3. Terjadi Persaingan Yang Tidak Sehat Antarpelaku Usaha

4
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sistem ekonomi liberal sangat
berorientasi pada laba. Jadi hal tersebut akan menyebabkan para produsen
berlomba-lomba dalam menarik para konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara
apapun. Oleh karena itu, maka akan terjadi persaingan yang tidak sehat. Para
pemilik usaha akan melakukan berbagai cara untuk bisa memperoleh keuntungan
yang besar.
4. Pedagang Baru Kesulitan Mencari Pendapatan
Para pedagang yang baru akan kesulitan dalam mencari kesempatan menarik
konsumen karena banyaknya pedagang lama yang sudah lebih dulu menguasai
pasar. Oleh karena itu, akan terjadi persaingan yang sangat ketat dan pedagang
baru akan kesulitan mencapai keuntungan. Apabila produk yang dihadirkan oleh
pedagang baru tersebut tidak berkualitas dan tidak memiliki keunggulan. Maka
bisa dipastikan produk mereka tidak akan laku.

F. Tujuan Sistem Ekonomi Liberal


Adapun tujuan dari sistem ekonomi liberal ini yaitu terbagi menjadi tiga
bagian. Pertama, sistem ekonomi liberal bertujuan untuk mengembangkan atau
memberikan kebebasan terhadap pelaku usaha dalam bersaing secara bebas dan
berinovasi secara bebas. Sedangkan yang kedua yaitu hak kepemilikan pribadi atas
semua proses produksi akan diakui. Lalu yang terakhir, terkait penentuan suatu harga
akan dilakukan di dalam pasar oleh masing-masing produsen. Namun tetap sesuai
dengan undang-undang yang sudah berlaku. Disini, pihak pemerintah hanya berperan
sebagai pengatur dan juga penjaga mekanisme yang ada di dalam pasar.

G. Contoh Sistem Ekonomi Liberal


Berikut ini adalah beberapa contoh sistem ekonomi liberal yang perlu Anda
ketahui:
1. Pemerintah Tidak Boleh Mencampuri Kegiatan Ekonomi
Menurut sejarahnya, sistem ekonomi liberal sangat menentang campur tangan
pemerintah. Alasannya, negara seringkali berperan sebagai wadah untuk
menampung kepentingan bisnis yang hanya menguntungkan pihak tertentu saja.
Maka dalam sistem ekonomi ini, pemerintah tidak memiliki peran yang signifikan.
2. Sumber Produksi Akan Dikuasai Pihak Swasta

5
Karena dalam sistem ekonomi ini pihak pemerintah tidak memiliki peran yang
cukup penting. Maka yang terjadi adalah sumber produksi akan bebas dikuasai
oleh pihak swasta.
3. Masyarakat Memiliki Kebebasan Berkreasi dalam Kegiatan Ekonomi
Di dalam sistem ekonomi liberal, kebebasan adalah yang paling dijunjung
tinggi. Maka dari itu, masyarakat mempunyai kebebasan dalam melaksanakan
perdagangan. Baik usaha individu maupun perusahaan berbadan hukum harus
berpikir secara kreatif dan inovatif. Supaya bisa membuat atau mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dan diminati banyak konsumen.
4. Efisiensi Produksi yang Tinggi
Dengan adanya persaingan yang tinggi di dalam masyarakat, membuat
efisiensi produktivitas menjadi semakin tinggi juga. Hal ini bertujuan agar tidak
ketinggalan dengan individu atau badan usaha lainnya.
5. Hak Kepemilikan Pribadi Diakui
Dengan tidak adanya campur tangan pemerintah, maka hak kepemilikan
pribadi diakui kembali.

6
DAFTAR PUSTAKA

htps://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-liberal

------------TERIMA KASIH------------

Anda mungkin juga menyukai